Share

41. MASA IYA?

“Ayra nangis terus. Makanya aku bawa dia sampai ke depan kamar mandi. Kau pikir aku gila apa??”

              Radit tak lagi berkomentar cerewet seperti tadi. Sadar bahwa dia sudah sedikit keterlaluan. Wajar. Namanya saja dia adalah seorang pria tulen. Mudah marah dan tersulut emosi karena kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan dengan baik.

“Hua hua hiks hiks.”

“Iya, Sayang. Mama di sini kok. Tadi mama ‘kan cuma mandi. Sudah ya?” bujuk Amanda yang sibuk menenangkan Ayra.

              Bayi perempuan itu bahkan menolak saat papanya hendak menggendong. Takut karena mendengar suara keras yang tak sengaja tertangkap telinganya beberapa saat lalu.

“Takut ya, hem? Papa minta maaf,” ucap Radit yang sangat menyesal.

        &nbs

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status