Home / Romansa / MENIKAHI CEO KUTUB / BAB 5: TEMBOK ES DI ANTARA KITA

Share

BAB 5: TEMBOK ES DI ANTARA KITA

Author: triandjohnson
last update Huling Na-update: 2025-03-25 06:54:12

BAB 5: TEMBOK ES DI ANTARA KITA

Alya duduk diam di meja makan, menatap piring di depannya tanpa nafsu makan. Di seberangnya, Reyhan menikmati makan malamnya dalam diam, seperti biasa.

Sejak kejadian di kantor kemarin, pikiran Alya terus dipenuhi oleh kata-kata Felicia.

"Kamu pikir dia akan jatuh cinta padamu?"

Felicia mengatakannya dengan begitu percaya diri, seolah dia tahu betul bagaimana Reyhan berpikir dan bertindak. Alya ingin mengabaikannya, tapi setiap kali ia menatap suaminya yang begitu dingin dan jauh, ia merasa kata-kata itu mungkin benar.

Reyhan tidak mencintainya. Itu sudah jelas sejak awal. Tapi apakah itu berarti pernikahan mereka akan selalu seperti ini? Tanpa arah, tanpa makna?

Suara dentingan sendok Reyhan yang menyentuh piring membuyarkan lamunannya. Ia menatap pria itu, yang tampaknya menyadari bahwa Alya sudah lama tidak menyentuh makanannya.

"Ada yang ingin kau tanyakan?" suara Reyhan terdengar datar, tapi cukup tajam untuk membuat Alya tersentak.

Ia mengangkat wajahnya, menatap mata kelam pria itu.

"Apa maksudmu?" tanyanya ragu.

Reyhan meletakkan sendoknya dengan tenang. "Sejak tadi kau terus melamun. Kalau ada sesuatu yang ingin kau katakan, katakan saja."

Alya menggigit bibirnya. Seharusnya ia tidak membahas ini. Tapi hatinya ingin tahu.

"Felicia," ucapnya akhirnya, "kenapa dia datang ke kantor?"

Reyhan menatapnya sejenak, lalu menghela napas pelan. "Itu urusan yang tidak perlu kau pikirkan."

Alya mengepalkan jemarinya di bawah meja. "Bagaimana aku bisa tidak memikirkannya? Dia datang padaku, berbicara seolah-olah aku ini hanya penghalang."

Reyhan tetap diam.

"Dia bilang kau tidak akan pernah mencintaiku," lanjut Alya, suaranya lebih pelan, tetapi penuh tekanan.

Tatapan Reyhan mengeras. "Dan kau percaya?"

Alya tertawa kecil, getir. "Bukankah itu kenyataan?"

Reyhan menyandarkan punggungnya ke kursi, menatap Alya dengan ekspresi yang sulit ditebak. "Jadi, kau ingin aku mencintaimu?"

Jantung Alya berdebar. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Apa iya? Apa ia benar-benar menginginkan cinta Reyhan?

Ia menggeleng pelan. "Bukan itu maksudku. Aku hanya ingin tahu… apakah ada sesuatu di antara kau dan Felicia?"

Reyhan mengusap pelipisnya sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Felicia adalah masa lalu."

Jawaban itu tidak cukup bagi Alya. "Masa lalu yang masih menggangguku sampai sekarang."

Reyhan menatapnya dalam diam, lalu bangkit berdiri. "Kau sebaiknya tidak terlalu memikirkan ini. Aku tidak punya waktu untuk drama seperti ini."

Drama?

Alya ikut berdiri, menatapnya tidak percaya. "Bagimu, ini hanya drama?"

Reyhan menatapnya tajam. "Aku menikahimu untuk memenuhi kewajiban. Jangan berharap lebih dari itu, Alya."

Kata-kata itu menghantam Alya lebih keras dari yang ia duga. Ia sudah tahu pernikahan ini bukan pernikahan yang normal. Ia sudah tahu Reyhan tidak mencintainya. Tapi mendengarnya langsung seperti ini… rasanya lebih menyakitkan dari yang ia bayangkan.

Tanpa sadar, Alya melangkah mundur. "Baik," katanya pelan. "Aku mengerti."

Ia berbalik dan melangkah pergi, meninggalkan meja makan tanpa menyentuh makanannya.

Di dalam kamar, Alya duduk di tepi ranjang, menatap bayangannya di cermin. Wanita di sana terlihat lelah, matanya sedikit memerah, tetapi tidak ada air mata yang jatuh.

Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri. Ia tidak akan menangis untuk pria yang bahkan tidak melihat keberadaannya.

Tapi mengapa dadanya terasa begitu sesak?

Alya berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit. Hatinya terasa berat, pikirannya kacau. Ia ingin berhenti peduli, ingin berhenti berharap. Tapi semakin ia mencoba, semakin sulit rasanya.

Reyhan masih tetap dingin seperti es, sementara Felicia kembali muncul di hidup mereka seperti badai yang mengacaukan segalanya.

Di luar kamar, Reyhan masih berdiri di meja makan, menatap kursi kosong di depannya.

Untuk pertama kalinya, ia merasa ada sesuatu yang hilang. Sesuatu yang tidak ia mengerti.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 6: KEHILANGAN YANG TAK DISADARI

    Malam itu, hujan turun dengan deras, menciptakan suara gemericik di luar jendela kamar Alya. Ia berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit tanpa ekspresi. Matanya terasa panas, tetapi air mata tak kunjung jatuh.Kata-kata Reyhan terus terngiang di kepalanya."Aku menikahimu untuk memenuhi kewajiban. Jangan berharap lebih dari itu, Alya."Ia tahu sejak awal bahwa pernikahan ini hanyalah kesepakatan, tetapi mendengarnya langsung dari mulut suaminya membuat luka itu semakin dalam. Mungkin ia bodoh karena berharap sedikit perhatian dari Reyhan. Mungkin ia memang naif.Pintu kamar tiba-tiba diketuk, suara ketukan pelan tapi tegas. Alya tidak langsung menjawab. Ia hanya menutup matanya, berharap siapa pun itu akan pergi.Tapi ketukan kembali terdengar."Alya," suara Reyhan terdengar dari luar, datar seperti biasa.Alya tetap diam."Besok kita ada acara keluarga. Bersiaplah," lanjutnya sebelum langkah kakinya menjauh.Alya menghela napas panjang. Acara keluarga? Apa lagi ini? Bukank

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 7: JARAK YANG SEMAKIN MELEBAR

    Alya terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai, tetapi cahaya itu tidak memberikan kehangatan yang ia butuhkan. Semalam, setelah pulang dari makan malam bersama keluarga Reyhan, pikirannya dipenuhi oleh wajah Felicia dan kata-kata Reyhan yang tidak pernah benar-benar menjelaskan apa pun.Ia menoleh ke samping, berharap melihat suaminya di sana, tetapi yang ia temukan hanyalah ranjang yang sudah dingin.Reyhan sudah pergi.Alya menarik napas panjang dan bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan menuju kamar mandi, mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap bisa mengusir kegelisahan yang terus menghantuinya. Setelah berpakaian, ia turun ke ruang makan, tetapi meja makan sudah kosong."Bu Alya, Pak Reyhan sudah berangkat pagi tadi," ucap salah satu asisten rumah tangga dengan sopan.Alya hanya mengangguk. Ia seharusnya sudah terbiasa dengan ini.Sejak awal pernikahan, Reyhan tidak pernah benar-benar ada untuknya. Ia selalu sibuk dengan

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 8: DINDING ES DI ANTARA KITA

    Alya menghela napas panjang setelah Reyhan meninggalkan ruangannya. Matanya masih menatap pintu yang baru saja ditutup oleh pria itu. Kata-katanya tadi terngiang jelas di kepalanya."Lakukan sesukamu. Tapi jangan berharap lebih dari ini."Lagi-lagi, Reyhan menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk Alya dalam hidupnya. Seolah ia hanyalah sosok asing yang kebetulan terikat dalam pernikahan tanpa cinta ini.Alya menundukkan kepala, jemarinya mengepal di atas meja. Sejak awal, ia sudah tahu ini tidak akan mudah. Tapi ia tidak menyangka bahwa Reyhan akan sedingin ini.Saat itu, pintu kembali diketuk. Kali ini, Adrian masuk dengan membawa setumpuk dokumen."Ny. Alya, ini beberapa laporan yang mungkin bisa Anda pelajari untuk mulai memahami proyek di perusahaan ini," katanya sopan.Alya tersenyum tipis, menerima dokumen itu dengan anggukan. "Terima kasih, Adrian."Pria itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Saya tahu ini bukan tempat saya untuk berbicara, tetapi jika Anda membutuhka

