Home / Rumah Tangga / Mahar 10 Miliar Wanita Sombong / BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

Share

BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

Author: Gataaa
last update Last Updated: 2025-03-10 17:43:18

Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi.

Reyhan.

Nadine.

Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.

Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?

Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.

Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?

____________________________________

Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.

Atau..... setidaknya seharusnya begitu.

Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.

Dan seseorang bersandar santai di pintunya.

Reyhan

Alea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"

Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."

Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku, bukan tunanganmu."

Reyhan mengangkat bahu, "Itu bukan yang Nadine pikirkan sekarang."

Alea mendelik tajam, "Itu masalahmu, bukan masalahku."

"Tapi ini bisa menjadi masalah kita berdua," balas Reyhan santai.

Alea mengerang furustasi, "Aku tidak punya waktu untuk drama ini, Reyhan."

Reyhan tertawa kecil, "Tenang saja, hari ini aku tidak akan membicarakan perikahan atau Nadine."

Alea menyipitkan matanya curiga, "lalu kenapa kau datang?'

Reyhan membuka pintu mobil, "aku ingin mengajak u bersenang-senang."

Alea menantap skeptis, "Bersenang-senang?"

Reyhan tersenyum misterius. "Kau akan tau kalau ikut denganku."

Alea ingin menolak, benar-benar ingin.

Tapi, ada sesuatu dalam cara Reyhan menatapnya yang membuatnya ragu.

Dan sebelum dia menyadarinya, kakinya sudah melangkah masuk ke dalam mobil.

Beberapa jam kemudian, Alea menatap ke sekeliling dengan bigung.

Di tidak meyangka bahwa 'bersenang-senang' versi Reyhan berarti membawa dirinya ke sebuah taman hiburan terbesar di kota ini.

"Seirus?" Alea menatap pria di sebelahnya dengan alis terangkat. "Aku mengira kau akan mengajaku ke tempat mewah atau restoran bilang lima."

Reyhan hanya tersenyum. "Itu terlalu biasa, aku ingin melakukan sesuatu yang berbeda."

Alea masih menatapnya dengan ragu, "Kau yakin pria sekaya dirimu tidak akan malu terlihat di tempat ini?'

Reyhan terkekeh "Kau pikir aku tidak pernah ke taman hiburan?"

Alea melipat tanganya di dada, "Aku sulit membayangkan kau naik komedi putar."

Reyhan tertawa kecil, "Maka kau harus melihatnya sendiri."

Dan sebelum Alea bisa membalas, Rehan sudah menarik tanganya membawanya masuk ke dalam taman hiburan yang penuh dengan anak-anak dan keluarga yang bersenang-senang.

Alea mencoba mengabaikan peasaan aneh yang muncul saat tangan Reyhan mengenggam tanganya.

Kenapa ia tidak melepaskannya?

Dan... kenapa Alea tidak menolak?

____________________________________

Selama beberapa jam berikutnya, Alea terkejut karena menemukan sisi lain dari Reyhan yang tidak perah ia bayangkan.

Pria itu ternyata bukan hanya sekedar pengusaha kaya yang dingin dan penuh rencana. Dia juga seseorang yang bisa tertawa lepas saat naik roller coaster, seseorang yang bisa tersenyum tulus ketika bermain lempar bola dan mendapatkan boneka besar untunya, dan seseorang yang bisa bercanda tanpa terlihat seperti pria arogan yang selama ini Alea kenal.

"Tidak kusangka kau bisa menikmati ini," kata Alea ketika mereka duduk di bangku taman, menikmati es krim yang baru saja mereka beli.

Reyhan menatapnya lama. "Aku juga manusia, Alea."

Alea menatapnya lama, "Tapi kau berbeda dari yang aku kira."

Reyhan mengangkat alis, "Dalam arti baik atau buruk?"

Alea berpikir sejenak, "Aku belum memustuskan."

Reyhan tertawa kecil, "Kalau begitu, aku akan memastikan agar kau berpikir baik tentangku."

Alea hanya mendesah, tetapi tidak bisa menyembunyikan senyum kecil yang muncul di bibirnya.

Entah sejak kapan, dia mulai menikmati waktu yang dia habiskan dengan Reyhan.

Dan itu sedikit...... menakutkan.

____________________________________

Saat matahari mulai tenggelam, mereka memutuskan untuk berjalan santai sebelum pulang.

Alea tidak bisa mengingat kapan terakhir kali dia merasa se-rileks ini. Tanpa sadar, dia mencuri pandang ke arah Reyhan.

