Share

Part 7

Author: Dian15
last update Last Updated: 2021-10-31 11:05:26

Sebenarnya, Andini tidak terlalu bisa memasak. Dia hanya bisa memasak makanan sederhana saja. Seperti pagi ini, Andini hanya mampu memasak nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya sebagai topping.

Dua piring nasi goreng sudah tersaji di atas meja. Entah bagaimana rasanya, namun Andini puas melihat hasil karya tangannya yang tak pernah di asah dalam hal memasak.

Andini kembali naik ke lantai atas. Bukan untuk membangunkan Angga. Tapi untuk mengganti pakaiannya dengan baju kerja. Sejak awal memang Andini tak mau terlalu banyak ikut campur dalam urusan Angga. Termasuk masalah kapan dia harus bangun dan tidur kembali.

Orang yang dulu sangat dekat seolah tak terpisahkan itu kini bak orang asing yang hidup dalam satu atap.

Andini benar-benar membatasi dirinya agar tak terlalu dekat dengan Angga. Perasaannya sebagai seorang sahabat terasa sulit jika harus di ubah menjadi perasaan sebagai sepasang suami istri meskipun sudah seharusnya begitu.

Cukup lima belas menit saja Andini sudah siap dengan setelan kerjanya. Celana bahan berwarna hitam dengan atasan seragam batik khusus untuk hari Rabu dengan warna jilbab yang menyesuaikan warna baju sudah membalut tubuh indah Andini.

Tubuh ramping tinggi semampai, begitu proposional menjadi impian hampir semua wanita. 

Angga sudah berada di meja makan saat Andini menuruni tangga.

"Cantik banget istriku." Angga memuji Andini.

Bukannya tersipu, Andini justru mengangkat sebelah bibirnya, menandakan bahwa ucapan Angga tak berefek apapun pada hati Andini.

"Dari dulu udah cantik."

Angga mengangguk membenarkan. Andini memang sudah cantik sejak kecil. "Ini masakan kamu atau beli?"

"Memangnya ada orang jualan nasi goreng pagi-pagi begini? Kenapa? Nggak enak, ya? Ya udah jangan di makan!"

"Sensitif amat, Bu. Memangnya aku bilang kalau nasi gorengnya nggak enak?"

Bibir Andini merengut kesal. Mendudukkan dirinya di kursi yang berhadapan dengan Angga lalu mulai menyendok nasi goreng miliknya.

Rasanya tak terlalu buruk untuk ukuran Andini yang baru belajar memasak. Terlalu asin sedikit masih bisa di maklumi oleh lidahnya.

"Aku antar aja." Angga bersuara. Memecah keheningan di antara mereka.

Andini menggelengkan kepalanya, menunggu makanan di mulutnya tertelan untuk membuka suara. "Enggak usah. Nanti pulangnya repot. Kamu masuk malam, kan?" Andini membuka suara setelah makanannya tertelan. Masih mengingat bahwa untuk lima hari ke depan, jadwal Angga untuk masuk malam.

"Aku bisa jemput kamu dulu sebelum ke rumah sakit."

"Enggak usah, Angga. Nanti yang ada kamu malah telat. Udah, deh. Lagian biasanya aku juga berangkat sendiri." Andini berdiri meninggalkan Angga. Membawa dua piring yang sudah tandas isinya itu ke dapur untuk di cuci.

"Seharian ini aku ngapain ya, nggak ada kamu?" Angga sedikit mengeraskan suaranya karena yakin Andini tak begitu mendengarnya karena suara Angga teredam oleh air kran yang menyala.

"Bebas. Mau cari istri baru juga boleh. Habis itu aku di ceraikan," jawab Andini dengan asal.

Berbeda dengan Andini yang terlihat santai dengan ucapannya, Angga justru terlihat kesal dengan sikap Andini yang masih saja menolak pernikahan mereka. Padahal, pernikahan sudah terjadi.

"Ini mulut lemes banget sih, kalau ngomong." Angga mencubit pelan kedua bibir Andini. "Di aamiinin malaikat gimana? Mau jadi janda? Apa susahnya, sih, Ndin jalanin pernikahan ini? Yang menikah dengan sahabatnya nggak cuma kita doang, kok. Tapi mereka bisa bahagia. Bahkan sampai punya anak."

