Share

Bab 93 Amarah Dua Pria

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-13 11:00:48

“Tidak ada yang perlu dijelaskan, karena tidak ada apa-apa di antara kami,” jawab Damar.

Aina hanya diam tapi kepalanya sudah mengangguk mengiyakan jawaban Damar. Namun, sepertinya Fakhri tidak percaya dengan ucapan Damar. Ia berjalan mendekat kemudian berdiri tak berjarak di depan Damar.

“Sudah kuduga kalau dari dulu kamu paling pintar buat alasan, Damar!!!”

Damar terdiam, tapi jakunnya naik turun menelan saliva dengan mata yang menatap tajam.

“Kalian pikir aku bodoh dan percaya begitu saja? Apa kalian lupa kalau aku memasang CCTV di rumah ini dan kejadian di foto itu aku sinkronkan dengan rekaman CCTV.”

Seketika wajah Aina terlihat tegang. Inilah yang paling ia takutkan sedari kemarin. Ia benci Damar dan terlebih benci pada dirinya. Harusnya dia menghindar sejauh mungkin dari pria itu tidak sebaliknya. Berlindung padanya bahkan mencari sesuap nasi di perusahaannya.

Andai saja Fakhri tidak memberinya huku

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 94 Malam Penuh Luka

    “Bi Isa!! Mang Samin!!!” seru Aina. Ia sudah berlarian ke belakang rumah untuk mencari asisten rumah tangganya, tapi sepertinya baik Bi Isa maupun Mang Samin tidak menampakkan batang hidungnya. Tanpa sepengetahuan Aina, Fakhri memang sudah menyuruh dua asisten rumah tangganya itu pulang kampung. Fakhri sengaja menunggu Aina untuk mendapatkan penjelasan. Tidak disangka dia malah melihat istrinya sedang digendong Damar. “Fakhri, kamu gila!! CUKUP!!!” ujar Damar. Ia tampak terengah dengan tampang berantakan dan beberapa luka di wajah serta tubuhnya. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri. Pria tampan itu sama kacaunya dengan keadaan Damar. Bahkan matanya sedang menunjukkan luka. “Jadi kamu sudah menyerah?” Damar tersenyum menyeringai sambil menyeka keringat di dahinya. “Aku tidak akan menyerah untuk mendapatkan Aina. Silakan, ceraikan dia malam ini supaya aku bisa menikah dengannya besok.” Tentu saja Fakhri semakin geram mendengar ucapan Damar. Tangannya kembali mengepal lalu dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 95 Berakhir Sudah

    “Keluarga Bu Aina!” seru seorang perawat.Damar celinggukan mencari Fakhri, tapi pria itu sudah menghilang. Padahal sesaat tadi, Damar melihatnya sedang asyik menerima telepon. Damar yakin Fakhri terpaksa pulang karena panggilan Wulan. Lagi-lagi Fakhri mengecewakan Aina.Damar menghela napas kemudian bangkit dari duduknya menghampiri perawat tersebut.“Saya, Sus!!” jawab Damar.“Baik, mari ikut saya, Pak!!”Damar mengangguk kemudian sudah mengekor langkah perawat tersebut. Ia sudah masuk ke ruangan dokter. Ada wanita paruh baya sedang duduk menunggunya.“Bapak suaminya?” tanya dokter tersebut.Damar tampak ragu menjawab, tapi kalau dia tidak mengaku. Damar takut terjadi sesuatu pada Aina.“Eng … saya kakaknya, Dok. Suaminya sedang keluar.”Akhirnya Damar memilih aman saja. Biasanya hubungan kerabat sama pentingnya dengan hubungan pernikahan dalam memutusk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 96 Aku Ingin Sendiri

    Lima hari Aina dirawat di rumah sakit dan hari ini adalah hari kepulangannya. Sama seperti sebelumnya hanya Damar yang menemaninya. Zafran memang belum pulang dari liburannya sementara Bi Isa dan Mang Samin masih berada di desa belum kembali.“Kamu gak papa sendirian di rumah?” tanya Damar.Mereka sudah tiba di rumah. Damar baru saja membimbing Aina masuk hingga ke ruang tamu. Aina hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Gak papa. Aku sudah lebih baik, kok.”Damar menghela napas sambil menatap Aina dengan lembut. Entah apa rasa hatinya, tapi dia sangat sayang pada wanita cantik di depannya. Rasanya tak rela jika melihat wajahnya terus muram.“Apa Fakhri sudah bisa kamu hubungi?” Kembali Damar bertanya.Aina tersenyum kemudian menggeleng.“Tidak, Damar. Aku tidak mau menghubunginya.”Damar tampak terkejut, alisnya mengernyit menatap Aina penuh tanya.“Kenapa? Dia

