350 Tahun Sesudah Era Baru
Sonut, 14 Juli 235015.00."Rupanya kamu disini, Ans! ""... " Menganggukkan kepala.
"Apa kau tidak dengar waktu ayah panggil tadi? " ucap Mr. Johni.
"Aku dengar! tapi buku ini sangat seru untuk kubaca.Ayah! "
Mr. Johni Oreda seorang warga sipil yang mencoba memahami kondisi anak tunggalnya. Ans Oreda atau biasa dikenal dengan Ans adalah seorang anak remaja laki-laki yang genap berusia 16 tahun dan masih menginjak dibangku 2 SMA sedang menggemari hobi barunya."Membaca memang sangat bagus untukmu Ans,tapi itu tak akan baik jika dilakukan secara berlebihan! " ucap Mr. Johni.
Beberapa hari setelah pembongkaran gedung tua Ans dan ayahnya baru saja menemukan sebuah buku tua usang dengan beberapa lembar yang robek. Kini Ans putranya telah menjadi sesosok yang pendiam dan acuh kepada orang tua dan shabat dekatnya.
Seringkali Ans mengunci rapat pintu kamarnya dan bahkan ia juga sering memutuskan untuk tak pergi kesekolah hanya untuk melanjutkan bab yang belum sempat ia baca.
"Hobi barumu itu sungguh merepotkan ya,Ans? " ucap Mr.Johni.
"Hah? " menatap wajah ayahnya.
Mr. Johni memungut paksa buku yang dipegang Ans, kedua pupil matanya terus mencari-cari hal unik dan mencoba memahami setiap kata yang tertulis didalam buku tersebut.
Aroma khas (Bibliosma) terus bertebaran menyelimuti kamar Ans, bahkan bau tersebut membuat hidung besar Mr. Johni terasa gatal hingga indra penciumannya sempat tak berfungsi dengan normal.' Mengapa buku ini begitu spesial dimata Ans!' gumam Mr. Johni.
Terdapat beberapa tulisan latin dan ejaan kuno yang hampir melingkup seluruh isi buku [ARIN XXXXX] sedikit abjad yang berhasil ia lantunkan dari bibirnya....................................................................
NB : Ejaan kata pada zaman dahulu dan sekarang sangatlah berbeda bahkan terlihat lebih rumit pada bagian konsonan kata bila dibandingkan dengan bahasa ibu yang saat ini mereka gunakan.
...................................................................
Hal .002 Sebuah foto hitam putih
dengan ukuran 6 X 4 memiliki kontras buram terpampang jelas dilembar kertas tersebut. Sekilas ia terlihat tersenyum bahagia namun jika dilihat lebih detail gadis itu lebih ke arah murung dengan senyuman yang terlalu dipaksa."Siapakah gadis manis ini? "ucap Mr. Johni.
Postur wajah perfeksional dengan bibir tipis sebagai pelengkapnya " Tak bisa dipungkiri lagi jika gadis ini sangatlah cantik,hanya saja...?" bergumam sendiri.
Mr. Johni sedikit kecewa saat noda hitam yang menyerupai darah kering menutupi sebagian besar wajah cantiknya.
" Entahlah ayah, tapi lihatlah isi didalam buku ini! Sangatlah menarik.Aku saja tak bosan untuk membacanya! ""Huh..?" meruncingkan kedua alisnya. Bagaimana mungkin tulisan yang jelas-jelas tak bisa kupahami bisa dibaca dengan mudah oleh anakku Ans.
Seketika Mr. Johni terkejut saat ia berhasil mengungkap siapa pengarang buku XXXXX adalah 'Marco S Ronim' Pemimpin pertama negera Sonut setelah terbentuknya Era Baru.
Tubuhnya berguncang hebat tak percaya jika buku yang selama ini dicari-cari oleh para arkeolog dan petinggi negara telah berada dikediamannya.Sebuah rumor yang beredar ' jika buku ini sangatlah rahasia dan apabila tak segera diserahkan kepada Presiden XI akan dihukum berat bahkan jika sampai membaca seluruh isi buku... Kematian adalah pilihannya.'
