Share

Amarah Ammar

Author: Say sheeva
last update Last Updated: 2023-08-17 17:00:11

Untung saja setelah mendapat kabar dari Arman jika dirinya harus segera pulang malam ini juga untuk menyelesaikan masalah di kantor yang semakin pelik, Ammar mendapat tiket pesawat yang jam penerbangannya 30 menit kemudian. Entah suatu kebetulan atau tidak tapi yang pasti Ammar tak membuang kesempatan itu, dengan hati yang berat ia harus meninggalkan istrinya seorang diri di rumah sakit. "Maafkan aku sayang, jika semua sudah selesai aku janji akan memberitahumu, Tuhan... Jaga istriku disana dan semoga mertuaku segera sembuh agar kami bisa menjalani hidup seperti biasanya," harap Ammar dalam hati lalu tak berselang lama matanya terpejam.

Lelah? Sudah pasti Ammar sangat lelah harus bersikap seolah baik-baik saja dengan beberapa masalah yang menimpa seolah tiada henti.

Ammar ingin hidup dengan bahagia, nyaman dan damai namun semesta seolah belum memenuhi keinginan sederhananya itu.

Tak terasa kini Ammar sudah ada di kota tempatnya tinggal, segera Ammar memesan taksi online menuju rumah orang tuanya.

Kedatangan Ammar tengah malam begini tentu saja membuat ayahnya kaget, setelah Ammar memberitahu masalah yang sedang terjadi di perusahaannya, sang ayah merasa syok dan Ino merasa jika semua ini ganjal.

Tanpa Ammar tahu, setelah Ammar mengeluarkan keluh kesahnya tentang perusahaan, sang ayah diam-diam bergerak menyelidiki semuanya. Mustahil Ammar sampai kolab begini karena Ino tahu bagaimana skill anaknya dalam memimpin perusahaan.

****

Tiba di kantor, semua karyawan merasa segan dengan tatapan tajam yang diberikan Ammar apalagi langkah kakinya yang tergesa-gesa membuat para karyawan yang berpapasan dengan Ammar hanya mampu menyapa sambil menunduk. Mereka takut jika membuat bos besarnya semakin kesal maka amukannya membuat bulu kuduk berdiri.

"Siapkan semua dokumen para pemegang saham dan juga data keluar masuk dana selama 3 bulan terakhir, jangan ada yang mengedit! Tampilkan apa adanya atau kalian akan langsung saya pecat tanpa hormat!!!" perintah Ammar dengan tegas.

Tak berselang lama semua dokumen telah siap, Ammar meneliti satu per satu dan tak akan Ammar biarkan lolos. Tak hanya data yang berbentuk kertas saja yang di cek Ammar melainkan data digital juga, data keluar masuk rekening koran tak luput Ammar cek. "Tak ada yang mencurigakan! Semua seperti biasanya hanya saja pendapatan akhir-akhir ini sedikit menurun, apa karena itu para pemegang saham langsung mencabut sahamnya? Rasanya mustahil... Ada sabotase besar di perusahan ini, siapa dia yang sudah beraninya mengusik hidupku!!!" batin Ammar geram.

Tak mau membuang waktu Ammar pun memanggil Arman dan jajaran petinggi lainya satu persatu, Ammar langsung mengintrogasi mereka tanpa ampun hingga beberapa dari mereka merasa ketakutan dan seluruh badannya gemetar.

Kecurigaan Ammar kini terpusat pada Heni yang menjabat bagian audit di perusahan nya, entah kenapa setiap Ammar memberikan pertanyaan selalu saja menjawabnya lain.

Setelah seluruh karyawan yang dipanggil Ammar pergi, barulah Ammar berdiskusi dengan Arman tentang hal ini, Ammar meskipun menjabat sebagai pemilik perusahaan tapi tak pernah tutup telinga dan pikiran untuk mendengar setiap saran dari karyawannya, maka dari itu meskipun Ammar terkenal garang namun karyawannya betah bekerja disini lantaran atasannya bisa memanusiakan manusia.

Heni dipanggil lagi oleh Ammar namun kali ini di ruangan kerjanya ada Arman yang turut menemani.

Wajah Heni sudah pasti ketakutan bahkan belum masuk ke ruangan pun wajahnya sudah terlihat pucat.

