Share

8.Pak Tanu Hilang

Mata Radi menatap tajam pemuda usia awal dua puluhan yang berdiri di depannya.

"Namamu siapa tadi?" Tanya Radi.

"Danar, Pak," sahut si pemuda. "Saya dari desa Karangasih."

"Nyonya menerima lamaran kerjamu jadi supirku? Kapan?"

"Kemarin malam, Pak. Sekitar jam delapan malam saya dipanggil lewat telepon agar hari ini mulai bekerja sebagai supir Pak Radi."

Radi mengernyitkan kening. Apa-apaan ini? Baru saja ia keluar rumah hendak pergi kerja. Di halaman sudah menunggu mobilnya yang biasa ia pakai meninjau persawahan dan pemancingan. Bukan Pak Tanu yang menyambutnya di sebelah mobil, tapi si Danar ini.

"Saya sudah ada supir. Mungkin Ibu butuh kamu untuk supir beliau pribadi."

"Tidak, Pak. Nyonya Artiyah jelas meminta saya bekerja jadi supir Bapak." Danar bersikeras. Radi akhirnya tahu bahwa tak ada gunanya ia mendebat Danar.

"Kamu tahu kemana Pak Tanu?" Tanya Radi.

"Pak Tanu mengundurkan diri. Dia mau ikut anaknya yang di Surabaya. Mulai hari ini Danar yang jadi supirmu." Suara Nyonya Art
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status