Share

Cekcok

            Angin malam Kota Jakarta yang kasar dan kotor bertiup menerbangkan anak rambut Hana. Berkali-kali Hana tampak sibuk membenahi anak rambutnya. Bahkan terhitung lebih sering membetulkan anak rambutnya daripada bicara dengan pria yang duduk di seberang mejanya.

            “Kenapa akhirnya kamu mau ketemu sama aku?” Hana menggigit sedikit lapisan bibirnya yang kering, menahan bibirnya agar tidak tersenyum kaku menyadari betapa konyol pertanyaannya barusan.

            Jelas Arya mau. Bagaimana tidak, Hana mengiming-imingi Arya dengan embel-embel mengikhlaskan uang sepuluh jutanya. Tapi sebenarnya, jauh di dalam hati Hana mau mendengar alasan yang entah. Entah itu kalimat kangen, kalimat ingin bertemu dengan Hana karena rindu, atau sejenisnya.

      &

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status