Share

Bab 2

Penulis: Sidney Fellice
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-04 11:08:20

Panas.

Suhu yang tidak nyaman itu membuat kelopak mata Lyra bergerak gelisah sebelum akhirnya terbuka. 

Lyra melirik ke sumber cahaya.

Ternyata, cahaya matahari pagi telah menyelinap masuk melalui celah tirai tebal, menyinari langit-langit yang … asing.

‘Di mana ini?’ batin Lyra, menyadari bahwa dia tidak terbangun di kamarnya.

Namun, sebelum bisa mendapatkan jawaban, dia menyadari sesuatu yang jauh lebih mengkhawatirkan—tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Ke mana pakaiannya?!

Jantung Lyra berdebar kencang seiring berjuta pertanyaan yang muncul di dalam benaknya.

Di waktu yang sama, mata Lyra bergerak ke samping. 

Dan di sana, seorang pria bertelanjang dada tertidur lelap.

Seketika, ingatan mengenai apa yang terjadi tadi malam mengalir ke dalam benak. 

Usai sang pria tampan misterius menerima tawaran Lyra untuk tidur bersama, pria itu membawanya ke sebuah kamar hotel.

Kemudian, tangan besar itu meremas pinggang Lyra dan menekan tubuhnya ke ranjang. 

Bibir dengan rasa anggur tersebut mencium Lyra lembut, membakar setiap inci kulitnya, membisikkan godaan yang membuat Lyra lupa segalanya. 

“Ini … pertama kalinya?” Suara rendah pria itu terngiang di benak Lyra. “Kalau begitu… mulai sekarang, kau adalah wanitaku.”

Kalimat itu diikuti dengan cumbuan panas, suara napas kasar, desahan rendah, ranjang yang berdecit dalam ritme yang tidak beraturan, dan—

Ahhh! Apa yang sudah dia lakukan?!!

Lyra menggigit bibirnya, menahan suara panik yang hampir lolos. 

Pikirannya kalut, dan kepalanya masih pening karena efek minuman.

Namun, satu hal yang Lyra ketahui pasti saat ini—ia harus pergi!

Dengan hati-hati, Lyra bergegas turun dari tempat tidur. Dia mengenakan pakaian lalu memunguti semua barang miliknya yang tergeletak di lantai.

Saat dia menunduk untuk mengambil tas, suara napas berat terdengar dari belakang. 

“Hmm…”

Lyra mematung. 

Perlahan, dia menoleh. 

Pria itu bergerak sedikit, alisnya berkerut samar dalam tidur. Bibirnya yang penuh bergumam pelan sebelum akhirnya diam kembali. 

Lyra menelan ludah.

Hampir saja! 

Kalau pria itu bangun, masalah akan menjadi sangat runyam!

Memastikan situasi aman, Lyra dengan cepat berjingkrak menghampiri pintu kamar. Secepat kilat ia menyelinap keluar dari tempat itu.

Tidak perlu waktu lama bagi Lyra untuk mendapatkan taksi dan pulang ke rumah dengan berbagai kekhawatiran.

Salah satunya… bagaimana dia bisa menyembunyikan dosa besar ini dari ibunya?

**

Pintu besar rumah itu terbuka, dan Lyra melangkah masuk dengan napas berat.

Tubuhnya terasa remuk, pikirannya kacau. Satu-satunya yang dia inginkan saat ini hanyalah merangkak ke tempat tidur dan melupakan semua yang terjadi semalam.

Namun, harapannya segera pupus ketika seorang pelayan mendekatinya dengan langkah cepat.

“Nona, Nyonya Talia meminta Anda segera menemuinya di ruang keluarga.”

Jantung Lyra berdentum hebat. Sungguh celaka. Ibunya, Talia Sasmita, pasti sudah menunggunya sejak lama!

Berusaha menyembunyikan kegugupannya, Lyra mengangguk. “Baik, aku akan segera ke sana.”