Pria itu tampak lebih santai daripada biasanya, dengan kemeja putih yang lengannya di gulung hingga ke siku, dan senyum kecil yang selalu muncul di bibirnya.

"Kau tau, ini pertama kalinya aku pergi ke taman hiburan sejak bertahun-tahun lamanya," kata Reyhan tiba-tiba.

Alea menoleh "Serius?"

Reyhan mengangguk "Terakhir kali aku kesini, aku masih kecil. Bersama kedua orang tuaku."

Alea bisa merasakan ada sesuatu dalam nada suara Reyhan. Sesuatu yang berbeda

"Kau dekat dengan mereka?," tanyanya hati-hati.

Reyhan tersenyum tipis, tetapi kali ini ada kesedihan di matanya. "Dulu iya, tapi setelah aku tumbuh dewasa, semuanya berubah."

Alea terdiam.

Dia tidak tau banyak tentang keluarga Reyhan.

Tapi dari nada suaranya, dia bisa menebak bahwa ada banyak hal yang tidak diceritakan pria itu.

Reyhan menatapnya, "Itulah kenapa aku menikmati hari ini. Ini mengingatkan ku pada masa kecilku, saat semuanya masih sederhana."

Alea mengigit bibirnya.

Dia tidak pernah mengira bahwa pria seperti Reyhan bisa merindukan hal-hal sederhana dalam hidupnya. Dan entah kenapa, itu membuatnya melihat pria itu dengan cara yang berbeda.

Saat mereka tiba kembali di apartemen Alea, suasana tersa lebih tenang.

Hari ini..... terasa berbeda.

Alea tau seharusnya dia tidak menikmati ini terlalu banyak.

Seharunya dia menjaga jarak.

Tapi, semakin dia mengenal Reyhan, semakin sulit baginya untuk mengabaikan fakta bahwa pria itu mulai memasuki kehidupannya dengan cara yang tidak terduga.

Reyhan menatapnya sebelum pergi, "Terima kasih sudah menghabiskan waktu hari ini denganku."

Alea mengangguk pelan, "Aku juga menikmatinya."

Reyhan tersenyum, " Aku akan menunggu saat kau benar-benar ,mengakuinya."

Alea mendesah "Jangan terlalu percaya diri."

Reyhan hanya terkekeh, lalu berbalik menuju mobilnya.

Alea menghela napas panjang sebelum masuk ke apartemen.

Hari ini menyenangkan.

Tapi juga berbahaya.

Karena untuk pertama kalinya, Alea merasakan bahwa keberadaan Reyhan dalam hidupnya bukan lagi sesuatu yang ingin ia hindari.

Dan itu jauh lebih berbahaya daripada pernikahan yang ditawarkan pria itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

    Last Updated : 2025-03-11
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

    Last Updated : 2025-03-11
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 7 - Langkah yang Tak Terduga

    Alea tidak bisa berhenti memikirkan pertemuanya dengan Ibu Reyhan. Tatapan tajam yang menilainya, pertanyaan-pertanyaan yang terasa seperti ujian, dan cara Reyhan hanya tersenyum santai seolah semua itu bukan masalah besar.Malam itu, saat dia duduk di bangku apartemenya, secangkir teh hangat di tangannya, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Dia bukan wanita yang mudah goyah, tapi ada sesuatu tentang Reyhan yang perlahan mengikis pertahanannya.Ponselnya bergetar diatas meja, nama Reyhan tertera di layar. Alea sempat rau sebelum mengangkatnya."Halo?'"Apa yang sedang kau pikirkan?" suara reyhan terdengar lembut.Alea tersenyum kecil. "Kenapa kau berpikir aku sedang memikirkan sesuatu?""Karena aku mengenalmu, dan pertemuan tadi pasti membuatmu berpikir."Alea menghela napas. "Ibumu tidak terlalu menyukaiku, bukan?"Reyhan tertawa kecil. "Dia hanya memastikan bahwa aku tidak salah memilih.""Kau terdengar terlalu santai. Aku tidak tau apakah itu menyebalkan atau mengagumkan.""Ka

    Last Updated : 2025-03-13
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 8 - Bayangan Masa Lalu

