"Hey, Brenda ... milikilah sedikit rasa hormat kepada keluarga mertuamu!" tegur Joshua di telepon usai menemui ayahnya di ruang kerja rumah keluarga Cheng. Lawan bicara Joshua tertawa renyah lalu menjawab sinis teguran yang baginya terasa egois itu, "Hohoho, apa aku tak salah dengar ini? Bagaimana dengan sikapmu sendiri Tuan Muda Cheng? Bukankah kau justru yang menginjak-injak martabat keluarga Yin bahkan dengan menikahiku sementara statusmu pria beristri?!""Ckk ... kita sama-sama diuntungkan, jangan lupakan itu. Kau mendapat banyak harta sebagai kompensasi pernikahan kita dulu. Tentang statusmu, kita akan bicarakan setelah anakmu lahir nanti!" ujar Joshua dengan logis, dia tahu dirinya salah. Namun, wanita bermarga Yin itu pun materialistis."Apa maksudmu dengan statusku? Apa kau ingin bercerai setelah aku melahirkan?" tantang Brenda Yin.Welson Liu yang berada di sisi ranjang Brenda pun ikut menyimak pembicaraan suami istri yang tak pernah akur itu. "Sebaiknya begitu agar kita sa
"Welcome! Akhirnya kamu sampai juga di New York, Jason. Titipkan saja anak dan istrimu ke mama, kita harus segera berkunjung ke mall!" sambut Joshua dengan begitu tergesa-gesa. Dia sama sekali tak memberi Jason kesempatan beristirahat setelah penerbangan jarak jauh dari Pulau K.Nyonya Helena Cheng tak menghiraukan omongan Joshua, wanita berusia lanjut itu memeluk Jason dengan hangat penuh kerinduan lalu bergantian ke Eva dan juga si kecil Ares. "Senang melihat kalian lagi di rumah ini! Kita makan siang dulu saja sebelum Jason sibuk. Ayo langsung ke ruang makan, Semuanya!" ujarnya sambil menggendong Ares.Sedangkan, Joshua yang tak ditanggapi oleh Jason pun menggerutu dalam hatinya, dia benar-benar tak ada waktu untuk beramah tamah karena situasi perusahaan begitu genting. Joshua bergegas mengejar rombongan keluarga kecil dari Pulau K itu ke meja makan."Mama, aku serius ... Jason setelah makan siang harus ikut aku ke mall agar dia tahu situasi di sana dan bisa lekas membantuku mencar
"Mister Jason Cheng, silakan Anda baca isi peralihan jabatan presiden direktur Mall Gladious Sky milik Grup Cheng Yi East Star dari Mister Joshua Cheng ke tangan Anda. Jika sudah sesuai bisa ditanda tangani di kolom yang dibutuhkan!" ujar Notaris Juan Alberto Perez, rekanan dari pengacara kepercayaan di New York.Joshua memandangi adik kembarnya dengan perasaan campur aduk, dia tak rela sebenarnya melepaskan jabatan prestigious miliknya ke Jason. Akan tetapi, situasi mendesak seperti telur di ujung tanduk. Dia tak ingin hancur bila perusahaannya tak segera mendapat pertolongan. Setidaknya Jason adalah adik kembarnya, tak mungkin menghancurkan perusahaan warisan keluarga Cheng. Terkait warisan dari orang tuanya, langkahnya sedikit bodoh karena Jason pada akhirnya justru menerima porsi lebih besar karena limpahan saham dan posisi kepemilikannya di pusat bisnis Cheng Yi East Star di New York.Tuan Winston Cheng mendesak dengan nada kasar, "Tak perlu lama-lama membaca surat pelimpahan ha
