Beranda / Pernikahan / MENANTU AMBURADUL / PROSES SAKRAL PERNIKAHAN

Share

PROSES SAKRAL PERNIKAHAN

Penulis: Vina Achfas
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 09:38:22

MENANTU AMBURADUL 100

Hari ini adalah hari paling bersejarah bagi Mia dan juga Ilyas. Hari bahagia yang ditunggu-tunggu oleh mereka berdua juga oleh kami sebagai keluarga. Selama hampir satu bulan penantian mereka akhirnya bisa terealisasi sekarang.

Sejak pukul 06.30 Wib, hampir seluruh keluarga besar kami juga Ilyas sudah berkumpul dalam sebuah ruang yang penuh dekorasi bunga-bunga yang indah ini untuk menyaksikan sebuah acara sakral kedua mempelai. Meski ada beberapa orang juga yang datang belakangan.

Acara yang keluarga Ilyas bilang sederhana ini adalah acara yang mewah bagiku. Meski tidak di gelar di sebuah gedung, di rumah megah ini saja, kemegahannya sungguh nyata terpancar.

Sungguh Allah Maha dari segala Maha. Kemarenan ujian bertubi-tubi dilimpahkan kepada Mia, kini setelah Mia memutuskan untuk memperbaiki dirinya, ia malah dijanjikan sebuah kebahagiaan yang tidak pernah terduga sebelumnya dan dari mana asalnya.

Congratulation Mia dan Ilyas, semoga diberikan kelancaran aca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA MENGHILANG DI ACARA PERNIKAHAN MIA

    MENANTU AMBURADUL 101Tidak ada manusia yang sempurna, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah sang Maha Pencipta. _____________Resepsi Pernikahan Mia dan Ilyas telah sampai di penghujung acara. Kini saatnya bagi kami para tamu untuk bersiap-siap pulang. Aku mendekati keberadaan Mama juga Papa untuk kuajak pulang bersama. Ternyata Mama dan Papa sedang mengobrol bersama dengan orang tua Ilyas. “Mari Bu, kami pamit ya. Terimakasih atas jamuan yang luar biasa ini.” pamitku kepada kedua orang tua mempelai lelaki. “Hehehe mbaknya bisa aja. Terimakasih atas kehadirannya ya.” ucap orang tua dari Ilyas. Kami juga berpamitan kepada kedua mempelai. Mia tampak meneteskan air mata, karena sebentar lagi akan kami tinggalkan dia sendiri di sini, dan kami sekeluarga harus pulang. “Selamat ya, semoga lancar malam pertamanya.” ucap Mbak Rini, kami semua ikut tertawa. “Ahhh, Mbak Rini selalu hobinya ngledek.” balas Mia.“Baju sama semua barang milik kamu udah kami bereskan dari rumah Ibu ya M

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA DIRAWAT DI RUMAH SAKIT

    MENANTU AMBURADUL 102Aku berterimakasih kepada Papa karena sudah diantarkan, lalu meminta Papa segera pulang untuk menemani Mama di rumah. Papa pamit kepadaku dan Aku berpesan untuk hati-hati di jalan. “Jangan lupa kasih kabar kami ya Nis, kalau ada apa-apa.” “Iya Pa.” Papa ikutan panik kali ini. Sesampainya di Rumah Sakit, Aku menghubungi Mimi dan menanyakan dimana keberadaan yang lainnya. Mimi bilang masih di UGD. Aku buru-buru menyusul mereka bertiga. Kulihat Mas Rama dan Mimi sedang berada di luar UGD Rumah Sakit. “Dimana Ibu, Mas?” tanyaku pada Mas Rama. “Masih diperiksa di dalam. Ada Yusuf yang nemenin.”“Ceritanya gimana sih ini? Ada apa sebenernya?” desakku pada keduanya. “Ibu itu awalnya bilang sakit perut Mbak, katanya nggak tahan sakitnya, terus beliau juga bilang sakit kepala. Dadanya juga sesak. Terus katanya mual. Banyaklah Mbak yang dikeluhkan. Nggak biasanya Ibu begini. Makanya Mimi dan Mas Rama langsung bawa Ibu ke sini.”“Astaghfirullah Ibu.” jawabku panik.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MERTUA DiTUNGGUI MENANTU TAJIR KESAYANGAN

    MENANTU AMBURADUL 103 Kusapa dengan sopan para Suster dan Dokter yang sedang berdinas pagi dan duduk-duduk santai di counter perawat. Ruangan Ibu mengharuskan kami yang menjaga Ibu untuk melewati counter suster tersebut. “Pagi Pak Ilyas,” sapa salah seorang Dokter senior yang usianya mungkin hampir 70 tahun. “Pagi Dok,” sahut Ilyas menimpali. Aku agak aneh melihat mereka saling sapa. Bukankah Ilyas baru hari ini menginjakkan kakinya di sini. Tapi Aku tak berani bertanya langsung. Aku dan Ilyas masuk ke dalam sebuah lift. Kami bersamaan dengan suster yang sedang mendorong seorang pasien di sebuah kursi roda. “Pagi Buk, Pak.” Sapa Ramah suster tersebut kepada kami. Kami berdua melempar senyum. Sungguh tidak seimbang rasanya penampilanku disejajarkan dengan penampilan seorang Ilyas. Aku yang memakai baju lusuh dan belum mandi ini sepertinya kelihatan cocok jika berstatus sebagai pembantu Ilyas. Hahahaha. Sampailah kami di lantai 1, atau Lobbi rumah sakit. Kami keluar dari lift da

