Share

Bab 24

last update Last Updated: 2025-04-11 22:43:56

“Darren, kau … membentakku?”

Darren merasa serba salah, tapi dia tidak punya pilihan. Menyakiti hati Livia untuk sesaat lebih baik dibandingkan harus melawan pamannya yang berdiri di belakang Lyra.

“Ayo kita keluar sebelum kau mempermalukan diri lebih jauh lagi.”

“Tapi—”

Kesal, Darren pun berseru, “Kalau kau tidak mau pergi, maka aku akan pergi sendiri!” Dia pun berbalik dan meninggalkan tempat itu, tidak sedikit pun melihat ke belakang untuk mengecek Livia.

Melihat Darren pergi, Livia jadi serba salah. Akhirnya, dia melemparkan tatapan marah ke arah Lyra dan berkata, “Kau … jangan harap aku akan melupakan ini!” ancamnya lalu pergi mengejar Darren.

Mendengar kalimat terakhir Livia, ekspresi Dastan menjadi sangat gelap—siap membunuh. “Haruskah aku menyingkirkan wanita tidak tahu malu itu selamanya?”

Pertanyaan itu membuat Lyra kaget dan mengalihkan pandangan menatap Dastan.

Melihat pria itu marah untuknya, Lyra tanpa sadar sedikit tersenyum. “Tidak perlu meladeni orang tidak penting.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 25

    “Kau tidak terlihat buruk. Pakaian ini cocok untukmu,” jelas Dastan melihat ekspresi kebingungan Lyra. "Oooh… iya, Kau juga terlihat 'kawaii'," jawab Lyra spontan. Dastan menahan senyum.Lyra lalu pura-pura merapikan obi. Wajahnya sudah merona sempurna karena malu. “Ini... seperti sesi kedua foto prewedding. Tapi versi drama Jepang abad pertengahan,” lirihnya berusaha menetralisir perasaan gugup.Dastan terkekeh pelan. Dia pun tak menyangka Lyra mau-mau saja mengikuti semua proses itu. Melihat mereka telah siap, seorang pelayan wanita mendekat sambil tersenyum. “Jika Anda berkenan, kami bisa mengabadikan momen Anda berdua. Ini tradisi kami bagi tamu yang mengenakan pakaian tradisional.”Lyra membuka mulut, ingin menolak, tapi Dastan sudah menjawab, “Ide bagus.”Pelayan itu pun mengambil posisi dan mengarahkan mereka untuk berdiri berdampingan. Awalnya, jarak di antara mereka cukup aman. Dastan berdiri tegap menaruh tangan di belakang, Lyra pun setengah berdiri kaku.“Sedikit lebih d

    Last Updated : 2025-04-12
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 26

    Saat pintu rumah terbuka, aroma wangi mawar bercampur kayu manis langsung menyergap Lyra. Itu wangi khas ibunya. Langkah Lyra melambat. Ia masih memeluk kotak mochi berwarna pastel yang tadi membuatnya tersenyum sepanjang perjalanan. Tapi kini senyum itu pudar, terganti kegelisahan yang perlahan mencengkeram dadanya.Di ruang tamu, seorang perempuan duduk dengan posisi sempurna. Rambut disanggul rapi, gaun hijau emerald nan elegan membalut tubuhnya, perhiasan mewah menghiasi pergelangan tangan dan telinganya. Beberapa pelayan berdiri berjejer di sisi ruangan, tampak sopan dan waspada, menanti perintah.Talia Sasmita.Sosok yang membuat seluruh ruangan menegang hanya dengan keberadaannya, menoleh ke arah kedatangan Lyra. “Oh, akhirnya kau pulang juga.” Suara itu ringan, seolah benar-benar merindukan. Talia langsung berdiri, gerakannya anggun dan cepat. Ia menyambut langkah Lyra dengan senyum yang terlalu manis untuk disebut tulus.Refleks, Lyra mundur setengah langkah. Bukan karena b