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 97 Melepas atau Mempertahankan

    “DAMAR!!! Kamu sembunyikan Aina dimana?” seru Fakhri.Pria tampan berambut gondrong itu langsung menerobos masuk ruangan Damar sambil berseru keras. Untung tamu Damar baru saja pulang sehingga hanya tinggal dia seorang di sana. Damar terkejut melihat kedatangan Fakhri.“Apa maksudmu, Fakhri?” Damar malah balik bertanya.“Udah, jangan pura-pura. Cepat katakan padaku!! Kamu sembunyikan Aina di mana?”Damar terdiam menatap Fakhri dengan bingung. Ia menghela napas panjang kemudian menggelengkan kepala.“Aku tidak tahu. Dia juga sudah resign mulai bulan ini.”“APA!!!”Mata Fakhri membola menatap Damar penuh curiga. Damar mendengkus sambil melipat tangannya di depan dada. Ia duduk bersandar di kursi sembari menatap Fakhri dengan datar.“Terserah kamu mau percaya atau tidak, tapi aku memang tidak tahu dia di mana.”“Udah jangan banyak alasan. Katakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 98 Beri Aku Kesempatan

    “Fakhri, kamu masih di sana, kan?” seru Robby.Fakhri tidak menjawab hanya menganggukkan kepala saja. Tentu saja reaksinya tidak akan terlihat oleh Robby. Entah apa rasa hati Fakhri kali ini, yang pasti dia benar-benar menyesal dan tak tahu harus berbuat apa.“Fakhri!!!” Kembali Robby berseru, pasalnya Fakhri tidak juga menjawab panggilannya.“Ya. Aku masih di sini.”“Syukurlah, aku meneleponmu hanya untuk memberitahu itu saja.” Robby hendak mengakhiri panggilannya, tapi Fakhri sudah mencegahnya.“Rob, ada satu lagi yang hendak aku minta tolong padamu.”Robby mengernyitkan alis dan menunggu dengan telinga terbuka. Ia yakin sahabatnya akan meminta melakukan sesuatu yang dadakan.“Tolong urus perceraianku dengan Aina.”“Aina!! Kamu akan menceraikan Aina?” sergah Robby.Fakhri menghela napas panjang dan menggeleng. Sayangnya semua gestur tubuhnya tidak dapat dilihat jelas oleh Robby.“Tidak. Dia yang menggugat cerai.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 99 Keputusan Aina

    “Aku janji akan berubah. Aku akan bersikap adil dan kalau bisa secepatnya menyudahi pernikahan poligami ini. Hanya kita bertiga saja. Kamu, aku dan Zafran,” urai Fakhri.Matanya menatap sendu dengan wajah penuh cinta dan senyum yang terus terukir di raut tampannya. Aina hanya diam membisu sambil melhat pria di depannya. Suaranya sangat merdu, melantunkan kata rayuan yang menggugah hati.Tatapan dan gestur tubuhnya sungguh menyakinkan, sama seperti saat itu. Namun, pada akhirnya dia tidak bisa berkutik jika Wulan yang meminta. Bahkan Fakhri meninggalkannya saat Aina merenggang nyawa di meja operasi.Emosinya pun sangat labil. Naik turun sesuka hati. Kadang begitu mesra, kadang juga begitu kejam. Meski ini bukan Fakhri yang ia kenal dulu, tapi Aina akhirnya sadar kalau dia sudah berharap pada pria yang salah.Perlahan Aina menarik tangannya dari genggaman Fakhri. Fakhri tampak terkejut, matanya terluka menatap sedih ke arah Aina. Aina buru-buru

