Hai reader, terima kasih masih setia membaca Hakya dan Kanaya. semoga suka dan betah ya, Hakya sedang menuju pernukitan utara agar Kanaya segera hamil.
"Sudah berapa banyak nyawa yang telah berakhir di tangan kalian?" tanya Hakya santai dan menghentikan langkahnya melihat beberapa orang yang memang sudah siap untuk menyerang, bahkan kilatan pedang dan busur panah tepat berada di depan mata Hakya.Mungkin mereka berpikir pasti akan bisa membunuh Hakya dengan senjata yang cukup seperti itu. Sedangkan Hakya hanya memiliki sebuah pedang panjang yang dia bawa ketika dia pergi ke bukit utara."Tidak perlu tahu seberapa banyak nyawa orang yang sudah berakhir di ujung pedang dan panah kami yang kami. Yang penting sekarang adalah nyawa kamu untuk mengasah dan membuat pedang ini semakin berkilau," ujar salah satu dari mereka yang berdiri paling depan.Hakya hanya tersenyum ketika mendengar apa yang disampaikan oleh orang tersebut, dia bahkan tidak gentar sedikitpun dengan apa yang mereka ancam itu.Hakya bahkan tidak menarik pedang dari sarungnya, Hakya hanya menghentikan langkahnya dan memandang satu persatu orang yang berada di hadapannya te
"Stop!"Sontak mereka yang siap menyerang Hakya berhenti seketika."Aku memberikan kesempatan kepada kalian untuk mundur, sebelum kalian menyesal. Aku tidak akan menyerang kalian, jika kalian tidak menyerang lebih dulu!""Aku akan meminta kalian lebih baik mundur. Aku tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah," ujar Hakya memberikan peringatan kepada mereka sebelum terjadi pertumpahan darah.Namun, mereka tidak mengindahkan peringatan yang diberikan Hakya, mereka bahkan mulai mengepung dari segala arah. Dan mulai menyerang.Bahkan anak panah yang dilancarkan oleh pemanah profesional tersebut beberapa kali berdesing tepat melewati telinga Hakya, sepertinya tujuan mereka kali ini benar-benar untuk membunuh. Dan dentingan pedang yang beradu seperti sebuah alunan musik.Akhirnya Hakya hanya bisa mengambil ancang-ancang dan dengan terpaksa Hakya mengeluarkan jurusnya. Padahal dia tidak ingin membuat orang-orang ini terluka, namun Hakya tahu orang-orang ini adalah kiriman dari Ratu Il
Wus! Wus! Wus!Angin berhembus begitu kencang ketika Hakya pingsan di kaki Bukit Utara tersebut. Mungkin harga sudah berjalan terlalu lemah dengan kondisi luka yang sangat parah. Beruntungnya sebelum pingsan Hakya sempat membalur lukanya dengan daun tersebut.Guk! Guk! Guk!Seekor anjing hutan yang melihat Hakya pingsan tersebut segera berlari mendekat, dia menyalak di samping Hakya, mungkin bermaksud memanggil Hakya atau mencari temannya yang lainnya untuk membantu Hakya.Entah mungkin anjing tersebut bisa merasakan kalau Hakya itu bukanlah orang sembarangan, dia adalah titisan dewa hingga memancarkan cahaya terang yang khusus. Anjing tersebut mengelilingi tubuh Hakya yang pingsan sambil terus menyalak.Tidak berapa lama beberapa hewan hutan tampak berkumpul di dekat anjing itu, ada ular dan juga monyet yang berkumpul di sana sementara anjing terus menyalak.Binatang-binatang tersebut seperti mengambil posisi untuk menjaga Hakya agar Hakya tidak diserang oleh binatang lainnya, sehing
"Tolong…, jangan pandangi aku seperti itu. Aku takut," gumam Hakya lagi dan terus mundur.Tiba-tiba para binatang yang sedang menghadap kepadanya serentak menundukkan kepalanya seperti memberikan penghormatan kepada Hakya, membuat Hakya hanya bisa membelalakkan matanya, dia masih tidak paham maksud dari para binatang-binatang tersebut yang seolah-olah memberikan dia hormat."Ada apa ini kenapa kalian menunduk?" tanya Hakya kepada mereka, namun mereka hanya menjawab dengan suara mereka khas suara binatang.Dan Hakya tidak memiliki kemampuan berbicara kepada binatang, sehingga membuat Hakya hanya mengangguk, dia merasa sepertinya para binatang yang berada di hadapannya ini ingin membantunya."Ah, terima kasih kepada kalian yang ternyata bukan ingin menyerangku. Aku begitu takut, dan ternyata saat ini matahari sudah tenggelam, ini sudah malam. Sepertinya aku harus beristirahat saja dan melanjutkan perjalanan ini keesokan harinya. Karena aku juga tidak bisa melihat tanaman yang ingin aku
