“Aku akan usahakan setelah kembali ke tanah air,” ujar Elmira sendu.“Terima kasih, aku akan sangat berterima kasih jika kamu menyempatkannya.”“Maaf, Refan. Temanku pasti mencari, sebaiknya aku pergi,” ucap Elmira sambil berlalu meninggalkan Refan yang masih berdiri mematung.Lagi. Elmira terus menghindar dari Refan. Dan sekali lagi, Refan tidak bisa berbuat apapun dan membiarkan Elmira berlalu. Tidak ada pilihan lagi, sebab saat ini Refan sudah tidak berhak lagi menaruh hati untuk Elmira.“Tunggu, El.” Refan berusaha menghentikan Elmira.“Ada apa?” tanya Elmira sambil sedikit membalikan badan menghadap Refan.“Aku belum menanyakan sesuatu padamu.”“Ya, apa itu?”“Aku masih belum mengerti, mengapa kamu memblokir semua media sosialku?”Elmira terdiam, dia sebenarnya enggan menjelaskan ini kepada Refan. Namun, Refan membutuhkan jawaban dan juga kepastian. Dia ingin tahu alasan Elmira menghindari darinya selama beberapa tahun dan hingga hari ini masih tetap sama. Elmira tidak memberika
Elmira menatap langit Cappadocia di malam hari, setelah perjalanan ke Cordoba mereka melanjutkan ke Cappadocia. Menginap di sana sekaligus jalan beberapa hari sebelum Naura kembali ke Indonesia. Elmira ditinggal Naura pergi keluar, sementara dirinya termenung sendiri di balkon hotel. Suara pintu hotel di ketuk beberapa kali, Elmira terperanjat. Tanpa berpikir hal aneh, Elmira membuka pintu.‘BRUKKKK!!’Tubuh Elmira tergopoh-gopoh menumpu tubuh seorang lelaki.“Refan!! Astaga, apa yang kamu lakukan di sini?”“Refan mabuk, entahlah. Tadi sudah keperingatkan agar tidak minum berlebihan.”“Tunggu! Angga, Refan! Kenapa kalian bisa di sini bersamaan? Maksudku, kenapa kalian bisa sampai di Cappadocia dan tahu hotel yang kutempati?”“Ceritanya panjang, lebih baik kamu bawa saja Refan masuk. Aku permisi dulu.”“Eh, Angga, tunggu!” Elmira belum sempat memberikan penolakan, Angga sudah pergi sebelum Elmira berhasil mengejarnya. Terpaksa dia menutup pintu kamar hotel dan membawa Refan masuk.“P
Tahun demi tahun yang dihabiskan Elmira untuk melupakan Refan, tapi itu tidak berhasil. Sebab ia tidak pernah benar-benar berusaha melakukannya, ia hanya mencoba tapi tidak sungguh-sungguh. Baginya, Refan ialah lelaki baik dan pendamping yang pantas untuknya. Lelaki yang akan menuntun jalannya, menjadikannya wanita yang baik. Namun harapan itu sirna sudah sejak Refan memberikan undangan pernikahannya dengan gadis bernama Aisha. Tentu sangat sulit bagi Elmira untuk memulihkan lukanya, kepingan hati yang telah retak dan sulit baginya membuat itu utuh kembali.Setelah liburannya ke Turki bersama Naura waktu itu, Elmira yang sempat melakukan percobaan bunuh diri berhasil melewati masa kritisnya. Namun, dia tidak pernah bahwa Refan juga ada di sana mendampingi. Naura menunda kepulangannya untuk menemani Elmira pulih. Refan juga berpesan agar Naura mendampingi, khawatir Elmira akan melakukan hal buruk lagi.“Aku terlalu bodoh perihal lelaki, Naura. Sudah jelas dia tidak menginginkank
Jam menunjukkan pukul delapan pagi saat Rere tengah bersiap, hari ini ia hendak datang ke acara pernikahan Refan dengan Aisha. Meski hatinya sangat berat, tapi ia juga menghormati undangan Refan dan sebagai pembuktian bahwa ia telah merelakan Refan dalam hidupnya. Bukan hanya mengikhlaskan, pun juga menghapus pengharapan yang pernah ia perjuangkan. Bagi Elmira, Refan lelaki yang berhak diperjuangkan sebagaimana pun mestinya. Namun akhirnya ia harus kembali kecewa karena pada akhirnya Refan benar-benar tidak memilih dia dalam hidupnya. Tidak pernah izinkan sekalipun Elmira ada dalam dunianya. “Kamu yakin, El?” tanya Naura terdengar khawatir. “Bismillah, aku menghormati undangannya. Aku harus memastikan bahwa hatiku sudah menerima kenyataan ini, kenyataan bahwa Refa benar-benar pergi dari hidupku selamanya.” “Kamu tidak perlu melakukan hal ini hanya untuk menunjukkan kepada Refan.” Elmira menggulum senyum, dia menggelengkan kepala. Langkah sudah ia buat dan keputusan sudah