"Itu karena mereka saling cinta, Angga. Nggak kayak kita. Kita menikah karena_"

"Kalau aku cinta sama kamu, kamu mau apa?" Dengan cepat Angga menyela ucapan Andini. Membuat Andini terdiam dengan jantungnya yang berdegup kencang.

"Aku nggak cinta sama kamu, Angga."

Meninggalkan Angga yang masih berdiri di tempatnya, Andini mengambil tas kerjanya dan berangkat bekerja tanpa berpamitan dengan Angga.

Air mata Andini mengalir deras di pipinya. Meratapi nasib dirinya yang di paksa menikah dengan Angga. 

Ya, seharusnya Andini bisa mencoba menerima pernikahan ini dan menjalaninya seperti pasangan yang lainnya.

Andini juga membenarkan, tidak hanya mereka yang menikah dengan sahabat sendiri dan bisa berakhir bahagia. Tapi Andini tidak bisa menerima Angga. Sebab sedikitpun Andini belum bisa melupakan Gilang yang kini entah dimana dan bagaimana kabarnya.

Semua akses komunikasi dengannya di blokir. Andini tidak bisa menghubungi Gilang lagi. Bahkan untuk stalking akunnya saja sudah tidak bisa. Hanya untuk sekedar tahu, bagaimana kabarnya.

***

Semakin hari, Andini semakin menjaga jarak dengan Angga. Apalagi keduanya jarang bertemu karena pekerjaan. Keduanya bagaikan orang asing yang tinggal dalam satu atap.

Saat Angga sudah pulang dari dinas malam, Andini sudah tertidur lelap. Belum juga Angga bangun pagi, Andini sudah berangkat ke kantor. Sore hari, Angga sudah berangkat ke rumah sakit sebelum Andini sampai rumah.

Hal itu membuat Angga semakin sulit untuk mendekati Andini. Semakin sulit untuk membuat Andini mencintainya. 

Berbeda dengan Andini yang terlihat biasa saja meskipun sudah empat hari terakhir tak menyaksikan wajah sahabat yang telah menjadi suaminya.

Andini seolah tak peduli Angga pulang atau tidak, Angga pulang jam berapa. Seandainya tega, Andini juga tidak memikirkan perut lelaki itu. 

Oleh karena itu setiap pagi Andini tetap menyiapkan sarapan. Entah hasil tangannya sendiri, atau dia beli makanan matang di warung depan komplek.

Setelahnya, Andini akan berangkat ke kantor tanpa berpamitan pada Angga yang masih terlelap.

"Hari libur gini mau tetap pergi, Ndin? Apa nggak di rumah aja? Sesekali kasih waktu untuk keluarga."

Hari ini Andini akan pergi bersama teman-temannya. Hal ini sudah di rencanakan jauh-jauh hari. Libur kerja, mereka ingin sesekali refreshing daripada rebahan di rumah. 

"Kita serumah, tapi empat hari kita nggak saling bertatap muka begini. Apa nggak ada niatan untuk memperbaiki hubungan kita?"

Rasanya Angga mulai jengah dengan sikap Andini. Marah boleh, tapi semua sudah terjadi. Dan memang takdir mereka berjodoh. Kenapa Andini tidak bisa berpikir sampai ke sana?

Yang dia pikirkan hanya kesenangannya sendiri tanpa memikirkan perasaan Angga.

"Hubungan yang bagaimana yang harus kita perbaiki, Ga?" tantang Andini. Tak ada rasa takut saat melihat mata Angga yang sudah terlihat marah.

"Terima pernikahan kita. Terima takdir kalau kenyataannya kita berjodoh." Angga meninggikan suaranya.

"Aku nggak bisa, Angga. Aku sayang sama kamu. Tapi tetap sebagai sahabat, bukan suami."

"Tapi kenyataannya sekarang kita ini suami istri."

Angga menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya dengan kasar. Berulangkali dia lakukan untuk meredam emosinya yang mulai memuncak. 

"Apa yang kamu mau?" tanya Angga pelan, namun begitu menusuk hati Andini. 