THE HERO A. R. I. N. E.L. K.A.R.C.H 49(Forty Nine) [ Kurang lebih isi terjemahan yang berhasil mereka ungkap kedalam bahasa ibu]"Ayah, kau tidak apa-apa? "tanya Ans sambil merasa khawatir."Ans, buku ini...Kita harus memberikannya kepada Presiden! "ucap Mr. Johni sambil terbata-bata.
"Tunggu.Tunggu dulu Ayah!"Ans yang masih penasaran dengan kelanjutan cerita hidup dari tokoh Arin segera merebut kembali dari genggaman ayahnya,dan bahkan Ans sempat berlutut memohon-mohon agar tak segera menyerahkan buku ini kepada Presiden.
"Kita harus memberikannya nak, ini milik negara ! Tak akan baik jika terus menyimpannya. "Menarik lengan Ans.
Ada apa ini,mengapa ayah sangat ketakutan bahkan berkeringat dingin disekujur tubuhnya ,apakah ada banyak rahasia yang belum terungkap didalamnya ataukah ada hal lain yang membuat buku ini sangat spesial .
"Kumohon ayah, biarkan aku menyelesaikan buku ini hingga lembar terakhir."
"Setelah ini aku sendiri yang akan menyerahkannya kepada Pak Presiden.Ayah!" tegas Ans.
Dengan berat hati dan tak ingin membuat anak kecewa Mr.Johni pun menyanggupi permintaan Ans walau ia tahu jika hal buruk akan terjadi dikeluarganya.
"Baiklah,aku harap kau menepati janji yang telah kau buat Ans."
...................................................................
Catatan penting.
Pertama : Pada tahun 2006 sebuah peristiwa besar terjadi setelah semua pemimpin negara bersatu dan mengumumkan perang besar melawan Arin dan kelompoknya dipulau kecil Marmere.
Kedua : Tubuh ketiga pemimpin Black Rose sampai saat ini belum ditemukan hingga sekarang bahkan ada juga yang menganggap mereka masih hidup dan telah melahirkan beberapa keturunan dipulau X. Namun sebuah teori berspekulasi jika mereka yang memijak tanah dipulau Marmere dipastikan tewas akibat ledakan besar yang sudah membumi hanguskan seisi kota dan bahkan mampu menenggelamkan dataran rendah ini.
...................................................................
Kehidupan Sang Tokoh Utama. Sonut,14 September 2000 Pukul : 00.15 Di musim panas tahun kedua Sekolah Menengah Atas, namaku Arin El Luis atau biasa dikenal dengan nama Arin Simerah adalah seorang gadis yang tidak terlalu pintar, ceroboh dan sering menghabiskan waktunya hanya untuk tidur dikelas. Sampai-sampai ia harus mendapat peringkat terakhir di segala bidang mata pelajaran. Tidak.. Bukan berarti aku anak paling bodoh yang suka bermalas-malasan dalam belajar, hanya saja?! Plakkk.... Ibuku yang menderita gangguan mental sering kali memaksaku untuk menjadikannya sebagai kelinci percobaan ataupun sebuah samsak hidup saat tengah malam tiba. Sungguh, aku tak mengerti mengapa ibu begitu terobsesi dengan tubuh anaknya ini,bahkan diusiaku yang baru menginjak 15 tahun wanita itu terus saja memukulku tanpa henti. Aku ingat ketika beliau berusia 29 tahun ia sangat
"Arin,pipimu bengkak!" "Ah...Benarkah?" Dengan cepat aku segera menutupi beberapa luka lebam dengan telapak tanganku. Aku tak menyangka bahwa luka yang aku dapatkan semalam benar-benar fatal ,tak hanya pukulan dan tamparan yang aku terima namun tendangan keras dari kakinya membuat rahang kananku sedikit bergeser hingga menimbulkan warna keunguan. 'Fuh..Beruntung ayah datang menolongku' Kalau saja pria berjas hitam tak cepat menghentikan pertikaian kami ,mungkin saja dia akan melihat tubuh putrinya terbaring kaku didalam dipeti mati. "Ahh...Bukan apa-apa,,hanya gigitan serangga!"(sambil menyilangkan jari) Dengan bodohnya aku mengkambing hitamkan hewan yang tak berdosa hanya untuk mengecoh remaja ini. 'Bodoh Arin' gumamku.Bagaimana mungkin seekor nyamuk mampu memberikan luka besar diseluruh tubuhku kalau saja ada mungkin hewan-hewan ini telah bermutasi ribuan tahun dengan sempurna(misalnya : Giant Mo