Begitu dia sampai di depan pintu ruang keluarga, Lyra melihat sang ibu duduk di sofa dengan anggun. Tubuhnya yang ramping dibalut gaun sutra berwarna gelap, sedangkan wajahnya dipenuhi riasan sempurna meski usianya sudah tidak muda lagi.

Menelan ludah, Lyra memanggil, “Mama….”

Sang ibu pun menoleh, ekspresinya serius, dan Lyra pun sudah siap dimaki habis-habisan.

Namun–

“Oh, putriku yang baik!”

 Suara lembut yang jarang terlontar dari Talia membuat Lyra terkejut.

“Akhirnya, kau berhasil!”

Hah?

Lyra tercengang, bingung mengenai maksud sang ibu.

Talia langsung meraih tangan Lyra dan berkata, “Duduk, Sayang. Duduk.” Dia langsung duduk di sebelah Lyra dan lanjut berujar, “Kamu pasti lelah setelah ‘bekerja keras’ semalam. Apa Darren begitu tidak rela melepaskanmu hingga kalian baru bisa pulang pagi ini? Ha ha ha, dasar anak muda!”

Mendengar itu, Lyra sedikit terkejut, tapi dia langsung mengerti.

Tidak heran ibunya tidak marah melihat dirinya yang baru kembali setelah tidak pulang semalaman. 

Ternyata, wanita itu mengira Lyra tidur dengan Darren tadi malam!

“Mama … tahu dari mana aku bersama Darren tadi malam?” tanya Lyra lagi dengan sedikit canggung.

Di saat ini, senyum penuh arti terlukis di wajah Talia. “Mama punya cara sendiri. Yang jelas, Mama tahu Darren juga baru pulang ke kediamannya tadi. Kalau bukan karena bermalam denganmu, memangnya dia mau bermalam dengan siapa lagi, ‘kan?” ujar wanita tersebut seraya memukul pelan pundak Lyra. 

“Haduh, kamu jangan malu-malu gitu deh! Yang penting sekarang, Mama ada alasan untuk mempercepat pernikahan kalian, dan keluarga Adiwangsa tidak akan bisa menolaknya!”

Lyra merasa tenggorokannya tercekat.

Ini adalah sebuah kesalahpahaman besar!

Kalau memang Darren baru pulang pagi ini, itu pasti karena pria tersebut menghabiskan semalaman dengan Livia, bukan karena tidur dengannya!

Rasa panik langsung menyergap Lyra. Dia bisa merasakan bagaimana keringat dingin mulai muncul di tengkuknya.

Apa dia harus mengatakan yang sebenarnya? Bahwa dia tidur dengan pria asing dan bukan dengan Darren?

Namun, itu sama saja dengan bunuh diri, bukan?!

Talia Sasmita bukan ibu yang penuh kasih. Ia adalah wanita kejam yang hanya peduli pada hasil. Jika ia tahu Lyra gagal... bahkan lebih buruk... tidur dengan pria lain, Lyra tahu, dirinya takkan lepas dari kekerasan sang ibu.

“Kenapa wajahmu pucat begitu?” Talia bertanya, membuyarkan lamunan Lyra seketika.

Ingin rasanya Lyra mengatakan semuanya, mengungkap bagaimana Darren telah mengkhianatinya dengan Livia, juga bagaimana pria itu merencanakan kemandulannya.

Namun, terlalu paham sifat sang ibu membuat Lyra hanya memiliki satu pilihan.

Berbohong.

“Tidak apa-apa, Ma … aku hanya … kelelahan saja,” jawab Lyra lirih..

Mendengar jawaban Lyra, Talia hanya mengangguk-anggukkan kepala dengan senyum penuh arti. “Mama paham.” Dia meraih cangkir teh di atas meja, lalu menyesapnya pelan sebelum berkata. “Akan tetapi, selelah apa pun dirimu, jangan lupa bahwa malam ini kita harus ke perjamuan Adiwangsa.”