    Alea duduk di sofa apartemennya,menatap layar ponsel yang masih menampilkan pesan misterius itu."Berhati-hatilah dengan Reyhan."Kata-kata itu terasa semakin berat setelah pertemuan terakhir mereka. Reyhan menyuruhnya untuk tidak mempercayai siapapun selain dirinya. Tapi bagaimana bisa Alea mempercayai Reyhan sepenuhnya, jika pria itu sendiri masih menyimpan banyak rahasia?Di menghela napas panjang dan meneggelamkan wajahnya di kedua tangan. Sejak mengenal Reyhan, hidupnya berubah. Ada bagian dalam dirinya yang selama ini tertutup rapat, tapi entah bagaimana, Reyhan bisa masuk.Tapi.....apa itu hal yang baik?Pikirannya dipenuhi kebingungan. Dia percaya pada Reyhan, tetapi firasat buruk terus menghantuinya.###Keesokan harinya, Alea memutuskan untuk tidak menghubungi Reyhan terlebih dahulu. Dia butuh ruang, butuh waktu untuk berpikir jernih.Namun, takdir sepertinya mempunyai rencana lain. Saat sedang bekerja di kantornya, sebuah paket dikirimkan kepadanya. Tidak ada nama pengirim,

    Last Updated : 2025-03-14
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 9 - Kebenaran yang Tersembunyi

    Alea menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendaljkan detak jantungnya yang berpacu. Kata-kata pria itu masih bergema di benaknya, tentang perjanjian keluarga, tentang Reyhan dan tentang orang-orang yang menginginkan pernikahan mereka terjadi. Tidak, dia tidak akan membiarkan hidupnya dikendalikan oleh perjanjian yang bahkan tidak pernah dia ketahui. Dia menatap Reyhan, mencari jawaban di mata pria itu. Ada sesuatu yang selama ini tidak dikatakan Reyhan, sesuatu yang lebih dari kewajiban terhadap keluarganya. "Aku harus pergi," Alea akhirnya berkata. Reyhan langsung menegang. "Pergi kemana?""Aku butuh waktu memikirkan semua ini," jawabnya tegas. "Aku tidak bisa begitu saja menerima kenyataan bahwa hidupku sudah ditentukan oleh orang lain."Pria itu menatap lama sebelum akhirnya mengangguk. "Aku ngerti perasaanmu, nak. Tapi kau juga harus sadar, mereka tidak akan tinggal diam."Alea mengertakan giginya. "Kalau mereka berani mengusik hidupku, maka aku juga tidak akan tinggal diam."

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 10 - Rahasia yang Terungkap

    Alea berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Ruangan ini begitu dingin, dan tangan Tata kaki yang terikat membuat tubuhnya semakin kaku. Jantungnya berdebar kencang saat sosok pria itu melangkah mendekat. "Sudah lama aku msnunggumu, Alea," kata pria itu dengan suara tenang namun berbahaya. Alea menatapnya tajam. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?"Pria itu tersenyum miring, matanya mengamati Alea dengan penuh ketertarikan. "Pertanyaan yang menarik, tapi pertanyaan yang lebih penting adalah... apakah kau siap untuk kebenaran?"Alea mengigit bibirnya. "Aku tidak punya banya waktu untuk permaina ini, jika kau ingin uang Reyhan akan membayarmu. Jika ini tentang dendam, maka kau salah orang. Aku tidak memiliki musuh."Pria itu menghela napas panjang, lalu menarik kursi dan duduk dihadapan Alea. "oh, kau punya banyak musuh, Alea. Kau hanya belum menyadarinya."Alea menelan ludah, suasana di ruangan ini begitu menekan seakan udara menjadi lebih berat. "Apa maksudmu?""Sebelum aku

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 11 - Kebenaran yang Terungkap

    Alea berdiri di antara dua pria itu, hatinya berdebar kencang. Di satu sisi, ada Reyhan pria yang selama ini dia cintai, yang selalu membuatnya merasa aman. Tapi sekarang, kepercayaanya mulai terkikis. Di sisi lain, pri asing ini membawa subuah kenyataan baru yang menghancurian segalanya. "Bagaimana aku bisa tau siapa yang haru kupercayai?" suara Alea hampir seperti bisikan. Reyhan mengulurkan tangannya. "Percayalah padaku, Alea. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu."Pria asing itu mendengus. "Itulah yang selalu dia katakan, bukan? Tapi lihat dimana kau sekarang, terikat diculik. Jika dia benar-benar ingin melindungimu, mengapa kau ada di tempat ini?"Alea mengigit bibirnya, ada kebenaean dalam kata-kata pria itu. Tiba-tiba, suara tembakan terdengar. Salah satu pria berbaju hitam berdiri di luar roboh dengan darah mengucur dari dadanya. "Kita tidak punya waktu," kata pria asing itu tegas. "Alea, pilih sekarang."Alea memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas panjang.

