Share

BAB 6 - Ujian Untuk Hati

Penulis: Gataaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-11 15:01:25

Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya.

Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua.

" Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon.

Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju.

Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja.

Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku."

Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu."

Ibu Reyhan mengamati Alea dari ujung kepala ke ujung kaki dengan tatapan yang sulit untuk di tebak. "Jadi ini gadis yang selama ini kau ceritakan, Reyhan? "

Alea sedikit terkejut mendengar itu.

Dia menoleh ke Reyhan, mencari jawaban. Tapi pria itu hanya tersenyum santai. Percakapan mereka dimulai dengan ramah, tetapi Alea merasakan ada sesuatu dalam cara ibu Reyhan bertanya.

"Jadi Alea, " wanita itu memulai, "Kau berkerja di bidang apa? "

Alea menjelaskan pekerjaanya, bagaimana dia berusaha membangun kariernya sendiri.

Ibu Reyhan hanya mengangguk angguk kecil sebelum akhirnya berkata "Aku mendengar bahwa kau cukup selektif dalam memilih pasangan, benar kan? "

Alea tau ini adalah ujiaan, dia tidak akan membantah bahwa dia menginginkan stabilitas dan kenyamanan dalam hidupnya. Tapi dia juga tidak ingin di anggap sebagai seseorang yang hanya mengejar kekayaan.

Dengan tenang, Alea menjawab "Aku percaya bahwa setiap orang memiliki standar mereka sendiri dalam hidup. Aku hanya memastikan bahwa aku tidak mengambil keputusan yang salah"

Reyhan menatap Alea dengan ekspresi bangga, sementara ibunya mengangkat alis, seolah sedang mempertimbangkan jawaban itu.

Setelah makan siang, ketika mereka berdua akhirnya meninggalkan restoran, Alea menatap Reyhan dengan tatapan penuh arti.

"Kau tidak memperingatkanku soal ini."

Reyhan tertawa kecil, "Kalau aku memperingatkanmu, kau mungkin akan menolak."

Alea mendengus, "ibumu seperti tidak yakin padaku."

Reyhan tersenyum. "Dia hanya ingin tau siapa yang manarik perhatianku, dan aku rasa kau memberi jawaban yang bagus."

Alea mengelah napas, "Aku tidak ingin terlibat dalam drama keluarga."

Reyhan menatapnya dengan serius, "Aku tidak akan membiarkan siapapun menyulitkanmu."

Alea terdiam, merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Perasaan bahwa mungkin, untuk pertama kalinya di hidupnya... ada seseorang yang benar-benar ingin menjaganya.

Tapi apakah dia bisa mempercayai perasaan itu?

Atau hanya bagian dari permainan yang lebih besar?

___________________________________

Malam itu, Alea masih memikirkan pertemuanya dengan Ibu Reyhan. Wanita itu tidak mengatakan hal buruk kepadanya secara langsung, tapi dari tatapan dan cara berbicaranya, Alea tau dia belum sepenuhnya diterima.

Alea berbaring di tempat tidurnya,menatap langit-langit kamar dengan perasaan campur aduk.

Lalu ponselnya berbunyi, sebuah pesan masuk dari Reyhan.

Reyhan: "Kau baik-baik saja?"

Alea menatap layar ponselnya, ragu sejenak sebelum mengetik balasan.

Alea: "Aku baik-baik saja, hanya berpikir."

Hanya butuh beberapa detik untuk pesan balasan masuk.

Reyhan: "Tentang ibuku?"

Alea menghela napas, pria itu benar-benar bisa membaca pikirannya.

Alea: "Ya spertinya dia tidak terlalu suka denganku."

Beberapa detik berlalu sebelum balasan datang.

Reyha : "Dia hanya butuh waktu, aku yakin dia akan menyukaimu."

Alea tidak langsung membalas, dia tau Ibu Reyhan bukan orang yang mudah diyakinkan.

Tapi pertanyaanya, apakah ia ingin terus berusaha?

Saat pikirannya masih berantakan, ponselnya kembali berbunyi. Kali ini panggilan dari seseorang yang sudah lama tidak menghubunginya.

Raka.

Mantan kekasihnya.

Alea menatap layar itu dengan keraguan, haruskah dia mengangkatnya atau mengabaikannya?

Setelah beberapa detik berpikir, akhirnya dia menekan tombol hijau. "Halo?," suaranya terdengar hati-hati

"Alea.... " suara Raka di seberang sana terdengar lembut, tetapi ada sesuatu dalam nadanya yang membuat Alea merasa tidak nyaman.

