Share

Gila Hormat

Author: Anna Sahara
last update Huling Na-update: 2025-04-15 09:18:29

Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun.

Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu.

Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi.

"Dia terlihat berbeda," gumam Hanley.

"Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran.

"Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?"

Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk mencari perhatian seorang Hanley.

Sungguh berbanding terbalik dengan Adriella.

"Akhirnya kamu kalah juga." Rauf tergelak. "Lihat, dan sadarlah, tidak semua wanita di dunia ini menyukaimu," ejeknya.

"Aku juga tidak menyukainya."

Hanley tidak mau kalah. Level gengsinya naik satu tingkat. Tidak peduli secantik apapun wanita di hadapannya, Hanley pasti akan mendepaknya hingga tidak berani menampilkan muka lagi.

Pada hari-hari berikutnya, Adrie semakin giat bekerja. Sebagai asisten pribadi, tidak ada hambatan baginya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan Mery.

Pun dengan Mery yang selalu puas dengan kinerja Adrie. Gadis polos yang direkomendasikan Paramitha itu benar-benar mengabdikan dirinya untuk bekerja dan bekerja.

Adrie tidak pernah bertingkah aneh meski para pria kerap menggodanya. Matanya juga tidak pernah jelalatan ke sana ke mari seperti karyawan wanita lainnya.

"Aku bangga dengan hasil kerjamu, Adrie," ucap Mery di sela-sela pekerjaan mereka. "Terima kasih sudah membantu meringankan pekerjaanku."

"Saya harusnya yang berterima kasih, Bu. Bu Mery sudah memberi saya kesempatan, jadi saya harus menjaga kepercayaan yang Ibu berikan."

Jika Mery terlihat senang, lain halnya dengan Hanley yang tampak kesal. Setiap pria itu keluar dari ruangannya, dia akan menatap tajam ke arah meja Adrie. Tatapannya seakan meminta penghormatan dari gadis itu agar segera tunduk padanya.

Dua minggu sudah Adrie bergabung dengan perusahaan, tapi tak sekali pun wanita itu kembali menyapanya dengan ramah. Bahkan Adrie terlihat seperti menghindari pertemuan dengannya. Hal itu membuat Hanley merasa gusar.

Bisa-bisanya karyawan biasa seperti Adrie berlaku acuh pada Hanley. Biasanya, semua wanita akan mengejar cintanya dan sengaja mencuri perhatian darinya.

Terlalu memikirkan Adriella, Hanley sampai tidak menyadari kemunculan Rauf.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu, sampai kamu tidak menyambut kedatanganku?" Rauf menggoda, kemudian menarik sebuah kursi untuk dia duduki.

"Ayo, cerita padaku!" Rauf mendesak lagi.

Tidak ada jawaban, Hanley justru mengalihkan pembicaraan. "Bagaimana dengan proyek yang kamu tangani?"

"Tidak ada masalah, semua lancar tanpa hambatan," Rauf menjawab, lalu memulai perbincangan santai. Dia ingin membahas gosip terhangat di kantor itu. "Kamu ingat asistennya Mery, setelah kupikir-pikir, gadis itu memang sangat menarik."

"Apa maksudmu?" Kening Hanley mengkerut. Tentu saja dia ingat, mereka setiap harinya bertemu dan wanita itu tidak bersikap ramah lagi padanya.

"Bukankah dia sangat cantik?" Rauf meraih camilan dan mengunyahnya dengan santai. "Dan gosip yang beredar di kantor, banyak karyawan pria yang ingin memacarinya."

"Oh ya?" Hanley berpura-pura santai, namun dalam hati kecilnya merutuk kesal. 'Jadi itu sebabnya dia kehilangan respek padaku, dia merasa paling cantik di kantor ini hingga tidak menghargaiku sebagai atasan.'

Melihat Hanley merenung, Rauf segera menjentikkan jarinya tepat di depan wajah atasannya. "Hei ... mikirin apa, Bro?"

Terkejut, Hanley reflek mengatakan isi hatinya. "Ya, dia sangat cantik."

"Whatttt ...?"

Ini pertama kalinya Hanley memuji seorang wanita, tentu saja Rauf terheran-heran mendengarnya.

"Coba katakan sekali lagi!" goda Rauf.

"Apa yang kukatakan?" Hanley segera mengalihkan wajahnya yang sudah memerah. "Aku tidak berkata apapun, kamu pasti salah dengar."

"Tidak usah malu seperti itu!" Rauf lanjut menggoda. "Kalau kamu juga merasakan hal yang sama, aku pasti akan membantu."

Entah apa yang dipikirkan Hanley, tawaran Rauf justru membuatnya gusar. "Kalau tidak ada hal penting lagi, silakan keluar dari ruangan ini!"

"Ya sudah kalau tidak mau." Rauf segera beranjak membawa rasa kecewanya. "Ingat, penawaranku hanya datang satu kali saja!"