"Semua data yang saya minta berasal dari anda bukan?" tanya Ammar dengan nada datar.

"I... Iya Pak, benar," jawab Heni ketakutan.

"Apakah anda bisa mempertanggung jawabkan semua data yang sudah saya baca ini?" tanya Ammar penuh penekanan.

Tak ada jawaban... Heni hanya diam seribu bahasa sambil terus memainkan tangan apalagi keringat bercucuran deras di kening dan tangannya seolah menandakan jika Heni sedang amat ketakutan, padahal di ruangan Ammar sangatlah dingin dan sejuk. Aneh bukan?

"Anda beraninya tidak menjawab pertanyaan saya, apa anda lupa sedang berbicara dengan siapa?" sindir Ammar.

"Ma..maaf Pak saya tidak tau harus menjawab bagaimana, tapi memang benar semua data berasal dari saya, untuk diminta pertanggung jawaban saya tidak berani Pak karena bukan hanya saya saja yang melakukan ini," jawab Heni akhirnya buka suara meskipun dengan suara bergetar.

"Kenapa anda langsung menyimpulkan begitu? Memang ada pertanyaan saya yang menuduh anda?? Kenapa anda mengakui sendiri? Jika bukan hanya anda saja lalu siapa lagi? Sebutkan dengan lengkap," perintah Ammar yang sebetulnya sangat kaget. Heni seolah sudah tau jika kedatangannya lagi di ruangan Ammar karena bosnya curiga padanya.

"Saya.. Saya lupa pak," jawab Heni ketakutan tanpa sedikitpun melihat ke arah lawan bicaranya.

"Akan saya buat kamu ingat siapa dia, Arman siapkan surat pemecatan tidak hormat untuk saudara Heni yang menjabat sebagai audit per hari ini dan pastikan Heni di blacklist dari semua perusahaan yang ada di Indonesia bahkan luar negeri, sepertinya seorang audit wanita ini sedang ingin bermain dengan saya," ancam Arman dengan suara meninggi dan menatap Heni tajam.

"Jangan pak, saya mohon jangan pecat saya... Saya melakukan semua ini terpaksa pak," pinta Heni langsung bersimpuh di kaki Ammar dan menangis histeris.

"BERDIRI!!! JANGAN SEMBAH SAYA SEPERTI ITU!!! SAYA BUKAN TUHAN!!!! SAYA HANYA INGIN KAMU JUJUR SIAPA SAJA ORANG YANG SUDAH MEMBANTU KAMU DAN APA TUJUAN KAMU DENGAN TEGA MENGKHIANATI KEPERCAYAAN SAYA!!!" bentak Ammar murka.

Heni gegas berdiri dengan isak tangis yang mengalir di pipi kuning langsat nya itu. Dengan beberapa kali helaan nafas akhirnya Heni siap untuk berbicara. "Baiklah.. Saya akan memberitahu siapa saja orang dibalik semua ini tapi saya mohon pak setelah ini jangan pecat saya, maafkan saya yang sudah merusak kepercayaan bapak, saya janji ini pertama dan terakhir kalinya, tolong jangan pecat saya," pinta Heni mengiba dan Ammar hanya diam saja.

Merasa bosnya sudah sangat marah membuat Heni benar-benar mati kutu, ia takut jika nanti bicara jujur maka dia akan dipecat namun jika tidak jujur nama dia akan diblacklist, Heni tau sebesar apa kekuasan Ammar di bumi ini. Apalagi perusahaan milik Ammar tak hanya di Indonesia melainkan di beberapa belahan dunia juga.

"Saya benar-benar minta maaf karena sudah mengkhianati perusahaan sampai akhirnya berdampak sefatal ini pak, saya melakukan karena terpaksa dan tentu saja karena saya terdesak tuntutan ekonomi yang membuat saya kurang berpikir jernih, awalnya saya sudah menolak tawaran ini pak namun di satu sisi beliau juga mengancam keselamatan keluarga saya, sekali lagi maafkan saya pak... Saya menyesalinya," ucap Heni dengan suara sesenggukan.

"JANGAN BERTELE-TELE!!! KATAKAN SIAPA ORANGNYA!!! DARITADI KAMU HANYA MENGULUR WAKTU SAJA!" bentak Ammar sambil menggebrak meja. Heni juga Arman merasa kaget dan refleks mengusap dada.