    Last Updated : 2025-03-16
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 12 - Jejak di Balik Kegelapan

    Mobil yang dikendarai Adrian melaju di jalan raya yang mulai lenggang. Suasana malam terasa mencekam, seakan-akan bayangan ketakutan terus membuntuti Alea. Dia menyadari bahwa keputusan yang baru saja diambil bukan hanya mengubah hidupnya, tetapi mungkin juga membahayakan dirinya sendiri. Alea mengeratkan genggamannya dipangkuan. "Kemana kita pergi sekarang?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar. Adrian meliriknya sekilas sebelum kembali fokus ke jalan. " Ada tempat yang aman di luar kota, sebuah rumah persembunyian yang hanya diketahui oleh segelintir orang. Kita bisa berlindung di sana untuk sementara waktu sambil mencari tahu langkah berikutnya." Alea mengangguk, meski dalam hatinya dia masih ragu. Apakah benar dia telah memilih jalan yang tepat? Mobil mereka maju tanpa suara, hanya ditemani cahaya lampu jalan yang sesekali melintas. Alea bersandar pada jendela mobil, pikirannya masih terikat pada satu sosok yaitu Reyhan. Apakah Reyhan benar-benar memanfatkannya? Selama in

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 12 - Jejak di Balik Kegelapan

    Mobil yang dikendarai Adrian melaju di jalan raya yang mulai lenggang. Suasana malam terasa mencekam, seakan-akan bayangan ketakutan terus membuntuti Alea. Dia menyadari bahwa keputusan yang baru saja diambil bukan hanya mengubah hidupnya, tetapi mungkin juga membahayakan dirinya sendiri. Alea mengeratkan genggamannya dipangkuan. "Kemana kita pergi sekarang?" tanyanya, suaranya sedikit bergetar. Adrian meliriknya sekilas sebelum kembali fokus ke jalan. " Ada tempat yang aman di luar kota, sebuah rumah persembunyian yang hanya diketahui oleh segelintir orang. Kita bisa berlindung di sana untuk sementara waktu sambil mencari tahu langkah berikutnya." Alea mengangguk, meski dalam hatinya dia masih ragu. Apakah benar dia telah memilih jalan yang tepat? Mobil mereka maju tanpa suara, hanya ditemani cahaya lampu jalan yang sesekali melintas. Alea bersandar pada jendela mobil, pikirannya masih terikat pada satu sosok yaitu Reyhan. Apakah Reyhan benar-benar memanfatkannya? Selama in

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 11 - Kebenaran yang Terungkap

    Alea berdiri di antara dua pria itu, hatinya berdebar kencang. Di satu sisi, ada Reyhan pria yang selama ini dia cintai, yang selalu membuatnya merasa aman. Tapi sekarang, kepercayaanya mulai terkikis. Di sisi lain, pri asing ini membawa subuah kenyataan baru yang menghancurian segalanya. "Bagaimana aku bisa tau siapa yang haru kupercayai?" suara Alea hampir seperti bisikan. Reyhan mengulurkan tangannya. "Percayalah padaku, Alea. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu."Pria asing itu mendengus. "Itulah yang selalu dia katakan, bukan? Tapi lihat dimana kau sekarang, terikat diculik. Jika dia benar-benar ingin melindungimu, mengapa kau ada di tempat ini?"Alea mengigit bibirnya, ada kebenaean dalam kata-kata pria itu. Tiba-tiba, suara tembakan terdengar. Salah satu pria berbaju hitam berdiri di luar roboh dengan darah mengucur dari dadanya. "Kita tidak punya waktu," kata pria asing itu tegas. "Alea, pilih sekarang."Alea memejamkan mata sejenak, lalu menghela napas panjang.

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 10 - Rahasia yang Terungkap

    Alea berusaha mengatur nafasnya yang memburu. Ruangan ini begitu dingin, dan tangan Tata kaki yang terikat membuat tubuhnya semakin kaku. Jantungnya berdebar kencang saat sosok pria itu melangkah mendekat. "Sudah lama aku msnunggumu, Alea," kata pria itu dengan suara tenang namun berbahaya. Alea menatapnya tajam. "Siapa kau? Apa yang kau inginkan dariku?"Pria itu tersenyum miring, matanya mengamati Alea dengan penuh ketertarikan. "Pertanyaan yang menarik, tapi pertanyaan yang lebih penting adalah... apakah kau siap untuk kebenaran?"Alea mengigit bibirnya. "Aku tidak punya banya waktu untuk permaina ini, jika kau ingin uang Reyhan akan membayarmu. Jika ini tentang dendam, maka kau salah orang. Aku tidak memiliki musuh."Pria itu menghela napas panjang, lalu menarik kursi dan duduk dihadapan Alea. "oh, kau punya banyak musuh, Alea. Kau hanya belum menyadarinya."Alea menelan ludah, suasana di ruangan ini begitu menekan seakan udara menjadi lebih berat. "Apa maksudmu?""Sebelum aku

