Share

Bab 21

"Ya." Preston mengiakan.

Livy mengangguk, lalu menggigit bibirnya. Dia tidak berani bertanya tentang wanita bernama Sylvia. Karena Preston tidak berniat memberitahunya, dia pun menunduk dan tidak berbicara lagi.

Itu seharusnya adalah wanita yang dicintai Preston. Jika tidak, mana mungkin Chloe berbicara seperti itu.

"Tugasmu selesai malam ini. Kamu nggak perlu turun lagi. Istirahat saja di kamar." Usai melontarkan ini, Preston hendak meninggalkan kamar. Sebelum keluar, dia bertanya, "Kamu bisa sendirian, 'kan?"

Livy segera mengangguk. "Bisa kok, nggak usah pedulikan aku."

Preston mengejapkan matanya. Setelah hening sejenak, dia berpesan, "Ya sudah. Kalau ada urusan, telepon saja aku."

Livy termangu sesaat. Hatinya seketika terasa hangat. Dia tanpa sadar tersenyum lebar dan berkata, "Baik."

Preston menelan ludah. Tatapannya tertuju pada lesung pipi Livy. Untuk sesaat, muncul dorongan besar dalam hatinya. Kenapa memangnya jika dia tidak menghadiri pesta? Di rumah ini, dia sudah terbiasa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status