Kalimat Talia membuat Lyra terkejut. “Mama tidak bermaksud untuk…” Dia tidak mampu menyelesaikan kata-katanya, tapi dia bisa melihat Talia tersenyum lebar.

“Tentu saja, Mama akan menuntut percepatan pernikahan kalian setelah apa yang terjadi di antara dirimu dan Darren di malam yang lalu!”

Seketika, Lyra merasa jantungnya mencelos. 

Kalau ibunya menuntut percepatan pernikahan dengan alasan Lyra telah tidur dengan Darren, kebohongan Lyra akan terbongkar!

Bagaimana ini!?

Di sisi lain, di sebuah kamar hotel yang berantakan, seorang pria berdiri menatap jendela kaca. Tubuh tegapnya masih berbalut jubah tidur. Memamerkan otot-otot sempurna pada dada bidangnya.

Sekali lihat, siapa pun juga tahu bahwa pria itu sedang sangat marah. Wajahnya gelap, rahangnya mengeras.

Bagaimana tidak? Wanita yang melewati malam panas bersamanya dan telah ia tetapkan sebagai miliknya… malah menghilang pagi ini tanpa jejak!

Dia bukan pria yang mudah kehilangan kendali. Tapi pagi ini, dia terbangun dengan amarah yang mendidih. 

Seumur hidup. Tak pernah ada wanita yang berani meninggalkannya seperti ini.

“Dia menyerahkan diri, tapi kemudian melarikan diri?” gumam Dastan tak habis pikir. Senyum tipisnya memudar berganti seringai jahat.

“Dia pikir dia bisa kabur dariku?”

Ketukan di pintu terdengar, dan seorang pria masuk sebelum kemudian membungkuk hormat.

“Tuan Dastan…” sapa bawahan itu, membuat Dastan menoleh. Menatap dingin padanya.

“Bagaimanapun caranya, cari wanita yang bersamaku tadi malam.”

Tatapan dingin Dastan berubah tajam.

“Bahkan, jika harus menggeledah satu negara ini, kau harus menemukannya!”

**

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 3

    Malam itu, mobil keluarga Sasmita berhenti di depan kediaman megah keluarga Adiwangsa. Pelataran telah dipenuhi deretan mobil mewah, masing-masing milik keluarga terpandang di kota Torin. Lampu-lampu kristal di fasad rumah besar itu berpendar indah, mencerminkan kemewahan yang tak tertandingi.Dari kursi penumpang, Lyra menatap gedung itu dengan dada sesak.Keluarga Adiwangsa paling berkuasa atas kota ini. Dan malam ini, dia harus melangkah masuk, berpura-pura menjadi bagian dari mereka.Pintu mobil terbuka, dan sang ibu, Talia, turun lebih dulu. Senyumnya lebar, penuh kebanggaan. “Jangan lupa membawa kadonya turun, Lyra. Jangan membuatku malu.”Datang ke rumah keluarga Adiwangsa dan bersikap seolah semuanya baik-baik saja?Berpura-pura bahwa dia tidak tahu bagaimana Darren mengkhianatinya?Kebenciannya hampir tumpah, tetapi seketika Lyra teringat ultimatum ibunya.“Kau harus mengikuti semua perintah Darren, apa pun itu! Kalau kau membuatnya tidak senang, kau tahu akibatnya!”Lyra men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 4

    Lyra berdiri kaku di antara para tamu pesta. Di saat tamu lain tersenyum sumringah menyambut kedatangan salah satu bintang dari acara malam hari ini, wajahnya justru kehilangan segala warna–pucat.Kenapa bisa seperti ini?Bagaimana bisa pria yang tadi malam menyentuh setiap inci tubuhnya, yang membisikkan kata-kata nakal di telinganya, yang mencumbu dan memilikinya dalam kegelapan……ternyata adalah Dastan Adiwangsa?!Paman Darren. Pewaris utama keluarga Adiwangsa. Pria paling berbahaya di negeri ini!?Lyra merasakan kepalanya berdenyut hebat. Seluruh tubuhnya bergetar tanpa bisa ia kendalikan. Rasanya ingin lari. Ingin menghilang.Tidak. Ini tidak nyata. Harusnya ini hanya mimpi buruk.Tapi pria itu ada di sana. Nyata.Semakin ia menatap Dastan, semakin ingatan semalam kembali menghantam kepalanya dengan keras.Tangan kekar yang membawanya ke dalam kamar hotel.Bibir penuh yang mencumbunya di bawah remang lampu.Suara rendah yang mengklaimnya tanpa ragu.—"Kalau begitu… mulai sekarang