Ada rasa takut di hati Angga saat Angga bertanya seperti itu. Takut kalau jawaban Andini ternyata meminta perpisahan.

"Kamu minta perpisahan?" pancing Angga dengan penuh penekanan.

Andini terdiam. Sebenarnya ini yang dia mau sejak awal. Tapi entah kenapa hatinya sakit mendengar Angga bertanya seperti itu.

"Akan aku kabulkan jika itu membuatmu bahagia. Jika bersamaku hanya akan menambah luka di hati kamu, maka akan aku kabulkan semua yang kamu minta asalkan kamu bahagia. Aku memang mulai mencintai kamu. Tapi aku tidak bisa berbuat lebih kalau orang yang aku cintai tidak mau bertahan di sampingku menerima pernikahan ini."

Angga berlalu meninggalkan Andini yang masih terdiam dan menundukkan kepalanya. 

Air mata Andini mengalir deras. Hatinya terasa amat sangat sakit mendengar ucapan Angga. Andini akui, dirinya sudah sangat keterlaluan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ananda Ari Susanti
kapan lg ya next episode nya..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 8

    "Hallo, La. Bilang ke temen-temen hari ini aku nggak jadi ikut, ya?""Kenapa, Ndin? Kita udah rencanakan ini jauh-jauh hari, loh. Kamu juga paling antusias waktu kita usul pergi ke pantai."Andini menghembuskan napas pelan. Memang sedikit menyesal tak bisa pergi ke pantai dengan teman-temannya. Tapi sepertinya kali ini rumah tangganya lebih penting dari apapun. Andini tidak bisa pergi dari rumah dalam keadaan Angga yang sedang marah."Iya, maaf. Maaf banget, La. Bilang ke temen-temen aku minta maaf, ya. Have fun buat kalian.""Oke kalau gitu, Ndin. Aku sampaikan ke teman-teman."Andini hanya bisa memperhatikan pintu kamar Angga yang tertutup rapat. Andini tau Angga tengah kecewa kepadanya. Mungkin Angga sudah mulai lelah menghadapi sikapnya yang enggan untuk berdamai dengan keadaan.Mendadak Andini takut kalau Angga benar-benar mengabulkan permintaan Andini selama ini. Yaitu berpisah. Andini takut Angga akan benar-benar menceraikan dir

    Last Updated : 2022-02-14
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 9

    Andini mengerjap pelan. Matanya menyesuaikan cahaya lampu yang menyala dengan terang.Ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, dia mengernyitkan keningnya. Tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan. Seperti ada beban yang menimpa tubuhnya.Seketika Andini menjauhkan tubuhnya saat dia menyadari tubuhnya sedang berada dalam pelukan Angga.Guling yang semalam dijadikan pembatas sudah teronggok di atas lantai. Entah siapa yang membuangnya, yang jelas Andini merasa tidak terima karena Angga mencari kesempatan untuk memeluk dirinya tanpa ijin."Hai, istri," sapa Angga dengan renyah saat matanya juga terbuka setelah merasakan gerakan di sampingnya.Andini memasang wajah datar. "Geli banget dipanggil begitu," balasnya sedikit ketus."Istri orang lain dipanggil begitu seneng, tersipu. Ini kenapa istriku dipanggil begitu malah kayak gini ekspresinya, sih?"

    Last Updated : 2022-02-18
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 10

    Pagi ini Angga dan Andini berangkat bersama. Baru kali ini Andini dengan suka rela mengiyakan permintaan Angga untuk berangkat bekerja bersama.Biasanya Andini akan beralasan kalau naik mobil pasti macet dan bisa jadi terlambat ke kantor.Tapi kali ini Andini tak banyak protes saat mobil Angga terjebak dalam kemacetan panjang. Sudah pukul tujuh. Itu artinya setengah jam lagi Andini harus sudah sampai di kantor kalau tidak mau dipotong gaji.Andini merasa, lebih baik dia berdoa agar mobil Angga segera lepas dari kemacetan daripada dia menggerutu kesal. Membuang-buang tenaga saja."Nanti sore kalau aku belum jemput kamu, kamu pesan taksi online aja, ya. Atau minta dijemput Bayu.""Tuh, kan. Kayak gini kalau bareng kamu, tuh. Belum tentu bisa jemput. Kadang telat jemputnya.""Kamu kayaknya kesel, ya, Ndin? Tapi nggak nolak waktu aku ajak bareng. Apa lagi pengen sama aku terus?""Kalau iya memangnya kenapa?" Da

    Last Updated : 2022-03-18
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Malam Pertama?

