“Senang kita bisa memiliki waktu bersama di meet and great Anya Baskara di kecantikanmu ada di dalam dirimu. Jadi gini kak Anya, banyak sekali yang penasaran sebenarnya rahasia kulit sehat kakak apa sih?” Tanya moderator pada Anya saat mereka duduk berdua di atas panggung dan di saksikan oleh para penonton yang ada di grand mall tersebut.Anya tersenyum ramah kepada moderator dan penonton yang memenuhi Grand Mall. Dengan sikap yang tenang, dia menghadap ke arah kamera dan mikrofon, siap berbagi rahasia kecantikan kulitnya."Terima kasih banyak, senang sekali bisa berada di sini bersama kalian semua," ujar Anya membuka, suaranya terdengar hangat dan penuh kepercayaan diri. "Rahasia kulit sehatku sebenarnya cukup sederhana. Aku selalu fokus pada rutinitas perawatan kulit yang konsisten, dan pastinya memilih produk yang sesuai dengan jenis kulitku."Anya berhenti sejenak, melihat antusiasme di wajah para penonton yang mendengarkan dengan seksama. "Aku juga selalu ingat untuk menjaga pola
Nersa menggigil di bawah selimut bulu tebal yang baru saja disampirkan Axel di sekeliling tubuhnya. Keheningan di antara mereka begitu pekat, hanya diiringi oleh suara hujan yang masih turun dengan deras. Axel menatapnya dengan campuran kekhawatiran dan kemarahan, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi pada sahabatnya ini."Kenapa tadi kau melamun sampai hampir ditabrak mobil? Apa kau tak berpikir kau tadi bisa saja kehilangan nyawa?" tanyanya dengan nada serius, matanya penuh kecemasan.Nersa menunduk, air mata kembali mengalir di pipinya. Dia merasa lelah, baik fisik maupun emosional. "Aku... aku tidak tahu, Axel," suaranya terdengar lemah, hampir berbisik. "Aku hanya merasa... hancur. Matthew tidak datang, dia tidak peduli..."Axel menghela napas dalam-dalam, merasa prihatin sekaligus frustrasi. "Nersa, kau lebih baik dari ini. Tidak seharusnya kau menggantungkan kebahagiaanmu pada seseorang yang bahkan tidak menghargai perasaanmu."Nersa mendongak, menatap Axel dengan mata y
Bulan berlalu dengan begitu cepat, kehidupan selalu berjalan eskipun tersandung kerikil yang ada di setiap perjalanan.Bahkan David sudah membersihkan masalah Tyo dan Regina dengan cepat dan memasukkan mereka ke dalam penjara dengan hukuman berlapis.Hubungan Anya juga semakin harmonis dengan suaminya dan sekarang dia menjadi selebgram dengan rate card termahal saat ini.“Aku dengar kau akan menikah, Angel?” Tanya Anya saat mereka sedang berkumpul bersama.Mila dan Nersa juga tampak bahagia dengan kabar pernikahan sahabatnya tersebut.“Tentu, jangan lupa datang yaa. Aku juga sudah menyiapkan gaun untuk menjadi bridesmaid. Besok kalian jangan lupa untuk fiting gaunnya ke desainer ku karena minggu depan aku akan menikah.” Ucap Angel dengan bahagia,“Begitu cepat?” Ucap Mila dengan terkejut,“Bagaimana yaa, suamiku orang bule dan orang tuanya hanya bisa minggu depan jadi persiapannya terkesan mendadak.”Anya tersenyum mendengar kabar gembira dari Angel. "Wah, aku senang sekali mendengar
“Anya.” David bergegas masuk ke dalam mansion untuk menjemput istrinya.“Mas.” Ucap Anya sambil bergegas mendekat.“Apakah sudah siap?” Tanya David dan Anya segera mengangguk untuk merespon.Mereka berdua masuk ke dalam mobil berdua, Anya masih sedikit tegang.“Tak perlu dipikirkan, jika tidak positif berarti belum rejeki kita. Atau jika kemungkinan terburuk kita tak memiliki anak aku tak masalah.” Ucap David menggenggam tangan istrinya.“Mas, jangan bicara seperti itu. Aku yakin kita bisa punya anak.” Ucap Anya dengan tegas.David tersenyum lembut dan mengangguk. "Aku tahu, sayang. Aku hanya ingin kau tahu bahwa apapun yang terjadi, aku akan selalu mencintaimu."Anya menghela napas, merasa sedikit lebih tenang. "Terima kasih, Mas. Aku tahu kau selalu mendukungku."Perjalanan menuju klinik terasa sedikit lebih ringan dengan dukungan David. Setibanya di sana, mereka langsung menuju bagian resepsionis dan mendaftar untuk pemeriksaan. Tak lama kemudian, mereka dipanggil masuk ke ruang do
