Share

42. SEMAKIN CEPAT SEMAKIN BAIK

              Amanda memilih mengalah. Bukan. Bukan dengan mengiyakan saran Bi Asih tadi, tetapi dirinya merelakan untuk menunda waktu mandi sore. Entah sampai kapan juga.

“Kenapa, Nak? Ayra bosan ya?” Radit mengganti posisi pangkuannya sebentar. Namun, sang anak masih menggeliat pelan. Bahkan mulai merengek manja. “Kenapa, Sayang? Haus ya?”

              Perbincangan satu arah itu membuat Amanda lantas bangkit dari posisi duduknya. Bersiap hendak membuatkan susu. Namun, si kecil malah menangis dan meronta-ronta. Akhirnya dia menyuruh Sus Rini juga.

“Mama di sini, Sayang. Enggak akan ke mana-mana juga,” ucap Amanda yang sudah mengambil alih putrinya.

***

              Seminggu sudah berlalu. Amanda semakin uring-uringan.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status