"Hei! Jangan menghalangi jalanku! Kau mau mati?!" teriak seseorang mendorong tubuh Hakya, ketika telah tiba di tempat kerumunan tersebut.Hakya hanya mengangguk dan memberikan jalan kepada pria berbadan besar tersebut untuk lebih maju, dan Hakya belum tahu apa yang terjadi pada kerumunan tersebut. Kenapa semua orang tampaknya berebutan. Bahkan mereka membayar beberapa jumlah uang.Lagi-lagi Hakya mencoba bertanya kepada orang-orang, namun mereka sibuk untuk menerobos kerumunan, agar mendapat urutan paling depan. Mereka tidak ada yang peduli dengan pertanyaan Hakya, mereka lebih mementingkan apa yang ada di depan sana.Setelah beberapa saat ngantri, baru Hakya tahu kalau di situ ada mata air yang mengalir. Namun, dengan aliran yang sangat kecil dan itu diperjualbelikan oleh anggota dari Ratu Ilmu Hitam.Mereka menjual dengan harga yang sangat mahal. Bahkan mereka bisa ditukarkan dengan benda-benda berharga lainnya untuk mendapatkan air tersebut, Hakya mundur beberapa langkah. Dia menge
"Kau tidak perlu bertanya siapa aku! Cukup turuti saja apa yang aku katakan tadi, karena kalian tahu jika dewa sudah murka karena ketamakan kalian seperti ini, dunia akan semakin hancur dan kalian juga yang akan merasakan akibatnya!" ujar Hakya kemudian."Hahaha….""Memangnya kau ini siapa, bisa tahu apa yang akan dewa lakukan kepada dunia ini? Dan apakah kau bukan manusia? Hanya kami saja yang merasakan akibatnya? Sudahlah kau itu hanyalah sampah yang tidak berguna, sebaiknya pergilah dari tempat ini! Jangan mengganggu apa yang sedang kami lakukan!" ujar salah seorang dari mereka yang tampak maju dan akan menghajar Hakya."Aku tidak akan diam saja melihat ketidakadilan yang ada di muka bumi ini! Kalian tahu kenapa dewa memberikan kalian kehidupan yang begitu keras seperti ini? Itu karena kalian terlalu tamak dan serakah hidup di dunia ini, sebaiknya kalian dewasalah dalam bertindak. Gunakan empati kalian.""Dewa memberikan mata air yang masih mengalir agar bisa dinikmati oleh seluruh
"Ciaaaat!"Mereka mulai menyerang Hakya, ternyata banyak sekali anak buah mereka yang tidak terlihat tiba-tiba muncul untuk menyerang Hakya seorang diri. Mereka benar-benar tidak bisa bertarung secara sendiri-sendiri, berkelompok dan menyerang secara bergerombol.Hakya menghadapi mereka hanya dengan sebuah senyuman.Kemudian Hakya mulai menghadapi mereka dengan kekuatan yang dimiliki, sehingga beberapa dari mereka jatuh terjengkang ke belakang ketika Hakya mulai menggunakan kekuatannya."Sudah aku katakan jangan bermain-main denganku, karena tangan aku begitu gatal jika ada yang mengajakku bermain," ujar Hakya sambil tersenyum.Bahkan para penduduk yang tadinya hanya melihat pertandingan tersebut perlahan-lahan mulai turun dan mulai mencoba untuk membantu Hakya, ketika melihat perjuangan Hakya seperti itu, mereka sadar kalau Hakya tidak main-main untuk menyelamatkan mereka.Hakya benar-benar sedang berjuang untuk rakyat yang kesusahan."Bersiap bersiaplah mati, anak muda! Sekali ini e
"Sudah berapa banyak nyawa yang telah berakhir di tangan kalian?" tanya Hakya santai dan menghentikan langkahnya melihat beberapa orang yang memang sudah siap untuk menyerang, bahkan kilatan pedang dan busur panah tepat berada di depan mata Hakya.Mungkin mereka berpikir pasti akan bisa membunuh Hakya dengan senjata yang cukup seperti itu. Sedangkan Hakya hanya memiliki sebuah pedang panjang yang dia bawa ketika dia pergi ke bukit utara."Tidak perlu tahu seberapa banyak nyawa orang yang sudah berakhir di ujung pedang dan panah kami yang kami. Yang penting sekarang adalah nyawa kamu untuk mengasah dan membuat pedang ini semakin berkilau," ujar salah satu dari mereka yang berdiri paling depan.Hakya hanya tersenyum ketika mendengar apa yang disampaikan oleh orang tersebut, dia bahkan tidak gentar sedikitpun dengan apa yang mereka ancam itu.Hakya bahkan tidak menarik pedang dari sarungnya, Hakya hanya menghentikan langkahnya dan memandang satu persatu orang yang berada di hadapannya te