    Last Updated : 2025-04-14
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 27

    Talia dan Lyra menoleh serempak.Keduanya terkejut menemukan Dastan berdiri di ambang pintu ruang tamu. tubuh tegapnya dibalut jas yang belum sempat ditanggalkan. Dasi masih terikat sempurna, namun aura dinginnya jelas terasa, meski senyum tipis menggantung di bibir.“Dastan,” gumam Talia, berdiri anggun. "Jika kau bilang ingin datang, kami mungkin bisa menyambutmu dengan lebih layak," ucap Dastan melangkah masuk. Kalimatnya seperti sebuah penghormatan, tapi Talia tahu itu adalah sindiran untuknya. “Maaf sudah datang tanpa kabar lebih dulu. Aku datang hanya untuk melihat putriku.”Dastan mendekat perlahan, menatap Talia tanpa benar-benar tersenyum. Matanya hanya sekali melirik Lyra, memastikan gadis itu baik-baik saja, sebelum kembali menatap tajam ke arah wanita yang dulu ikut menjual Lyra secara diam-diam melalui perjodohan.“Tidak ada yang salah dengan kunjungan, tentu saja,” jawabnya tenang. Menyembunyikan kenyataan dia membatalkan rapat begitu Charlie melaporkan kunjungan Talia

    Last Updated : 2025-04-14
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 28

    Alba langsung membungkuk sedikit ke arah Dastan yang muncul tiba-tiba.“Mohon maaf, Tuan. Aku akan segera mendampingi Nona Lyra ke ruang ganti. Pakaian pagi sudah disiapkan di kamar. Kami... tidak menyangka nona akan keluar seperti ini.”Dastan mengalihkan pandangan pada Lyra, sesaat sebelum kembali menatap Alba. Satu alisnya terangkat, suaranya tenang tapi tegas.“Tidak perlu.”Alba menegang. “Tuan?”“Dia bebas mengenakan apapun yang dia mau,” ucap Dastan. “Jangan terlalu kaku.”Lyra nyaris membuka mulut untuk membantah, tapi saat melihat tatapan Dastan yang biasa dingin kini justru terasa melindungi, dia hanya bisa menunduk—malu dan... entah kenapa, hatinya berdegup sedikit lebih cepat.Alba masih berdiri kaku, bingung.Dastan menambahkan, “Kamu tidak perlu minta maaf karena calon istriku merasa nyaman di rumah ini. Justru itu yang kuharapkan.”Alba cepat-cepat menunduk dalam. “Tentu, Tuan. Mohon maaf atas kelancanganku.”Dastan berlalu lebih dulu ke ruang makan, disusul Lyra yang

    Last Updated : 2025-04-15
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 29

    Ekspresi Lyra langsung berubah. Tangannya tanpa sadar bergerak, ingin menyentuh cincin itu, tapi urung. Dia bahkan tak sadar Dastan sedang berbicara padanya.“Lyra?” Dastan memanggil. Ia mengikuti arah pandang Lyra dan menemukan fokusnya pada satu cincin di baki.Dastan memberi isyarat pada pelayan, “Bawakan cincin itu ke sini.”Lyra tersentak kaget, buru-buru menoleh. “Tidak, tidak perlu, aku cuma—”Tapi pelayan sudah mendekat, mengangkat baki kecil itu dan menyodorkannya. “Silakan, Nona. Anda boleh mencoba semua perhiasan di toko ini jika berkenan.”Lyra menelan ludah, tampak canggung. Namun Dastan sudah mengambil cincin itu dan meraih tangan Lyra.“Anggap saja ini latihan,” katanya pelan, lalu menyematkan cincin di jari manis Lyra dengan hati-hati.Cincin itu pas, dan entah kenapa terasa lebih personal.Lyra menatapnya, campur aduk. Ada perasaan haru yang mendadak menyeruak membuat matanya berembun. “Tapi... cincin yang kita pilih tadi sudah sangat bagus," ucapnya berusaha melepask