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 5

    Darah Lyra seolah menguap. Napasnya tercekat. Dingin menjalari tengkuknya. Apakah Dastan mengenali dirinya?! Bagaimana ini? Lyra panik. Dia benar-benar harus kabur dari tempat itu sekarang. Dia tidak siap mengungkap semua kebenaran. "Ah, itu mustahil." Talia memotong dengan cepat sebelum Lyra sempat bereaksi. Tertawa kecil, wanita itu menepuk tangan Lyra yang gemetar, lalu menoleh pada Dastan dengan senyum percaya diri."Tuan Dastan. Putriku ini tipe anak rumahan. Dia tidak pernah pergi ke mana pun sejauh ini. Hidupnya hanya berkisar di rumah dan lingkungan terbatas kami. Anda baru pulang dari luar negeri, bagaimana bisa bertemu dengannya?"Lyra menelan ludah, berusaha mengontrol napasnya yang tersendat.Dastan diam beberapa detik. Tatapannya masih melekat pada Lyra, tajam dan menelisik begitu teliti, seakan mempertimbangkan sesuatu. Meski akhirnya, pria itu hanya mengangguk kecil. “Begitu rupanya….”Lalu, tanpa berkata apa-apa lagi, Dastan memalingkan wajahnya, kembali ke perca

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 6

    Beberapa saat sebelumnya...Di dalam sebuah mobil hitam yang melaju tenang di jalan utama Torin, Dastan Adiwangsa duduk bersandar dengan mata terpejam. Wajahnya tanpa ekspresi, namun ujung jari telunjuknya mengetuk-ngetuk sandaran tangan, menunjukkan pikirannya yang tengah bekerja.“Apa sebenarnya tujuan pesta malam ini?" tanya Dastan setengah menggeram rendah. “Aku memiliki banyak pekerjaan, tapi Ayah begitu keras kepala memaksaku hadir.”Charly, tangan kanan Dastan yang duduk di kursi penumpang depan, melirik sekilas sang atasan melalui kaca spion seraya menjawab, “Pesta malam ini bertujuan untuk merayakan ulang tahun Tuan Darren sekaligus penyambutan kepulangan Anda ke dalam negeri, Tuan."Dastan mendengus, nada sinis terdengar jelas. "Konyol. Apa yang perlu dirayakan dari seseorang yang bertambah tua? Tidakkah mereka tahu itu berarti waktu hidup orang tersebut semakin berkurang di dunia?” Ia menyandarkan kepala ke kursi dan menatap langit-langit mobil. "Dan lagi, siapa yang benar-

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 7

    Lyra merasa seluruh tubuhnya menjadi dingin. Dia tak bisa berkata apapun sekarang. Rupanya, sejak tadi, Dastan hanya berpura-pura tidak mengenalinya. Mengapa dia begitu naif, berharap Dastan tidak akan mengingat wajahnya setelah malam panas mereka yang panjang?Darren yang kebingungan pun bertanya, "Apa maksud Paman? Bagaimana bisa Paman tahu detailnya?"Gawat!Lyra menggigit bibir. Apa Dastan akan membocorkan kejadian semalam pada Darren? Tentang bagaimana Lyra mendatangi lalu memintanya tidur bersama?Lyra menggeleng pelan tanpa sadar. Darren tidak boleh tahu jika Lyra telah menggoda pamannya. Bukan hanya ini akan menghancurkan reputasi Lyra, tapi Talia tidak akan melepaskannya dan membuat Lyra membayar kesalahannya dengan cara yang paling menyakitkan!Lyra harus–"Aku juga ada di bar yang sama semalam. Aku melihatnya." Dastan menjawab, membuat Lyra terdiam dan menatap pria itu dengan wajah kaget.Dia … tidak membocorkannya?Melihat reaksi Lyra, sudut bibir Dastan agak terangkat.