"Stop!"Sontak mereka yang siap menyerang Hakya berhenti seketika."Aku memberikan kesempatan kepada kalian untuk mundur, sebelum kalian menyesal. Aku tidak akan menyerang kalian, jika kalian tidak menyerang lebih dulu!""Aku akan meminta kalian lebih baik mundur. Aku tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah," ujar Hakya memberikan peringatan kepada mereka sebelum terjadi pertumpahan darah.Namun, mereka tidak mengindahkan peringatan yang diberikan Hakya, mereka bahkan mulai mengepung dari segala arah. Dan mulai menyerang.Bahkan anak panah yang dilancarkan oleh pemanah profesional tersebut beberapa kali berdesing tepat melewati telinga Hakya, sepertinya tujuan mereka kali ini benar-benar untuk membunuh. Dan dentingan pedang yang beradu seperti sebuah alunan musik.Akhirnya Hakya hanya bisa mengambil ancang-ancang dan dengan terpaksa Hakya mengeluarkan jurusnya. Padahal dia tidak ingin membuat orang-orang ini terluka, namun Hakya tahu orang-orang ini adalah kiriman dari Ratu Il
Wus! Wus! Wus!Angin berhembus begitu kencang ketika Hakya pingsan di kaki Bukit Utara tersebut. Mungkin harga sudah berjalan terlalu lemah dengan kondisi luka yang sangat parah. Beruntungnya sebelum pingsan Hakya sempat membalur lukanya dengan daun tersebut.Guk! Guk! Guk!Seekor anjing hutan yang melihat Hakya pingsan tersebut segera berlari mendekat, dia menyalak di samping Hakya, mungkin bermaksud memanggil Hakya atau mencari temannya yang lainnya untuk membantu Hakya.Entah mungkin anjing tersebut bisa merasakan kalau Hakya itu bukanlah orang sembarangan, dia adalah titisan dewa hingga memancarkan cahaya terang yang khusus. Anjing tersebut mengelilingi tubuh Hakya yang pingsan sambil terus menyalak.Tidak berapa lama beberapa hewan hutan tampak berkumpul di dekat anjing itu, ada ular dan juga monyet yang berkumpul di sana sementara anjing terus menyalak.Binatang-binatang tersebut seperti mengambil posisi untuk menjaga Hakya agar Hakya tidak diserang oleh binatang lainnya, sehing
"Tolong…, jangan pandangi aku seperti itu. Aku takut," gumam Hakya lagi dan terus mundur.Tiba-tiba para binatang yang sedang menghadap kepadanya serentak menundukkan kepalanya seperti memberikan penghormatan kepada Hakya, membuat Hakya hanya bisa membelalakkan matanya, dia masih tidak paham maksud dari para binatang-binatang tersebut yang seolah-olah memberikan dia hormat."Ada apa ini kenapa kalian menunduk?" tanya Hakya kepada mereka, namun mereka hanya menjawab dengan suara mereka khas suara binatang.Dan Hakya tidak memiliki kemampuan berbicara kepada binatang, sehingga membuat Hakya hanya mengangguk, dia merasa sepertinya para binatang yang berada di hadapannya ini ingin membantunya."Ah, terima kasih kepada kalian yang ternyata bukan ingin menyerangku. Aku begitu takut, dan ternyata saat ini matahari sudah tenggelam, ini sudah malam. Sepertinya aku harus beristirahat saja dan melanjutkan perjalanan ini keesokan harinya. Karena aku juga tidak bisa melihat tanaman yang ingin aku
Hakya mundur beberapa langkah saat, melihat binatang tersebut semakin menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam."Kenapa dia sepertinya marah kepadaku? Apakah aku ada salah?" tanya Hakya pada dirinya sendiri.Binatang dengan mata merah itu semakin mendekat kepada Hakya, disaat yang lainnya sedang sibuk melawan binatang aneh yang datang dalam jumlah yang sangat besar itu."Braak…, aaummmm!"Harimau langsung menyerang binatang yang menatap Hakya dengan lapar tadi dari belakang, sehingga membuatnya tersungkur. Sebenarnya Hakya mau mengeluarkan ilmu jurus mataharinya, namun dia tidak mau menyakiti binatang-binatang yang sudah menjaganya itu.Hakya sedang memikirkan cara untuk membuat beberapa temannya itu menyingkir saat dia mengeluarkan jurusnya. Karena binatang aneh anak buah dari Ratu Ilmu Hitam itu mereka memburu binatang lainnya dan menghisap darah.Mereka hanya meminum darah para binatang-binatang lainnya, dan sebagian darahnya akan mereka bawa ke istana Ratu Ilmu Hitam."Harimau