"Welcome! Akhirnya kamu sampai juga di New York, Jason. Titipkan saja anak dan istrimu ke mama, kita harus segera berkunjung ke mall!" sambut Joshua dengan begitu tergesa-gesa. Dia sama sekali tak memberi Jason kesempatan beristirahat setelah penerbangan jarak jauh dari Pulau K.Nyonya Helena Cheng tak menghiraukan omongan Joshua, wanita berusia lanjut itu memeluk Jason dengan hangat penuh kerinduan lalu bergantian ke Eva dan juga si kecil Ares. "Senang melihat kalian lagi di rumah ini! Kita makan siang dulu saja sebelum Jason sibuk. Ayo langsung ke ruang makan, Semuanya!" ujarnya sambil menggendong Ares.Sedangkan, Joshua yang tak ditanggapi oleh Jason pun menggerutu dalam hatinya, dia benar-benar tak ada waktu untuk beramah tamah karena situasi perusahaan begitu genting. Joshua bergegas mengejar rombongan keluarga kecil dari Pulau K itu ke meja makan."Mama, aku serius ... Jason setelah makan siang harus ikut aku ke mall agar dia tahu situasi di sana dan bisa lekas membantuku mencar
"Mister Jason Cheng, silakan Anda baca isi peralihan jabatan presiden direktur Mall Gladious Sky milik Grup Cheng Yi East Star dari Mister Joshua Cheng ke tangan Anda. Jika sudah sesuai bisa ditanda tangani di kolom yang dibutuhkan!" ujar Notaris Juan Alberto Perez, rekanan dari pengacara kepercayaan di New York.Joshua memandangi adik kembarnya dengan perasaan campur aduk, dia tak rela sebenarnya melepaskan jabatan prestigious miliknya ke Jason. Akan tetapi, situasi mendesak seperti telur di ujung tanduk. Dia tak ingin hancur bila perusahaannya tak segera mendapat pertolongan. Setidaknya Jason adalah adik kembarnya, tak mungkin menghancurkan perusahaan warisan keluarga Cheng. Terkait warisan dari orang tuanya, langkahnya sedikit bodoh karena Jason pada akhirnya justru menerima porsi lebih besar karena limpahan saham dan posisi kepemilikannya di pusat bisnis Cheng Yi East Star di New York.Tuan Winston Cheng mendesak dengan nada kasar, "Tak perlu lama-lama membaca surat pelimpahan ha
"Hubby, kok jam segini sudah pulang? Apa kau baik-baik saja?" tanya Julia Ang ketika menyambut suaminya di dasar anak tangga mansion house mewah di Queens. Joshua berdecak kesal seraya menjawab, "Hari ini aku menyerahkan jabatan presdir mall ke Jason. Itu syarat bantuan darinya untuk mengatasi kekacauan yang terjadi sejak sebulan lalu, kau tahu sendiri 'kan?" Dia naik ke lantai dua menuju ke kamar induk sembari merangkul bahu Julia Ang."Ohh, Jason ada di New York? Berarti kamu bertemu dengan Eva Xin lagi, apa tidak terjadi sesuatu—" Julia Ang menggantung kalimat pertanyaannya."Wanita sombong itu sungguh menyebalkan, aku heran kenapa dulu sempat berpacaran lama dengannya! Dia pamer kemesraan dengan adik kembarku di meja makan kemarin siang. Sudahlah, jangan tanya lagi tentang dia atau Jason, aku malas membicarakan mereka!" cerocos Joshua bernada kesal. Dia membaringkan istrinya ke atas ranjang dan mulai melucuti kancing baju khusus kehamilan satu per satu."Apa kau ingin melakukanny
"Julius, ini gawat! Bagaimana bisa mall milik Grup Cheng Yi East Star sudah dibuka lagi? Tadi mobilku lewat di depan sana dan pengunjung membludak ingin masuk ke mall mereka. Huhh, sialan!" umpat Welson Liu dongkol karena mall miliknya kalah saing. Dia tak mengerti kenapa situasi berbalik 180°, terlalu luar biasa rasanya.Asisten Welson Liu itu sudah gerak cepat memata-matai mall milik Joshua Cheng ketika lampu mall mulai menyala di seberang jalan tempat kerjanya. Julius Ma segera menjawab pertanyaan bosnya, "Saya sudah mengirim anak buah untuk menyelidiki perbaikan mall di seberang mall Grup Liu Dao, Tuan Muda Welson. Ternyata ada perubahan jabatan CEO, Tuan Muda Joshua Cheng kini tak menjabat sebagai Presdir lagi digantikan oleh Jason Cheng."Alis Welson Liu tertaut sengit seraya berpikir, 'Hmm ... sehebat itukah adik kembar Joshua? Dahulu pun aku menukar kamar pengantin dan Jason berhasil mendapatkan Eva Xin dengan mudah.' Dia pun berkata, "Julius, aku ingin berkunjung ke kantor me