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 8

    Lyra menatap Talia dengan gugup."Lyra?" Panggilan itu membuatnya melirik ke arah lantai dansa, ke arah Darren dan Livia yang tengah berangkulan dengan mesra.Talia ikut menoleh. Seketika itu pula raut wajahnya berubah gusar."Kau membiarkan tunanganmu berdansa dengan temanmu? Lyra, kau ini bodoh atau apa?" hardik Talia dengan nada tajam. "Cepat panggil Darren ke sini!"Lyra menelan ludah. Ia melangkah pelan ke arah lantai dansa, namun hatinya terasa berat. Darren dan Livia tampak begitu menikmati momen mereka, seolah tidak menyadari keberadaannya.Setiba di sana, Lyra berdiri diam sejenak sebelum akhirnya berkata dengan suara tenang, "Darren, kita harus kembali."Darren menoleh dengan tatapan tidak senang. Tak suka kebersamaan mereka diganggu."Astaga Lyra, apa kau tidak bisa menunggu sebentar saja? Aku tidak akan membawanya lari," canda Livia sambil tertawa.Tapi Lyra tidak tersenyum. Dia menoleh ke arah ibunya yang masih menunggu. "Bukan aku yang butuh kehadirannya."Darren langsu

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-01
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 9

    SRAAAKKK!Beberapa bungkus alat kontrasepsi jatuh berserakan di atas meja, membuat semua orang terdiam dalam keterkejutan.Talia membelalakkan mata. "Astaga! Apa ini?"David terbatuk keras, hampir tersedak minumannya. "Darren..."Leona juga tertegun beberapa detik sebelum wajahnya memucat. Ia menoleh pada Darren dengan pandangan penuh tuntutan. "Katakan ini hanya kesalahpahaman, Darren."Darren menggeleng cepat. "Ini... ini tidak seperti yang kalian pikirkan!""Oh, ya? Lalu seperti apa, hem?" David menggeram keras. Masih menanti alasan masuk akal yang bisa cucunya berikan meski kelihatan mustahil.Dastan menatap Darren dengan tajam, menikmati bagaimana keponakannya tampak semakin gelisah."Jika kau sulit untuk bicara, biar kupanggilkan seseorang untuk membantumu menjelaskan semuanya," ujar Dastan dengan nada santai tapi mengandung ancaman.Selesai mengucapkan itu, dia mengangkat tangan dan menjentikkan jari. Dalam sekejap, dua anak buahnya muncul dari sisi ruangan, menggiring paksa se

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 10

    Hening, semua orang terbelalak dan merasa malam ini menjadi semakin gila!Sementara itu, Lyra membeku di tempat, wajahnya memucat seperti mayat. Lalu, hampir bersamaan, beberapa pekikan memenuhi ruangan."Kau gila?!" suara Leona, Talia, bahkan Daniel bertumpuk jadi satu.Daniel membanting tangannya ke meja dan langsung berdiri, wajahnya memerah oleh amarah. "Kau sudah keterlaluan, Dastan!"Dastan tidak terganggu. "Keterlaluan? Bukankah tujuan kalian hanya untuk menyelamatkan nama baik keluarga? Aku bagian dari keluarga ini, dan dibanding putramu yang pengecut itu, aku lebih dari mampu menjaga kehormatan Adiwangsa, bukan begitu?"Talia menatap Lyra dengan tatapan penuh ancaman, sementara Leona tampak berusaha mengendalikan emosinya.Lyra melirik Dastan dengan campuran keterkejutan serta ketakutan.Apa yang baru saja Dastan lakukan?Apakah pria itu serius?Atau ini hanya taktik untuk semakin mempermainkan semuanya?Semua orang bergantian memandang Dastan dengan keheranan yang sama. Seol