Hakya mundur beberapa langkah saat, melihat binatang tersebut semakin menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam."Kenapa dia sepertinya marah kepadaku? Apakah aku ada salah?" tanya Hakya pada dirinya sendiri.Binatang dengan mata merah itu semakin mendekat kepada Hakya, disaat yang lainnya sedang sibuk melawan binatang aneh yang datang dalam jumlah yang sangat besar itu."Braak…, aaummmm!"Harimau langsung menyerang binatang yang menatap Hakya dengan lapar tadi dari belakang, sehingga membuatnya tersungkur. Sebenarnya Hakya mau mengeluarkan ilmu jurus mataharinya, namun dia tidak mau menyakiti binatang-binatang yang sudah menjaganya itu.Hakya sedang memikirkan cara untuk membuat beberapa temannya itu menyingkir saat dia mengeluarkan jurusnya. Karena binatang aneh anak buah dari Ratu Ilmu Hitam itu mereka memburu binatang lainnya dan menghisap darah.Mereka hanya meminum darah para binatang-binatang lainnya, dan sebagian darahnya akan mereka bawa ke istana Ratu Ilmu Hitam."Harimau
"Aku ingin mengambil tanaman ini untuk pengobatan istriku," ujar Hakya sambil menundukkan kepalanya, walaupun Hakya tidak tahu apa yang dikatakan oleh binatang yang hampir mirip dengan singa tersebut, namun Hakya menganggap kalau binatang itu bertanya kepadanya mengenai tujuannya datang kesana.Tiba-tiba binatang tersebut mengaum, dia menatap tajam kepada Hakya. Mungkin dia belum paham apa yang terjadi dengan kondisi di wilayah atas bukit utara sehingga dengan beraninya untuk mengambil tanaman yang sedang mereka lindungi tersebut.Hakya kemudian duduk bersimpuh di depan binatang-binatang tersebut, Hakya akan mencoba untuk mengajak mereka bernegosiasi walaupun nantinya tidak ada pengaruhnya sama sekali.Sedangkan harimau, monyet dan ular masih berdiri di samping Hakya, mereka sedikitpun tidak meninggalkan Hakya seorang diri."Aauuummm!"Tiba-tiba harimau yang berada di samping Hakya terdengar mengaum, mungkin dia mengajak berbicara pada binatang yang menyerupai dengan sing tersebut, ka
"Aku tidak mengganggu kalian, aku hanya mengambil obat tersebut untuk diberikan kepada istriku, karena kini istriku baru saja mengalami keguguran dan kemungkinan rahimnya kering. Karena dia diberikan obat pengering rahim oleh seseorang. Jadi, aku membutuhkan tanaman ini untuk mengobati rahim istriku," ujar Hakya kemudian dengan suara yang menggelegar dan bersiap-siap untuk menyerang jika memang singa itu menyerangnya terlebih dahulu.Saat ini pertarungan antara harimau, monyet, ular dan singa itu terus berlangsung.Para binatang yang menjaga Hakya tampak masih mempertahankan diri untuk menjaga Hakya agar tidak dilukai oleh singa-singa tersebut. Namun, Hakya sudah melihat para binatang yang dari tadi bersamanya itu sudah mulai kewalahan, kemungkinan mereka sudah kehabisan tenaga karena jumlah dari singa aneh itu sangat banyak."Berhenti…!"Hakya berteriak keras. Sehingga suara Hakya terdengar menggema. Para binatang yang sedang bertarung itu terpaksa harus menghentikan aksi mereka dan
"Auuummm!"Singa yang paling besar tiba-tiba dia mengaum ketika Hakya mulai akan menyerang mereka dengan jurus yang dimiliki. Dan sepertinya Hakya tidak menggunakan jurus matahari, mungkin Hakya akan menggunakan salah satu jurus pukulan yang dimilikinya, karena tidak mungkin Hakya akan membuat mereka menderita dan terbakar.Ketika Hakya mulai menarik tangannya salah satu untuk melepaskan jurus tersebut kepada mereka, tiba-tiba seluruh singa tersebut tampak bersamaan duduk dan menunduk. Sepertinya mereka memohon kepada Hakya untuk tidak melepaskan jurus tersebut.Monyet yang berada di samping Hakya segera menarik-narik tangan Hakya, karena Hakya masih memejamkan matanya untuk melepaskan jurus tersebut. Karena diganggu oleh monyet yang terus menarik tangannya, Hakya membuka matanya dan kemudian Hakya tampak membelalakkan matanya karena melihat para singa itu duduk menunduk seolah memohon kepadanya.Hakya menurunkan tangannya dan mengernyitkan keningnya, dia kebingungan melihat para si