Share

Perasaan Hanley

Author: Anna Sahara
last update Last Updated: 2025-04-15 19:50:39

Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan.

Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten.

"Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas.

Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun.

Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi.

'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu.

Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga menampakkan batang hidungnya.

Hanya Rauf yang sesekali datang melemparkan tugas pada kedua wanita beda usia itu.

"Kenapa Hanley belum datang juga? Tidak biasanya dia terlambat sampai selama ini?" tanya Mery pada Rauf.

"Hanley, Hanley, dia itu atasanmu, Bu, main asal sebut nama saja kamu," tegur Rauf dengan nada bercanda.

"Alah macam tidak paham saja," di depan Adrie, Mery pun sengaja menunjukkan hubungan dekatnya dengan sang atasan. "Aku dan Hanley itu sudah kenal lama, kita sangat dekat, tidak ada batasan di antara kami," dia memperjelas.

Ketika nama Hanley disebut, Adrie semakin menundukkan kepala. Mengingat kejadian tadi malam, hatinya mencelos. 'Apa sekarang dia jijik padaku?' pikir Adrie yang mana dia telah menceritakan pengalaman buruknya yang pernah dilecehkan saat lulus SMA dan itu membuatnya trauma berdekatan dengan pria.

Hatinya terasa pilu membayangkan pandangan buruk Hanley terhadapnya, namun ada rasa puas juga dalam diri Adrie.

Bukankah itu lebih baik?

Dengan mengetahui keadaan Adrie yang sebenarnya, Hanley tidak akan menaruh perasaan lebih terhadapnya seperti yang dilakukan para karyawan pria di kantor itu..

Siapa yang mau berdekatan dengan gadis ternoda? Apalagi Hanley adalah pria berkelas yang dihormati oleh kalangan atas.

Di kediamannya, Hanley baru saja terbangun. Jam dinding sudah mendekati angka 11, namun pria itu masih enggan untuk meninggalkan tempat tidur berukuran king size itu.

Sesekali Hanley memijit pelipisnya. Akibat kurang istirahat, kepalanya masih terasa pusing. Ya, satu malam penuh, Hanley tidak dapat memejamkan mata. Alhasil, pria itu baru bisa tertidur saat pagi menjelang dan terbangun pada siang harinya.

"Adriella, kenapa malang sekali nasibmu? Betapa jahatnya pria yang tidak bermoral itu," gumam Hanley dengan mata yang masih terpejam.

Meski tidak ada penjelasan secara detail pelaku yang telah melecehkan Adrie, namun Hanley mengutuk keras perbuatan pria yang telah melakukan perbuatan bejat itu.

"Pantas saja kamu selalu menghindari para pria, bahkan kamu terkesan takut padaku." Perasaan Hanley bercampur aduk. Ada rasa iba, tapi dia juga kagum dengan sikap tegar wanita itu.

Masih terbayang oleh Hanley, bagaimana Adrie menceritakan kisah kelamnya. Tangis gadis malang itu pecah hingga Hanley merasa bersalah dengan pertanyaannya. Dia telah membuka luka lama yang bahkan belum pernah terobati.

Klik.

Seorang wanita cantik yang telah berumur memasuki kamar Hanley. Dia adalah Heba, ibu dari 4 orang anak, termasuk Hanley sebagai anak kedua.

"Hanley, kenapa belum bangun juga?" tegur Heba sembari menarik selimut putra keduanya. "Sudah jam berapa ini? Apa kamu tidak ke kantor hari ini?"

"Sebentar lagi, Mom." Hanley masih bermalas-malasan. Entah kenapa hari ini terasa berbeda dengan hari sebelumnya. Dia seperti tidak berselera.

"Tidak ada kata sebentar lagi, kamu harus segera bangun, jangan seperti adikmu!" balas Heba dan berusaha meraih lengan putranya.

Mendengar sang mama menyebut adiknya, Hanley segera membuka mata dengan lebar. Sudah lama mereka tidak membahas keberadaan si anak manja itu.

Hanley bangkit dan duduk bersila. "Mom, kapan Ashley kembali?"

"Entahlah," suara Heba terdengar berat. "Itu urusan daddy."

"Ini sudah 4 tahun, Mom, mau sampai kapan kalian menyembunyikannya?" Mendadak Hanley geram mengingat kelakuan adiknya yang juga pernah melecehkan seorang gadis tanpa memberi pertanggungjawaban.

"Dia belajar di luar negeri, bukan sembunyi," bela Heba.