"Hubby, kok jam segini sudah pulang? Apa kau baik-baik saja?" tanya Julia Ang ketika menyambut suaminya di dasar anak tangga mansion house mewah di Queens. Joshua berdecak kesal seraya menjawab, "Hari ini aku menyerahkan jabatan presdir mall ke Jason. Itu syarat bantuan darinya untuk mengatasi kekacauan yang terjadi sejak sebulan lalu, kau tahu sendiri 'kan?" Dia naik ke lantai dua menuju ke kamar induk sembari merangkul bahu Julia Ang."Ohh, Jason ada di New York? Berarti kamu bertemu dengan Eva Xin lagi, apa tidak terjadi sesuatu—" Julia Ang menggantung kalimat pertanyaannya."Wanita sombong itu sungguh menyebalkan, aku heran kenapa dulu sempat berpacaran lama dengannya! Dia pamer kemesraan dengan adik kembarku di meja makan kemarin siang. Sudahlah, jangan tanya lagi tentang dia atau Jason, aku malas membicarakan mereka!" cerocos Joshua bernada kesal. Dia membaringkan istrinya ke atas ranjang dan mulai melucuti kancing baju khusus kehamilan satu per satu."Apa kau ingin melakukanny
"Julius, ini gawat! Bagaimana bisa mall milik Grup Cheng Yi East Star sudah dibuka lagi? Tadi mobilku lewat di depan sana dan pengunjung membludak ingin masuk ke mall mereka. Huhh, sialan!" umpat Welson Liu dongkol karena mall miliknya kalah saing. Dia tak mengerti kenapa situasi berbalik 180°, terlalu luar biasa rasanya.Asisten Welson Liu itu sudah gerak cepat memata-matai mall milik Joshua Cheng ketika lampu mall mulai menyala di seberang jalan tempat kerjanya. Julius Ma segera menjawab pertanyaan bosnya, "Saya sudah mengirim anak buah untuk menyelidiki perbaikan mall di seberang mall Grup Liu Dao, Tuan Muda Welson. Ternyata ada perubahan jabatan CEO, Tuan Muda Joshua Cheng kini tak menjabat sebagai Presdir lagi digantikan oleh Jason Cheng."Alis Welson Liu tertaut sengit seraya berpikir, 'Hmm ... sehebat itukah adik kembar Joshua? Dahulu pun aku menukar kamar pengantin dan Jason berhasil mendapatkan Eva Xin dengan mudah.' Dia pun berkata, "Julius, aku ingin berkunjung ke kantor me
"Permisi, Miss. Kami ingin mencari Mister Joshua Cheng!" ujar seorang polisi NYPD berpakaian seragam resmi sambil menunjukkan identitas bersama lencana letnan di tangannya ke sekretaris baru Joshua yang bernama Vivian Feng.Wanita muda berdarah oriental itu beranjak bangkit dari kursi dan menjawab, "Saya tanyakan dulu ke beliau, Sir—""Ini adalah penjemputan tersangka. Menghalangi tugas kami sama juga melawan hukum, Miss. Jangan berbelit-belit, katakan saja bos Anda ada atau tidak di ruangannya?" desak Letnan Bryan Landon mencegat langkah Vivian Feng.Sekretaris Joshua mengangguk dengan mata terbelalak, jantungnya berdetak kencang. Dia masih pegawai yang baru sebulan terakhir ini bergabung di perusahaan Grup Cheng Yi East Star. Letnan Bryan Landon segera mengetok pintu ruangan kerja wakil presdir lalu membuka sendiri pintu tersebut. Di dalam ruangan, Joshua terkejut dan agak bengong melihat semua petugas berseragam NYPD. Mereka berenam melangkah maju hingga ke depan meja Joshua Cheng
"Tolong Anda jangan asal menerobos masuk, Sir!" Sekretaris Welson Liu menahan badan kekar Joshua Cheng yang menyeruduk bersikeras masuk ke ruangan presdir. "Minggir kau! Urusan ini sudah tak bisa ditunda, jangan halangi aku atau kutembak kepalamu, hahh!" sembur Joshua galak seraya menepis ke samping Harold Zimmerman hingga terhuyung-huyung nyaris menyosor lantai.Pintu ruangan presdir menjeblak terbuka lebar. Di atas sofa Welson Liu yang setengah telanjang menindih wanita yang tak asing di mata Joshua. "Nah, bagus sekali kelakuan kalian! Seharusnya aku melaporkan tindakan asusila dan perselingkuhan istri ketigaku ke polisi. Sekarang katakan apa mau kalian?!" teriak Joshua temperamental menunjuk-nunjuk pasangan yang tengah berasik masyuk di sofa kantor presdir Grup Liu Dao.Brenda Yin segera menutupi tubuhnya dengan jas milik Welson Liu. Dia tersipu malu karena kelakuan rendahannya menjadi tontonan gratis para pengawal Joshua Cheng. Sementara itu Welson Liu mengenakan pakaiannya sat