    Setiap berangkat bekerja bersama Angga, belum tentu pulangnya bisa dijemput Angga pula.Seperti sore ini, Andini harus pulang dengan naik ojek karena Angga tak bisa menjemputnya karena masih ada pasien.Harusnya Andini percaya. Tapi entah kenapa hatinya tidak bisa tenang. Bayangan Angga akan melakukan hal yang sama dengan dia atasan Andini terus terlihat di depan mata.Rasanya Andini tidak rela jika harus berbagi suaminya dengan wanita lain. Jangan sampai. Andini tidak mau."Hati-hati kalau suami kamu bisa kayak Pak Sandy. Nyesel kamu ntar."Ucapan Lila terus saja terngiang. Andini menggelengkan kepalanya pelan untuk mengenyahkan pikiran buruk itu dari kepalanya.Sesampainya di rumah, Andini langsung membersihkan dirinya. Menyiapkan makan malam yang dia pesan melalui online. Malam ini dia tidak ingin bau dapur. Jadi dia lebih memilih memesan makanan daripada harus memasak.Setelah semuanya selesai, Angga belum juga pulan

    Last Updated : 2022-03-23
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Kembali?

    Mata Andini terpejam. Napasnya terengah menikmati sisa permainan panas yang efek dari pelepasan yang terjadi itu belum juga usai.Angga masih enggan untuk memisahkan diri. Tubuh telanjangnya masih berada di atas tubuh Andini yang berkeringat. Berada di dalam Andini terasa begitu nikmat sampai dia tak ingin terpisah dan ingin kembali mengulangnya lagi nanti setelah keduanya beristirahat."Angga, kamu berat banget. Sesak napas akunya," keluh Andini berusaha untuk menyingkirkan tubuh Angga.Angga tertawa pelan. "Maaf," ucap Angga.Kerutan di kening Andini serta desisan pelan yang keluar dari bibir Andini mengiringi keluarnya milik Angga dari dalam milik Andini.Perih itu kembali terasa. Bersamaan dengan itu, cairan milik Angga yang bercampur dengan darah keperawanan Andini mengalir keluar. Angga tersenyum bangga.Dia menjadi yang pertama bagi Andini. Selama ini, dia hanya bisa melihat Andini sebatas tanpa hijab

    Last Updated : 2022-03-26
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 1

    Parahnya Angga, dia meminta Andini untuk datang kerumahnya hanya untuk mendengarkan kisah cintanya yang kandas lagi.Dan kali ini sepertinya sudah yang paling parah. Hubungannya dengan kekasihnya berakhir disaat hari pernikahan mereka tinggal seminggu lagi."Aku harus gimana, dong, Ndin? Semua sudah siap. Kalau bapak sama ibu tahu soal ini mereka pasti marah besar."Andini memandang Angga yang berjalan mondar-mandir seperti setrika sambil mengacak-acak rambutnya. "Aku mana bisa kasih solusi sih, Ga? Yang pasti harus ngomong ke bapak sama ibu kamu. Lagian cewek kamu ada-ada aja, sih. Rela batalin nikah cuma mau ikut audisi nyanyi. Iya kalau dia bisa lolos. Kalau enggak, apa nggak malu?""Bantu aku ngomong ke bapak sama ibu, ya, Ndin?""Eehhh... Nggak mau. Aku nggak mau ikut campur urusan kamu, ya."Angga bersimpuh di hadapan Andini. Kedua tangann

    Last Updated : 2021-07-28
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 2