Pukul 13.00Masih di dalamKelas 8-IPA. 👤 Anak-anak hari ini ibu akan menjelaskan tentang sistem reproduksi pada manusia. Ucap seorang guru yang tengah mengajarkan mata pelajaran Biologi kepada murid-muridnya. "Menyebalkan..."Gerutuku. "Heii, bukankah sebentar lagi kita akan menghadapi ujian.Setidaknya berusahalah fokus Arin!" "Diamlah." Arza hanya bisa tersenyum melihat kelakuan kekanak-kanakan saudaranya. 'Dasar tukang tidur' Arza yang tak tega mengusik Arin memutuskan untuk tak mengganggu tidur siangnya dan lebih memilih mencatat beberapa lembar buku untuk diberikan kepada saudarinya. Dua jam berlalu Arin masih saja tertidur pulas dimeja kesayangannya.Wajahnya yang lurus menghadap kearah jendela serta rambut merahnya yang tergerai menutupi pipi kananya, dan sentuhan tiupan angin yang masuk kedalam ruangan membuat wajahnya terlihat semakin cantik walau ia tengah menutup kedua matanya.&nb
Seorang siswa laki-laki terlihat kesal dengan tindakan mey, apalagi teriakan dari beberapa siswa membuatnya semakin kecewa. Kepalan di tangannya menggambarkan betapa emosionalnya dia ketika gadis yang dicintainya lebih mencintai pria lain. Suasana kembali mencekam terutama dimeja ujung paling belakang. Arza yang teringat ucapan Bu Mayang membuatnya membayangkan hal-hal kotor dengan tubuh Arin. 'Huh apa? Mengapa aku membayangkannya...Tidak...Tidak!' Arza mencoba mengalihkan pandangannya ke arah lain dan ini sudah yang ketiga kalinya tapi entah kenapa tatapannya otomatis kembali ke bibir Arin. 'Tolong Arza, jangan lakukan ini. Please!!!' Hormon testosteron yang terus memuncak dalam waktu yang lama membuat benjolan keras di celananya semakin jelas 'sial, sial, sial' gerutunya untuk kesekian kalinya. Dengan segala cara, Arza berusaha mengendalikan nafsunya hingga berkali-kali mencubit paha kanannya dengan keras sambil memejam
Orang Baru. Universitas Sonut. 15 September 2000 Pukul 14.50Kota Sonut. Universitas Sonut atau biasa disingkat U. S merupakan Universitas tertinggi dan ternama di kota Sonut. Tidak banyak yang tahu kapan gedung ini berdiri, namun beberapa arsitek dan warga sekitar memperkirakan Universitas Sonut sudah berdiri sejak tahun 1968. Bangunan yang mewah, dosen-dosen profesional dan banyak alumni yang sukses berkarir setelah menamatkan studi di U.S membuat universitas ini banyak diminati kalangan pejabat, pengusaha, seniman bahkan masyarakat kalangan bawah. Dan tak jarang jika mereka yang ingin masuk perguruan tinggi tertinggi ini harus merogoh kocek dalam-dalam hany