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 9: PATAH TANPA SUARA

    Malam itu, Alya tidak bisa tidur. Kata-kata Reyhan terus terngiang di kepalanya. "Aku melihatmu. Aku hanya memilih untuk tidak peduli." Dingin. Pedih. Ia menatap punggung Reyhan yang membelakanginya. Jarak di antara mereka terasa lebih luas dari lautan yang memisahkan dua benua. Pernikahan ini bukan hanya tanpa cinta—tapi juga tanpa harapan. Alya menutup matanya, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hanya fase. Tapi entah mengapa, ia mulai meragukan itu. Keesokan paginya, Alya bangun lebih awal dari biasanya. Ia tidak ingin sarapan bersama Reyhan, tidak ingin merasakan tatapan kosongnya lagi. Saat turun ke ruang makan, meja sudah dipenuhi dengan hidangan hangat. Tapi hanya ada satu kursi yang terisi. "Pak Reyhan sudah berangkat, Nyonya," kata Bi Inah, pelayan rumah. Alya tersenyum kecil, meski hatinya semakin teriris. Bahkan pagi ini pun Reyhan memilih menghindarinya. "Baik, aku sarapan di kamar saja," katanya, mengambil secangkir kopi sebelum berbalik. Namun, sebelum ia se

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   Bab 1: PERNIKAHAN TANPA CINTA

    Hujan rintik-rintik membasahi kaca jendela, menciptakan pola samar di permukaannya. Dari dalam ruang rias yang luas dan megah, Alya menatap bayangannya di cermin. Gaun pengantin putih itu begitu indah, tetapi hatinya terasa kosong. Hari ini seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya. Namun, kenyataannya jauh dari impian. Di luar, suara riuh tamu undangan terdengar samar. Mereka semua hadir untuk menyaksikan sebuah pernikahan yang tampak sempurna di mata orang lain—tetapi bagi Alya, ini bukan pernikahan impian, melainkan sebuah transaksi. Ibunya mengetuk pintu dan masuk dengan senyum penuh haru. "Alya, sayang... sudah waktunya." Alya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. "Iya, Bu." Tangannya dingin saat ia menggenggam ujung gaunnya dan melangkah keluar. Langkahnya terasa berat, seolah ada rantai tak terlihat yang membelenggu kakinya. Di ujung aula utama, di depan penghulu, berdiri seorang pria berjas hitam dengan postur t

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 2: AKU BUKAN BAGIAN DARI HIDUPNYA

    Mobil mewah itu melaju tanpa suara, membelah jalanan kota yang basah oleh sisa hujan. Di dalamnya, dua orang yang baru saja menikah duduk dalam diam.Alya mencuri pandang ke arah Reyhan, pria yang kini sah menjadi suaminya. Tapi baginya, Reyhan tetaplah sosok asing yang tidak bisa ia pahami. Wajah pria itu begitu dingin, ekspresinya kosong, dan seolah keberadaannya di mobil ini tidak lebih dari sekadar formalitas.“Berhenti menatapku.”Suara Reyhan tiba-tiba terdengar, tajam dan dingin. Alya tersentak, buru-buru mengalihkan pandangannya ke luar jendela.“Aku tidak menatapmu,” gumamnya pelan.Reyhan terkekeh kecil, tapi sama sekali tidak terdengar geli. Lebih seperti ejekan. “Jangan berbohong. Aku bisa merasakannya.”Alya menggigit bibirnya. Suasana semakin mencekam. Dadanya terasa sesak, tetapi ia menahan diri untuk tidak menangis.“Aku hanya ingin kita…” Alya ragu, mencari kata yang tepat. “Mencoba berba—”“Berhenti.”Kata itu keluar begitu cepat dari bibir Reyhan, memotong kalimat A

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 3: PRIA DINGIN DI TEMPAT KERJA

    Pagi itu, Alya berdiri di depan gedung pencakar langit yang menjulang megah di jantung kota. Aditya Group. Nama perusahaan itu terukir kokoh di atas pintu masuk utama, mencerminkan kekuasaan dan prestise yang dimiliki oleh pemiliknya—Reyhan Aditya, suaminya.Namun, meski mereka telah resmi menikah, statusnya tidak berarti apa-apa di sini.Alya menarik napas panjang sebelum melangkah masuk. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di perusahaan Reyhan, sesuatu yang tidak ia inginkan, tetapi harus ia lakukan. Bukan karena ia ingin berada di dekat Reyhan, tetapi karena ia ingin memiliki kehidupannya sendiri.Ia tidak mau hanya menjadi istri tanpa peran.Ia juga tidak mau terus merasa kecil di hadapan pria itu.Sesampainya di lantai 25, tempat ia akan bekerja sebagai staf administrasi, Alya disambut oleh seorang wanita muda berpenampilan profesional.“Selamat pagi, Bu Alya,” sapanya dengan senyum ramah. “Saya Rina, sekretaris Pak Reyhan. Saya akan mengantar Anda ke meja kerja.”Alya mengan