    Last Updated : 2025-04-15
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 30

    Leona tak bisa menyembunyikan keterkejutan saat Lyra menepis tangannya dan membentak. Gadis itu mengangkat dagu. Menantang tatapannya dengan berani."Apapun yang ingin kulakukan, itu urusanku. Aku tidak butuh penilaian kalian," desis Lyra geram. "Dan tentang pertunangan kami yang batal, kau salah besar, Leona. Tanyakan pada putramu kebenarannya."Kedua alis Leona terangkat, nyaris tertawa. "Apa?""Kau pikir Darren tak menyesal melepaskanku? Yang benar saja," Lyra menatap langsung ke matanya. "Justru putramu sekarang bertingkah seperti orang aneh. Dia terus mengejarku. Tidak pernah bisa menerima kenyataan bahwa pertunangan kami telah dibatalkan."Sejenak, suasana jadi hening. Para sosialita di belakang Leona saling menatap bingung."Kau bisa tanyakan sendiri pada bocah itu. Lihat isi pesan-pesannya. Dengarkan sendiri suara memelasnya di telepon," lanjut Lyra membuat Leona tercekat."Astaga, benar... kau pasti tidak tahu." Lyra menyeringai kecil lalu menutup mulutnya. "Ups!"Rombongan s

    Last Updated : 2025-04-16
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 31

    "Aku sangat berterima kasih untuk niat baikmu, hanya saja... ini terlalu cepat. Kita... bisa melakukannya nanti, setelah semua proses pernikahan selesai," jawab Lyra gugup.Dastan menyilangkan tangan di dadanya. Tersenyum bingung. "Ini tidak terlalu cepat. Aku sudah memikirkannya matang-matang. Ini hadiah untuk keberanianmu tadi."Lyra memejamkan mata sesaat. Awalnya dia merasa senang dengan segala bentuk perhatian dan pemberian Dastan. Namun, kini semua itu malah membuat Lyra tertekan. Merasa sangat bersalah. "Aku... tidak ingin menimbulkan lebih banyak rumor, orang-orang mungkin akan membahas ini di pesta pernikahan."Dastan terdiam. Alasan yang diberikan Lyra, meskipun masuk akal tapi entah mengapa dia merasa itu bukan alasan sesungguhnya. Lyra berdiri. Kursinya terdorong mundur sedikit dengan suara seret yang tajam di telinga Dastan. Wajahnya tegang.“Maaf, aku tidak bisa menandatangani ini,” katanya pelan, tapi tegas menyodorkan kembali map itu ke hadapan Dastan. “Ini bukan...

    Last Updated : 2025-04-17
  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 1

    "Ahh... Sayang, lebih cepat...."Lyra baru saja memasuki kantor tunangannya untuk memberi kejutan ulang tahun, tetapi dirinya justru dikejutkan oleh suara desahan seorang wanita dari dalam ruangan.“Mmh… kamu nikmat sekali….”Kening Lyra berkerut rapat. Jantungnya berdegup kencang.Dia ingin mengelak dan menganggap dirinya salah dengar. Akan tetapi, suara itu terlalu jelas. Terlalu nyata.Dengan napas tertahan, Lyra melangkah mendekati pintu yang sedikit terbuka.Di saat yang bersamaan, suara tawa menggoda terdengar.“Menghabiskan waktu denganku di hari ulang tahunmu, apa kamu tidak takut Lyra akan marah?”“Hanya seorang wanita dari keluarga pebisnis yang sudah bangkrut, untuk apa aku takut padanya?”Mata Lyra membesar. Tidak salah lagi, itu suara Darren—tunangannya!Tangannya yang memegang kotak kue jadi gemetar, Lyra pun memberanikan diri untuk mengintip ke dalam.Seketika, dunia Lyra seakan runtuh.Di atas sofa besar dengan suasana berantakan, tubuh Darren yang setengah telanjang t