"Tidak, kalian menyembunyikannya," Hanley tidak mau kalah. "Aku juga belajar di luar negeri, tapi setiap tahun aku pulang ke rumah ini, tidak seperti Ashley yang sengaja dilarang pulang."

"Sudahlah, tidak usah membahas masalah itu lagi!" Setelah memastikan Hanley bangun, Heba hendak meninggalkan putranya itu. "Sekarang cepat mandi, makan siang dan berangkat ke kantor!" tukasnya.

"Bagaimana dengan keluarga gadis itu, Mom?" Terdorong oleh perasaan yang kuat terhadap Adrie, Hanley mulai penasaran dengan wanita yang dilecehkan adiknya.

Nasib mereka pasti sama, pikir Hanley.

"Itu bukan urusanmu!" Gerah dengan pertanyaan anaknya, Heba langsung beranjak keluar.

*

Setelah makan siang, Hanley meninggalkan rumah. Ketika menginjakkan kaki di kantor, tempat yang pertama kali dilirik adalah meja Adrie.

"Ke mana dia?" pikir Hanley saat tidak menemukan Adrie. "Apa dia masih bersedih dan tidak mau bekerja lagi?"

Plakk.

Rauf mendaratkan sebuah pukulan kecil di punggung Hanley membuat pria itu terkejut.

"Apa-apaan sih!" bentak Hanley sembari mengangkat tinjunya.

"Hayo ketahuan loh lagi mikirin siapa?" Rauf menahan tawanya. "Aku lihat dengan jelas kalau dari tadi matamu tertuju ke meja Adrie terus!" ledeknya.

Tidak ingin menyembunyikan perasaannya, Hanley pun berkata jujur. "Di mana dia? Apa dia tidak masuk kerja?"

"Tenang saja, dia masih kerja untuk perusahaan ini, lagi makan siang mungkin."

Hanley lega mendengarnya. Kedua pria itu pun memasuki ruangan yang sama.

Tepat pukul 3 sore, sebuah pesan masuk ke ponsel Hanley.

[Mama mendaftarkanmu ke sebuah acara dating online, kamu harus pulang cepat.]

Decak kesal langsung terdengar dari mulut Hanley. "Tidak ada bosannya dia menjodohkanku."

Rauf langsung paham kegalauan bosnya. "Coba saja, siapa tahu kali ini cocok."

Hanley mendesah. "Aku tidak ingin pulang ke rumah malam ini."

"Aku tidak mau lembur, Bos." Rauf khawatir disuruh menemani Hanley..

"Tidak ada yang mengajakmu."

Pada saat jam pulang karyawan, Hanley lagi-lagi dikagetkan dengan keberadaan Adrie. Gadis itu masih sibuk berkutat di depan komputer, sementara Mery dan karyawan lain sudah bersiap-siap untuk pulang.

"Lembur lagi?" tanya Hanley.

"Yap, begitulah." Mery yang menjawab. "Ada banyak kerjaan, tapi jangan khawatir, Adrie masih menghubungiku saat dia kesulitan. Itu artinya dia tidak sendirian mengerjakan semua pekerjaan kami."

Seperti biasa, Hanley lebih dulu meninggalkan ruangan itu. Namun kali ini, dia tidak berniat untuk pulang.

"Cepat bawa mobilku, aku masih ada kerjaan di kantor!" suruh Hanley sembari menyerahkan kunci mobilnya pada Rauf.

"Kamu pulang naik apa?"

"Untuk apa memikirkan itu, masih banyak kendaraan di luar sana."

"Bagaimana dengan dating mu?" Rauf mengingatkan.

"Ah bullshit semua itu." Sebelum Mery turun, Hanley bergegas menuju lift. Dia tidak ingin terlihat oleh wanita yang sering meminta tumpangan itu.

Suara sepatu pentopel terdengar mendekati ruangan Adrie. Dia segera berdiri dan menoleh saat mendengar pintu ruangan terbuka.

