Share

Makan Malam Dengan Bos

Auteur: Anna Sahara
last update Dernière mise à jour: 2025-04-15 13:20:47

"Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu.

Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu."

"Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis.

Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut.

'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.'

Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula.

Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan.

"Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tidak menunjukkan rasa tidak sukanya.

"Aku datang dengan niat baik, aku tidak tega melihatmu menghadapi kesulitan, makanya aku putuskan untuk kembali dan membantumu, apa ada yang salah dengan perbuatanku?" Hanley bertanya dengan penuh perasaan berharap gadis di depannya merasa nyaman dan membuka diri.

Adrie hanya bisa menunduk. Tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Ketakutan jelas terlihat di wajahnya, tapi dia tidak berani menghindar. Mungkin trauma dalam dirinya belum sepenuhnya hilang, hingga tidak terbiasa menghadapi seorang pria di sisinya.

Di saat ketakutan itu menguasai pikirannya, perkataan sang bibi yang selalu memberi semangat kembali terngiang-ngiang.

"Tidak semua laki-laki itu bersikap jahat. Mungkin saat ini kamu belum menemukannya, tapi suatu hari nanti, bibi yakin akan ada seorang pria yang datang mengobati luka dalam hatimu."

Sejak kecil, Adrie memang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari sosok pria, terutama sang ayah yang kerap berlaku kasar padanya. Meski orangtuanya masih lengkap, tapi dalam kehidupannya, Adrie seperti tidak memiliki ayah ibu yang mampu menjaga dan mengayominya dengan sepenuh hati.

Hingga pelecehan itu terjadi, Adrie bukannya mendapat dukungan moral dari keluarganya. Gadis malang itu justru dikucilkan, membuatnya terluka secara fisik dan mental.

"Duduklah ...!" Hanley menyuruh. Tekadnya sudah bulat, alih-alih berniat pergi, dia justru mengambil sebuah kursi untuknya. "Tenang saja, aku akan duduk di depan mejamu. Jika sekali saja aku bersikap kurang ajar, angkat komputer ini, lalu pukul kepalaku, kamu paham!!!"

Bibir Adrie masih terkatup rapat, tapi ekspresi takutnya perlahan memudar. Dia juga mulai menggerakkan tangannya, siap melanjutkan tugas-tugas yang tertunda.

Hanley pun mulai membantu pekerjaan gadis itu. Tanpa persetujuan Adrie, Hanley menarik berkas-berkas dari hadapan bawahannya itu.

"Kali ini Mery sungguh keterlaluan, melimpahkan semua pekerjaan ini pada anak baru," umpat Hanley dengan suara kecil.

Agar Adrie tidak ketakutan, Hanley juga menahan diri untuk tidak melirik gadis itu. Mereka membagi pekerjaan dan mulai sibuk dengan tugas masing-masing.

Sepuluh menit menuju pukul 9 malam, pekerjaan Adrie akhirnya selesai juga. Sambil menyandarkan tubuh letihnya, dia menghembuskan napas lega.

"Akhhh ... akhirnya selesai juga," ucap Adrie pelan sembari memejamkan mata.

Kepuasan Adrie menjadi satu kesempatan bagi Hanley untuk mencuri pandang pada gadis di depannya. "Cantik ... sangat cantik," gumamnya pelan, meski terlihat kelelahan, wajah gadis tanpa riasan itu masih saja mempesona, membuat Hanley terkagum-kagum.

Entah pikiran apa yang mendasarinya, Hanley seketika memimpikan Adrie menjadi miliknya. Mereka menikah dan memiliki banyak anak. Oh manis sekali.

Tak berselang lama, dua orang wanita mengetuk pintu ruangan itu.

Adrie sontak membuka kelopak matanya yang letih dan menatap ke arah pintu.

Bersamaan dengan itu, lamunan Hanley pun buyar seketika. Mimpi indahnya juga terbang jauh ketika Adrie menawarkan diri.

"Saya akan membukakan pintunya, Tuan."