Related chapters

  • MENANTU BEDA KASTA   Amarah Ammar (2)

    Heni gegas berdiri dengan isak tangis yang mengalir di pipi kuning langsat nya itu. Dengan beberapa kali helaan nafas akhirnya Heni siap untuk berbicara. "Baiklah.. Saya akan memberitahu siapa saja orang dibalik semua ini tapi saya mohon pak setelah ini jangan pecat saya, maafkan saya yang sudah merusak kepercayaan bapak, saya janji ini pertama dan terakhir kalinya, tolong jangan pecat saya," pinta Heni mengiba dan Ammar hanya diam saja. Merasa bosnya sudah sangat marah membuat Heni benar-benar mati kutu, ia takut jika nanti bicara jujur maka dia akan dipecat namun jika tidak jujur nama dia akan diblacklist, Heni tau sebesar apa kekuasan Ammar di bumi ini. Apalagi perusahaan milik Ammar tak hanya di Indonesia melainkan di beberapa belahan dunia juga."Saya benar-benar minta maaf karena sudah mengkhianati perusahaan sampai akhirnya berdampak sefatal ini pak, saya melakukan karena terpaksa dan tentu saja karena saya terdesak tuntutan ekonomi yang membuat saya kurang berpikir jernih, aw

    Last Updated : 2023-08-18
  • MENANTU BEDA KASTA   Salah Paham

    "Nyonya... Nyonya yang menyuruh saya untuk membuat semua pemegang saham mencabut sahamnya dan juga tender besar yang sedang bekerja sama dengan perusahaan pak Ammar diminta untuk batal, nyonya mengancam akan membuat keluarga saya hancur jika tidak menuruti keinginan nyonya, makanya itu dengan terpaksa saya melakukannya, kini semua telah terbongkar nyonya... Tolong jangan berkelit, saya hanya ingin tetap bekerja, saya butuh pekerjaan ini, tidak mudah mencari pekerjaan di era sekarang," rengek Heni dengan sorot mata memohon. Namun sayang sekali, alih-alih berkata jujur, justru Ina semakin senang dengan suasana ini. Kesempatan yang bagus untuk merusak rumah tangga anaknya melalui Heni. Didepan Ammar akan ia bantah semuanya namun nanti ketika di belakang Ammar, ia akan memberikan bayaran yang lebih kepada Heni jika nantinya memang ia dipecat. Bantahan yang dilakukan Ina membuat posisi Heni semakin tersudut, tak ada pilihan lain selain pasrah dengan semuanya. Heni sad

    Last Updated : 2023-08-18
  • MENANTU BEDA KASTA   Amalia Salah Paham

    "KAMU DIMANA, AMMAR?""BAGUS... GAK USAH JAWAB PANGGILAN DARIKU SEKALIAN!!!""DEMI PEREMPUAN ITU KAMU TEGA MENINGGALKAN AKUN DISINI SENDIRIAN!!!""SETIDAKNYA JUJURLAH JIKA KAMU KE KOTA UNTUK BERTEMU PEREMPUAN ITU!!! JANGAN BERALASAN PERUSAHAAN MU SEDANG ADA MASALAH, INGAT AMMAR! UCAPAN ADALAH DOA!!!!"Isi chat dari Amalia membuat Ammar kaget bukan main, ia sangat bingung dengan semua pesan yang dibaca. Karena jika Ammar membalas akan semakin lama dan takut suasana semakin keruh, Ammar langsung menelpon Amalia. "Ayolah sayang angkat teleponnya, jangan asal menuduh saja bahkan aku tak tau kamu berbicara seperti itu dengan bukti apa," gumam Ammar yang tengah gusar karena Amalia tak kunjung mengangkat teleponnya. Pada deringan ketiga barulah Amalia mengangkat panggilannya. "Halo sayang? Kamu kenapa kok marah-marah begitu??? ada masalah apa? Apa yang kamu maksud itu? Aku sama sekali tak mengerti,"

    Last Updated : 2023-08-19
  • MENANTU BEDA KASTA   Amalia Salah Paham (2)