"Ada apa Raka? "

"Aku ingin bertemu dengan mu."

Alea terdiam, permintaan itu datang tiba tiba. sudah lama sejak meraka terakhir berbicara, dan sekarang tiba-tiba ingin bertemu?

"Kenapa?" Alea akhirnya bertanya.

Raka terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab. "Aku punya sesuatu yang ingin ku bicarakan."

Alea tidak langsung menyetujui, tapi rasa penasarannya mulai tumbuh.

Mungkin ini adalah kesempata untuk benar-benar menutup bab lama dalam hidupnya

Tapi di saat yang sama, perasaan aneh mulai merayapi hatinya. Jika dia bertemu raka, apakah itu berarti dia belum benar-benar melepaskan masa lalunya?

Dan bagaimana dengn Reyhan

Alea memejamkak mata, menyadari bahwa semuanya kini semakin rumit. Dia berada di persimpagan jalan, dan keputusan yang dia ambil mungkin akan menentukan masa depannya

Bab terkait

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

    Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa. Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar. Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikahdengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar." Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?" Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11

Bab terbaru

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 6 - Ujian Untuk Hati

    Sejak malam itu, segalanya berubah. Alea tidak bisa lagi menyangka perasaannya, tidak bisa lagi menghindari kenyataan bahwa Reyhan semakin masuk ke dalam hidupnya yakni ke dalam pikirannya. Tapi di saat yang sama, ketakutan mulai merayapi hatinya. Dia bukan tipe wanita yang mudah percaya. Dia tahu, dalam dunia ini segala sesuatu ada harganya dan dia masih belum bisa memastikan, apa harga yang harus dia bayar jika membiarkan Reyhan lebih jauh masuk ke dalam hidupnya. Hari itu, Alea menerima undangan makan siang dari Reyhan. Kal ki ini, bukan hanya mereka berdua. " Aku ingin mengenalkanmu pada seseorang," kata Reyhan ditelepon. Alea sempat berfikir untuk menolak, tapi akhirnya setuju. Ketika tiba di restoran tempat mereka janjian, Alea sedikit terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang duduk dengan elegan di meja. Reyhan berdiri dan menyambut Alea dengan senyum. "Alea, ini ibuku." Alea terdiam sejenak sebelum akhirnya tersenyum, "Senang bertemu dengan anda, Bu." Ibu Reyhan m

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 5 - Saat Segalanya Menjadi Rumit

    Alea berusaha menyangkal perasannya. Setelah hari yang dia habiskan brsama Reyhan di taman hiburan, dia mencoba meyakinkan dirinya, bahwa itu tidak berarti apa-apa. Itu hanya hari yang menyenangkan, hanya momen yang kebetulan saja.Tapi kenyataanya....Dia mulai memikirkan Reyhan lebih dari yang seharusnya dan itu membuatnya frustasi.Keesokan harinya, Alea mencoba mengalihkan pikirannya dengan pekerjaan. Dia menyibukkan diri di kantor, menumpuk tugas sebanyak mungkin agar tidak punya waktu untuk memikirkan Reyhan. Tapi rencananya gagal total ketika sebuah pesan masuk ke ponselnya.Reyhan: Makan malam bersamaku malam ini, aku jemput jam 7.Alea menatap pesan itu lama, dia bisa saja menolak. Tapi entah kenapa, jari-jarinya malah mengetik balasan. Alea: Baiklah.Begitu pesan terkirim, dia langsung menyesal. Kenapa dia tidak bisa mengatakan 'tidak' pada pria itu?Malamnya, seperti yang telah dijanjikan, Reyhan datang tepat jam tujuh malam. Ketika Alea keluar apartemenya, dia menemukan

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 4 - Keberadaanmu Mengangguku, tapi Kehilanganmu Lebih Menganggu

    Malam itu, Alea tidak bisa tidur. Pikirannya penuh dengan kejadian di restoran tadi. Reyhan.Nadine.Dan... kebohongan besar yang Reyhan katakan begitu saja di depan Nadine.Kenapa dia bilang mereka bertunagan? apa tujuannya?Alea menggulung tubuhnya dibalik selimut, mencobanya melupakan, semakin bayangan Reyhan, muncul di kepalanya.Sial, kenapa dia terus memikirkan pria itu?____________________________________Keesokan paginya, Alea bangun dengan perasaan masih campur aduk. Tapi ia memutuskan untuk tidak terlalu memikirkannya. Dia punya pekerjaan, punya hidup sendiri, dan Reyhan bukan bagian dari itu.Atau..... setidaknya seharusnya begitu.Namun, semua itu tidak berubah ketika dia keluar dari apartemennya dan mendapati sebuah mobil sport hitam terpakir di depan.Dan seseorang bersandar santai di pintunya.ReyhanAlea mendesah panjang, "Apa yang kau lakukan di sini?"Reyhan menatapnya dengan senyum kecil, "Menjemput tunanganku."Alea menutup mata, mencoba mengendalikan emosi, "Aku