"Di mana Mister Joshua Cheng dirawat, Miss?" tanya Jason di bagian informasi dan resepsionis New York Presbyterian Hospital.Seorang petugas wanita yang berjaga di konter menjawab, "Pasien dirawat di IGD, Sir. Ikuti saja petunjuk lorong sebelah barat gedung utama!"Setelah mengucap terima kasih, Jason bergegas mencari poli IGD rumah sakit high class di New York itu. Dia diikuti selusin pengawal bersetelan jas hitam hingga nampak agak mencolok di pandangan para pengunjung dan karyawan rumah sakit. Namun, Jason merasa pasca penembakan kakak kembarnya, ada baiknya dia waspada dibanding mempedulikan pendapat orang awam.Akhirnya dia menemukan Joshua setelah bertanya ke perawat jaga poli IGD. Kakak kembarnya masih tak sadarkan diri dan dia pun menemui dokter yang merawat Joshua."Sir, kami butuh persetujuan pihak keluarga untuk menjalankan operasi pengambilan peluru dari paru-paru Mister Joshua Cheng. Mohon segera tanda tangani dan diurus administrasi rumah sakitnya agar bisa segera kami k
Tahun-tahun hukuman pidana yang dijalani Welson Liu sama sekali tidak menyeramkan, sekalipun kehidupan dalam penjara itu keras dan menuntut kehati-hatian bersikap serta bertindak. Welson tahu kapan dia harus mengalah sekalipun ditindas penjahat yang menjadi penguasa penjara demi keselamatannya sendiri. Tak jarang dia dihajar hingga memar dan berdarah-darah oleh narapidana lain yang tidak menyukainya. Namun, sipir penjara baik dan menolongnya hingga lama kelamaan dia menjadi tahanan senior. Dia lebih dihargai oleh rekan-rekan satu penjara lain di Wyoming tersebut. Di sana Welson Liu belajar menjadi sosok preman sekalipun tadinya dia seorang tuan muda konglomerat."Welson Liu, ada yang membesukmu. Cepatlah keluar!" seru penjaga penjara di depan pintu sel tahanan sambil membuka kunci gembok.Wajah pria bercambang subur itu terhiasi oleh senyum bahagia. Ini adalah akhir pekan, dia sudah hapal bahwa istri dan anaknya pasti mengunjunginya di Wyoming Correctional Facility. Welson melangkah
"Vonis persidangan Tuan Welson Albertus Liu melawan negara dalam kasus percobaan pembunuhan Tuan Oliver Jason Cheng telah diputuskan yaitu sanksi pidana selama tujuh tahun di Wyoming Correctional Facility, Negara Bagian New York. Demikian putusan dari Hakim Ulysses Malcom!" "TOK TOK TOK!" Palu hakim diketok tiga kali mengakhiri kasus percobaan pembunuhan terhadap Jason Cheng yang merengut nyawa pengemudi mobil.Seisi ruang pengadilan negara bagian New York sontak riuh, pihak keluarga Liu merasakan kesedihan yang mendalam. Sedangkan, keluarga Cheng dan keluarga Xin merasa puas dengan hasil vonis sidang yang baru saja diputuskan oleh hakim.Awak media heboh meliput kasus yang menjadi pusat perhatian publik karena melibatkan dua grup konglomerasi terkaya di China Town. Lampu blitz kamera berkilat-kilat mengabadikan peristiwa tak terlupakan dalam sejarah kelam persaingan bisnis tycoon asal China yang berdarah tersebut.Brenda Yin sambil menggendong Shawn menghentikan rombongan polisi yan