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 100 Yang Tersembunyi

    “Apa karena malam itu, Aina?” imbuh Damar.Aina terdiam, matanya melebar dan terlihat ekspresi terkejut di wajahnya. Ia menghela napas dan buru-buru memalingkan wajah, menjauh dari Damar. Tentu saja gestur tubuh Aina membuat Damar semakin penasaran.“Enggak. Kamu … kamu salah dengar. Mas Fakhri sedang emosi dan bicara sembarangan saat itu.”Damar tertegun mendengar jawaban Aina. Namun, semua gestur tubuh wanita cantik ini membuat Damar semakin penasaran. Damar yakin Aina menyembunyikan sesuatu darinya.“Zafran, ayo cepat makannya, Sayang!! Kita akan check in.”Alih-alih menjelaskan ke Damar, Aina malah berseru memanggil Zafran kali ini. Bahkan ia sudah membalikkan badan bersiap meninggalkan Damar. Namun, tangan Damar lebih dulu mencekal lengan Aina membuat wanita cantik itu urung berlalu.“AINA!!”Lagi-lagi tidak ada jawaban di bibir Aina, matanya terkunci menatap Damar berharap p

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 101 Kedatangan Damar

    “B? Golongan darahnya B?” ulang Damar.Bu Rahma tampak terkejut melihat reaksi Damar, tapi wanita paruh baya itu hanya mengangguk. Sementara Damar terdiam dan terlihat linglung. Entah apa yang sedang ada di benaknya kali ini. Tanpa sengaja dia juga memiliki golongan darah yang sama dengan Zafran. Apa itu artinya …“Memangnya golongan darahmu juga B, Damar?” Tiba-tiba Bu Rahma bertanya membuyarkan lamunan Damar.Damar mendongak menatap dengan bingung. Bibirnya terkatup rapat, tapi kepalanya dengan refleks mengangguk. Tentu saja reaksi Damar membuat Bu Rahma terkejut. Jantung Damar kembali berpacu lebih cepat. Ia takut Bu Rahma akan berpikir yang bukan-bukan tentangnya.“Huh, tahu gitu Tante langsung menghubungimu. Saat itu kami kesulitan mencari donor darah untuk Zafran. Dia sempat … .”Damar merasa lega saat tahu Bu Rahma malah sibuk menceritakan tentang kesulitannya mencari darah untuk Zafran ketik

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bonus Bab

    “Saudari Wulan Ariani terbukti bersalah telah melakukan penggelapan uang perusahaan … .” Hari ini adalah hari pembacaan keputusan sidang untuk Wulan. Semua bukti yang terkumpul untuk kejahatan yang dilakukan Wulan sama sekali tidak disangkal dan Wulan mengakuinya. Bahkan dia juga mengaku telah menukar bayi Fakhri dan Aina serta menjebak Aina dengan memberi minuman obat perangsang. Fakhri yang ikut hadir di sana hanya diam mendengarkan. Sesekali ia melirik Wulan yang duduk di kursi pesakitan. Wulan sudah jauh berbeda. Wajahnya tidak secantik dulu, rambut indahnya juga tampak ditata dengan asal apalagi kini tubuhnya semakin kurus tidak seksi seperti dulu. Kalau boleh jujur, Fakhri kasihan melihatnya. Aina yang duduk di samping Fakhri hanya diam. Ia sadar siapa yang sedang diperhatikan suaminya saat ini. Aina tidak berkomentar dan terus memperhatikan Fakhri. “Kamu mau menemuinya?” Tiba-tiba Aina bertanya usai pembacaan keputusan berakhir. Fakhri menghela napas dan melihat Aina.

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Extra Bab

    “Udah, Mas. Mau sampai berapa kali kamu melakukannya?” dumel Aina.Ia berkata sambil menyingkirkan wajah Fakhri yang menempel di dadanya. Fakhri terkekeh sambil terus mendaratkan beberapa kecupan di sana. Ia sama sekali tidak mau melepas pelukannya ke Aina.“Memangnya kamu lupa, kalau Ibu bersama Zafran dan Ryan minta oleh-oleh adik. Makanya aku berusaha mewujudkannya.”Aina berdecak, sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. Fakhri sudah mengangkat kepalanya dan kini duduk bersandar di samping Aina.“Iya, aku tahu. Namun, ini sudah sore, Mas. Kita bahkan melewatkan makan pagi dan makan siang. Aku laper.”Fakhri mengulum senyum saat melihat ekspresi Aina. Kalau mau jujur dia juga sudah merasa lapar. Namun, rasanya Fakhri tidak mau kehilangan satu momen pun dengan Aina.“Ya sudah, aku pesan makanan dulu.”Fakhri membalikkan tubuhnya dan bersiap meraih telepon yang ada di nakas. Namun