Pada saat Rauf keluar, dia menoleh pada Adrie yang sibuk dengan komputer di depan meja. Pesona wanita itu benar-benar menghipnotisnya. Seketika itu, fokusnya hanya tertuju pada Adrie hingga mengabaikan Mery yang tengah menatapnya dengan tajam.

'Memang sangat sangat cantik dan mempesona, dia seperti jelmaan bidadari saja,' Rauf ikut meleleh dan bergumam dalam hati. 'Seandainya aku belum memiliki kekasih, pasti aku sudah bergerak cepat untuk memikat gadis ini. Apa aku selingkuh saja ya?'

"Apa yang kamu lihat, Rauf?" Mata kesal Mery masih tertuju pada pria itu. "Apa selama ini kamu tidak pernah melihat gadis cantik? Atau kamu ingin aku melaporkanmu pada Tita?"

"Tidak ada yang aku lihat." Kesal, marah, geram, Rauf segera membuang wajah. "Semua sama saja, menyebalkan. Awas saja kalau ada yang meminta bantuan padaku!" Dia berjalan acuh menuju ruangannya.

***

Tubuh ramping Adriella duduk berhadapan dengan Meryana. Dalam satu ruangan, jarak kedua wanita cantik itu hanya berkisar dua meter saja.

Sementara ruangan Hanley juga bersebelahan langsung dengan ruangan sekretaris. Terpisah oleh tirai, mereka bisa melihat satu sama lain. Tidak bisa dinafikan, hal itu membuat rasa gugup Adrie terkadang muncul tiba-tiba.

Terlebih Rauf adalah pria yang usil dan suka menggoda. Sedangkan Hanley sendiri lebih sering menatapnya dengan kebencian. Adrie tidak nyaman dengan semua itu.

Akan tetapi semua rasa itu ditepis demi keberlangsungan hidup.

Adrie butuh uang, dan pekerjaan sekarang mengharuskannya untuk berinteraksi dengan dunia luar.

Ketika Adrie sedang membolak-balik berkas di depannya, Mery yang sejak awal memperhatikan gerak-gerik gadis itu mulai membuka percakapan.

"Adrie ...!"

"Iya, Bu."

"Aku sering melihatmu seperti gelisah, apa kamu kurang nyaman bekerja di ruangan ini?"

Dari Paramitha, Mery telah mengetahui sedikit kondisi Adrie yang sering menutup diri dari lingkaran pria. "Jika iya, aku akan memindahkan posisi tempat dudukmu di luar ruangan bersama staf lain."

Alih-alih mengiyakan, Adrie justru merasa bersalah dengan tawaran Mery. Itu terlalu berlebihan. Lagi pula, Mery sangat baik padanya, Adrie tidak ingin menyusahkan hanya karena kurang nyaman berdekatan dengan atasan.

"Tidak, Bu." Adrie tidak ingin mengecewakan wanita yang telah memberinya pekerjaan. "Saya di sini saja, kalau saya di luar, saya akan lebih sulit membantu pekerjaan Bu Mery."

"Tapi kamu ..."

"Mungkin hanya belum terbiasa, Bu. Saya janji akan melakukan yang terbaik."

"Baiklah." Mery mengangguk paham, kemudian mulai mengumpulkan berkas-berkas di atas meja.

Setiap harinya, Mery selalu sibuk. Si cerdik Hanley telah membuat wanita berusia 28 tahun itu kewalahan. Seiring banyaknya tender yang dimenangkan oleh sang atasan, pekerjaan Mery pun semakin menumpuk.

Beruntung Hanley mengizinkan Mery untuk mempekerjakan seorang asisten. Dari Paramitha yang dikenalnya sejak kecil, Mery pun mendapatkan asisten wanita yang dinilai jujur dan setia pada satu pekerjaan.

"Kalau begitu, antarkan semua berkas-berkas ini ke ruangan tuan Hanley, bawa kembali ke sini setelah beliau melakukan pengecekan dan juga memberikan tanda tangannya!" Mery memberi perintah pada Adrie dan ini pertama kalinya Adrie disuruh ke ruangan Hanley seorang diri.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Makan Malam Dengan Bos

    "Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu. Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu." "Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis. Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut. 'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.' Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula. Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan. "Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tid

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Perasaan Hanley

    Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan. Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten. "Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas. Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun. Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi. 'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu. Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga mena

    Huling Na-update : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

    Huling Na-update : 2025-04-25
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

    Huling Na-update : 2025-04-26
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

    Huling Na-update : 2025-04-15

Pinakabagong kabanata

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Perasaan Hanley

    Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan. Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten. "Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas. Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun. Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi. 'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu. Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga mena

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Makan Malam Dengan Bos

    "Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu. Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu." "Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis. Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut. 'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.' Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula. Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan. "Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tid

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Gila Hormat

    Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun. Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu. Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi. "Dia terlihat berbeda," gumam Hanley. "Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran. "Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?" Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status