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 3 - Perasaan yang Tidak Kuberi Nama

    Restoran mewah dengan pencahayaan redup menyambut kedatangan mereka. Aroma makanan khas Eropa memenuhi udara, membuat suasana terasa semakin elegan. Alea berjalan dengan anggun di belakang Reyhan, masih berusaha memahami bagaimana dia bisa terjebak dalam situasi ini.Kenapa dia menyetujui makan malam ini?Dia yang selama ini selalu menjaga jarak dengan pria seperti Reyhan—pria kaya raya, percaya diri, dan merasa bisa mendapatkan apa pun—kenapa kali ini dia malah membiarkan dirinya masuk dalam permainan ini?Mereka duduk di meja yang sudah dipesan Reyhan. Pria itu memilih tempat di dekat jendela besar, di mana mereka bisa melihat pemandangan kota yang berkilauan di malam hari. Alea memegang gelas airnya dengan erat, berusaha tidak terlihat gugup.“Apa kau selalu setegang ini saat makan malam?” Reyhan bertanya santai, membuka menu.Alea melirik tajam. “Aku tidak tegang.”Reyhan tersenyum kecil, lalu menutup menu dan menatapnya. “Baiklah. Lalu kenapa kau terus menggenggam gelas itu seper

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 2 - Pria itu Mengikutiku!

    Alea menghela napas panjang, mencoba mengusir pikiran tentang Reyhan yang terus berputar di kepalanya. Sudah dua hari berlalu sejak pertemuan aneh itu tapi, kata-kata pria itu seperti terpatri di pikirannya."Aku tau kau akan berubah pikiran, dan aku akan menunggumu."Kenapa dia terdengar begitu yakin, seakan-akan dia sudah tau bagaimana hidup Alea akan berjalan ke depan."Omong kosong," gumam Alea sambil menatap bayangan di cermin.Hari ini, dia harus menghadiri pertemuan dengan klien besar di restoran bintang lima. Tidak ada waktu untuk memikirkan pria sombong yang merasa bisa membeli segalanya dengan uang. Dengan cepat, dia mengambil tasnya dan keluar dari apartemen.Namun, langkahnya terhenti begitu saja ketika melihat seseorang berdiri di dekat pintu lobi.Reyhan.Alea mengerjap, memastikan bahwa matanya tidak salah melihat. Tapi tidak, itu memang pria itu. Berdiri santai dengan tangan di saku, ekspresi wajahnya tetap setenang kemaren. Begitu matanya bertemu dengan Alea, pria itu

  • Mahar 10 Miliar Wanita Sombong   BAB 1 - Tawaran yang Tidak Masuk Akal

    Cahaya matahari sore menembus kaca jendela cafe mewah itu, menciptakan pantulan keemasan di atas meja marmer tempat Alea duduk. Di depannya, seorang pria dengan jas mahal dan wajah setajam ukiran patung duduk tenang, sorot matanya menusuk seolah menilai setiap gerakan Alea. Pria itu tidak terlihat gugup atau ragu, ia memancarkan aura percaya diri yang luar biasa. Alea menyilangkan kakinya, mengaduk kopinya perlahan sebelum mengangkat wajahnya dengan alis terangkat tinggi. "Aku tidak salah dengar, kan?" tanyanya, memastikan bahwa pria di depannya benar-benar mengatakan hal yang barusan ia dengar. Reyhan nama pria itu, hanya tersenyum tipis. "Tidak, kau tidak salah dengar," jawabnya. "Aku ingin menikahdengan mu, dan aku menawarkan mahar sepuluh miliar." Alea terkekeh, sebuah tawa kecil yang lebih sama dengan ejekan dibandingan hiburan, "Sepuluh miliar rupiah? Kau pikir aku wanita seperti apa?" Reyhan tidak terpengaruh oleh nada sarkastik Alea, ia mengangkat bahunya santai. "Aku tid

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status