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-02

Bab terbaru

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 25

    “Kau tidak terlihat buruk. Pakaian ini cocok untukmu,” jelas Dastan melihat ekspresi kebingungan Lyra. "Oooh… iya, Kau juga terlihat 'kawaii'," jawab Lyra spontan. Dastan menahan senyum.Lyra lalu pura-pura merapikan obi. Wajahnya sudah merona sempurna karena malu. “Ini... seperti sesi kedua foto prewedding. Tapi versi drama Jepang abad pertengahan,” lirihnya berusaha menetralisir perasaan gugup.Dastan terkekeh pelan. Dia pun tak menyangka Lyra mau-mau saja mengikuti semua proses itu. Melihat mereka telah siap, seorang pelayan wanita mendekat sambil tersenyum. “Jika Anda berkenan, kami bisa mengabadikan momen Anda berdua. Ini tradisi kami bagi tamu yang mengenakan pakaian tradisional.”Lyra membuka mulut, ingin menolak, tapi Dastan sudah menjawab, “Ide bagus.”Pelayan itu pun mengambil posisi dan mengarahkan mereka untuk berdiri berdampingan. Awalnya, jarak di antara mereka cukup aman. Dastan berdiri tegap menaruh tangan di belakang, Lyra pun setengah berdiri kaku.“Sedikit lebih d

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 24

    “Darren, kau … membentakku?”Darren merasa serba salah, tapi dia tidak punya pilihan. Menyakiti hati Livia untuk sesaat lebih baik dibandingkan harus melawan pamannya yang berdiri di belakang Lyra.“Ayo kita keluar sebelum kau mempermalukan diri lebih jauh lagi.”“Tapi—”Kesal, Darren pun berseru, “Kalau kau tidak mau pergi, maka aku akan pergi sendiri!” Dia pun berbalik dan meninggalkan tempat itu, tidak sedikit pun melihat ke belakang untuk mengecek Livia.Melihat Darren pergi, Livia jadi serba salah. Akhirnya, dia melemparkan tatapan marah ke arah Lyra dan berkata, “Kau … jangan harap aku akan melupakan ini!” ancamnya lalu pergi mengejar Darren.Mendengar kalimat terakhir Livia, ekspresi Dastan menjadi sangat gelap—siap membunuh. “Haruskah aku menyingkirkan wanita tidak tahu malu itu selamanya?”Pertanyaan itu membuat Lyra kaget dan mengalihkan pandangan menatap Dastan.Melihat pria itu marah untuknya, Lyra tanpa sadar sedikit tersenyum. “Tidak perlu meladeni orang tidak penting.”

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 23

    Lyra menoleh, begitu pula dengan semua orang. Tapi kemudian ekspresi Lyra yang sempat berubah cerah—mengira yang datang adalah Dastan—langsung berubah gelap begitu melihat sosok yang muncul."Darren …," ucap Lyra lirih, sedikit jijik harus mengucapkan nama itu lagi. Dia lalu beralih pada Livia yang masih berada di lantai. "Tanyakan pada simpananmu, dia yang menyerbu masuk dan menamparku tanpa alasan jelas. Sekarang, dia pun merusak gaun yang akan kupakai."Livia cepat-cepat bersuara—dengan suara setengah bergetar, matanya mulai berair. "Darren… itu tidak benar, aku hanya... hanya ingin bicara. Dia terus-terusan menghinamu dan tidak terima aku menegurnya, dia malah…" Livia tidak melanjutkan ucapannya dan mulai menangis.Melihat hal itu, Lyra merasa ingin tertawa, tapi hanya senyuman sinis yang terlukis di wajahnya.Ini yang selalu terjadi, Livia berpura-pura lemah dan membuat Lyra menjadi penjahatnya. Dan setelah itu … pastinya semua orang akan menegur Lyra dan memaksanya untuk memint