    Huling Na-update : 2025-03-25
  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 4: WANITA DARI MASA LALU

    Hari itu, suasana kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Alya berusaha fokus pada pekerjaannya, meskipun pikirannya masih dipenuhi oleh sikap dingin Reyhan sejak pagi tadi. Ia sudah tahu bahwa pria itu tidak akan memperlakukannya seperti seorang istri, tetapi tetap saja… ia tidak menyangka bahwa Reyhan bisa sedingin ini.Baru saja Alya hendak merapikan berkas di mejanya, suara ketukan sepatu hak tinggi menggema di lantai marmer. Suara itu semakin mendekat, dan ketika Alya mengangkat kepala, seorang wanita cantik dengan penampilan elegan sudah berdiri di depannya.Matanya tajam, bibirnya tersenyum kecil dengan cara yang membuat bulu kuduk Alya meremang. Felicia.Nama itu bukan nama asing. Alya pernah mendengar bisik-bisik dari rekan kerja tentang wanita ini. Mantan kekasih Reyhan. Wanita yang dulu dikabarkan akan menjadi nyonya Aditya sebelum tiba-tiba menghilang dari kehidupan pria itu.Felicia menatapnya dengan ekspresi meremehkan, lalu menyilangkan tangan di dada. “Jadi ini istri

    Huling Na-update : 2025-03-25

Pinakabagong kabanata

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 9: PATAH TANPA SUARA

    Malam itu, Alya tidak bisa tidur. Kata-kata Reyhan terus terngiang di kepalanya. "Aku melihatmu. Aku hanya memilih untuk tidak peduli." Dingin. Pedih. Ia menatap punggung Reyhan yang membelakanginya. Jarak di antara mereka terasa lebih luas dari lautan yang memisahkan dua benua. Pernikahan ini bukan hanya tanpa cinta—tapi juga tanpa harapan. Alya menutup matanya, mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hanya fase. Tapi entah mengapa, ia mulai meragukan itu. Keesokan paginya, Alya bangun lebih awal dari biasanya. Ia tidak ingin sarapan bersama Reyhan, tidak ingin merasakan tatapan kosongnya lagi. Saat turun ke ruang makan, meja sudah dipenuhi dengan hidangan hangat. Tapi hanya ada satu kursi yang terisi. "Pak Reyhan sudah berangkat, Nyonya," kata Bi Inah, pelayan rumah. Alya tersenyum kecil, meski hatinya semakin teriris. Bahkan pagi ini pun Reyhan memilih menghindarinya. "Baik, aku sarapan di kamar saja," katanya, mengambil secangkir kopi sebelum berbalik. Namun, sebelum ia se

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 8: DINDING ES DI ANTARA KITA

    Alya menghela napas panjang setelah Reyhan meninggalkan ruangannya. Matanya masih menatap pintu yang baru saja ditutup oleh pria itu. Kata-katanya tadi terngiang jelas di kepalanya."Lakukan sesukamu. Tapi jangan berharap lebih dari ini."Lagi-lagi, Reyhan menegaskan bahwa tidak ada ruang untuk Alya dalam hidupnya. Seolah ia hanyalah sosok asing yang kebetulan terikat dalam pernikahan tanpa cinta ini.Alya menundukkan kepala, jemarinya mengepal di atas meja. Sejak awal, ia sudah tahu ini tidak akan mudah. Tapi ia tidak menyangka bahwa Reyhan akan sedingin ini.Saat itu, pintu kembali diketuk. Kali ini, Adrian masuk dengan membawa setumpuk dokumen."Ny. Alya, ini beberapa laporan yang mungkin bisa Anda pelajari untuk mulai memahami proyek di perusahaan ini," katanya sopan.Alya tersenyum tipis, menerima dokumen itu dengan anggukan. "Terima kasih, Adrian."Pria itu tampak ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Saya tahu ini bukan tempat saya untuk berbicara, tetapi jika Anda membutuhka

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 7: JARAK YANG SEMAKIN MELEBAR