Suatu hari di Bulan SeptemberSebelum Kematian Jimmi Rion14/09/1998 ||13.00 Tap..Tap..Tap.Seorang mahasiswa bertubuh kurus,berkulit pucat berlari tergesa-gesa menuju lantai bawah. Dengan nafas yang tersengal-sengal disertai dada yang sesak pria itu terus mempercepat gerak kakinya. 'Hah,, hah,, hah. ' Dengan sekuat tenaga ia berlari menghindari banyaknya kerumunan.Tak peduli seberapa banyak orang yang menghadangnya Jimmi terus berlari dan menerobos keluar dari kerumunan. 'Jimmi..Jimmi! Aku menemukanmu! ' 'Jimmi..Jangan pergi! Jimmi..'Suara itu terus menggema dan saling bersahut-sahutan dikedua telinganya. " Pergi!" " Pergi! Jangan ganggu aku!! " "Pergi! Tinggalkan aku sendiri.Pergi! " Pria itu terus berteriak histeris tanpa henti, sungguh semua orang yang melihatnya merasa kasihan dengan kelakuannya saat ini. 'Oh, MAMA, bantu anakmu ini ! Beri dia kesembuhan dan
Seketika Jimmi berteriak keras "Akkkhh..Kenapa? Kenapa?" dua telapak tangan yang seharusnya dia gunakan untuk mematahkan tulang dan sel jaringan, tiba-tiba saja tak bisa ia gunakan lagi bahkan untuk mencekik leher Lusi sepertinya mustahil untuk dilakukan. Air matanya mulai menetes membasahi dikedua pipinya."Kenapa aku tidak bisa melakukannya? Sial kau MAMA! Kenapa kau menghukumku seperti ini!" keluh Jimmi sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas. Tubuhnya yang kuat dan tinggi seketika lumpuh tak berdaya bahkan tidak bisa lagi menopang keseimbangannya. Dan dalam hitungan detik Jimmi jatuh tertelungkup di mengenai ubin lantai yang rusak dan berdebu. Lusi yang melihatnya merasa kasihan dengan ketidakberdayaan yang dialaminya, gadis itu segera menghampiri senior yang malang itu dan mengusap bahunya yang lebar. Jimmi berkata "Dia menghancurkan hidupku! " sambil mengarahkan tatapannya ke wajah Lusi. "Kalau saja aku tidak membantunya
Pukul 22.30Gedung U.S Gelap, sunyi dan sepi suasana hiruk pikuk terus membayang-bayangi seisi bangunan yang kini tak berpenghuni Universitas Sonut (U. S). Suara canda gurau dan beberapa langkah kaki dipagi dan siang hari kini nampak tak terdengar kembali setelah kemunculan awan gelap yang menandakan hari sudah malam. Hembusan angin yang berkeliaran kesana-kemari sesekali mengikuti pergerakan pemuda berhoodie hitam yang berjalan lurus menuju lantai atas. Tak ada orang ataupun makhluk lain yang bisa mencegah tekatnya yang sangat kuat. Bahkan bayangan hitam yang sejak tadi mengikuti pria itu berusaha mencoba mencegahnya namun gagal. Sekerumunan hewan nokturnal yang sedang mencari makan dikejutkan dengan kemunculan manusia yang berjalan lurus melewati kawanannya. 'Apa yang dia lakukan dimalam seperti ini!' seekor cicak menatap dari arah berlawanan. [ "Kau ingin An
Pukul 20.00Didalam kamarGadis itu mulai merebahkan dirinya diatas ranjang yang cukup empuk sembari memikirkan kejadian memalukan saat pria asing berlari kearahnya dan memeluk tubuhnya dengan cukup hangat (begitu tenang dan nyaman)Dengan cukup gelisah disertai rasa penasaran, gadis itu mencoba mengingat-ingat kembali tentang masa lalunya. 'Mungkin saja ia bisa menemukan sedikit jawaban mengenai pria berambut mangkuk dengan tinggi sekitar 5,28 kaki itu.'"Aaah... Sial! Kenapa aku tidak bisa mengingatnya!?" Arin mengusap-usap rambut dan berulangkali memukul kepalanya.Sementara itu pria berambut pirang yang sedari tadi berada disampingnya, berusaha sekuat tenagal memegangi lengan Arin.Kini Arza yang cukup cemas mencoba memanggil-manggil nama gadis itu. "Arin! Arin! Sadarlah! "berteriak."Hah...!! "Dalam ingatan Arin: ada begitu banyak fragmen memori acak yang membuat kesadarannya mulai terganggu.