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 22

    Lyra mengepalkan tangan. Pipinya perih, tapi hatinya lebih terbakar. “Apa maksudmu?”Livia mendengus, seakan mengejek Lyra yang menurutnya pura-pura tidak mengerti.“Masih berpura-pura? Tadi malam kau dan Darren berbicara di telepon, kan? Kau menggodanya di belakang calon suamimu, apa itu tidak menjadikanmu jalang?!”Suasana berubah tegang. Beberapa kru melangkah mundur pelan-pelan. Beberapa lainnya mengintip dari balik pintu, penasaran.Lyra menatap Livia dengan tatapan tajam yang penuh keanggunan dan wibawa, seolah-olah waktu berjalan lebih lambat. “Kau berani menyerangku dengan alasan sepicik itu?” suaranya tidak meninggi, tetap tenang dan penuh kendali.“Aku jelas-jelas mendengar kalian berbicara di telepon tadi malam. Apa yang kau katakan padanya? Menawarkan perjodohan kembali?”Lyra menyeringai tipis, masih dengan ketenangannya yang luar biasa. “Sebaiknya kau bertanya langsung pada Darren, Livia. Tanyakan dengan jelas, agar kau tahu siapa yang sebenarnya tak tahu malu.”Livia me

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 21

    "Paman, aku hanya—"Tanpa menunggu Darren menyelesaikan kalimat, Dastan memutus panggilan.Sejenak, ruangan diliputi keheningan. Dastan menatap Lyra—lama. Sorot matanya tajam, tapi sulit ditebak.Tatapan itu membuat jantung Lyra berdebar tak karuan. Ia menunduk perlahan, bingung dengan perasaannya sendiri.Apa pria itu marah? Apa maksud kalimat Dastan tadi? Apa dia benar-benar mengklaim dirinya seolah barang milik pribadi?Seharusnya Lyra marah. Seharusnya ia merasa keberatan. Tapi entah kenapa... yang muncul justru rasa malu yang asing. Hangat di pipi. Ganjil di dada.Seperti… senang karena ada yang membelanya.Meremas ujung roknya, Lyra berseru dalam hati: 'Apa yang kupikirkan? Pria ini… sama bajingannya dengan keponakannya. Bahkan mungkin lebih parah.’ Dia terus memperingatkan diri sendiri. ‘Aku harus lebih waspada.’Melihat ketidaknyamanan di wajah Lyra, Dastan mendengus kecil dan menyerahkan kembali ponsel gadis itu.“Kalau dia mengganggumu lagi, katakan padaku,” titah pria itu.

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 20

    Dastan tersenyum kecil lalu bangkit."Bersiaplah dan segera turun ke ruang makan, semua pelayan sudah menunggu."Mata Lyra terbuka dan mendapati sosok Dastan yang menjauh. Sebelum keluar dari kamar, Dastan berkata dengan suara lembut tapi memiliki makna mendalam, "Jangan lupa mengunci pintumu malam ini, Lyra. Aku tak selalu bisa menahan diri."Dia tersenyum sekilas dan pergi, meninggalkan Lyra dengan jantung yang masih berdebar kencang.Setelah pintu tertutup, tubuh Lyra jatuh melorot ke lantai. Pakaiannya berserakan. Dia hanya bisa mengutuk-ngutuk kesal."Gila... aku tinggal dengan pria seperti ini?! Mereka semua pasti sudah kehilangan akal sehat!"**Lyra berjalan keluar dari walk-in closet sambil mengikat rambutnya yang baru kering. Piyama satin berwarna pucat membalut tubuhnya dengan ringan, memberi rasa nyaman setelah mandi air hangat yang memanjakan.Langkahnya melambat ketika tiba-tiba teringat peringatan Dastan sebelum makan malam tadi."Jangan lupa mengunci pintumu malam ini,