    Angga menatap punggung Andini yang bergerak menjauh. Rasa bersalah tentu saja dia rasakan. Tapi Angga juga tidak ada pilihan lain selain menuruti apa kata orangtuanya yang tidak ingin menanggung malu karena anaknya batal menikah.Dan kandidat satu-satunya adalah Andini. Sahabatnya yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh kedua orangtuanya.Angga merasa tidak berguna karena sudah membuat sahabatnya sedih. Pernikahan ini tidak mudah di terima oleh Andini. Semua salahnya yang terlalu buru-buru untuk menikahi Vika tanpa mencari tahu bagaimana watak gadis itu terlebih dahulu.Saat pertama mengenal Vika sampai pada akhirnya Angga memberanikan diri untuk melamarnya, Vika selalu menunjukkan sikap yang baik. Entah di depan Angga ataupun di depan orangtua Angga.Vika juga pernah bercerita kalau dia memiliki mimpi untuk menjadi seorang penyanyi yang terkenal. Dia memiliki suara yang bagus dan tergabung dalam sebuah grup campursari yang sering di m

    Last Updated : 2021-07-29
  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 3

    Perjalanan pulang, Andini tidak dibiarkan untuk naik motor Bayu. Malam sudah menyapa dan udara begitu dingin. Andai bisa, Bayu sendiri diminta untuk naik mobil. Tapi motor Bayu tidak ada yang membawa pulang atau tidak ada tempat penitipan motor di sekitar bukit tersebut.Lagi pula, Bayu sendiri lebih memilih untuk naik motor ketimbang naik mobil. Selain membanggakan dirinya adalah laki-laki, Bayu juga mengatakan bahwa dia tidak ingin mengganggu Andini dan Angga yang barangkali ingin berduaan saja.Andini memutar bola matanya. Jengah mendengar godaan Bayu. Kalau saja Andini bisa, Andini juga lebih memilih untuk naik motor bersama Bayu. Tapi Angga mengancam akan menelepon ayah Andini jika Andini tidak menuruti keinginan Angga.Andini kesal. Dengan kasar dia membuka pintu mobil Angga dan menutupnya dengan keras. Mentang-mentang ayahnya tidak bisa di bantah, hal itu di jadikan senjata bagi Angga."Mampir toserba dulu, ya.""Buat apa?

    Last Updated : 2021-07-30

Latest chapter

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Kembali?

    Mata Andini terpejam. Napasnya terengah menikmati sisa permainan panas yang efek dari pelepasan yang terjadi itu belum juga usai.Angga masih enggan untuk memisahkan diri. Tubuh telanjangnya masih berada di atas tubuh Andini yang berkeringat. Berada di dalam Andini terasa begitu nikmat sampai dia tak ingin terpisah dan ingin kembali mengulangnya lagi nanti setelah keduanya beristirahat."Angga, kamu berat banget. Sesak napas akunya," keluh Andini berusaha untuk menyingkirkan tubuh Angga.Angga tertawa pelan. "Maaf," ucap Angga.Kerutan di kening Andini serta desisan pelan yang keluar dari bibir Andini mengiringi keluarnya milik Angga dari dalam milik Andini.Perih itu kembali terasa. Bersamaan dengan itu, cairan milik Angga yang bercampur dengan darah keperawanan Andini mengalir keluar. Angga tersenyum bangga.Dia menjadi yang pertama bagi Andini. Selama ini, dia hanya bisa melihat Andini sebatas tanpa hijab

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Malam Pertama?

    Setiap berangkat bekerja bersama Angga, belum tentu pulangnya bisa dijemput Angga pula.Seperti sore ini, Andini harus pulang dengan naik ojek karena Angga tak bisa menjemputnya karena masih ada pasien.Harusnya Andini percaya. Tapi entah kenapa hatinya tidak bisa tenang. Bayangan Angga akan melakukan hal yang sama dengan dia atasan Andini terus terlihat di depan mata.Rasanya Andini tidak rela jika harus berbagi suaminya dengan wanita lain. Jangan sampai. Andini tidak mau."Hati-hati kalau suami kamu bisa kayak Pak Sandy. Nyesel kamu ntar."Ucapan Lila terus saja terngiang. Andini menggelengkan kepalanya pelan untuk mengenyahkan pikiran buruk itu dari kepalanya.Sesampainya di rumah, Andini langsung membersihkan dirinya. Menyiapkan makan malam yang dia pesan melalui online. Malam ini dia tidak ingin bau dapur. Jadi dia lebih memilih memesan makanan daripada harus memasak.Setelah semuanya selesai, Angga belum juga pulan