    Last Updated : 2025-03-04

Latest chapter

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 31

    "Aku sangat berterima kasih untuk niat baikmu, hanya saja... ini terlalu cepat. Kita... bisa melakukannya nanti, setelah semua proses pernikahan selesai," jawab Lyra gugup.Dastan menyilangkan tangan di dadanya. Tersenyum bingung. "Ini tidak terlalu cepat. Aku sudah memikirkannya matang-matang. Ini hadiah untuk keberanianmu tadi."Lyra memejamkan mata sesaat. Awalnya dia merasa senang dengan segala bentuk perhatian dan pemberian Dastan. Namun, kini semua itu malah membuat Lyra tertekan. Merasa sangat bersalah. "Aku... tidak ingin menimbulkan lebih banyak rumor, orang-orang mungkin akan membahas ini di pesta pernikahan."Dastan terdiam. Alasan yang diberikan Lyra, meskipun masuk akal tapi entah mengapa dia merasa itu bukan alasan sesungguhnya. Lyra berdiri. Kursinya terdorong mundur sedikit dengan suara seret yang tajam di telinga Dastan. Wajahnya tegang.“Maaf, aku tidak bisa menandatangani ini,” katanya pelan, tapi tegas menyodorkan kembali map itu ke hadapan Dastan. “Ini bukan...

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 30

    Leona tak bisa menyembunyikan keterkejutan saat Lyra menepis tangannya dan membentak. Gadis itu mengangkat dagu. Menantang tatapannya dengan berani."Apapun yang ingin kulakukan, itu urusanku. Aku tidak butuh penilaian kalian," desis Lyra geram. "Dan tentang pertunangan kami yang batal, kau salah besar, Leona. Tanyakan pada putramu kebenarannya."Kedua alis Leona terangkat, nyaris tertawa. "Apa?""Kau pikir Darren tak menyesal melepaskanku? Yang benar saja," Lyra menatap langsung ke matanya. "Justru putramu sekarang bertingkah seperti orang aneh. Dia terus mengejarku. Tidak pernah bisa menerima kenyataan bahwa pertunangan kami telah dibatalkan."Sejenak, suasana jadi hening. Para sosialita di belakang Leona saling menatap bingung."Kau bisa tanyakan sendiri pada bocah itu. Lihat isi pesan-pesannya. Dengarkan sendiri suara memelasnya di telepon," lanjut Lyra membuat Leona tercekat."Astaga, benar... kau pasti tidak tahu." Lyra menyeringai kecil lalu menutup mulutnya. "Ups!"Rombongan s

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 29

    Ekspresi Lyra langsung berubah. Tangannya tanpa sadar bergerak, ingin menyentuh cincin itu, tapi urung. Dia bahkan tak sadar Dastan sedang berbicara padanya.“Lyra?” Dastan memanggil. Ia mengikuti arah pandang Lyra dan menemukan fokusnya pada satu cincin di baki.Dastan memberi isyarat pada pelayan, “Bawakan cincin itu ke sini.”Lyra tersentak kaget, buru-buru menoleh. “Tidak, tidak perlu, aku cuma—”Tapi pelayan sudah mendekat, mengangkat baki kecil itu dan menyodorkannya. “Silakan, Nona. Anda boleh mencoba semua perhiasan di toko ini jika berkenan.”Lyra menelan ludah, tampak canggung. Namun Dastan sudah mengambil cincin itu dan meraih tangan Lyra.“Anggap saja ini latihan,” katanya pelan, lalu menyematkan cincin di jari manis Lyra dengan hati-hati.Cincin itu pas, dan entah kenapa terasa lebih personal.Lyra menatapnya, campur aduk. Ada perasaan haru yang mendadak menyeruak membuat matanya berembun. “Tapi... cincin yang kita pilih tadi sudah sangat bagus," ucapnya berusaha melepask