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 325 Happy End

    BRAK!!!Pintu kamar tertutup dan Fakhri hanya diam melongo berdiri di depannya. Matanya mengerjap berulang saat menyadari jika dirinya sudah berada di luar kamar.“Fakhri!! Kamu ngapain di sini?” seru Bu Rahma.Wanita paruh baya itu terkejut saat melihat putranya berdiri di depan pintu kamar dengan ekspresi wajah bingung. Fakhri menoleh sambil menghela napas panjang.“Istriku baru saja disabotase Zafran dan Ryan, Bu.”Sontak Bu Rahma terkekeh mendengar aduannya.“Sudah, biarin saja. Toh, kamu tadi siang sudah melakukannya. Lagian besok kalian sudah berangkat untuk honeymoon. Jadi biarkan anak-anak bersama bundanya malam ini.”Fakhri menghela napas panjang sambil menganggukkan kepala. Untung saja, tadi siang dia sudah melakukan pemanasan tiga ronde dengan Aina, kalau tidak pasti sangat kesal malam ini.“Apa mau ditemani Ibu tidur, Fakhri?” Tiba-tiba Bu Rahma bersuara dengan menggod

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 324 Rebutan Bunda

    “Fakhri!! Kamu ke mana aja? Dari tadi Ibu telepon gak diangkat!” Suara Bu Rahma langsung terdengar di telinga Fakhri.Fakhri menguap lebar sambil mengucek matanya. Usai ijab kabul di KUA, harusnya Fakhri bersama Aina merayakan resepsi dan tasyakuran di rumah Bu Rahma. Namun, Fakhri malah sengaja mengajak Aina pulang ke rumah baru mereka dan menikmati malam pernikahan lebih awal.“Aku ngantuk, Bu,” jawab Fakhri sambil menguap.“Ngantuk? Memangnya kamu di mana? Kenapa juga Pak Udin gak balik ke rumah?”Pak Udin adalah sopir Fakhri yang baru dan kebetulan tadi Fakhri menyuruhnya untuk istirahat. Sepertinya Pak Udin menurut perintahnya.“Banyak tamu mencari kamu dan Aina. Mereka pengen ketemu, Fakhri.”Fakhri menghela napas panjang. Dari awal, Fakhri dan Aina memang tidak mau melakukan perayaan. Toh, ini bukan pernikahan pertama mereka. Hanya Bu Rahma saja yang telah mengundang para tamu hingga mer

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 323 Hari Bahagia

    Rabu pagi, satu minggu kemudian tampak kesibukan di rumah Bu Rahma. Wanita paruh baya itu tampak berjalan mondar mandir dari ruang tamu ke kamar Fakhri. Wajahnya terlihat gelisah saat melihat pintu kamar Fakhri masih tertutup rapat.“Ryan, Zafran, coba periksa ayahmu!! Kenapa dari tadi belum keluar? Nenek takut kita datang terlambat ke KUA,” ujar Bu Rahma.Hari ini memang hari pernikahan Fakhri. Sesuai permintaan Aina, mereka akan melakukan jiab kabul di kantor KUA. Setelahnya akan mengadakan tasyakuran dan resepsi sederhana di rumah Bu Rahma.Sebenarnya Bu Rahma ingin merayakan pernikahan kedua putranya ini dengan meriah, tapi Aina dan Fakhri menolaknya. Mereka tidak mau lelah, bahkan sehari setelahnya akan melakukan perjalanan keluar negeri untuk honeymoon.“Iya, Nek!!” Ryan dan Zafran menjawab berbarengan.Mereka berjalan beriringan menuju kamar Fakhri. Baru saja Ryan hendak mengentuk pintu kamar Fakhri, tiba-tiba handel