"Tuan Hanley, apa ada yang ketinggalan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

    Last Updated : 2025-04-25
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

    Last Updated : 2025-04-26
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

    Last Updated : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Gila Hormat

    Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun. Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu. Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi. "Dia terlihat berbeda," gumam Hanley. "Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran. "Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?" Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk

    Last Updated : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

    Last Updated : 2025-04-15
  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Makan Malam Dengan Bos

    "Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu. Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu." "Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis. Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut. 'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.' Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula. Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan. "Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tid

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 7

    Setelah tiba di ruangan Hanley, Adrie segera bertanya, "Untuk apa memanggil saya, Tuan?"Hanley dan Rauf saling berpandangan. Keduanya saling melempar senyum. Jelas tidak ada yang membutuhkan Adrie di ruangan ini. Mereka hanya sedang menyelamatkan wanita itu dari tindakan Mery yang kerap bersikap diktator pada bawahannya."Duduk saja dulu!" Rauf mempersilakan sebelum akhirnya dia juga duduk di depan kursi kebesaran Hanley."Tapi bu Mery membutuhkan bantuan saya, Tuan, saya harus keluar,, biar bagaimanapun, tugas saya adalah meringankan pekerjaan beliau," Adrie memberi alasan."Meringankan pekerjaannya tapi dia justru memperbudakmu," sindir Hanley. "Apa kamu tidak bisa merasakannya?" "Saya ...," Adrie tidak bisa menjawab. Jika dipikir-pikir, Mery memang melakukan hal itu berulang kali. Wanita itu nyaris melimpahkan semua pekerjaan pada Adrie hingga dia harus lembur setiap hari. Akan tetapi Adrie tidak mungkin membenarkan tuduhan itu begitu saja. Dia hanya wanita berpendidikan rendah

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Bab 6

    "Ya, kamu yang ketinggalan." Dengan santainya, Hanley duduk di hadapan Adrie. "Setelah kupikir-pikir aku tidak bisa pulang begitu saja meninggalkanmu dengan segudang pekerjaan."Adrie melongo. "A ... apa?" suara pelannya menunjukkan bahwa dirinya terkejut sekaligus terharu dengan perhatian yang diberikan atasannya."Lagi pula aku sedang tidak ada kegiatan apapun, jadi apa salahnya kalau aku membantumu lagi," tukas Hanley dengan tenang.Sekali lagi Adrie terpana. Ini bukan pertama kalinya. Dia pun hanya bisa mematung. "Kenapa berdiri saja?" Hanley menegur. "Ayo kita mulai, aku tidak ingin melihatmu kelelahan dan pulang terlalu malam!" ajak Hanley. Setiap kata yang keluar dari mulut Hanley terdengar tulus dan apa adanya. Tidak ada intimidasi ataupun penekanan seperti yang sering dia dapatkan dari orang lain. Perlahan, Adriella mulai tersanjung.Untuk pertama kalinya, Adrie merasa berharga. Gadis berusia 22 tahun itu pun tersenyum menyambut uluran tangan Hanley.Hingga malam, keduany

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Perasaan Hanley

    Pagi itu, Mery terkejut melihat hasil pekerjaan Adrie. Dia hampir tidak percaya. Semua diselesaikan dengan sempurna dan tidak ada celah sedikitpun untuk mencari kesalahan. Mery senang untuk pencapaian Adrie, tapi karena masih terselip rasa iri dalam dirinya, tidak ada pujian yang keluar untuk sang asisten. "Terima kasih, kamu boleh kembali ke tempatmu," ucap Mery dengan tegas. Kini, wanita yang selalu berpenampilan elegan itu mulai berpikir. Bagaimana jika Hanley mengetahui ini? Adrie tidak hanya polos cantik, tapi juga pintar dan bertanggungjawab. Dia bisa diandalkan dalam segi apapun. Hanley bisa saja memberi apresiasi yang tinggi pada gadis itu. Tidak, Mery tidak ingin hal itu terjadi. 'Hasil laporan kali ini harus menjadi milikku, Hanley pasti senang, dan aku tidak mau nama Adrie terlibat di dalam tugas ini,' gumam Mery sembari menatap iri pada Adrie. Dia pun tidak sabar untuk menunjukkan hasil pekerjaan itu. Akan tetapi, hingga siang menjelang, Hanley belum juga mena

