" Pass your dreams. Camber through the bush and go to the place that becomes clearer. Take my hands now. You are the cause of my euphoria "
ー Jungkook ( BTS )
.
..Mata kecilku dengan semangat mematai setiap pergerakannya. Mulutku tak hentinya tersenyum melihat bagaimana dengan lincah ia berlari sembari membawa bola. Kakiku pun tak bisa berhenti bergerak sejak tadi. Ingin rasanya aku melompat turun dan berlari ke tengah lapangan untuk mendukung dan menyeka peluh di kening serta lehernya.
Hari ini dia bertanding basket bersama tim kebanggaan. Basket adalah favoritnya. Salah satu hal yang paling ia suka selain tidur, musik, dan aku. Bukan bermaksud sombong atau terlalu percaya diri. Tapi, begitulah adanya.
Aku berdiri dan dengan lantang meneriakkan namanya. Lihat keringat itu, nafas yang tersengal, dan lutut yang berkali-kali dipijat pelan. Sejenak aku tenggelam dalam pikiran penuh kekhawatiran. Apa dia baik saja disana?
“ Hyung!! Semangaaaat!! “
Aku memasang senyum lebar terbaik yang ku miliki. Senyum yang katanya ia suka. Sudah jadi candu ujarnya. Aku mencoba memberi kekuatan dengan ini, ku harap ia merasakannya. Mungkin dia bisa mendengar suara kerasku. Dia menoleh dan tersenyum dengan mata tertuju padaku. Apa itu tadi? Pipinya merona. Ah- dia manis sekali.
-------------------------
“ Yeaaaay!!! “
Aku memekik dengan keras begitu melihat skor akhir. Dia menang. Kesayanganku bersama tim nya berhasil memenangkan pertandingan. Aku bisa melihat bagaimana senyum gusi penuh bahagia itu mengembang di wajah penatnya. Ingin rasanya aku meneteskan air mata. Aku bangga.
Melihatnya berlatih dengan keras hampir sebulan penuh, rela mengurangi waktu denganku untuk menemui pelatih dan kawan-kawan se-tim, pulang larut dan mengabaikan sejenak projek lagu yang ia buat bersama dengan Namjoon dan Hoseok Hyung. Aku bangga. Sangat bangga melihatnya meraih menang karena perjuangan keras yang ia lalui sebelumnya.
Poninya tampak lepek, tidak rapi, dan menutupi mata. Meski begitu aku tetap bisa melihat pancaran suka cita dan bahagia dari mata kucingnya. Aku berlari turun dari tribun, mendekatinya dengan tangan terentang dan memeluknya erat begitu sampai.
Ia membalas pelukanku sembari tertawa. Renyah sekali di telinga. Aku senang usahanya tak berakhir kalah. Keringatnya selama ini berbuah medali emas yang indah dipandang mata. Dia hebat. Selalu.
“ Selamat Hyung. Aku bangga sekali padamu Boo! “
“ Terima kasih. Itu juga berkat doa dan dukungan yang kau berikan padaku Ume “
Aku melihat medali yang terkalung di lehernya. Ia juga mengikuti arah pandangku. Telapak besarnya mengusak rambutku dan berkata bahwa aku akan mendapat yang serupa suatu saat nanti. Aku tersenyum. Begitu tersentuh karena ucapannya. Aku mengangkat kamera kecil yang ku bawa. Mengambil sedikit langkah mundur untuk bisa memotretnya.
“ Ayo senyum Hyung! “
Aku terkekeh melihat foto yang baru saja aku ambil. Dia menarik tanganku dan mengambil alih kamera dalam genggamanku. Dipanggilnya seorang teman dan kemudian dia menyuruhnya memotret kami berdua. Aku mendekat padanya. Dia mengangkat medalinya sembari tersenyum. Sejenak aku melirik dia melalui ekor mata. Aku bahagia, untuk dia, dan untuk kami berdua. Aku juga turut berpose, membuat V Sign dengan jariku dan tersenyum bersama dia ke arah kamera. Ah- jadi begini rasanya tenggelam dalam euphoria.