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 28

    Alba langsung membungkuk sedikit ke arah Dastan yang muncul tiba-tiba.“Mohon maaf, Tuan. Aku akan segera mendampingi Nona Lyra ke ruang ganti. Pakaian pagi sudah disiapkan di kamar. Kami... tidak menyangka nona akan keluar seperti ini.”Dastan mengalihkan pandangan pada Lyra, sesaat sebelum kembali menatap Alba. Satu alisnya terangkat, suaranya tenang tapi tegas.“Tidak perlu.”Alba menegang. “Tuan?”“Dia bebas mengenakan apapun yang dia mau,” ucap Dastan. “Jangan terlalu kaku.”Lyra nyaris membuka mulut untuk membantah, tapi saat melihat tatapan Dastan yang biasa dingin kini justru terasa melindungi, dia hanya bisa menunduk—malu dan... entah kenapa, hatinya berdegup sedikit lebih cepat.Alba masih berdiri kaku, bingung.Dastan menambahkan, “Kamu tidak perlu minta maaf karena calon istriku merasa nyaman di rumah ini. Justru itu yang kuharapkan.”Alba cepat-cepat menunduk dalam. “Tentu, Tuan. Mohon maaf atas kelancanganku.”Dastan berlalu lebih dulu ke ruang makan, disusul Lyra yang

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 27

    Talia dan Lyra menoleh serempak.Keduanya terkejut menemukan Dastan berdiri di ambang pintu ruang tamu. tubuh tegapnya dibalut jas yang belum sempat ditanggalkan. Dasi masih terikat sempurna, namun aura dinginnya jelas terasa, meski senyum tipis menggantung di bibir.“Dastan,” gumam Talia, berdiri anggun. "Jika kau bilang ingin datang, kami mungkin bisa menyambutmu dengan lebih layak," ucap Dastan melangkah masuk. Kalimatnya seperti sebuah penghormatan, tapi Talia tahu itu adalah sindiran untuknya. “Maaf sudah datang tanpa kabar lebih dulu. Aku datang hanya untuk melihat putriku.”Dastan mendekat perlahan, menatap Talia tanpa benar-benar tersenyum. Matanya hanya sekali melirik Lyra, memastikan gadis itu baik-baik saja, sebelum kembali menatap tajam ke arah wanita yang dulu ikut menjual Lyra secara diam-diam melalui perjodohan.“Tidak ada yang salah dengan kunjungan, tentu saja,” jawabnya tenang. Menyembunyikan kenyataan dia membatalkan rapat begitu Charlie melaporkan kunjungan Talia

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 26

    Saat pintu rumah terbuka, aroma wangi mawar bercampur kayu manis langsung menyergap Lyra. Itu wangi khas ibunya. Langkah Lyra melambat. Ia masih memeluk kotak mochi berwarna pastel yang tadi membuatnya tersenyum sepanjang perjalanan. Tapi kini senyum itu pudar, terganti kegelisahan yang perlahan mencengkeram dadanya.Di ruang tamu, seorang perempuan duduk dengan posisi sempurna. Rambut disanggul rapi, gaun hijau emerald nan elegan membalut tubuhnya, perhiasan mewah menghiasi pergelangan tangan dan telinganya. Beberapa pelayan berdiri berjejer di sisi ruangan, tampak sopan dan waspada, menanti perintah.Talia Sasmita.Sosok yang membuat seluruh ruangan menegang hanya dengan keberadaannya, menoleh ke arah kedatangan Lyra. “Oh, akhirnya kau pulang juga.” Suara itu ringan, seolah benar-benar merindukan. Talia langsung berdiri, gerakannya anggun dan cepat. Ia menyambut langkah Lyra dengan senyum yang terlalu manis untuk disebut tulus.Refleks, Lyra mundur setengah langkah. Bukan karena b