    Sepekan sudah Ammar berada di kota untuk menyelesaikan masalah yang ada, bukannya semakin membaik malah keadaan menjadi buruk. Setelah ia mengantongi cukup bukti bahwa memang ibu kandungnya lah dalang dibalik semua ini, Ammar bingung harus melakukan pelajaran apa untuk ibunya. Jika di laporkan ke pihak berwajib Ammar tidak tega, memaki habis-habisan Ammar juga segan. Hanya kebingungan yang saat ini menemani Ammar. Ayahnya pun akhirnya tau dan tentu saja merasa kecewa, untuk apa istrinya melakukan hal sebesar ini? Sama saja istrinya hampir membuat Ammar bangkrut. Sampai saat ini motifnya pun belum diketahui, Ina terus bungkam dan kini malah pergi entah kemana. "Pah... Bagaimana ini?" tanya Ammar kebingungan. "Kamu tenang saja, apa yang harus papah bantu? Kembalikan dulu kondisi perusahaan setelah itu pikirkan mamah, mau bagaimana pun dia orang tua kandungmu, jangan gegabah dalam memberinya ganjaran, dia juga dulunya berjasa sangat besar dalam melahirkan juga membesarkan kamu ya mes

    Last Updated : 2023-08-19
  • MENANTU BEDA KASTA   Amalia Pulang

    Akhirnya Amalia sudah bisa meninggalkan ibunya setelah Amalia memastikan sendiri keadaan ibunya sehat dan bisa kembali beraktivitas. Meskipun begitu Amalia tetap menegur ibunya jangan terlalu capek, jika terasa lelah segera istirahat. Amalia berpamitan untuk kembali ke kota tempat dimana ia tinggal bersama suaminya sekarang, berat hati meninggalkan ibunya lagi tapi mau gimana pun sekarang Amalia sudah menjadi istri orang, tak baik terus menerus meninggalkan suaminya apalagi ada ular yang sedang mencoba menjadi duri dalam rumah tangganya. "Tolong nanti jemput aku di bandara pukul 2 siang mas, aku pulang hari ini," chat Amalia yang sejujurnya sangat sedih karena harus pulang ke kota seorang diri, seharusnya suaminya kesini dan mengajak Amalia pulang, namun harapan seolah sirna setelah dengan telinganya sendiri ada perempuan lain yang beraninya menjawab telepon. Semenjak kejadian itu Amalia menjadi malas untuk berkomunikasi dengan suaminya, baru hari

    Last Updated : 2023-08-20
  • MENANTU BEDA KASTA   Melihat Rekaman CCTV

    Hubungan Amalia dengan Ammar semakin renggang bahkan kini Amalia sangat acuh kepada suaminya. Ammar semakin pusing memikirkan ini semua dan berusaha mencari cara untuk membuktikan semua, ketika Ammar sedang menatap langit dinding kamarnya, ia baru tersadar jika ada CCTV. Saking penatnya atau memang Ammar yang terlalu lemah menghadapi semua, ia sampai tidak menyadari jika ada CCTV yang sudah lama terpasang. Seketika Ammar bergegas ke ruangan kerjanya untuk melihat rekaman ulang CCTV yang terjadi pada hari dimana Amalia memergoki ada wanita di kamar mereka, Ammar penasaran siapa perempuan itu. Menit demi menit sudah Ammar pantau tanpa melewatinya hingga akhirnya terlihat seorang perempuan yang tengah mengendap-endap masuk ke kamar mereka. "Siapa dia? Beraninya masuk ke ruangan pribadiku tanpa permisi!!! Jadi apa yang di tuduhkan Amalia benar adanya? S*it!!!!!" umpat Ammar menggebrak meja. Ammar kini sangat merasa bersalah dengan istrinya ka

    Last Updated : 2023-08-20
  • MENANTU BEDA KASTA   Desakan Untuk Ina

    "Apa tujuanmu melakukan semua ini? Kenapa juga setelah aku memanggil Ammar kamu malah menghilang?" cecar Amalia. "Jangan bilang terpaksa dan suruhan orang lagi!!!! Bosan saya mendengar alasanmu!" bentak Ammar. "Maaf Pak... Hiks.. Hiks..." jawab Heni menangis sesenggukan. "Jelaskan semuanya!!!!" bentak Ammar sambil melempar vas bunga dihadapan Heni. "Iya iya saya akan jujur pak, saya disuruh sama nyonya besar untuk membuat kalian bertengkar, maafkan saya pak," jawab Heni cepat sehingga keceplosan. Setelah mengucapkan itu Heni membekap mulutnya. "Mamah lagi????" ucap Ammar dengan suara meninggi. Tak perlu waktu lama, Ammar menghubungi Ina yang sedang pergi, awalnya Ina bingung kenapa anaknya meminta untuk segera pulang, perasaan Ina mendadak tak enak setelah mendengar anaknya tengah mengamuk. "Ada masalah apa lagi sih ini, semenjak gadis kampung itu jadi istrinya Ammar yang ada hanyalah masalah masalah dan masalah terus, emang dasar wanita pembawa si-al!" umpat Ina yang terpaksa i

