Beranda / Rumah Tangga / Mahar 10 Miliar Wanita Sombong / BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

Share

BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

Penulis: Gataaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-10 17:43:18

Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi.

Reyhan.

Nadine.

Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.

Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?

Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.

Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?

____________________________________

Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.

Atau..... setidaknya seharusnya begitu.

Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.

Dan seseorang bersandar santai di pintunya.

Reyhan

Alea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."

Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku, bukan tunanganmu."

Reyhan mengangkat bahu, "Itu bukan yang Nadine pikirkan sekarang."

Alea mendelik tajam, "Itu masalahmu, bukan masalahku."

"Tapi ini bisa menjadi masalah kita berdua," balas Reyhan santai.

Alea mengerang furustasi, "Aku tidak punya waktu untuk drama ini, Reyhan."

Reyhan tertawa kecil, "Tenang saja, hari ini aku tidak akan membicarakan perikahan atau Nadine."

Alea menyipitkan matanya curiga, "lalu kenapa kau datang?'

Reyhan membuka pintu mobil, "aku ingin mengajak u bersenang-senang."

Alea menantap skeptis, "Bersenang-senang?"

Reyhan tersenyum misterius. "Kau akan tau kalau ikut denganku."

Alea ingin menolak, benar-benar ingin.

Tapi, ada sesuatu dalam cara Reyhan menatapnya yang membuatnya ragu.

Dan sebelum dia menyadarinya, kakinya sudah melangkah masuk ke dalam mobil.

Beberapa jam kemudian, Alea menatap ke sekeliling dengan bigung.

Di tidak meyangka bahwa 'bersenang-senang' versi Reyhan berarti membawa dirinya ke sebuah taman hiburan terbesar di kota ini.

"Seirus?" Alea menatap pria di sebelahnya dengan alis terangkat. "Aku mengira kau akan mengajaku ke tempat mewah atau restoran bilang lima."

Reyhan hanya tersenyum. "Itu terlalu biasa, aku ingin melakukan sesuatu yang berbeda."

Alea masih menatapnya dengan ragu, "Kau yakin pria sekaya dirimu tidak akan malu terlihat di tempat ini?'

Reyhan terkekeh "Kau pikir aku tidak pernah ke taman hiburan?"

Alea melipat tanganya di dada, "Aku sulit membayangkan kau naik komedi putar."

Reyhan tertawa kecil, "Maka kau harus melihatnya sendiri."

Dan sebelum Alea bisa membalas, Rehan sudah menarik tanganya membawanya masuk ke dalam taman hiburan yang penuh dengan anak-anak dan keluarga yang bersenang-senang.

Alea mencoba mengabaikan peasaan aneh yang muncul saat tangan Reyhan mengenggam tanganya.

Kenapa ia tidak melepaskannya?

Dan... kenapa Alea tidak menolak?

____________________________________

Selama beberapa jam berikutnya, Alea terkejut karena menemukan sisi lain dari Reyhan yang tidak perah ia bayangkan.

Pria itu ternyata bukan hanya sekedar pengusaha kaya yang dingin dan penuh rencana. Dia juga seseorang yang bisa tertawa lepas saat naik roller coaster, seseorang yang bisa tersenyum tulus ketika bermain lempar bola dan mendapatkan boneka besar untunya, dan seseorang yang bisa bercanda tanpa terlihat seperti pria arogan yang selama ini Alea kenal.

"Tidak kusangka kau bisa menikmati ini," kata Alea ketika mereka duduk di bangku taman, menikmati es krim yang baru saja mereka beli.

Reyhan menatapnya lama. "Aku juga manusia, Alea."

Alea menatapnya lama, "Tapi kau berbeda dari yang aku kira."

Reyhan mengangkat alis, "Dalam arti baik atau buruk?"

Alea berpikir sejenak, "Aku belum memustuskan."

Reyhan tertawa kecil, "Kalau begitu, aku akan memastikan agar kau berpikir baik tentangku."

Alea hanya mendesah, tetapi tidak bisa menyembunyikan senyum kecil yang muncul di bibirnya.

Entah sejak kapan, dia mulai menikmati waktu yang dia habiskan dengan Reyhan.

Dan itu sedikit...... menakutkan.

____________________________________

Saat matahari mulai tenggelam, mereka memutuskan untuk berjalan santai sebelum pulang.

Alea tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dia merasa se-rileks ini. Tanpa sadar, dia mencuri pandang ke arah Reyhan.

Pria itu tampak lebih santai daripada biasanya, dengan kemeja putih yang lengannya di gulung hingga ke siku, dan senyum kecil yang selalu muncul di bibirnya.

"Kau tau, ini pertama kalinya aku pergi ke taman hiburan sejak bertahun-tahun lamanya," kata Reyhan tiba-tiba.

Alea menoleh "Serius?"

Reyhan mengangguk "Terakhir kali aku kesini, aku masih kecil. Bersama kedua orang tuaku."