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Makan Malam Dengan Bos

    "Tu .. Tuan Hanley, apa yang Anda lakukan di sini?" Bukannya bersyukur, Adrie tentu saja ketakutan melihat kehadiran pria itu. Hanley berjalan santai menuju meja gadis itu. "Seperti yang baru saja kukatakan, aku datang untuk membantu pekerjaanmu." "Tidak perlu, Tuan, saya bisa sendiri ...!" Melihat sikap santai Hanley, mengingatkan Adrie pada sosok Ashley yang tampan namun bersikap kejam seperti iblis. Adrie pun sontak bergerak mundur, tubuh rampingnya terhuyung hingga kursi di belakangnya terbalik dan jatuh. "Akhh ....!" Dia berteriak kecil dengan ulahnya sendiri, membuat kening Hanley berkerut. 'Dia yang salah, dia yang berteriak,' pikir Hanley. 'Huh wanita memang suka playing victim.' Hanley berjongkok, meraih kursi dan meletakkannya pada posisi semula. Demi apa coba, Hanley benar-benar merendahkan diri di hadapan seorang bawahan. "Ada apa denganmu, apa di matamu aku terlihat seperti penjahat?" Hanley sedikit protes. Meski tidak terima dengan sikap Adrie, namun dia tid

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Mulai Perhatian

    Meski tidak sepenuhnya siap, Adrie tetap berdiri tegas. "Baik, Bu." Sebagai seorang asisten yang patuh, dia harus menunjukkan kinerja yang bagus. "Aku mau keluar sebentar, kamu tidak apa-apa kan aku tinggal sendiri?" Mery berkata lagi. "Semua dokumen ini sangat penting, jangan ada satu pun yang terlewatkan!" Adrie hanya mengangguk canggung, karena sejujurnya saat ini dia sudah mulai gelisah untuk melangkah. Bagaimana caranya menghadapi seorang pria tampan yang sering melempar tatapan amarah padanya? Adrie memeluk setumpuk berkas ketika Hanley membukakan pintu untuknya. "Maaf, Tuan, bu Mery menyuruh saya untuk mengantar berkas-berkas ini," kata Adrie dengan suara yang bergetar. Hanley tersenyum kecil, berusaha untuk bersikap ramah. Namun sehebat apapun dia menampilkan wajahnya yang bersahabat, Adrie masih saja gugup ketika mereka beradu pandang. Sikap Adrie yang demikian membuat Hanley bertanya-tanya. 'Apa aku semenakutkan itu?' pikirnya. Tidak ingin berburuk sangka, Han

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Gila Hormat

    Keluarga Anderson adalah salah satu keluarga terpandang di kota Bangsring. Memiliki harta melimpah, tentu saja mereka adalah keluarga terhormat yang selalu menjaga nama baik keluarga secara turun temurun. Hingga kini, tidak pernah terdengar sekali pun skandal, keburukan atau aib tercela yang dilakukan oleh anggota keluarga berkuasa itu. Duduk santai di atas kursi kebesarannya, Hanley tiba-tiba mengingat wajah polos Adrie saat menyapanya. Tatapan sayu dan suara lembut itu terngiang-ngiang di telinga hingga dia tidak menyadari seulas senyum tipis telah tersungging di bibirnya yang seksi. "Dia terlihat berbeda," gumam Hanley. "Siapa yang kamu maksud?" Rauf yang duduk di hadapan Hanley penasaran. "Gadis yang bersama dengan Mery," Hanley menjawab, lalu bertanya dengan angkuh. "Apa aku terlihat kurang menarik beberapa hari ini?" Biasanya, wanita yang memiliki kesempatan bertatap muka dengan Hanley akan mengambil kesempatan untuk mendekatinya. Sengaja bertindak agresif untuk

  • MENGEJAR CINTA WANITA YANG DINODAI ADIKKU    Pertemuan Pertama

    Hari itu adalah hari kelulusan anak SMA. Adriella aghata adalah salah satu alumninya. Hari di mana semua siswa sedang berbahagia menyambut hasil pencapaian dalam tiga tahun terakhir, namun justru naas bagi seorang Adriella. Dikenal sebagai gadis tercantik di sekolah itu, Adriella menjadi incaran banyak pria. Termasuk seorang pria muda bernama Ashley Anderson yang diam-diam merencanakan sesuatu hal yang buruk pada Adriella. Dengan uang dan kekuasaan yang dimilikinya, Ashley yang bukan warga daerah itu berhasil merenggut kesucian Adriella. Dengan tipu dayanya, Ashley berhasil membawa Adriella menuju sebuah gubuk, lalu melecehkannya hingga gadis malang itu berakhir mengandung tanpa seorang suami. Dalam duka itu, Adriella tidak hanya dikucilkan oleh warga, tapi juga diusir oleh keluarganya sendiri. "Kalau kamu tidak mau membuang anak haram itu, silakan kamu angkat kaki dari kampung ini, mulai detik ini kamu bukan bagian keluarga kami!" usir Markus, sang ayah yang turut jijik m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status