“Halo, saya David Baskara.” Ucap David dengan kaku di depan kamera.Anya yang melihat di belakang kamera menahan senyumnya.“Hari ini istri saya sedang kurang enak badan, saya ingin memasak untuknya. Mari ikuti saya hari ini.” Ucapnya lagi dengan nada dingin namun terlihat cukup canggung.Apa yang dikatakan oleh David sudah diatur Anya dengan baik, bahkan apron yang dikenakan oleh David adalah apron cantik milik Anya karena tidak ada lagi apron yang bagus selain itu.David mengarahkan pandangan ke meja dapur yang sudah diatur dengan rapi oleh Anya. Bahan-bahan untuk memasak telah disiapkan dengan baik, dan di sinilah David mulai merasakan betapa sulitnya menjadi seorang selebgram yang harus tampil natural di depan kamera.“Baik, pertama-tama kita akan memotong sayuran ini,” kata David dengan nada datar, mencoba mengikuti naskah yang telah Anya siapkan. Tangannya sedikit gemetar saat memegang pisau, dan dia dengan hati-hati mulai memotong sayuran seperti yang telah dia pelajari dari An
“Lihat Anya, suami mu Viral.” Ucap Diana sambil memperlihatkan tayangan Anya naik drastis.Bahkan tayangan tersebut telah dibagikan ribuan kali, dan David di sebut suami idaman wanita.Karena selain tampan dan kaya dia juga sayang mencintai istrinya bahkan mau memasakkan untuknya, hal itu merupakan langka di negara ini karena banyak kasus pria yang patriarki.Anya tersenyum lebar melihat layar ponsel Diana yang memperlihatkan tayangan video David yang viral. "Wah, aku tidak menyangka akan secepat ini," ucap Anya dengan mata berbinar-binar. "David disebut sebagai suami idaman wanita di komentar ini," lanjut Diana, membacakan beberapa komentar dari netizen. "Mereka sangat kagum dengan dedikasi dan cinta yang dia tunjukkan untukmu."Anya tertawa kecil, "Aku nanti akan bilang pada David nanti kalau videonya viral"Diana mengangguk setuju. “Aku akan pulang dulu, tapi kenapa kau tak cuti saja? Aku lihat kau pucat.”Anya tersenyum, “Lalu kau kerja apa? Aku tak ingin membuatmu menjadi pengan
“Nersa, Mila.” Panggil Anya saat menghampiri mereka.“Eh Anya, tuan David.” Ucap Mila dan Nersa bersamaan.David hanya tersenyum singkat di samping istrinya.“Kau bersama siapa? Apakah kekasihmu yang baru?” Tanya Anya dengan ramah sambil menatap pria tampan dan tinggi di sebelah Nersa.Nersa yang mendengar kekasih langsung menggeleng, “Bukan, dia bukan kekasihku. Dia sahabatku dari kecil, namanya Axel.” Ucap Nersa memperkenalkan Axel.Anya mengangguk lalu mengulurkan tangan, “Halo Axel, aku Anya dan ini suamiku, David.”“Halo nyonya Baskara, senang bertemu dengan anda langsung. Nersa bercerita banyak tentang anda.” Ucap Axel dengan ramah.“Kau dari keluarga Desmond kan? Putra dari George Desmond?” Tanya David karena tampak tak asing dengan Axel yang sedikit memiliki kemiripan dengan rekan kerjanya.Axel tersenyum dan mengangguk. "Ya, benar sekali. George Desmond adalah ayah saya. Saya tidak menyangka Anda mengenalnya."David mengangguk kembali, tampak sedikit terkejut namun senang. "A
“Tapi aku sudah punya ibu, tante.” Ucap Misella dengan polos.Anya tersenyum getir, dia tak tahu kata-kata apa yang bisa menjelaskan jika ibu gadis ini telah meninggal."Nak," panggil Anya dengan lembut, "tante ada sesuatu yang harus disampaikan. Ibumu sangat kuat, dia sudah berjuang dengan sekuat tenaga, tapi... Tuhan punya rencana lain. Ibumu sudah tidak sakit lagi sekarang, dia sudah tenang di surga."Gadis kecil itu menatap Anya dengan bingung, lalu perlahan matanya mulai dipenuhi air mata saat dia mulai menyadari arti dari kata-kata Anya. "Ibu... sudah tidak ada lagi?" tanyanya dengan suara gemetar.Anya mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Iya, sayang. Tapi kita di sini bersamamu, kamu tidak sendirian."Gadis kecil itu mulai menangis, dan Anya langsung merengkuhnya dalam pelukan, mencoba memberikan kenyamanan sebanyak mungkin dalam momen penuh kesedihan itu. "Ibumu akan selalu ada di hatimu, Misella. Meskipun sekarang dia tidak bisa bersamamu secara fisik, dia akan selalu menjaga