    Alya terbangun dengan perasaan berat di dadanya. Matahari pagi menyelinap masuk melalui celah tirai, tetapi cahaya itu tidak memberikan kehangatan yang ia butuhkan. Semalam, setelah pulang dari makan malam bersama keluarga Reyhan, pikirannya dipenuhi oleh wajah Felicia dan kata-kata Reyhan yang tidak pernah benar-benar menjelaskan apa pun.Ia menoleh ke samping, berharap melihat suaminya di sana, tetapi yang ia temukan hanyalah ranjang yang sudah dingin.Reyhan sudah pergi.Alya menarik napas panjang dan bangkit dari tempat tidur. Ia berjalan menuju kamar mandi, mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap bisa mengusir kegelisahan yang terus menghantuinya. Setelah berpakaian, ia turun ke ruang makan, tetapi meja makan sudah kosong."Bu Alya, Pak Reyhan sudah berangkat pagi tadi," ucap salah satu asisten rumah tangga dengan sopan.Alya hanya mengangguk. Ia seharusnya sudah terbiasa dengan ini.Sejak awal pernikahan, Reyhan tidak pernah benar-benar ada untuknya. Ia selalu sibuk dengan

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 6: KEHILANGAN YANG TAK DISADARI

    Malam itu, hujan turun dengan deras, menciptakan suara gemericik di luar jendela kamar Alya. Ia berbaring di tempat tidurnya, menatap langit-langit tanpa ekspresi. Matanya terasa panas, tetapi air mata tak kunjung jatuh.Kata-kata Reyhan terus terngiang di kepalanya."Aku menikahimu untuk memenuhi kewajiban. Jangan berharap lebih dari itu, Alya."Ia tahu sejak awal bahwa pernikahan ini hanyalah kesepakatan, tetapi mendengarnya langsung dari mulut suaminya membuat luka itu semakin dalam. Mungkin ia bodoh karena berharap sedikit perhatian dari Reyhan. Mungkin ia memang naif.Pintu kamar tiba-tiba diketuk, suara ketukan pelan tapi tegas. Alya tidak langsung menjawab. Ia hanya menutup matanya, berharap siapa pun itu akan pergi.Tapi ketukan kembali terdengar."Alya," suara Reyhan terdengar dari luar, datar seperti biasa.Alya tetap diam."Besok kita ada acara keluarga. Bersiaplah," lanjutnya sebelum langkah kakinya menjauh.Alya menghela napas panjang. Acara keluarga? Apa lagi ini? Bukank

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 5: TEMBOK ES DI ANTARA KITA

    BAB 5: TEMBOK ES DI ANTARA KITAAlya duduk diam di meja makan, menatap piring di depannya tanpa nafsu makan. Di seberangnya, Reyhan menikmati makan malamnya dalam diam, seperti biasa.Sejak kejadian di kantor kemarin, pikiran Alya terus dipenuhi oleh kata-kata Felicia."Kamu pikir dia akan jatuh cinta padamu?"Felicia mengatakannya dengan begitu percaya diri, seolah dia tahu betul bagaimana Reyhan berpikir dan bertindak. Alya ingin mengabaikannya, tapi setiap kali ia menatap suaminya yang begitu dingin dan jauh, ia merasa kata-kata itu mungkin benar.Reyhan tidak mencintainya. Itu sudah jelas sejak awal. Tapi apakah itu berarti pernikahan mereka akan selalu seperti ini? Tanpa arah, tanpa makna?Suara dentingan sendok Reyhan yang menyentuh piring membuyarkan lamunannya. Ia menatap pria itu, yang tampaknya menyadari bahwa Alya sudah lama tidak menyentuh makanannya."Ada yang ingin kau tanyakan?" suara Reyhan terdengar datar, tapi cukup tajam untuk membuat Alya tersentak.Ia mengangkat w

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 4: WANITA DARI MASA LALU

    Hari itu, suasana kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Alya berusaha fokus pada pekerjaannya, meskipun pikirannya masih dipenuhi oleh sikap dingin Reyhan sejak pagi tadi. Ia sudah tahu bahwa pria itu tidak akan memperlakukannya seperti seorang istri, tetapi tetap saja… ia tidak menyangka bahwa Reyhan bisa sedingin ini.Baru saja Alya hendak merapikan berkas di mejanya, suara ketukan sepatu hak tinggi menggema di lantai marmer. Suara itu semakin mendekat, dan ketika Alya mengangkat kepala, seorang wanita cantik dengan penampilan elegan sudah berdiri di depannya.Matanya tajam, bibirnya tersenyum kecil dengan cara yang membuat bulu kuduk Alya meremang. Felicia.Nama itu bukan nama asing. Alya pernah mendengar bisik-bisik dari rekan kerja tentang wanita ini. Mantan kekasih Reyhan. Wanita yang dulu dikabarkan akan menjadi nyonya Aditya sebelum tiba-tiba menghilang dari kehidupan pria itu.Felicia menatapnya dengan ekspresi meremehkan, lalu menyilangkan tangan di dada. “Jadi ini istri