"Ohh ... Mister Jason Cheng!" seru Suster Angelina Collins yang baru saja selesai menyuntikkan obat di pembuluh nadi pasien ICU itu.Jason merasakan sakit yang hebat di bagian kepalanya hingga seperti mau pecah saja, pandangannya masih berputar-putar melihat langit-langit putih di ruang perawatannya. Dia bergumam, "Ugh ... tolong, pusing—" Segera saja perawat berusia awal tiga puluh tahun itu berlari memanggil Dokter Russell Octario di ruangan praktiknya. Kemudian dokter asal Mexico itu bergegas masuk ke ruang ICU untuk memeriksa kondisi pasiennya yang tadinya tak sadar."Apa Anda bisa mendengar kata-kata saya, Sir?" tanya Dokter Russell sambil memeriksa fungsi organ vital Jason dengan stetoskop. "Ya, Dok. Kepala saya sakit sekali dan rasanya berputar-putar!" jawab Jason dengan lemas.Dokter Russell berkata, "Segalanya akan baik-baik saja, dengan kembali sadar, itu sudah sangat bagus. Kami tetap monitor kondisi Anda dan berikan perawatan intensif hingga nanti pulih. Tolong jangan ba
"APA?!" Joshua berteriak seakan tak percaya ketika Arthur Devlinski melaporkan kecelakaan yang menimpa Jason sekeluarga di jembatan tol layang saat berangkat ke Bandara John F. Kennedy tadi pagi."Temani aku ke rumah sakit sekarang, Lucas!" ujar Joshua kepada asisten pribadinya seraya bergegas keluar dari ruangan presdir mall. Jantungnya serasa dipukul kencang, ini kabar buruk yang tak terduga. Joshua diikuti oleh beberapa pengawalnya turun dengan lift. Sebuah mobil sedan telah menunggu di depan pintu lobi utama mall, sopir segera melajukan kendaraan ke rumah sakit. Di dalam mobilnya Joshua menghubungi kepala sekuriti rumah dan mall untuk memeriksa rekaman kamera CCTV di mana mobil yang dipakai Jason dan mengalami kecelakaan itu terparkir sejak kemarin. Tak ada yang nampak kebetulan karena sopir keluarga Cheng yang mengantarkan Jason sekeluarga itu telah melayani selama belasan tahun. Pria paruh baya itu sangat hati-hati bila menyetir mobil, pasti ada yang salah dengan mesin mobilny
"Jason, bisakah kau berkompetisi dengan sportif? Aku memintamu untuk menyalakan listrik mall waktu itu, kenapa masih saja ada gangguan listrik hingga hari ini?" cecar Welson Liu di kantor Jason Cheng.Mendengar protes Welson Liu, tentu saja Jason hanya bisa tertawa. Dia pun menjawab, "Kurasa itu sama sekali bukan karena perbuatanku, tak ada buktinya juga kalau aku yang mengakali aliran listrik mall Grup Liu Dao. Itu hanya sekadar asumsimu saja, Sir!" Joshua pun menimpali dengan kebingungan bercampur kesal di sebelah sofa adiknya, "Seharusnya kau tanyakan ke teknisi PLN, kenapa malah ke Jason? Dia bukan insinyur listrik, dia ini CEO!" Namun, Welson Liu berdecak kesal. "Kau tidak tahu apa-apa, Joshua. Diamlah!" Kemudian dia berkata lagi kepada Jason, "katakan apa syarat darimu agar mallku kembali normal!" "Maaf, aku tak butuh apa pun darimu, Tuan Muda Liu. Aku hanya mengurusi mall Grup Cheng Yi East Star dan nampaknya usahaku sudah cukup berhasil. Lusa aku akan kembali menyerahkan ma
"Master Welson, listrik di mall sudah menyala!" lapor Julius Ma dengan penuh semangat di kantor hotel bosnya.Welson Liu tertawa pongah mendengar berita baik itu, dia berpikir masalahnya telah berakhir. Dia lalu bangkit dari kursi presdir lalu bergegas meninggalkan ruangan untuk meninjau langsung situasi mall pasca delapan hari tutup.Sayangnya bagian sayur dan buah segar mengalami pembusukan akibat lama tanpa pendingin. Lantai juga kotor karena tak ada cleaning service yang bekerja dalam kondisi gelap gulita sepanjang hari."Julius, suruh bagian cleaning service membersihkan semua bagian dalam mall ini! Kita masih belum bisa buka dan menerima pengunjung dalam kondisi berantakan begini!" seru Welson Liu frustasi sembari berkacak pinggang."Tentu, Sir. Segera saya suruh mereka membereskan kekacauan mall!" sahut Julius Ma sigap. Dia segera menelepon kepala bagian kebersihan mall.Dalam waktu kurang dari 24 jam, semua lantai dan dinding mall telah bersih sempurna. Welson Liu pun menyuruh
