Share

15. Kuburan di Belakang Rumah

Pukul dua belas tiga puluh dinihari rumah Ashwabima sepi dan gelap. Sejak ada seseorang di kolong ranjangnya, Nyonya Artiyah tidak pernah bisa tidur nyenyak. Orang di bawah sana selalu terisak menangis atau menghela nafas kuat-kuat. Nyonya berkali-kali memukulkan tongkat rotan ke arah kolong ranjang untuk menyuruhnya diam tapi orang itu hanya diam sebentar lalu menangis lagi.

Nyonya Artiyah harus mengakui bahwa tawanannya itu sangat kuat. Bagaimana tidak, sudah hampir tiga tahun dia diikat dan diberi makan sekadarnya tapi tetap hidup. Sebelum Radi mulai bertanya soal rumah belakang, Nyonya mengikat tawanan itu di dipan dalam rumah kandang ayam di belakang. Siang malam terikat dan terpasung tanpa diberi cahaya lampu sedikitpun. Nyonya berharap orang itu mati dengan sendirinya tapi harapannya mulai pupus seiring waktu, orang itu tetap hidup dan meneror batin Nyonya.

Bunyi alarm handphone bernyanyi, tepat pukul satu. Nyonya beranjak turun dari ranjang. Ia memakai sweater tebal dari kapst
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status