"Hmmm ...," ucap Hanley pasrah.

Di depan pintu, Adrie menatap heran pada kedua wanita yang sedang membawa beberapa box makanan.

"Kami ke sini untuk mengantarkan makanan ini, Nona," salah satu wanita itu menjelaskan.

Adrie tidak langsung menerima, dia lebih dulu menoleh pada Hanley.

"Cepat ambil, Adrie, aku sudah lapar!" tukas Hanley tanpa memberi penjelasan.

Perintah keras dari Hanley menyadarkan Adrie bahwa atasannya juga telah melewatkan makan malam hanya demi untuk membantunya. Sepercik perasaan aneh melintas dalam benak Adrie, kenapa Hanley yng terkenal dingin itu harus berkorban sebanyak ini untuknya?

"Ayo ambil, apa lagi yang kamu pikirkan!" Hanley mendesak. "Tidak usah ragu, aku sudah membayar semuanya!"

"Ah ... baik, Tuan."

Adrie segera membawa pesanan makanan itu dan menyajikannya untuk Hanley. Tidak lupa, dia juga menuangkan segelas air untuk atasannya itu.

"Kenapa hanya satu yang kamu sajikan?" Hanley protes lagi. "Aku pesan dua porsi, itu artinya yang satunya lagi untukmu."

Adrie menjadi kikuk dibuatnya. Bukan tidak paham, dia hanya merasa tidak pantas untuk mendapatkan perhatian sebanyak itu. Pertama, sudah mendapatkan bantuan gratis, sekarang apalagi ini?

Dinner with the big boss.

"Saya makan di rumah saja," Adrie berusaha menghindar. "Sekarang lebih baik saya pulang, Tuan."

"Setelah apa yang aku lakukan, kamu mau meninggalkanku begitu saja?" Hanley tidak terima. Dia sebenarnya ingin marah, tapi ketika melihat raut wajah Adrie yang ketakutan, dia kembali melunakkan ucapannya.

"Setidaknya temani aku makan malam," kata Hanley setenang mungkin. "Ayolah, ini tidak beracun, makanan ini higenis dan tidak terkontaminasi dengan apapun seperti yang kamu pikirkan."

Karena tidak ingin membuat atasannya marah, Adrie pun mengalah. Perlahan, dia kembali menjatuhkan bokongnya di atas kursi, kemudian bertanya pelan, "Hanya makan malam kan, Tuan?"

"Menurutmu apa lagi?"

Sejenak Hanley terdiam, lalu tersenyum penuh arti. Setidaknya dia mulai paham dengan ketakutan dalam diri Adrie. "Aku tidak seburuk yang kamu pikirkan, Adriella Agatha."

Di sela makan, Adrie sesekali melirik atasannya.

Pun dengan Hanley, beberapa kali tertangkap mencuri pandang.

Satu kali melihat Adrie membalas senyumannya, Hanley merasa lega dan langsung memberanikan diri untuk bertanya.

"Adrie, apa sebelumnya kamu memiliki pengalaman buruk terhadap laki-laki? Kenapa kamu terlihat seperti menghindari para pria?" tanya Hanley dengan spontan.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Perasaan Hanley

    Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan. Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten. "Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas. Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun. Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi. 'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu. Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga mena

    Dernière mise à jour : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

    Dernière mise à jour : 2025-04-25
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

    Dernière mise à jour : 2025-04-26
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

    Dernière mise à jour : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Gila Hormat

    Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun. Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu. Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi. "Dia terlihat berbeda," gumam Hanley. "Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran. "Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?" Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk

    Dernière mise à jour : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

    Dernière mise à jour : 2025-04-15

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Perasaan Hanley

    Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan. Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten. "Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas. Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun. Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi. 'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu. Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga mena

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Makan Malam Dengan Bos

    "Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu. Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu." "Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis. Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut. 'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.' Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula. Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan. "Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tid

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Gila Hormat

    Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun. Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu. Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi. "Dia terlihat berbeda," gumam Hanley. "Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran. "Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?" Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status