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 322 Penebusan Wulan

    “TUNGGU!!! STOP!!! Jangan bilang kamu mau mencabut gugatanmu ke Wulan!!” sahut Robby.Rini yang mendengar ucapan Robby tampak terkejut. Hal yang sama juga ditunjukkan Fakhri, sayangnya Robby tidak bisa melihat reaksinya kali ini.“HEH??? Mencabut gugatan ke Wulan? Siapa juga yang mau mencabut gugatan?” ucap Fakhri.Sontak helaan napas panjang keluar dengan kasar dari bibir Robby, bahkan pria bermata sipit itu sudah mengurut dadanya.“Lalu kamu mau minta tolong apa tadi?”Fakhri mendengkus sambil melirik interaksi Aina bersama Zafran dan Ryan di ruangannya.“Aku mau minta tolong kamu percepat pernikahanku.”Kini berganti Robby yang terkejut, mata sipitnya melebar usai mendengar permintaan Fakhri.“Bukannya tinggal dua minggu lagi. Kenapa mau dipercepat lagi?”Fakhri tersenyum sambil menyembunyikan wajahnya. Ia berdiri dan menjauh dari Aina serta kedua putranya. F

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 321 Keyakinan Rini

    “Sayang … kok kamu ngomong gitu?” tanya Fakhri.Aina tidak menjawab, malah kini yang berganti menundukkan kepala. Dia paham hanya wanita kedua yang datang ke hati Fakhri. Meski pada akhirnya Fakhri lebih memilihnya, tapi setidaknya ada kenangan indah antara Fakhri dan Wulan.“Aku sama sekali gak bermaksud akan membahas ke arah sana. Aku sudah tidak mencintainya. Aku hanya sekedar memberitahumu mengenai keadaan Wulan.” Fakhri menambahkan kalimatnya dan terkesan sedang membuat pembelaan.Aina menghela napas panjang sambil mengangkat kepalanya. Matanya bertemu dengan netra coklat Fakhri dan terdiam untuk beberapa saat.“Aku juga sama sekali gak masalah jika kamu mengenang momen dengannya. Dia cinta pertamamu, bagaimanapun ada kenangan indah antara kamu dan dia. Bisa jadi itu yang membuatmu melankolis seperti ini.”Suara Aina terdengar datar, tidak tertangkap dia sedang sedih apalagi cemburu. Hanya saja Fakhri

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 320 Penyesalan Wulan

    “Sialan!! Bangsat!! Jadi kamu yang menyebabkan kecelakaanku?” sergah Wulan.Damar tersenyum sambil berdiri menjauh dari sisi brankar. Wajah Wulan sudah merah padam dengan bunyi gigi yang saling beradu belum lagi tangannya yang sudah mengepal seakan hendak melayangkan sebuah pukulan ke Damar.“Kalau iya, kenapa? Kamu ingin membalasku, Wulan?”Tidak ada jawaban dari Wulan. Ia duduk bersandar ke bantal dengan dada kembang kempis mengolah amarah dan wajah yang semakin merah.“Bukankah kamu juga yang telah menabrakku tempo hari hingga membuatku tak berdaya.”Wulan membisu dan buru-buru memalingkan wajah.“Aku rasa kita sudah impas, Wulan. Aku akan mencabut gugatanku dan melupakan semua. Sayangnya, kamu tidak bisa melakukan hal yang sama seperti aku.”Wulan belum menjawab, tapi wajahnya sudah meredup bahkan tatapan matanya tampak sayu. Dengan sendu Wulan menatap kaki kanannya yang kini dibabat

  • Maafkan Aku Telah Mendua   Bab 319 Kunjungan Sahabat

    “APA!!! Mama mau bunuh diri?” seru Devi.Amar yang duduk di sebelah Devi tampak terkejut. Tanpa banyak bertanya, ia langsung menjalankan mobilnya meninggalkan rumah Fakhri lebih dulu. Fakhri yang berada di dalam mobil mengabaikannya. Bisa jadi Amar dan Devi punya kepentingan lain yang harus dilakukan.Selang beberapa saat Devi dan Amar sudah tiba di rumah sakit tempat Bu Vita dirawat. Wanita paruh baya itu tampak tergolek lemah di atas brankar dengan kedua pergelangan tangannya di babat perban.Devi baru saja dijelaskan oleh perawat yang bertugas jika Bu Vita berusaha mengakhiri hidupnya dengan menyayat pergelangan tangan menggunakan pecahan cermin di kamarnya. Bu Vita shock saat tahu kenyataan tentang Wulan.“Memangnya siapa yang memberitahu keadaan Kak Wulan ke Mama? Bukannya hanya kita yang diberitahu dokter,” gumam Devi.Ia seolah sedang berbicara pada dirinya sendiri. Amar yang berdiri di sebelahnya hanya diam sambil menatap Bu Vita dengan iba.“Sebenarnya beberapa saat yang lalu,

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status