[ F I N ]
" What if we rewrite the stars?Say you were made to be mineNothing could keep us apartYou'd be the one I was meant to find "ー Zendaya ft. Zac Efron...Ketukan sepatu dengan lantai keramik memenuhi seisi koridor kampus yang lengang itu. Kaki kecil seorang pria mungil terus dipaksa untuk melangkah. Berjalan mengikuti pria pucat berkacamata yang berjalan tepat di hadapannya. Min Yoongi bukan tidak mengerti jika Park Jimin sejak tadi membuntuti tapi dia tidak memiliki keinginan untuk berhenti.Jimin berdecak keras, ia pantang menyerah dan terus melangkah. Sesekali tangan kanannya berusaha meraih bagian belakang kemeja Yoongi meski pada akhirnya gagal juga. Manusia pucat itu berjalan begitu cepat."Hyung, sebentar Hyung- tunggu-"Dengusan malas dikeluarkan Yoongi. Mau apalagi bocah ini. Apa dia tidak lelah terus mengejarnya? Yoongi berusaha menutup telinga. Biarlah ia berpura-pura tuli untuk sementara. JIka dengan itu ia bisa bebas dari si mungil kenapa tidak?"Yoongi Hyung tunggu-"
" Melarat melekat luka duka.Pilu ini ku telan sendiri.Merengsek merengek lubangi hati.Merasuk menyatu melebur dalam diri "ー Optimusrain...Bunga hydrangea biru masih segar dalam genggaman. Bahagiaku membuncah tanpa perintah. Tungkaiku terus melangkah melewati setapak di antara rumput hijau segar ini. Cinta, aku kembali.Begitu senang aku melihatnya. Bersiap begitu banyak dan lama di rumah, menuliskan rincian hal yang akan aku curahkan. Namun saat sampai aku hanya diam. Bisu karena rindu. Hal pertama yang aku lakukan tentu saja memindahkan bunga cantik ini ke pangkuannya. Senyumnya indah dalam pikirku. Jiminku selalu tersenyum manis dengan mata segaris saat aku beri bunga ini dengan pelukan. Satu paket lengkap kebahagiaan, kata Jimin diringi tawa."Ume, aku rindu padamu. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik? Ada banyak yang ingin aku ceritakan. Aku berhasil masuk kampus impianku. Coba tebak jurusan apa yang aku pilih? Tentu saja seni. Kau bilang ingin aku terus bermusik dan membuat la
" Bernapaslah Hirup udara sesaki rongga dada Telan jerit hati Anda Sesap lagi kopi kedua Ranum rona surai jelanga Selang seling suara renjana Menutup harsa senja Dengan satu lagi cerita "ーOptimusrain....' Senyuman itu hanyalah menunda luka yang tak pernah kuduga 'Kepulan asap Macchiato dalam genggaman nampak begitu menenangkan. Sehangat peluknya dan senyaman dekapannya. Pemuda itu hanya menunduk memandangi kopi hangatnya. Bingung hendak merespon apa atas senyuman yang lebih tua di hadapannya."Jimin-ah?"Mendengar namanya disebut setelah beberapa saat saling tutup mulut ia lantas mendongak. Mematri senyuman kecil di bibir tebalnya. Hanya gumaman pelan terdengar sebagai balasan. Yoongi menyeruput sedikit Americano dalam paper cup-nya sebelum kembali berbicara."Aku yakin kau sudah mendengarnya dari Namjoon. Jadi aku rasa kita harus berhenti disini"Kelu. Lidahnya sedang kehilangan fungsi. Begitu juga dengan suara indahnya. Ia hanya membuka mulut tanpa
"Jangan datang lagi cintaBagaimana aku bisa lupaPadahal kau tahu keadaannyaKau bukanlah untukkuJangan lagi rindu cintaKu tak mau ada yang terlukaBahagiakan dia aku tak apaBiar aku yang pura pura lupa"ーPetrus Mahen....Hutan ini masih sama segarnya. Masih sama rimbun dan hijaunya. Aroma kayu tua dengan tanah basah yang merengsek masuk memaksa memenuhi rongga dada. Bukan tidak suka, ini menenangkan, aku begitu menyukainya.Setelah tiga tahun akhirnya aku memberanikan diri kembali ke tempat ini. Tempat rahasia ini hanya aku yang tau, juga dia. Mengingatnya rongga dadaku seketika terhimpit. Menyempit dan udara di dalamnya teramat mencekik. Seingatku aroma hutan dan danau indah ini menenangkan, kenapa kini menyakitkan?Aku mendudukkan tubuh kecilku diujung dermaga ini. Seakan dihantam sesuatu kepalaku tiba-tiba ngilu, pun dengan hatiku. Air danau yang tenang ini punya banyak cerita, banyak kisah, dan kenangan indah lainnya.Aku berdiri, hendak melompat ke dalam air sebelum suara
" My heart is running on the time- alone on the Snowpiercer. Wanna get to the other side of the earth holding your hand. Wanna put an end to this winter "ー BTS ( Spring Day )...+;' 29 Desember 2016Hembusin angin dingin disertai buliran salju mengudara di langit kelabu hari itu. Kim Taehyung berdiri disana. Di samping lintasan kereta dengan baju rajut biru dari neneknya. Ia melangkah hati-hati menuju rel berselimut putih menanti ketibaan kereta dari Seoul menuju kota kelahirannya.Dari binaran matanya ia melihat kereta itu tiba. Suara khas yang memekakkan telinga disertai goncangan kecil yang turut ia rasakan ketika ia tempelkan sebelah telinganya pada besi dingin tempat kereta itu akan berlalu.Dengan terburu-buru Taehyung bangkit, kembali pada posisi awalnya. Ia melihat gerbong kereta yang melesat cepat dengan seksama. Pada gerbong terakhir Taehyung melihatnya. Beanie Hat dengan pom-pom hijau diujungnya, Si rambut merah jambu yang tertidur sembari menekuk kaki, bagaimana lelaki
" Now it's hard to even see each other's faces. It's only winter here. Even in August, winter is here "ー BTS ( Spring Day )...+;' 19 Desember 2016Mata indah dengan senyum secerah sinar surya terpejam menikmati senja. Ia duduk di atas gerbong kereta tempat pamannya bekerja. Sedikit bebal memang. Namun hal ini dapat mengobati luka hatinya. Hoseok membuka mata perlahan-lahan. Menerima semburat jingga angkasa memenuhi netranya.Mengabaikan angin kencang yang menggoyangkan helaian rambutnya. Ia memeluk kedua lututnya sembari menatap langit sore di atasnya. Butuh perjuangan untuk bisa sampai di atas sini. Melompati pagar pembatas, lalu menyelinap dan menghindari pengawasan pamannya. Berbahaya, sangat berbahaya. Namun ia rela melakukannya.Hoseok mengeluarkan kertas lusuh dan sebuah pena merah muda dari sakunya. Ia mendapatkan itu dari Seokjin Hyung-nya. Hoseok geli melihat pena dengan tinta tersendat-sendat itu. Namun kini ia tau. Benda itu amat sangat berarti. Hoseok duduk bersila di