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 25

    “Kau tidak terlihat buruk. Pakaian ini cocok untukmu,” jelas Dastan melihat ekspresi kebingungan Lyra. "Oooh… iya, Kau juga terlihat 'kawaii'," jawab Lyra spontan. Dastan menahan senyum.Lyra lalu pura-pura merapikan obi. Wajahnya sudah merona sempurna karena malu. “Ini... seperti sesi kedua foto prewedding. Tapi versi drama Jepang abad pertengahan,” lirihnya berusaha menetralisir perasaan gugup.Dastan terkekeh pelan. Dia pun tak menyangka Lyra mau-mau saja mengikuti semua proses itu. Melihat mereka telah siap, seorang pelayan wanita mendekat sambil tersenyum. “Jika Anda berkenan, kami bisa mengabadikan momen Anda berdua. Ini tradisi kami bagi tamu yang mengenakan pakaian tradisional.”Lyra membuka mulut, ingin menolak, tapi Dastan sudah menjawab, “Ide bagus.”Pelayan itu pun mengambil posisi dan mengarahkan mereka untuk berdiri berdampingan. Awalnya, jarak di antara mereka cukup aman. Dastan berdiri tegap menaruh tangan di belakang, Lyra pun setengah berdiri kaku.“Sedikit lebih d

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 24

    “Darren, kau … membentakku?”Darren merasa serba salah, tapi dia tidak punya pilihan. Menyakiti hati Livia untuk sesaat lebih baik dibandingkan harus melawan pamannya yang berdiri di belakang Lyra.“Ayo kita keluar sebelum kau mempermalukan diri lebih jauh lagi.”“Tapi—”Kesal, Darren pun berseru, “Kalau kau tidak mau pergi, maka aku akan pergi sendiri!” Dia pun berbalik dan meninggalkan tempat itu, tidak sedikit pun melihat ke belakang untuk mengecek Livia.Melihat Darren pergi, Livia jadi serba salah. Akhirnya, dia melemparkan tatapan marah ke arah Lyra dan berkata, “Kau … jangan harap aku akan melupakan ini!” ancamnya lalu pergi mengejar Darren.Mendengar kalimat terakhir Livia, ekspresi Dastan menjadi sangat gelap—siap membunuh. “Haruskah aku menyingkirkan wanita tidak tahu malu itu selamanya?”Pertanyaan itu membuat Lyra kaget dan mengalihkan pandangan menatap Dastan.Melihat pria itu marah untuknya, Lyra tanpa sadar sedikit tersenyum. “Tidak perlu meladeni orang tidak penting.”

  • Menikahi Paman Mantan Tunanganku   Bab 23

    Lyra menoleh, begitu pula dengan semua orang. Tapi kemudian ekspresi Lyra yang sempat berubah cerah—mengira yang datang adalah Dastan—langsung berubah gelap begitu melihat sosok yang muncul."Darren …," ucap Lyra lirih, sedikit jijik harus mengucapkan nama itu lagi. Dia lalu beralih pada Livia yang masih berada di lantai. "Tanyakan pada simpananmu, dia yang menyerbu masuk dan menamparku tanpa alasan jelas. Sekarang, dia pun merusak gaun yang akan kupakai."Livia cepat-cepat bersuara—dengan suara setengah bergetar, matanya mulai berair. "Darren… itu tidak benar, aku hanya... hanya ingin bicara. Dia terus-terusan menghinamu dan tidak terima aku menegurnya, dia malah…" Livia tidak melanjutkan ucapannya dan mulai menangis.Melihat hal itu, Lyra merasa ingin tertawa, tapi hanya senyuman sinis yang terlukis di wajahnya.Ini yang selalu terjadi, Livia berpura-pura lemah dan membuat Lyra menjadi penjahatnya. Dan setelah itu … pastinya semua orang akan menegur Lyra dan memaksanya untuk memint

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status