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 9 - Kebenaran yang Tersembunyi

    Alea menarik napas dalam-dalam, mencoba mengendaljkan detak jantungnya yang berpacu. Kata-kata pria itu masih bergema di benaknya, tentang perjanjian keluarga, tentang Reyhan dan tentang orang-orang yang menginginkan pernikahan mereka terjadi. Tidak, dia tidak akan membiarkan hidupnya dikendalikan oleh perjanjian yang bahkan tidak pernah dia ketahui. Dia menatap Reyhan, mencari jawaban di mata pria itu. Ada sesuatu yang selama ini tidak dikatakan Reyhan, sesuatu yang lebih dari kewajiban terhadap keluarganya. "Aku harus pergi," Alea akhirnya berkata. Reyhan langsung menegang. "Pergi kemana?""Aku butuh waktu memikirkan semua ini," jawabnya tegas. "Aku tidak bisa begitu saja menerima kenyataan bahwa hidupku sudah ditentukan oleh orang lain."Pria itu menatap lama sebelum akhirnya mengangguk. "Aku ngerti perasaanmu, nak. Tapi kau juga harus sadar, mereka tidak akan tinggal diam."Alea mengertakan giginya. "Kalau mereka berani mengusik hidupku, maka aku juga tidak akan tinggal diam."

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 8 - Bayangan Masa Lalu

    Alea duduk di sofa apartemennya,menatap layar ponsel yang masih menampilkan pesan misterius itu."Berhati-hatilah dengan Reyhan."Kata-kata itu terasa semakin berat setelah pertemuan terakhir mereka. Reyhan menyuruhnya untuk tidak mempercayai siapapun selain dirinya. Tapi bagaimana bisa Alea mempercayai Reyhan sepenuhnya, jika pria itu sendiri masih menyimpan banyak rahasia?Di menghela napas panjang dan meneggelamkan wajahnya di kedua tangan. Sejak mengenal Reyhan, hidupnya berubah. Ada bagian dalam dirinya yang selama ini tertutup rapat, tapi entah bagaimana, Reyhan bisa masuk.Tapi.....apa itu hal yang baik?Pikirannya dipenuhi kebingungan. Dia percaya pada Reyhan, tetapi firasat buruk terus menghantuinya.###Keesokan harinya, Alea memutuskan untuk tidak menghubungi Reyhan terlebih dahulu. Dia butuh ruang, butuh waktu untuk berpikir jernih.Namun, takdir sepertinya mempunyai rencana lain. Saat sedang bekerja di kantornya, sebuah paket dikirimkan kepadanya. Tidak ada nama pengirim,

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 7 - Langkah yang Tak Terduga

    Alea tidak bisa berhenti memikirkan pertemuanya dengan Ibu Reyhan. Tatapan tajam yang menilainya, pertanyaan-pertanyaan yang terasa seperti ujian, dan cara Reyhan hanya tersenyum santai seolah semua itu bukan masalah besar.Malam itu, saat dia duduk di bangku apartemenya, secangkir teh hangat di tangannya, pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Dia bukan wanita yang mudah goyah, tapi ada sesuatu tentang Reyhan yang perlahan mengikis pertahanannya.Ponselnya bergetar diatas meja, nama Reyhan tertera di layar. Alea sempat rau sebelum mengangkatnya."Halo?'"Apa yang sedang kau pikirkan?" suara reyhan terdengar lembut.Alea tersenyum kecil. "Kenapa kau berpikir aku sedang memikirkan sesuatu?""Karena aku mengenalmu, dan pertemuan tadi pasti membuatmu berpikir."Alea menghela napas. "Ibumu tidak terlalu menyukaiku, bukan?"Reyhan tertawa kecil. "Dia hanya memastikan bahwa aku tidak salah memilih.""Kau terdengar terlalu santai. Aku tidak tau apakah itu menyebalkan atau mengagumkan.""Ka

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status