MADU KUJADIKAN BABUPart 32 A--"Intan. Astaga ... kamu kenapa? Kok bisa begini?" Ikram datang ke sel dengan wajah panik. Aku yang tengah duduk memeluk lututku lekas bangkit."Kram, kamu ke sini? Dari mana kamu tahu aku di sini?""Tadi aku ke rumah kamu Tan, mau melayat. Pas aku tanya kamu di mana mereka bilang kamu udah dibawa polisi, kok bisa sih Taaan? Apa yang sebenernya terjadi?" cecarnya dengan tatapan serius.Aku tak bisa menahan air mata. Entah kenapa sesak ini tiba-tiba menyerang. Padahal sejak tadi aku bisa kuat. Tapi entah kenapa, takut, bingung dan shock tiba-tiba bergulung bagai ombak yang menyapu bibir pantai.Aku merasa terseret hanya dalam waktu yang singkat oleh ombak itu."Intan. Intan bicara Tan, kamu kenapa?" Ikram mengguncang kedua bahuku.Cepat kusapu air mata yang jatuh ini.Seorang polisi lalu mengeluarkanku dari dalam sel setelah Ikram memintanya. Kami lalu duduk berhadapan di sebuah meja sederhana yang sepertinya biasa digunakan untuk pertemuan singkat anta
MADU KUJADIKAN BABU Part 32 BPria itu mengangguk. Dia datang bersama pengacara rupanya."Beliau yang akan membantu kamu bebas dari sini Tan. Sekarang bersikap terbuka dan transparan lah sama beliau," kata Ikram. Aku mengangguk dan cepat menyalami pengacara itu.Ikram lalu membiarkan kami bicara berdua saja."Mbak Intan, seperti apa yang tadi sudah Mas Ikram bilang. Saya akan membantu Mbak keluar dari sini, tetapi andai pun Mbak terbukti bersalah dan tetap dihukum, maka saya akan tetap bantu agar hukuman Mbak ringan. Sekarang tugas Mbak hanya satu. Yaitu bersikap transparan dan terbuka sama saya. Ceritakan semuanya dengan detail dan jelas, akui salah kalau memang Mbak melakukannya, dan cerita sejujurnya kalau memang Mbak tidak melakukannya," ujar pengacara bernama Arman itu.Aku mengangguk. Kami lalu lanjut mengobrol banyak hal soal kasus ini."Kalau Mbak Intan sudah menyerah dan lemas sebelum bersidang, Mbak Intan gak akan bisa membuktikan pada mereka apa kebenarannya, Mbak.""Tapi
MADU KUJADIKAN BABUPart 33 AIkram lalu pergi ke bagian teknisi. Setelah itu memberikan benda kecil yang kuyakini adalah sebuah flashdisk pada mereka."Maaf kalau saya lancang Yang Mulia. Berikut saya akan tunjukan, beberapa orang yang patut kita curigai dalam kasus ini," kata Ikram. Kami semua menyimak serius. Pun dengan aku yang makin berdebar tak karuan. Bukti apa yang Ikram bawa? Bukankah pengacaranya sudah bilang kalau mereka tidak bisa menemukan bukti apa pun untuk menolongku bebas dari tuduhan?Layar mulai menyala. Menunjukan pantulan gambar dari sebuah rekaman cctv. "Astaga." Aku mendengar si madu babu terkejut ketika sebuah tempat ditunjukan di dalam layar itu.Kutengok sekali lagi. Wajahnya makin pias dan cemas. Dia juga mendadak meremas jari jemari ibunya."Ada dua orang yang bertemu di sebuah cafe. Namanya cafe Alviar yang beralamat di jalan Subroto 18." Aku kembali menoleh ke arah layar saat Ikram kembali bicara. Dan aku langsung dibuat terkejut saat melihat ada si m
MADU KUJADIKAN BABU Part 33 B"Soal gimana bisa aku mencurigai mereka, karena aku pikir, siapa lagi yang paling banyak menyerangmu di pengadilan ini selain mereka?"Aku manggut-manggut."Dan soal dari mana aku mendapatkan rekaman cctv itu. Sebetulnya seperti yang tadi aku bilang Tan, rekaman cctv itu aku dapatkan secara nggak sengaja. Tadi sebelum aku datang ke sini aku mampir ke cafe milikku sebentar karena di cafe katanya sedang ada masalah. Ada pegawai yang kehilangan barang berhargnya di loker. Jadi aku harus langsung turun tangan untuk mengurus masalah ini. Singkat ceritanya aku mengecek bagian cctv dua hari ini dan iseng terus mengecek hingga beberapa minggu ke belakang karena katanya kehilangan itu bukan yang pertama kalinya. Dan aku tentu langsung terkejut saat aku melihat wajah perempuan yang tak lain adalah madumu itu bersama ibunya sedang mengobrol di cafeku. Awalnya aku pikir mungkin mereka hanya sedang ngopi sambil ngobrol biasa. Tapi saat aku putar terus videonya ternya
