Home / Rumah Tangga / Mahar 10 Miliar Wanita Sombong / BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

Share

Mahar 10 Miliar Wanita Sombong
Mahar 10 Miliar Wanita Sombong
Author: Gataaa

BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

Author: Gataaa
last update Last Updated: 2025-03-06 14:29:44

Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa.

Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar.

Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikah

dengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar."

Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?"

Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tidak berpikir kau wanita seperti apapun. Aku hanya manawarkan kesepakatan yang menguntungkan kita berdua."

Alea menatap pria itu lebih dalam, mencoba mencari celah di balik ekspresi dinginnya. Seumur hidupnya, ia sudah sering bertemu dengan pria kaya yang berusaha mendapatkan perhatiannya dengan berbagai cara. Bunga, perhiasan, liburan mewah semuanya sudah terlalu biasanya baginya. Namun, Reyhan berbeda. Dia datang dengan pendekatan yang langsung, tajam dan berani. Tidak ada rayuan manis, tidak ada usaha untuk mencuri hatinya enggan romantisme klise.

"Dan apa yang membuatmu berpikir aku akan tertarik dengan tawaran konyol mu ini?" Alea bertanya, menyadarkan punggunya ke kursi, matanya menyipit menatang.

Reyhan menyenderkan sikunya ke meja, jari-jarinya saling bertaut, menatapnya dengan ekspresi yang sulit di baca. "Aku tau kau wanita yang realistis, kau tidak butuh cinta yang penuh drama, melainkan kau butuh kestabilan, kekuatan dan jaminan hidup. Aku bisa memberikan itu."

Alea terkekeh lagi, kali ini lebih keras. "Kau bicara seolah mengenal ku lebih baik."

"Aku sudah melakukan risetku," jawab Reyhan santai.

Alea mendadak merasa tidak nyaman, ia memang wanita yang sering menjadi pusat perhatian, tapi mengetahui bahwa seseorang -melakukan riset- terhadap dirinya membuatnya merasa seolah sedang menjadi subjek eksperimen.

Ia meletakan cangkir kopinya dengan sedikit lebih keras dari yang seharusnya. "Dengar Tuan Reyhan. Aku bukan wanita yang bisa dibeli, aku tidak butuh uangmu."

Reyhan mengangguk pelan, seolah sudah menduga jawaban itu. "Mungkin saat ini kau merasa begitu, tapi dunia ini penuh dengan ketidak pastian. Siapa tau di masa depan, kau akan melihat tawaran ku dari sudut pandang yang berbeda."

Alea hampir mendengus, "Kau terlalu percaya diri, tuan."

Reyhan menatap dengan ekspresi misterius, "Dan kau terlalu sombong."

Alea terdiam sejenak, kata-kata itu meskipun diucapkan dengan nada datar, seperti sebuah tamparan halus yang menyelinap kedalam kesadarannya.

"Aku menyebutnya percaya diri," balas alea akhirnya, tidak ingin kalah dalam permainan kata-kata ini.

Reyhan tertawa kecil, sebuah tawa rendah yang nyaris terdengar menawan jika saja tidak diucapkan oleh pria yang barusan menawarkan pernikahan dengan nilai sepuluh miliar. "Baiklah, aku tidak akan memaksamu sekarang. Tapi tawaranku tetap terbuka."

Lalu, sebelum Alea sempat merespon, pria itu berdiri merapikan jasnya, dan bersiap untuk pergi.

"Tunggu," Alea menahan Reyhan, sebelum ia melangkah pergi. "Kau belum menjawab satu pertanyaanku."

Reyhan menatapnya dalam-dalam, "Apa?"

"Untuk apa kau melakukan ini, Apa untungnya menikahi ku dengan mahar sebanyak itu?"

Reyhan terdiam sejenak sebelum menjawab, suaranya tenang namun penuh misteri. "Alasanku bukan sesuatu yang bisa aku jelaskan dalam satu kalimat, Alea tapi kau akan mengetahuinya nanti."

Lalu, tanpa menunggu reaksi Alea, ia berbalik dan melangkah keluar dari cafe, meninggalkan wanita itu dengan segudang pertanyaan yang berputar di kepalanya.

Saat melihat sosok pria itu menghilang di balik pintu kaca, Alea mendengus dan bersandar ke kursinya, menatap kopi yang sudah mulai dingin.

Reyhan benar, tawaran itu memang menggelitik. Tapi, bukan berart ia akan menerimanya.

Setidaknya, belum.

Alea menghela napas pajang, mencoba menenangkan pikirannya yang mendadak penuh dengan pertannyaan yang belum menemukan jawabannya. Tawaran Reyhan memang gila, tapi entah kenapa kata-kata pria itu terus terbayang di benaknya.

Ia mengeluarkan ponselnya, jari-jarinya mengetik cepat di mesin pencarian. Reyhan Adinata, dalam hitungan detik, berbagai artikel, berita bisnis, dan foto-foto pria itu muncul di layar.

CEO muda dengan aset triliunan.

Pengusaha sukses di bidang properti dan teknologi.

Pria misterius yang jarang terekspos media.

Alea mengklik salah satu artikel, membaca dengan cepat setiap baris informasi yang tersedia. Semua yang tertulis di sana menunjukkan bahwa Reyhan bukanlah pria biasa. Ia bukan sekadar pria kaya, tapi juga memiliki kekuatan dan pengaruh besar di dunia bisnis.

Namun, semakin Alea membaca, semakin banyak pertanyaan yang muncul. Jika Reyhan sudah memiliki segalanya—uang, kekuasaan, dan status—mengapa ia sampai harus menawarkan pernikahan dengan mahar fantastis kepada seorang wanita seperti dirinya?

Alea menggigit bibirnya, pikirannya berputar cepat. Apakah ini bagian dari sebuah permainan? Apakah Reyhan memiliki niat tersembunyi?, Ataukah ada sesuatu yang lebih besar di balik tawaran itu?

Ia menatap layar ponselnya, lalu kembali memikirkan tatapan tajam Reyhan sebelum pria itu pergi. Tatapan yang penuh keyakinan, seolah ia sudah tahu bahwa pada akhirnya Alea akan menerima tawarannya.

Alea mendengus, menutup ponselnya dan meneguk sisa kopinya yang kini sudah dingin.

"Seperti aku akan tertarik pada pria seperti itu," gumamnya pelan.

Namun jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa ini bukan akhir dari segalanya. Ini baru permulaan.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Gaguk Subaharsyah
wowwww bagusss
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

    Last Updated : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

    Last Updated : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

    Last Updated : 2025-03-10
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

    Last Updated : 2025-03-11

Latest chapter

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

    Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa. Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar. Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikahdengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar." Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?" Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tid

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status