"Permisi, Miss. Kami ingin mencari Mister Joshua Cheng!" ujar seorang polisi NYPD berpakaian seragam resmi sambil menunjukkan identitas bersama lencana letnan di tangannya ke sekretaris baru Joshua yang bernama Vivian Feng.Wanita muda berdarah oriental itu beranjak bangkit dari kursi dan menjawab, "Saya tanyakan dulu ke beliau, Sir—""Ini adalah penjemputan tersangka. Menghalangi tugas kami sama juga melawan hukum, Miss. Jangan berbelit-belit, katakan saja bos Anda ada atau tidak di ruangannya?" desak Letnan Bryan Landon mencegat langkah Vivian Feng.Sekretaris Joshua mengangguk dengan mata terbelalak, jantungnya berdetak kencang. Dia masih pegawai yang baru sebulan terakhir ini bergabung di perusahaan Grup Cheng Yi East Star. Letnan Bryan Landon segera mengetok pintu ruangan kerja wakil presdir lalu membuka sendiri pintu tersebut. Di dalam ruangan, Joshua terkejut dan agak bengong melihat semua petugas berseragam NYPD. Mereka berenam melangkah maju hingga ke depan meja Joshua Cheng
"Tolong Anda jangan asal menerobos masuk, Sir!" Sekretaris Welson Liu menahan badan kekar Joshua Cheng yang menyeruduk bersikeras masuk ke ruangan presdir. "Minggir kau! Urusan ini sudah tak bisa ditunda, jangan halangi aku atau kutembak kepalamu, hahh!" sembur Joshua galak seraya menepis ke samping Harold Zimmerman hingga terhuyung-huyung nyaris menyosor lantai.Pintu ruangan presdir menjeblak terbuka lebar. Di atas sofa Welson Liu yang setengah telanjang menindih wanita yang tak asing di mata Joshua. "Nah, bagus sekali kelakuan kalian! Seharusnya aku melaporkan tindakan asusila dan perselingkuhan istri ketigaku ke polisi. Sekarang katakan apa mau kalian?!" teriak Joshua temperamental menunjuk-nunjuk pasangan yang tengah berasik masyuk di sofa kantor presdir Grup Liu Dao.Brenda Yin segera menutupi tubuhnya dengan jas milik Welson Liu. Dia tersipu malu karena kelakuan rendahannya menjadi tontonan gratis para pengawal Joshua Cheng. Sementara itu Welson Liu mengenakan pakaiannya sat
"Di mana Mister Joshua Cheng dirawat, Miss?" tanya Jason di bagian informasi dan resepsionis New York Presbyterian Hospital.Seorang petugas wanita yang berjaga di konter menjawab, "Pasien dirawat di IGD, Sir. Ikuti saja petunjuk lorong sebelah barat gedung utama!"Setelah mengucap terima kasih, Jason bergegas mencari poli IGD rumah sakit high class di New York itu. Dia diikuti selusin pengawal bersetelan jas hitam hingga nampak agak mencolok di pandangan para pengunjung dan karyawan rumah sakit. Namun, Jason merasa pasca penembakan kakak kembarnya, ada baiknya dia waspada dibanding mempedulikan pendapat orang awam.Akhirnya dia menemukan Joshua setelah bertanya ke perawat jaga poli IGD. Kakak kembarnya masih tak sadarkan diri dan dia pun menemui dokter yang merawat Joshua."Sir, kami butuh persetujuan pihak keluarga untuk menjalankan operasi pengambilan peluru dari paru-paru Mister Joshua Cheng. Mohon segera tanda tangani dan diurus administrasi rumah sakitnya agar bisa segera kami k
Wanita hamil besar itu tergopoh-gopoh keluar dari lift dan berjalan cepat menuju poli bedah intensif New York Presbyterian Hospital. Ketika mendengar suaminya tertembak di kantor Welson Liu, dia tak dapat menunggu saja di rumah dicekam rasa kuatir. Sebentar lagi dia akan melahirkan buah hati mereka, sungguh menyedihkan bila bayi itu kehilangan sosok ayahnya. Dengan terisak-isak Julia Ang menghampiri bangku tunggu pasien bedah. Dia melihat Jason Cheng yang seharusnya menjadi adik iparnya dan juga istri palsu alias istri ketiga Joshua duduk bersebelahan menatapnya dengan gundah serta kebingungan.Jason bangkit dari tempat duduknya, lidahnya kelu bahkan untuk membahasakan panggilan untuk wanita hamil itu. Sementara Brenda Yin dengan suara sengau berkata mendahuluinya, "Ohh ... rupanya kau sudah mendengar bahwa suamimu nyaris mati hari ini!""Diam! Aku heran ... kita sama-sama hamil, tapi mungkin hanya anak di kandunganku yang berayahkan Joshua Cheng. Bisa-bisanya kau mengharapkan kemati