    Last Updated : 2023-08-21
  • MENANTU BEDA KASTA   Harus Bagaimana

    Pertengkaran yang tengah terjadi di keluarga suaminya membuat Amalia menjadi tak enak hati. Ia merasa semua pertengkaran dan permasalahan yang terjadi akibat dirinya. Berulang kali Ammar selalu membela Amalia di hadapan keluarganya, hal yang langka dilakukan pria ketika sudah memiliki istri. Sebenarnya Amalia bersyukur memiliki suami yang benar mencintainya dengan tulus namun sikap ibu mertuanya sering kali membuat Amalia tertekan. "Ammar... Bolehkah kita bicara sebentar?" tanya Amalia dengan hati-hati. "Tentu boleh sayang, ada hal apa?" tanya Ammar dengan merapikan rambut istrinya yang tengah tergerai indah. "Aku merasa jika semua masalah ini akulah penyebabnya, berulang kali kamu terus membelaku di hadapan kedua orang tuamu," ucap Amalia dengan wajah sedih. Mendengar hal itu membuat Ammar merasa tersinggung, ia lantas memberi isyarat istrinya untuk diam dengan meletakkan telunjuknya di bibir Amalia. "Jangan mengatakan itu

    Last Updated : 2023-08-22

Latest chapter

  • MENANTU BEDA KASTA   Semua Sudah Takdir (End)

    "Mamah, kenapa mamah bisa begini? Mamah sakit apa? Kenapa rambut mamah habis?" tanya Kenzo di sela tangisannya. "Mamah baik-baik saja dan nanti akan jauh lebih baik-baik saja, apa Kenzo mau berjanji sama mamah?" tanya Heni dijawab anggukan kepala oleh Kenzo. "Kenzo akan janji kepada mamah asalkan mamah juga janji untuk sembuh," pinta Kenzo yang dijawab anggukan kepala oleh Heni. "Mamah minta jika nanti mamah sudah gak ada, Kenzo hidup yang baik dan penurut ya sama om Ammar, mulai sekarang Kenzo mamah titipkan sama om Ammar, apakah Kenzo bersedia?" tanya Heni membuat tangis Kenzo semakin pecah. Kenzo memberontak ketika tau keinginan Heni, maunya Kenzo tetap hidup bersama Heni sampai selamanya. "Tidak ada manusia yang hidup selamanya, sayang, semua yang lahir sudah digariskan meninggal, mungkin sebentar lagi waktunya bagi mamah meninggalkan Kenzo di dunia ini tapi percayalah jika di alam sana nanti mamah akan selalu mengawasi Kenzo dengan baik," ucap Heni berlinang air mata. "Janga

  • MENANTU BEDA KASTA   Ternyata Heni

    Hari demi hari telah dilewati dengan begitu cepat, ternyata ucapan Ammar waktu itu memang benar adanya. Sekarang ia lebih sering ke sini dan menghabiskan waktu dengan Kenzo. Heni merasa senang karena kini Kenzo bisa mendapatkan kasih sayang seorang ayah yang sesungguhnya, dulu sebuah kasih sayang yang diinginkan Kenzo adalah hal paling berat bagi Heni karena mustahil baginya untuk mengemis kepada Lukman, sebelum akhirnya Heni tau bahwa Kenzo adalah anak kandung Ammar. Kini tanpa perlu Heni mengemis pun sebuah perhatian yang diinginkan Kenzo datang dengan sendirinya, setidaknya kini doa Heni terjawab sudah. Tuhan memang terlalu baik kepadanya karena sudah banyak kebaikan demi kebaikan yang diberikan kepada Heni namun dirinya malah sering lalai dalam menjalankan kewajiban. "Terima kasih sudah menepati janji dengan mengunjungi Kenzo lebih sering, dulu, Kenzo sangat menginginkan bagaimana rasanya disayangi oleh Ayah, Kenzo juga menginginkan sebuah