Alea bisa merasakan ada sesuatu dalam nada suara Reyhan. Sesuatu yang berbeda

"Kau dekat dengan mereka?," tanyanya hati-hati.

Reyhan tersenyum tipis, tetapi kali ini ada kesedihan di matanya. "Dulu iya, tapi setelah aku tumbuh dewasa, semuanya berubah."

Alea terdiam.

Dia tidak tau banyak tentang keluarga Reyhan.

Tapi dari nada suaranya, dia bisa menebak bahwa ada banyak hal yang tidak diceritakan pria itu.

Reyhan menatapnya, "Itulah kenapa aku menikmati hari ini. Ini mengingatkan ku pada masa kecilku, saat semuanya masih sederhana."

Alea mengigit bibirnya.

Dia tidak pernah mengira bahwa pria seperti Reyhan bisa merindukan hal-hal sederhana dalam hidupnya. Dan entah kenapa, itu membuatnya melihat pria itu dengan cara yang berbeda.

Saat mereka tiba kembali di apartemen Alea, suasana tersa lebih tenang.

Hari ini..... terasa berbeda.

Alea tau seharusnya dia tidak menikmati ini terlalu banyak.

Seharunya dia menjaga jarak.

Tapi, semakin dia mengenal Reyhan, semakin sulit baginya untuk mengabaikan fakta bahwa pria itu mulai memasuki kehidupannya dengan cara yang tidak terduga.

Reyhan menatapnya sebelum pergi, "Terima kasih sudah menghabiskan waktu hari ini denganku."

Alea mengangguk pelan, "Aku juga menikmatinya."

Reyhan tersenyum, " Aku akan menunggu saat kau benar-benar ,mengakuinya."

Alea mendesah "Jangan terlalu percaya diri."

Reyhan hanya terkekeh, lalu berbalik menuju mobilnya.

Alea menghela napas panjang sebelum masuk ke apartemen.

Hari ini menyenangkan.

Tapi juga berbahaya.

Karena untuk pertama kalinya, Alea merasakan bahwa keberadaan Reyhan dalam hidupnya bukan lagi sesuatu yang ingin ia hindari.

Dan itu jauh lebih berbahaya daripada pernikahan yang ditawarkan pria itu.

Bab terkait

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 7 - Langkah yang Tak Terduga

    Alea tidak bisa berhenti memikirkan pertemuanya dengan Ibu Reyhan. Tatapan tajam yang menilainya, pertanyaan-pertanyaan yang terasa seperti ujian, dan cara Reyhan hanya tersenyum santai seolah semua itu bukan masalah besar.Malam itu, saat dia duduk di bangku apartemenya, secangkir teh hangat di tangannya, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Dia bukan wanita yang mudah goyah, tapi ada sesuatu tentang Reyhan yang perlahan mengikis pertahanannya.Ponselnya bergetar diatas meja, nama Reyhan tertera di layar. Alea sempat rau sebelum mengangkatnya."Halo?'"Apa yang sedang kau pikirkan?" suara reyhan terdengar lembut.Alea tersenyum kecil. "Kenapa kau berpikir aku sedang memikirkan sesuatu?""Karena aku mengenalmu, dan pertemuan tadi pasti membuatmu berpikir."Alea menghela napas. "Ibumu tidak terlalu menyukaiku, bukan?"Reyhan tertawa kecil. "Dia hanya memastikan bahwa aku tidak salah memilih.""Kau terdengar terlalu santai. Aku tidak tau apakah itu menyebalkan atau mengagumkan.""Ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-13
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

    Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa. Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar. Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikahdengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar." Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?" Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06

Bab terbaru

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 7 - Langkah yang Tak Terduga

    Alea tidak bisa berhenti memikirkan pertemuanya dengan Ibu Reyhan. Tatapan tajam yang menilainya, pertanyaan-pertanyaan yang terasa seperti ujian, dan cara Reyhan hanya tersenyum santai seolah semua itu bukan masalah besar.Malam itu, saat dia duduk di bangku apartemenya, secangkir teh hangat di tangannya, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Dia bukan wanita yang mudah goyah, tapi ada sesuatu tentang Reyhan yang perlahan mengikis pertahanannya.Ponselnya bergetar diatas meja, nama Reyhan tertera di layar. Alea sempat rau sebelum mengangkatnya."Halo?'"Apa yang sedang kau pikirkan?" suara reyhan terdengar lembut.Alea tersenyum kecil. "Kenapa kau berpikir aku sedang memikirkan sesuatu?""Karena aku mengenalmu, dan pertemuan tadi pasti membuatmu berpikir."Alea menghela napas. "Ibumu tidak terlalu menyukaiku, bukan?"Reyhan tertawa kecil. "Dia hanya memastikan bahwa aku tidak salah memilih.""Kau terdengar terlalu santai. Aku tidak tau apakah itu menyebalkan atau mengagumkan.""Ka

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

    Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa. Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar. Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikahdengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar." Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?" Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status