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 19

    Lyra ingin sekali menutup mulut Nancy andai Dastan tak ada di sana. Sementara Nancy masih menatap Lyra dan Dastan dengan ekspresi terkejut yang sulit disembunyikan. Sahabat lugunya, yang sangat sopan dan terlihat naif, sudah tinggal bersama calon suaminya sebelum menikah? Sungguh sulit ia percaya."Aku baru tinggal hari ini, itu juga karena... karena kami harus mengurus banyak hal," jelas Lyra tergagap. Nancy mengangguk-angguk panjang. Bibirnya melengkung jahil. Dia bukan orang bodoh. Dia tahu telah terjadi sesuatu di antara mereka. Dan itu menjawab semua pertanyaan Nancy termasuk mengapa Dastan tampak sangat terikat dengan Lyra."Baiklah, Ly... aku paham." Nancy mencoba menenangkan Lyra meskipun senyum jahilnya belum hilang. Bahkan, hingga dia mengantar kepergian dua pelanggannya itu dengan penuh hormat. Nancy masih merasa geli.**Mobil menepi perlahan.Lyra merasa jantungnya tak berhenti berdebar. Kini dia harus memasuki tempat asing untuk pertama kalinya. Dia bergerak ragu merai

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 18

    Nancy menatap Lyra dengan ekspresi tidak percaya, lalu beralih pada Dastan dan terkekeh pelan. "Astaga, aku tak menyangka anda punya selera humor yang alami."Suasana hening. Tawa Nancy perlahan terhenti. Dia mulai merasa semakin aneh. Maka cepat-cepat dia menarik Lyra menjauh bersamanya. "Ini lelucon, kan? Ly, kau—bukan calon istri Dastan Adiwangsa, kan?" bisiknya dengan nada geli.Lyra tersenyum kaku. "Aku juga masih sulit percaya."Nancy memiringkan kepala mengintip Dastan. "Bagaimana bisa kau dekat dengan pria itu?" tanyanya meneliti pria matang yang duduk dengan santai tak jauh dari mereka. Lalu, dia menyipit curiga. "Tunggu... Adiwangsa? Jangan bilang dia masih ada hubungan dengan Darren?"Lyra meneguk ludah. "Nanti aku jelaskan. Tapi tidak di sini."Nancy kembali melirik ke arah Dastan, yang tampaknya juga tengah mengamati mereka."Sepertinya aku butuh penjelasan sekarang," gumam Nancy."Apa kalian sudah selesai berbisik-bisik?" Suara berat Dastan menyela. "Lyra, kita ke sini

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 17

    “Kau... akan membiarkanku merencanakan pernikahan ini?”Suara Lyra nyaris tak terdengar. Ia menatap Dastan—yang sibuk memerintahkan sekretarisnya untuk membuat janji dengan butik ternama—dengan ekspresi tak percaya.Dastan melirik ke arahnya. “Kenapa? Kau begitu tidak menyukai pernikahan ini sampai enggan mengaturnya?”“B-bukan begitu… Aku bersedia, hanya saja…” Lyra menunduk, jarinya saling menggenggam gelisah. “Bagaimana kalau keputusanku tidak sesuai dengan keinginanmu?”Dastan tak langsung menjawab. Ia terdiam sesaat, mempelajari ekspresi Lyra, sebelum kemudian berkata dengan tegas, “Aku calon suamimu, bukan majikanmu.”Balasan pria itu membuat Lyra mendongak terkejut namun akhirnya kembali menyembunyikan wajah.Dastan melanjutkan, “Berhenti menunduk, takut, dan juga ragu saat bersamaku. Kau bukan pelayan yang harus melakukan segala sesuatu sesuai yang kumau.” Pria itu mengalihkan pandangan ke ponsel, konfirmasi dari sekretaris perihal pemesanan butik terlihat.“Ini pernikahan ki

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status