MADU KUJADIKAN BABUPart 34 APOV NIA"Pak, ini ruangan apa? Kenapa gelap banget? Terus kenapa saya dipisahkan sama ibu saya?""Ini adalah ruangan hukuman yang sesungguhnya. Jadi kalau kamu bersalah, sebaiknya jangan membuang waktu untuk mengaku supaya semuanya cepet beres. Paham?" tegasnya agak ngegas.Aku meringis. Menatap ngeri pada tiap sudut ruangan kecil yang kini ada di hadapanku. Sangat menyeramkan dan astaga, banyak tikus juga kecoa yang bahkan langsung menyambutku ketika pintu ruangan kecil itu dibuka."Ah iw iw iw." Aku bergidig geli dan berusaha menghindari kecoa-kecoa yang langsung berhamburan ke sana kemari ketika pintunya dibuka itu. "P-Pak, ini nggak salah? Ini ruang apa sebenarnya?" Aku bertanya lagi dengan perasaan yang sudah tak karuan."Ini Selti. Masuk kamu ke sana.""Saya? Sendirian?""Ya iya sendirian. Kalau banyakan di mall. Ngaco!" sentaknya."T-terus Ibu saya mana?""Di ruangan lainnya. Udah gak usah mikirin siapa-siapa di sini. Tugas kamu cuma satu, yaitu me
MADU KUJADIKAN BABU Part 34 BSingkat cerita aku dan Mas Iwan dinikahkan secara siri. Walau kulihat Mas Iwan saat itu masih uring-uringan menikah denganku. Bahkan dia sempat membujuk agar aku membatalkan tuntutanku pada Mbak Intan."Tolong lah Nia, kita melakukannya atas dasar suka sama suka 'kan? Kamu harusnya gak perlu menuntut Mas tanggung jawab begini dong," bujuknya saat itu.Aku berdecak, "kamu itu kenapa sih, Mas? Apa susahnya sih nikah sama aku? Kan cuma nikah siri. Lagi pula kalau kita udah nikah, kita bisa berduaan terus 'kan? Kamu juga yang seneng.""Iya. Tapi Ibunya Mas gimana? Beliau bisa shock kalau tahu soal ini.""Ya nggak usah dikasih tahu lah. Gampang 'kan?""Kalau Intan ngasih tahu?""Ya kamu suruh lah supaya istrimu itu gak ngasih tahu. Ribet amat."Mas Iwan menggosok kepalanya."Aduh Nia. Sebetulnya apa sih yang kamu mau? Kamu itu gak akan mendapatkan apa-apa dari pernikahan kita. Apalagi kalau nanti hanya pernikahan siri. Sedangkan kalau kamu hanya jadi simpana
MADU KUJADIKAN BABUPart 35 A"Jangan sampelah Nia. Kamu juga harus berani. Kalau kamu gak segera singkirin si Intan, hidup kamu akan tetep begini. Mau kamu?"Aku menggeleng cepat, "nggak, Bu.""Ya udah makanya, lakukan rencana Ibu kalau kamu mau hidupmu enak seperti keinginanmu."Aku berpikir sebentar. Membalik dan menimbang sebelum akhirnya setuju juga dengan rencana ibuku."Oke, kalau gitu Nia akan coba, Bu.""Bukan coba. Tapi harus.""Iya. Ya udah balik yuk, Bu. Bahaya kalau Nia kelamaan di sini. Bisa-bisa mereka curiga.""Ah jauh-jauh nemuin kamu ke sini cuma mau ketemu bentar doang gini. Tapi ya udah ayo, Ibu juga mau ada arisan sama ibu-ibu."Kami lalu bangkit dan gegas keluar dari cafe."Bu, bagi duit dong. Buat ongkos angkot," kataku saat kami baru saja sampai di teras cafe."Ih apaan. Gak malu apa kamu? Udah kawin masih aja minta duit sama Ibu. Emang duit dar si Aliandi udah ludes semua?""Ya abislah. Makanya Nia minta. Mana sini, receh juga gak apa-apa.""Ah kamu nih." Ibu
MADU KUJADIKAN BABU Part 35 BSetelah sekitar setengah jam aku menggerutu dan menahan kekesalan, aku pun naik ke atas. Tadi aku dengar Mas Iwan akan ngopi di balkon, mungkin aku bisa memanfaatkan situasi ini untuk bicara padanya. Supaya dia mau memaafkanku dan kembali bersikap seperti dulu."Mas."Dia menoleh dan langsung terlihat malas saat tahu aku yang datang.Aku tak menyerah. Meski wajahnya sudah tak bersahabat, aku tetap duduk di kursi kecil yang ada di sebelahnya."Mas, kamu masih ngambek sama aku?""Menurut kamu?" tanyanya balik."Ya menurut aku iya.""Ya itu tahu.""Mas, tapi 'kan aku udah minta maaf. Kenapa sih kamu gak kayak dulu, Mas? Kamu banyak berubah tahu gak?" cecarku.Dia menoleh dengan tatapan tajam."Mas berubah? Kamu pikir suami mana yang gak akan berubah dan kecewa saat kelakuan istrinya yang kayak kamu? Bela-belain Mas selingkuhin Intan, lalu nikahin kamu, tapi akhirnya cuma ini yang Mas dapatkan? Kamu mikir dong Nia, mikir," terangnya kesal."Tapi Mas, aku dek