"Selamat datang, Jason Cheng!" sambut Welson Liu dengan kedua tangan terbuka lalu memeluk tamu kehormatannya."Hmm ... tak usah berbasa basi, Tuan Muda Liu. Kau memiliki apa yang sedang aku cari, bukan? Serahkan kembali Ares kepadaku sebelum aku membawa kasus penculikan anak di bawah umur ini ke jalur hukum!" balas Jason dengan tatapan mata dingin berbahaya.Tawa Welson Liu bergema di ruangan CEO hotel bintang lima itu. Dia mengajak Jason duduk bersamanya di sofa berlapis kulit licin warna hitam. "Kenapa begitu keras kepadaku, Jason? Kita bisa membicarakan ini baik-baik, anakmu itu aman di tempatku. Dia sedang menghabiskan waktu bersama Bibi Brenda Yin!" bujuknya dengan persuasif."Brenda?" Alis Jason berkerut. Wanita itu pernah menjadi bibinya Ares karena menikah dengan Joshua dulu. "Hmm ... baiklah, apa maumu?" lanjut Jason tak ingin bertele-tele dan membuat istrinya cemas berkepanjangan."Nyalakan aliran listrik mallku, kamu pun sudah mendengar permintaanku kemarin, Jason!" jawab W
Brenda Yin yang disuruh menemani keponakannya oleh Welson Liu menunggui hingga Ares siuman dari efek Chloroform di salah satu kamar hotel milik pria itu. Sedangkan, pelayan remaja yang menemani Ares yaitu Lena Chia telah siuman dan duduk di sofa berhadapan dengannya."Bibi—" panggil Ares yang baru tersadar dan duduk di atas ranjang king size. Dia mengedarkan pandangan berkabutnya ke sekeliling ruangan luas nan mewah itu sembari mengucek-ngucek matanya.Kedua wanita berbeda usia itu bergegas menghampiri Ares. Karena takut kepada Brenda Yin, pelayan berusia remaja itu hanya terdiam dan duduk di tepi ranjang menunggu bocah yang diasuhnya bertanya."Lho, Bibi Brenda kok bisa ada di sini? Emm ... ini di mana ya?" tanya Ares polos seraya menatap wajah Brenda Yin yang agak kebingungan menghadapi bocah kecil itu."Ares Sayang, kita di hotel. Apa kamu lapar? Bibi Brenda pesankan makanan enak ya? Sebentar!" jawab wanita cantik itu dengan ramah. Dia tahu itu putra Jason Cheng dan wajah bocah itu
Kantor kerja pria itu telah pindah ke tempat managemen Hotel Honeymoon in New York. Situasi di Mall Golden Lotus masih gelap gulita seminggu ini. Para suplier membatalkan perjanjian promosi potongan harga besar, penyewa lapak di mall meneror setiap hari menuntut ganti rugi akibat bisnis mereka terhenti. Itu membuat Welson Liu mengambil sebuah langkah yang sedikit berbahaya untuk mengamankan bisnisnya agar tidak jatuh pailit."Apa kau sudah mengatur yang kuperintahkan kemarin, Julius?" tanya Welson Liu dari kursi kebesarannya. "Sudah, Master Welson. Saya sudah mengirim beberapa anak buah untuk mengawasi kediaman Cheng. Kita tunggu saja kesempatan itu tiba!" jawab Julius Ma yang selalu dapat diandalkan.Sementara itu beberapa bodyguard Welson mengintai di dalam mobil Land Rover yang terparkir tak jauh dari kediaman Cheng. Mereka menunggu target mereka keluar dari pintu gerbang untuk diculik.Kesabaran mereka membuahkan hasil, setelah jam makan siang bocah balita yang penuh semangat itu