  • MENANTU BEDA KASTA   Hidup Lebih Baik

    Sudah beberapa hari ini Ino melihat anaknya selalu murung seperti tak ada lagi semangat hidup, bahkan pekerjaan di kantor pun menurun dan banyak sekali yang membatalkan kerja sama karena kurang puas dengan kinerja Ammar. Jika dibiarkan akan semakin buruk ke depannya, makanya itu Ino meluangkan waktu untuk berbincang empat mata bersama anaknya itu. "Hal apa yang sedang menggangu pikiranmu?" tanya Ino tak mau basa-basi. "Gak ada, Pah, hanya lagi capek saja," jawab Ammar berbohong. "Jangan berbohong, Papah tau kamu sedang menyembunyikan sesuatu, bahkan kamu bawa masalah itu dalam dunia bekerja, apa kamu sadar? Banyak yang membatalkan kerja sama karena mereka mengeluh kinerja kamu kurang baik akhir-akhir ini," bantah Ino. "Lebih penting perusahaan daripada anak kamu sendiri, Pah? Dari dulu selalu perusahaan yang di nomor satukan," sindir Ammar tersenyum miris. "Bukan begitu, masalah apa yang sedang kamu alami sampai kamu t

  • MENANTU BEDA KASTA   Mengapa Kau Tega, Amalia?

    Rona bahagia juga terpancar di wajah cantik Amalia, setelah itu Amalia mencium tangan Alan sebagai bentuk bakti kepada suami. Tak mau melewatkan momen, untuk mengungkapkan kebahagiaannya, Alan mencium kening Amalia dengan penuh penghayatan. "Woi tahan woi, masih ada kita dan pak penghulu disini," celetuk Dafa membuat suasana yang tadi sempat tegang kini menjadi gelak tawa. Alan menahan malu karena sindiran temannya itu, Amalia juga tersipu malu hingga pipinya merah merona. "She's mine, makanya nikah biar gak nyindir mulu," sindir Alan membuat Dafa manyun. Ditengah suasana khidmat pernikahan Alan dan Ammar, ada salah satu penyusup yang ikut menyaksikan momen itu. "Alan juga mantan istrinya anda hari ini melangsungkan pernikahan, bos," ucap seseorang yang mengirim bukti foto serta video kepada Ammar. Melihat bukti yang dikirimkan seseorang kepadanya, membuat Ammar tak bisa menyimpan rasa amarahny

  • MENANTU BEDA KASTA   Amalia dan Alan Menikah

    Sepekan kemudian, Seno sudah di perbolehkan untuk pulang, sesuai kesepakatan yang sudah dibuat, kedua orang tua Alan mendatangi rumah Amalia untuk menentukan hari baik sekaligus melamar secara resmi. Tak ada suguhan mewah karena kondisi yang masih seperti ini tidak membuat keluarga Alan tersinggung, justru pihak dari Alan malah meminta maaf karena terkesan terburu-buru, semua ini karena Alan yang selalu mendesak kedua orang tuanya untuk mendatangi rumah Amalia. Alan takut jika nantinya Amalia berubah pikiran lalu kembali ke pelukan Ammar, ia tidak menginginkan itu terjadi. "Maaf ya, Pak, Bu, kalau kedatangan kami terkesan mendadak," ucap Eko sungkan. "Tidak apa-apa justru kami yang minta maaf, semua jadi terhambat karena saya masuk rumah sakit," jawab Seno juga sungkan. Lalu kedua keluarga terlibat obrolan ringan dulu sebelum menuju inti pertemuan. Setelah basa-basi dirasa selesai, kini Eko mengutarakan maksud dan tuju