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 10

    Pagi ini Angga dan Andini berangkat bersama. Baru kali ini Andini dengan suka rela mengiyakan permintaan Angga untuk berangkat bekerja bersama.Biasanya Andini akan beralasan kalau naik mobil pasti macet dan bisa jadi terlambat ke kantor.Tapi kali ini Andini tak banyak protes saat mobil Angga terjebak dalam kemacetan panjang. Sudah pukul tujuh. Itu artinya setengah jam lagi Andini harus sudah sampai di kantor kalau tidak mau dipotong gaji.Andini merasa, lebih baik dia berdoa agar mobil Angga segera lepas dari kemacetan daripada dia menggerutu kesal. Membuang-buang tenaga saja."Nanti sore kalau aku belum jemput kamu, kamu pesan taksi online aja, ya. Atau minta dijemput Bayu.""Tuh, kan. Kayak gini kalau bareng kamu, tuh. Belum tentu bisa jemput. Kadang telat jemputnya.""Kamu kayaknya kesel, ya, Ndin? Tapi nggak nolak waktu aku ajak bareng. Apa lagi pengen sama aku terus?""Kalau iya memangnya kenapa?" Da

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 9

    Andini mengerjap pelan. Matanya menyesuaikan cahaya lampu yang menyala dengan terang.Ketika dia berusaha menggerakkan tubuhnya, dia mengernyitkan keningnya. Tubuhnya terasa sulit untuk digerakkan. Seperti ada beban yang menimpa tubuhnya.Seketika Andini menjauhkan tubuhnya saat dia menyadari tubuhnya sedang berada dalam pelukan Angga.Guling yang semalam dijadikan pembatas sudah teronggok di atas lantai. Entah siapa yang membuangnya, yang jelas Andini merasa tidak terima karena Angga mencari kesempatan untuk memeluk dirinya tanpa ijin."Hai, istri," sapa Angga dengan renyah saat matanya juga terbuka setelah merasakan gerakan di sampingnya.Andini memasang wajah datar. "Geli banget dipanggil begitu," balasnya sedikit ketus."Istri orang lain dipanggil begitu seneng, tersipu. Ini kenapa istriku dipanggil begitu malah kayak gini ekspresinya, sih?"

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 8

    "Hallo, La. Bilang ke temen-temen hari ini aku nggak jadi ikut, ya?""Kenapa, Ndin? Kita udah rencanakan ini jauh-jauh hari, loh. Kamu juga paling antusias waktu kita usul pergi ke pantai."Andini menghembuskan napas pelan. Memang sedikit menyesal tak bisa pergi ke pantai dengan teman-temannya. Tapi sepertinya kali ini rumah tangganya lebih penting dari apapun. Andini tidak bisa pergi dari rumah dalam keadaan Angga yang sedang marah."Iya, maaf. Maaf banget, La. Bilang ke temen-temen aku minta maaf, ya. Have fun buat kalian.""Oke kalau gitu, Ndin. Aku sampaikan ke teman-teman."Andini hanya bisa memperhatikan pintu kamar Angga yang tertutup rapat. Andini tau Angga tengah kecewa kepadanya. Mungkin Angga sudah mulai lelah menghadapi sikapnya yang enggan untuk berdamai dengan keadaan.Mendadak Andini takut kalau Angga benar-benar mengabulkan permintaan Andini selama ini. Yaitu berpisah. Andini takut Angga akan benar-benar menceraikan dir

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 7

    Sebenarnya, Andini tidak terlalu bisa memasak. Dia hanya bisa memasak makanan sederhana saja. Seperti pagi ini, Andini hanya mampu memasak nasi goreng dengan telur ceplok di atasnya sebagai topping.Dua piring nasi goreng sudah tersaji di atas meja. Entah bagaimana rasanya, namun Andini puas melihat hasil karya tangannya yang tak pernah di asah dalam hal memasak.Andini kembali naik ke lantai atas. Bukan untuk membangunkan Angga. Tapi untuk mengganti pakaiannya dengan baju kerja. Sejak awal memang Andini tak mau terlalu banyak ikut campur dalam urusan Angga. Termasuk masalah kapan dia harus bangun dan tidur kembali.Orang yang dulu sangat dekat seolah tak terpisahkan itu kini bak orang asing yang hidup dalam satu atap.Andini benar-benar membatasi dirinya agar tak terlalu dekat dengan Angga. Perasaannya sebagai seorang sahabat terasa sulit jika harus di ubah menjadi perasaan sebagai sepasang suami istri meskipun sudah seharusnya begitu.

