Share

87. Senja Terbaik

Senja melukiskan indah cahaya jingga dengan semburat kemerahan di atas cakrawala. Mentari lengser dari posisinya. Cahayanya redup seiring dengan waktu yang semakin menua saja. Siang berhenti dan sore menggantikannya. Semilir angin yang berembus menjadi saksi betapa damainya sore hari ini. Gadis itu berjalan dengan langkah tegas. Menyusuri trotoar jalanan yang sedikit ramai sebab bukan hanya dirinya saja yang berada di tempat ini sekarang. Beberapa orang berlalu lalang. Pulang ke peraduannya selepas lelah bekerja menjemput sesuap nasi untuk keluarga. Tak semua bernasib beruntung. Tak semua orang bisa naik mobil mewah dengan fasilitas 'wah' yang gila terkadang memuakkan. Hidup sederhana bagi Xena bukanlah sebuah beban, namun anugerah sebab ia tak perlu memikirkan banyak hal untuk menjaga kekayaannya. 

Malik benar, bisa saja ia meminta pada sang ayahanda untuk membelikan Xena mobil atau motor guna mengangkut tubuh gadis itu datang dan pulang dari sekolah. Xena bukan anak orang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status