Beranda / Pernikahan / MENCURI BENIH SUAMI MANDUL / Bab1# Pertemuan Kembali

Share

MENCURI BENIH SUAMI MANDUL
MENCURI BENIH SUAMI MANDUL
Penulis: Blue_Starlight

Bab1# Pertemuan Kembali

"Berani sekali kau kembali ke sini! Dasar wanita murahan!”

Grace yang semula sedang termenung di tepi ranjang, tersentak saat mendengar suara bariton nan dominan dari Maxime Rudolf Dicaprio.

Kemarahan pria itu sudah menjadi hal yang Grace duga. Pria mana yang tidak akan marah ketika ditinggalkan oleh sang istri, persis setelah mereka mereguk panasnya malam pertama?

Namun, Grace tidak mencoba menjelaskan ataupun membela diri pada Max. Dia lebih memilih fokus pada tujuannya kembali kali ini.

Kalau bukan karena Leon, dia juga mungkin enggan untuk memijakkan kakinya lagi ke negara ini.

Leon, anaknya dengan Max dulu, yang masih dia rahasiakan keberadaannya, tengah butuh bantuan. Dan hanya Max lah pria yang bisa mewujudkan bantuan itu.

"Ayolah Sayang, lupakan masa lalu.” Alih-alih ciut karena aura kemarahan sang suami, Grace justru semakin berani. Dia melangkah mendekati Max dengan gaya yang begitu memesona. “Apa kau tidak ingin menyentuhku?”

Pakaian minim nan menggoda yang dikenakan Grace tidak boleh jadi hal yang sia-sia. Meski 8 tahun telah berlalu, Grace tetap percaya diri tubuhnya masih tetap memikat dan memesona.

Dia bahkan bertindak semakin liar, dengan melepaskan outer tipis yang membungkus baju minimnya.

Mata Max terlihat membelalak. “Kau benar-benar murahan, Grace!” Pria itu pun murka. "Pergi dari rumahku sekarang!"

Grace tetap bergeming, dia bahkan tidak takut seandainya Max benar-benar mengusirnya. Wanita itu bahkan tidak lagi peduli, meski harga dirinya sekarang jatuh dan terinjak-injak, karena label wanita murahan yang Max berikan.

Baginya, saat ini yang terpenting adalah keberhasilan dia mengulangi satu malam panas hingga menghasilkan benih. Seperti dulu, di mana dia langsung dinyatakan hamil usai sebulan meninggalkan Max keluar negeri.

“Anda harus hamil dalam jangka satu tahun ini, Nyonya.” Grace terus terngiang-ngiang penjelasan dokter yang menangani Leon. “Darah dari tali pusat dari DNA yang sama adalah obat yang paling tepat untuk Tuan Muda Leon.”

“Kita bisa bersatu lagi seperti dulu, Max.” Grace tetap mencoba merayu pria itu, meski tatapan menusuk terus saja mengarah padanya.

“Cih! Aku muak melihatmu!” Max tersenyum mengejek Grace. “Katakan apa maumu sebenarnya, dan cepat pergi dari sini!”

“Oh, Max… jangan terlalu keras.” Dengan lembut, Grace berkata. Dia mencoba menyentuh Max dengan jari telunjuknya yang menari-nari di atas dada pria itu.

Max mencekal tangan Grace, menahannya. "Sialan! Apa maumu, hah?!"

Pria itu kemudian melepas cekalannya, namun dengan cepat Max mencengkram dagu Grace sangat kuat, hingga wanita itu mundur beberapa langkah merasa terhimpit.

Di antara rasa sesak itu, Grace berusaha memberontak, mendorong Max.

Namun, tetap saja usahanya sia-sia. Tenaganya tidak sebanding dengan Max yang bertubuh kekar. "Le-lepaskan aku, Max!"

Max menatap tajam bola mata Grace mencari jawaban. Ada gejolak rasa yang berbeda dirasakannya, tetapi sebelum rasa itu semakin terangkat ke permukaan, pria itu cepat-cepat menghempaskan cengkraman. "Cepat keluar sekarang! Atau kau kulempar!"

"Aku akan pergi, tapi…" rayu Grace lagi. Wanita itu tidak akan menyerah demi putranya. "Sentuh aku dulu, Max. Ayo ulangi malam panas itu."

Grace benar-benar menguji kesabaran Max hingga membuat napas pria itu menjadi berat. “Apa kau sudah tidak punya malu, Grace? Oh, aku tau… apa kau akan melakukan cara yang sama seperti delapan tahun lalu?” tantang pria itu.

Sejenak, Grace mengerjap. Akan tetapi, dia kembali mencoba mengontrol ekspresinya. “Max, sudah kubilang, masa lalu biarlah berlalu. Kali ini, aku sungguh-sungguh ingin membangun rumah tangga kita lagi." Tentu saja itu hanya alibi Grace.

Ucapan Grace membuat Max ingin tertawa. "Apa dunia luar membuatmu tidak waras?" ejek Max.

"Tidak, tentu saja aku masih waras, Max. Ayo kita buat anak."

Max menaikkan sudut bibirnya. "Hh ..., anak? Kamu ingin punya anak denganku?" Pria itu serasa tergelitik dengan ocehan Grace. Namun sedetik berikutnya, wajahnya berubah menjadi datar. "Pergilah! Aku tidak bisa memberimu!"

"Kenapa? Kau tidak mencintaiku? Atau ... kau punya wanita lain?" cecar Grace semakin ingin tahu.

"Pergi! Kau tidak akan dapatkan apapun!"

Ucapan Max semakin membuat Grace penasaran. Mengapa dia tidak bisa mendapatkan anak dari Max?

Tatapan Max semakin tajam, dia semakin marah jika mengingat kejadian yang lalu. "Biar kuberitahu, aku mandul, Grace! Aku mandul!"

"Apa?! Mandul?"

Ucapan Max seperti sambaran petir di siang hari. Bagaimana mungkin Max mandul, sedangkan Grace memiliki Leon?

Wanita itu kemudian menggeleng kuat. "Tidak mungkin! Ini pasti akal-akalanmu saja, kan?! Kau pasti bohong!"

***

Komen (46)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
klo max mandvl trs leon anaknya sapa? jangan ngadi2 km max
goodnovel comment avatar
Jihan Khanaya
loh mandul darimana? itu Leon benih siapa kalo kamu mandul max. kenapa juga gk kamu kasih tau Grace kalo max udah punya anak
goodnovel comment avatar
Setia Wati
lha gmna ceritanya max mandul.... itu Leon anak siapa dong klo grace telah hamil saat mau meninggalkan max.. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status