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 6

    Weekend, hari yang paling di tunggu oleh Andini. Dia bisa bangun siang sesuka hatinya tanpa takut terlambat pergi bekerja.Tapi, harapan tinggal harapan. Angga memaksanya untuk bangun karena mereka akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk membeli isi kulkas dan perabotan yang lainnya yang belum ada di rumah baru mereka.Belanja adalah hal yang membahagiakan bagi Andini. Tapi kali ini tidak karena belanjanya dengan lelaki yang dia rasa kini sangat menyebalkan baginya.Andini seolah lupa kalau sebelum mereka di nikahkan, mereka adalah sepasang sahabat yang seperti tidak bisa di pisahkan oleh apapun. Tapi kini, Andini menganggap Angga seperti orang asing, yang baru saja masuk ke dalam hidupnya dan merusak tatanan hidupnya.Terpaksa Andini mengikuti Angga meskipun dengan tampang kusutnya. Bibir mengerucut, tatapan matanya yang galak yang harus Angga nikmati sepanjang perjalanan ke mall."Beli mesin cuci dulu dan yang lainnya dulu ya, Ndin."

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 5

    "Sepertinya nama pengantin wanitanya yang tertulis di undangan bukan Andini. Tapi Vika atau siapa, gitu." "Iya, bener. Apa jangan-jangan yang ini udah di hamili duluan sama anaknya Pak Lurah." "Bisa jadi tuh. Mereka berdua kan, sering kemana-mana bareng. Ya kemana perginya kalau nggak kayak gituan." "Aduh, pergaulan anak jaman sekarang ngeri, ya, buk." "Jangan suka fitnah, ibu-ibu. Saya dengar si Vika itu lebih pilih ikut audisi nyanyi daripada melanjutkan pernikahannya dengan Angga." "Oh, begitu? Jadi, mungkin saja yang ini hanya di jadikan pengantin pengganti begitu, ya, Mama Helen? Aduh, kasian, ya, kalau begitu ceritanya. Bisa-bisa nanti yang ini di tinggalin kalau si Vika itu udah sukses dan balik lagi ke sini." "Keluarga Pak Seno mau aja, ya, anaknya di manfaatkan?" "Siapa yang bisa nolak, sih, Mama Karen kalau bisa jadi besannya kepala desa? Anak mantunya udah mapan, pekerjaannya dokter, ganteng lagi. Paket komplit i

  • Malam Pertama Dengan Sahabat   Part 4

    Hari yang dinanti oleh keluarga Angga dan Andini akhirnya tiba. Hari Minggu, 3 November 20xx menjadi hari dimana dua insan itu di persatukan dalam ikatan yang suci. Andaikan semua ini sesuai dengan pernikahan yang diimpikan oleh Andini dan juga pasangan yang Andini inginkan, pasti akan terasa membahagiakan bagi Andini. Sayangnya, dirinya hanya pengantin dadakan yang di minta untuk mengganti posisi Vika untuk menjadi pendamping Angga. Dirinya hanya di jadikan alat agar orangtua Angga tidak malu karena pernikahan anaknya gagal. Ya, harusnya Andini sadar akan hal ini sejak awal. Tapi Andini justru terlalu larut dalam kesedihannya. Sehingga tidak sadar bahwa hari pernikahannya telah tiba. Andini menuruni tangga. Dia terlihat sangat cantik dalam balutan gaun dengan detail kerah V-neck yang cantik. Gaun dengan aksen bordir bunga yang elegan dan warna pastel memberikan tampilan yang anggun dan manis secara instan. Gaun brokat yang mo

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status