Setelah peristiwa naas yang hampir merenggut nyawanya, kini perlahan-lahan kehidupan remaja berusia 15 tahun ini sedikit mengalami perubahan, apalagi sejak kedatangan Arin di kediamannya membuat Ghali tak merasa sendiri lagi.Bahkan ia merasa nyaman jika berada disamping gadis itu. Kemudian tanpa ragu Ghali memberikan sepotong kue coklat kearah Arin yang saat ini sedang membaca serial komik favoritnya.Gadis itu membulatkan kedua matanya dengan sedikit kebingungan. "Untukku?"Remaja itu terus tersenyum namun tak memberikan sedikit jawaban atas pertanyaan yang barusan Arin katakan kepadanya."Baiklah."Lalu ia mulai membuka mulutnya dan mulai mencicipi sedikit demi sedikit kue yang sengaja Ghali berikan khusus untuknya."Emm... Enak, terima kasih!" ucap Arin sambil terus mengunyah."B-benarkah?""Kau tak percaya!?"Kemudian Arin segera mengambil potongan kecil kue ,lalu memasukannya secara paksa kedalam mulut Gha
Rahasia yang belum sempat terungkap :Sebelum menikah dengan Miko El Luis.Mira Vena telah memiliki dua anak kembar dari hubungan asmaranya dengan sesosok pria misterius.Hingga sebuah kejadian tak terduga baru saja menimpa mereka berdua. Mira yang sangat takut dan khawatir akan keselamatan kedua buah hatinya memutuskan untuk kabur dan memilih meninggalkan lelaki itu sendirian.Dan karena kebaikan MAMA, seorang pria berambut hitam datang menolong wanita malang ini bahkan ia juga berencana untukuntuk merawat salah satu bayi laki-lakinya (Ghali) seperti anak kandungnya sendiri.Satu tahun kemudian Miko El Luis dan Mira Vena memutuskan untuk menikah, namun dalam pernikahan mereka sampai saat ini tidak dikaruniai seorang anak. Meski begitu, Miko sangat menyayangi anak tirinya (Arin El Luis) dan anak angkatnya (Arza El Luis).
Sebelumnya :Remaja bertubuh kurus dengan kulit pucat berjalan masuk menuju kesebuah ruangan kosong tak berpenghuni,dengan perasaan murung dan cemas Ghali terus saja menatap lurus kearah bingkai foto yang tertata rapi diatas meja.Dengan ukuran 12,7 X 17,8 cm atau setara dengan 5,7 inchi. Hasil jepretan foto keluarga lima tahun yang lalu telah mengingatkan Ghali tentang sesosok wanita yang selalu menyayanginya."Ibu! " ucapnya.Ghali Hasun terus saja mendekap bingkai foto itu dengan bergelinang air mata, wajahnya yang memucat serta kelopak matan yang sembab telah memperlihatkan betapa depresinya remaja itu saat kehilangan ibunya....................................................................Ditahun 1995.Seorang desainer ternama Tara Hasun dikabarkan tewas gantung diri di ruang pribadinya.Menurut informasi yang beredar Ny. Tara sempat mengalami gangguan mental akibat perselingkuhan yang dilakukan oleh suaminya.