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 3: PRIA DINGIN DI TEMPAT KERJA

    Pagi itu, Alya berdiri di depan gedung pencakar langit yang menjulang megah di jantung kota. Aditya Group. Nama perusahaan itu terukir kokoh di atas pintu masuk utama, mencerminkan kekuasaan dan prestise yang dimiliki oleh pemiliknya—Reyhan Aditya, suaminya.Namun, meski mereka telah resmi menikah, statusnya tidak berarti apa-apa di sini.Alya menarik napas panjang sebelum melangkah masuk. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja di perusahaan Reyhan, sesuatu yang tidak ia inginkan, tetapi harus ia lakukan. Bukan karena ia ingin berada di dekat Reyhan, tetapi karena ia ingin memiliki kehidupannya sendiri.Ia tidak mau hanya menjadi istri tanpa peran.Ia juga tidak mau terus merasa kecil di hadapan pria itu.Sesampainya di lantai 25, tempat ia akan bekerja sebagai staf administrasi, Alya disambut oleh seorang wanita muda berpenampilan profesional.“Selamat pagi, Bu Alya,” sapanya dengan senyum ramah. “Saya Rina, sekretaris Pak Reyhan. Saya akan mengantar Anda ke meja kerja.”Alya mengan

  • MENIKAHI CEO KUTUB   BAB 2: AKU BUKAN BAGIAN DARI HIDUPNYA

    Mobil mewah itu melaju tanpa suara, membelah jalanan kota yang basah oleh sisa hujan. Di dalamnya, dua orang yang baru saja menikah duduk dalam diam.Alya mencuri pandang ke arah Reyhan, pria yang kini sah menjadi suaminya. Tapi baginya, Reyhan tetaplah sosok asing yang tidak bisa ia pahami. Wajah pria itu begitu dingin, ekspresinya kosong, dan seolah keberadaannya di mobil ini tidak lebih dari sekadar formalitas.“Berhenti menatapku.”Suara Reyhan tiba-tiba terdengar, tajam dan dingin. Alya tersentak, buru-buru mengalihkan pandangannya ke luar jendela.“Aku tidak menatapmu,” gumamnya pelan.Reyhan terkekeh kecil, tapi sama sekali tidak terdengar geli. Lebih seperti ejekan. “Jangan berbohong. Aku bisa merasakannya.”Alya menggigit bibirnya. Suasana semakin mencekam. Dadanya terasa sesak, tetapi ia menahan diri untuk tidak menangis.“Aku hanya ingin kita…” Alya ragu, mencari kata yang tepat. “Mencoba berba—”“Berhenti.”Kata itu keluar begitu cepat dari bibir Reyhan, memotong kalimat A

  • MENIKAHI CEO KUTUB   Bab 1: PERNIKAHAN TANPA CINTA

    Hujan rintik-rintik membasahi kaca jendela, menciptakan pola samar di permukaannya. Dari dalam ruang rias yang luas dan megah, Alya menatap bayangannya di cermin. Gaun pengantin putih itu begitu indah, tetapi hatinya terasa kosong. Hari ini seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya. Namun, kenyataannya jauh dari impian. Di luar, suara riuh tamu undangan terdengar samar. Mereka semua hadir untuk menyaksikan sebuah pernikahan yang tampak sempurna di mata orang lain—tetapi bagi Alya, ini bukan pernikahan impian, melainkan sebuah transaksi. Ibunya mengetuk pintu dan masuk dengan senyum penuh haru. "Alya, sayang... sudah waktunya." Alya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya yang berdegup kencang. "Iya, Bu." Tangannya dingin saat ia menggenggam ujung gaunnya dan melangkah keluar. Langkahnya terasa berat, seolah ada rantai tak terlihat yang membelenggu kakinya. Di ujung aula utama, di depan penghulu, berdiri seorang pria berjas hitam dengan postur t

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status