“Elmira, siang ini kamu harus pulang. Kemasi barangmu, akan ada orang yang menjemput.”Pangggilan terputus. Elmira hanya menghela napas dengan kesal. Tak ada pemberitahuan sebelumnya, sang ayah tiba-tiba menghubungi dan memintanya pulang. Elmira sendiri tidak setuju akan hal itu, dua hari lagi dia harus melaksanakan ujian sempro.“Ayah keterlaluan, kuliahku sudah hampir selesai. Dia bisa mengacaukan semua impianku,” dengus Elmira kesal.“Ini masih terlalu pagi El, ada apa?” tanya Naura teman satu kampusnya sekaligus teman satu kost di Jakarta.“Ayahku meminta pulang siang ini. Aku tentu saja tidak bisa, hari Senin akan ujian sempro.”“Ujiannya masih Senin, besok kamu bisa pulang lagi ‘kan? Sudahlah ikuti saja permintaan ayahmu. Lagi pula, Bandung – Jakarta hanya berjarak beberapa jam saja.”“I-iya, tapi ‘kan aku...”Elmira tidak melanjutkan pembelaannya. Dia bergegas masuk kamar dan mengemasi beberapa barang ke dalam koper kecil berukuran 18 inci. Lagi pula tidak lama, dia akan segera
Elmira terbangun dari tempat duduknya. Dia mendekat ke arah Refan yang berdiri di balik jendela tanpa mengalihkan pandangannya. Namun langkah itu terhenti saat tangan Refan memberikan isyarat.“Lelaki macam apa kamu, Refan. Aku bahkan tidak tahu alasan ayah memintaku pulang tiba-tiba. Lalu, dia memintaku menikah dengan lelaki yang tidak kukenal dan tak pernah kutemui sebelumnya.“Sudah kujelaskan bahwa pernikahan ini memang diatur oleh keluarga kita. Aku tidak menginginkan pernikahan ini. Cintaku sudah habis di orang pertama, hatiku sudah mati bersama kepergian istriku. Jadi aku minta agar kamu tidak berharap apapun dalam pernikahan ini.”“Aku bahkan belum menyelesaikan kuliahku, tapi kamu tidak berpikir berulang kali sebelum mengatakan hal ini padaku. Mengapa kamu tidak menolak perjodohan ini kalau ternyata hanya untuk menyakiti diriku.”“Jangan khawatir, aku tidak akan merugikanmu. Justru kamu akan mendapatkan keuntungan dari semua ini. Ini surat perjanjian pernikahan, kamu bisa bac
Refan segera membawa Elmira ke rumah sakit terdekat. Bukan hanya pingsan, Elmira mengalami pendarahan di bagian pelipis yang terbentur cukup kuat . Melihat hal itu, Refan panik khawatir terjadi hal serius dengan Elmira.Dia bahkan seperti seorang pembalap, melarikan mobil sangat cepat. Hingga tiba di rumah sakit dia bergegas mencari bantuan.“Dokter selamatkan istri saya,” pintanya seraya memindahkan tubuh Elmira ke atas belangkar.Elmira segera di tangani oleh dokter, sementara Refan tampak panik. Tidak ingin terjadi hal buruk kepada Elmira.“Dokter, apa yang terjadi?”“Istri Anda kehilangan cukup banyak darah, benturan di kepala sepertinya sangat keras sehingga membuatnya tidak sadarkan diri.”“T-tapi, Dok. Dia bisa diselamatkan bukan?”“Kami sedang berusaha.”Refan meremas rambutnya, tidak tahu akan terjadi hal seburuk ini. Semua ini karena kesalahannya yang tak sengaja melakukan rem dadakan. Saat itu, Refan seperti melihat bayangan mendiang istrinya tersenyum seraya melambaikan ta
Elmira menangis sejadinya, kini dia benar-benar sudah tidak memiliki siapapun lagi selain suami yang tidak menginginkan dirinya. Hatinya hancur, air mata kesedihan, kekesalan dan amarah menjadi satu. Dia merasa Tuhan sedang menghukumnya.“Semua salahku, sekarang aku bahkan tidak akan pernah bertemu dengannya lagi,” lirih Elmira seraya menghapus air matanya.“Kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri, semua sudah menjadi takdir dari yang Maha Kuasa.”“Refan, tolong antarkan aku pulang. Aku ingin melihat Ayah untuk terakhir kalinya.”“Dokter memintamu untuk istirahat, kamu kekurangan banyak cairan dan darahmu rendah.”“Kamu bisa melakukan apapun yang kamu inginkan termasuk menjadikan pernikahan ini hanya sebuah hitam di atas putih. Apakah mengantarkan aku pulang saja begitu sulit bagimu?”Refan tidak menjawab pertanyaan Elmira, dia beranjak dari tempat duduknya. Lalu meninggalkan kamar Elmira, entah apa yang dilakukannya di luar sana.Tak berapa lama, dia kembali dengan seorang dokter m