Dengan kecepatan 80 km/jam, mobil keluaran baru bercorak hitam melaju dengan cukup kencang. Mungkin karena jalanan yang sedikit renggang dari biasanya pengemudi itu terus saja menaikkan kecepatan mobilnya tanpa memperdulikan keselamatan pengendara lain. "Yuta.. Hentikan ..Tolong hentikan Yuta! Kumohon! " teriak Arin sambil memengangi salah satu lengan kekasihnya dengan cukup kuat. (Namun pria itu tak merespons perkataan Arin yang sejak tadi duduk disebelahnya ) " Iya aku salah.. Aku memang bodoh tak menuruti perintahmu!! " "Tapi, bukankah kau sendirilah yang menyuruhku untuk datang kesana. Yuta!" bentaknya dengan keras. Seketika Yuta langsung menoleh ke wajah Arin yang sedang meringkuk ketakutan,sampai-sampai kedua matanya masih tak percaya dengan bualan bodoh yang baru saja dilontarkan dari bibir tipisnya.Beginikah cara siswi SMA untuk menutupi kesalahannya! Dengan kesal Yut
*** Seorang siswi SMA berseragam rapi dengan topi dikepalanya tengah berdiam diri diluar Gedung U. S.Hanya bermodalkan ponsel lama dan dua lembar uang kertas gadis itu telah sampai dilokasi kekasihnya berada. Tak banyak yang tahu bagaimana Arin El Luis bisa sampai ketempat seramai ini . "Wow..Gedung ini sangat besar!! " Kedua mata merahnya nampak berbinar ketika ia baru saja melihat bangunan super luas nan megah dihadapannya. Beberapa mahasiswi yang lalu lalang di tepian jalan nampak mencurigai kedatangan siswi SMA yang sejak tadi bergumam sendirian. "Astaga! Apakah ini tempat yang sering kali Arza bicarakan kepadaku? "ucapnya dengan decak kagum. Arin mengangkat bahu lalu meletakkan kedua tangannya di pinggang kecilnya. "Arza. Tempat ini sangat keren!! " Dan tak lama seorang pria tua berseragam putih dengan kumis yang tebal berjalan mendekati Arin yang se
Universitas Sonut. 15 September 2000 Pukul 15.05Kota Sonut" Huh, menyebalkan! "Dengan wajah murung Yuta terus saja memukul-mukul bangku yang ia tempati lalu bibirnya terus bergumam dengan harapan ia bisa meluapkan emosinya."Dasar... " Ucap Yuta sekali lagi.Dafal Aknots pria berkacamata dengan jaket hitam yang sedang duduk disebelahnya,nampak serius memperhatikan tingkah konyol temannya."Oi. Yuta! Sepertinya tekanan darahmu terus meningkat , apa bibi Desi sengaja menuangkan banyak garam disarapanmu?"Yuta menatap Dafal dengan cukup tajam. Lalu mengatakan kalimat kasar kearahnya "Brengsek! ""Hahaha... Sepertinya kau ini tidak bisa diajak bercanda!!""Baiklah! Apakah sang tuan put
Pukul 22.30Gedung U.S Gelap, sunyi dan sepi suasana hiruk pikuk terus membayang-bayangi seisi bangunan yang kini tak berpenghuni Universitas Sonut (U. S). Suara canda gurau dan beberapa langkah kaki dipagi dan siang hari kini nampak tak terdengar kembali setelah kemunculan awan gelap yang menandakan hari sudah malam. Hembusan angin yang berkeliaran kesana-kemari sesekali mengikuti pergerakan pemuda berhoodie hitam yang berjalan lurus menuju lantai atas. Tak ada orang ataupun makhluk lain yang bisa mencegah tekatnya yang sangat kuat. Bahkan bayangan hitam yang sejak tadi mengikuti pria itu berusaha mencoba mencegahnya namun gagal. Sekerumunan hewan nokturnal yang sedang mencari makan dikejutkan dengan kemunculan manusia yang berjalan lurus melewati kawanannya. 'Apa yang dia lakukan dimalam seperti ini!' seekor cicak menatap dari arah berlawanan. [ "Kau ingin An
Seketika Jimmi berteriak keras "Akkkhh..Kenapa? Kenapa?" dua telapak tangan yang seharusnya dia gunakan untuk mematahkan tulang dan sel jaringan, tiba-tiba saja tak bisa ia gunakan lagi bahkan untuk mencekik leher Lusi sepertinya mustahil untuk dilakukan. Air matanya mulai menetes membasahi dikedua pipinya."Kenapa aku tidak bisa melakukannya? Sial kau MAMA! Kenapa kau menghukumku seperti ini!" keluh Jimmi sambil mengacungkan jari telunjuknya ke atas. Tubuhnya yang kuat dan tinggi seketika lumpuh tak berdaya bahkan tidak bisa lagi menopang keseimbangannya. Dan dalam hitungan detik Jimmi jatuh tertelungkup di mengenai ubin lantai yang rusak dan berdebu. Lusi yang melihatnya merasa kasihan dengan ketidakberdayaan yang dialaminya, gadis itu segera menghampiri senior yang malang itu dan mengusap bahunya yang lebar. Jimmi berkata "Dia menghancurkan hidupku! " sambil mengarahkan tatapannya ke wajah Lusi. "Kalau saja aku tidak membantunya