  • MENANTU BEDA KASTA   Akhirnya Bersama

    Karena sudah ada Alan di sini, Seno meminta keduanya mendekat. Alan yang merasa akan ada sesuatu yang terjadi memilih mengikuti alur saja, terlebih dirinya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari. "Berhubung kalian sudah datang, bapak akan mengatakan kalau bapak merestui Alan sebagai calon suamimu, sedari dulu Alan sudah mencintaimu nyatanya ketika tau kamu janda pun dia tidak mundur, sekarang semua bapak serahkan kepadamu, Amalia, bagaimana kamu akan memberikan kepastian kepada Alan, jangan terus kamu gantung perasaan seseorang, bapak yakin Alan pria terbaik," ucap Seno dengan suara lemah sambil menyatukan tangan Alan juga Amalia. Mendengar jawaban dari bapaknya membuat Amalia tidak bisa menahan air matanya, dengan suara bergetar, Amalia mengatakan jawaban yang selama ini sudah ia pikirkan dengan matang. "Jika orang tuaku saja dengan mudahnya setuju denganmu, kenapa tidak denganku? Aku menerima lamaran darimu, Alan, tapi aku mohon jangan sakiti aku seperti apa y

  • MENANTU BEDA KASTA   Penantian Alan

    Karena sudah ada Alan di sini, Seno meminta keduanya mendekat. Alan yang merasa akan ada sesuatu yang terjadi memilih mengikuti alur saja, terlebih dirinya sudah mempersiapkan jauh-jauh hari. "Berhubung kalian sudah datang, bapak akan mengatakan kalau bapak merestui Alan sebagai calon suamimu, sedari dulu Alan sudah mencintaimu nyatanya ketika tau kamu janda pun dia tidak mundur, sekarang semua bapak serahkan kepadamu, Amalia, bagaimana kamu akan memberikan kepastian kepada Alan, jangan terus kamu gantung perasaan seseorang, bapak yakin Alan pria terbaik," ucap Seno dengan suara lemah sambil menyatukan tangan Alan juga Amalia. Mendengar jawaban dari bapaknya membuat Amalia tidak bisa menahan air matanya, dengan suara bergetar, Amalia mengatakan jawaban yang selama ini sudah ia pikirkan dengan matang. "Jika orang tuaku saja dengan mudahnya setuju denganmu, kenapa tidak denganku? Aku menerima lamaran darimu, Alan, tapi aku mohon jangan sakiti aku seperti apa y

  • MENANTU BEDA KASTA   Penantian Alan

    Setelah mendengar jawaban dari Alan justru membuat mood Amalia memburuk. Akhirnya mereka saling diam dalam perjalanan. Kebetulan supir yang disewa Alan adalah temannya sendiri jadi dia sudah tau sedikit perihal masalah yang menimpa mereka berdua. Jika dia jadi Alan mungkin tidak akan kuat untuk terus mempertahankan cintanya yang tak pernah dianggap. "Namanya dua orang saling mencintai tidak selamanya selalu bersatu, terkadang mereka ditakdirkan untuk saling menyakiti meskipun di hati tersimpan perasaan yang sangat rapi, tidak semua dua insan yang saling mencintai itu bisa bersatu, banyak dari mereka berakhir sama-sama memiliki pasangan sembari menyimpan perasaan untuk orang yang ia cintai karena mereka sadar jika bersatu yang ada hanya saling melukai, tak hanya itu, banyak juga dari mereka yang berakhir dengan takdir berbeda alam, itu hal yang paling menyakitkan, mencintai namun alam memisahkan mereka, itu adalah level mencintai paling dramatis dan trag

  • MENANTU BEDA KASTA   Alan Menanti

    Alan mengalami mimpi dimana dia juga Amalia sedang bertengkar hebat karena masalah Ammar, berulang kali Alan meyakinkan pujaan hatinya jika hanya dirinya lah yang terbaik bagi Amalia hingga akhirnya Amalia luluh juga. Ketika Alan terbangun, dia merasa sedih karena semua hanyalah mimpi semata, mimpi yang kebanyakan orang mengatakan hanyalah bunga tidur namun kenapa di dalam mimpi rasanya seperti kenyataan? Alan tidak menampik jika dirinya menginginkan mimpi itu menjadi kenyataan, bertahun-tahun menyimpan rasa dengan wanita yang sama itu tidaklah mudah. Bahkan ketika Amalia sudah resmi bercerai pun, Alan tak juga mampu meluluhkan hati Amalia, sungguh mengenaskan sekali nasib percintaannya. Hingga terbesit dalam pikirannya untuk menyudahi perasaan ini terhadap Amalia setelah itu ia akan membuka hati untuk wanita lain, tapi akankah itu semua berhasil? Ketika sedang melamun, Amalia menelpon, sebuah kebetulan yang tidak di sengaj

DMCA.com Protection Status