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   KEHEBOHAN ANAK-ANAK IBU SAAT USTADZ DATANG

    MENANTU AMBURADUL 104Pukul 19.10 Wib, Aku, Mbak Rini juga Mimi sampai di Rumah sakit. Kebetulan Mas Rama dan Mas Yusuf sengaja kusuruh untuk menyusul sepulang dari kantor langsung ke RS, supaya nanti Mbak Rini bisa pulang bareng dengan Mas Rama. Jadi Aku nggak perlu bolak balik kayak kitiran buat nganterin. Hehehe.Muka Mbak Rini masih muram, mungkin dia masih kesal dengan isi pesan Ibu mertua tercinta tadi. Sampailah kami di ruangan mewah tempat Ibu di rawat. Ruangan pilihan Ibu sendiri. Baru sehari jadi mertua seorang menantu tajir, Ibu sudah menunjukkan bahwa standar hidupnya mulai naik kelas. “Hallo Pengantin baru, hallo Ibu.” sapaku sok manis di hadapan mereka bertiga.Ibu seperti biasa, membalas sapaan kami dengan ekspresi muka kecut. Seperti mangga yang bener-bener masih mentah. Kalau dilihat dan di rasain dalam hati, duuuuuuh asem bener. Hahahahahaha. “Hallo semua.” jawab Mia. “Sudah pada makan?” tanya Mbak Rini. “Sudah Mbak. Kalian gimana? Kalau belum biar kupesankan ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   PULANG DARI RUMAH SAKIT

    MENANTU AMBURADUL 105Sesuatu yang bisa merubah hidupmu adalah Takdir. Ia merubah banyak hal yang bahkan sebelumnya tidak pernah kamu bayangkan sekalipun. Meski terlihat datang dengan tiba-tiba, sebenarnya ia telah tertulis jauh hari sebelum akhirnya benar-benar terjadi. Allah Maha pengampun, Allah Maha pemaaf. Seburuk apapun dirimu di hari kemaren, jika hari ini kamu tulus dan ikhlas ingin berubah ke arah yang lebih baik dan menjadi pribadi yang lebih baik, Allah akan permudah jalanmu menuju ke tempat terbaik itu. __________Aku menelfon Mas Yusuf juga Mas Rama, menanyakan apakah mereka tidak datang berkunjung ke rumah sakit. Mas Rama bilang hari ini tidak bisa karena ada lembur di kantor. Sedangkan Mas Yusuf bilang akan telat datang ke Rumah Sakit, karena dia sedang ada pertemuan dengan bos dan klien. Itulah mungkin sebab kenapa Ibu begitu marah kepadaku. Pikir Ibu mungkin akulah dalang dari setiap kejadian buruk yang tidak Ibu harapkan. Ditambah lagi Mia dan Ilyas tidak juga dat

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   WARISAN

    MENANTU AMBURADUL 106Kehadiran sosok Ilyas dalam hidup Mia sedikit banyak merubah kehidupan Ibu. Dulu saat Raihan yang menjadi menantu beliau, semua yang Ibu minta tampak seperti sebuah tekanan, karena status Raihan yang bukan dari kalangan keluarga berkecukupan dan cara Raihan memenuhi permintaan istri juga mertuanya, tampak terlalu memberatkan baginya. Tapi sekarang, tidak ada tekanan yang tampak dari seorang Ilyas. Dia memberikan apa yang Ibu minta dengan gampangnya.__________Satu tahun berlalu, Mia dan Ilyas tak kunjung diberikan momongan. Entah memang mereka berdua menundanya atau memang belum dikasih oleh Allah, tidak ada yang tahu. Melihat Adam dan Fajarina yang sama-sama masih kecil bisa saja menjadi alasan mereka untuk menunda memiliki momongan.Satu tahun pernikahan Mia, tidak pernah ada kabar tentang Raihan. Entah dia tinggal dimana atau hidupnya sekarang seperti apa tidak ada yang pernah mendengar kabarnya.Padahal ada Fajarina yang harusnya diperhatikan, tapi Raihan s

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   TUDUHAN PEDAS MERTUA TENTANG ANNISA

    MENANTU AMBURADUL 107Aku masuk ke dalam rumah Ibu untuk membuatkan minuman Raihan juga Ilyas. Sepertinya Raihan baru saja pergi dari suatu tempat, ia masih membawa ransel juga berpenampilan layaknya habis perjalanan jauh. Kumisnya yang dahulu tidak pernah terlihat kini nampak seperti sengaja tidak dicukur. Rambutnya juga panjang sebahu. Sungguh berbeda sekali penampilannya sekarang. Lusuh tak terawat, beda jauh dengan dulu."Kamu selama ini kemana saja Mas?" Mia mulai menyodorkan beberapa pertanyaan untuk mantan suaminya, Raihan."Aku merantau Mia, kerja." jawab Raihan lesu."Merantau kemana?""Ke luar Jawa. Bapak meninggal satu tahun yang lalu, adik-adik kutitipkan pada tanteku. Sementara Aku kerja untuk menghidupi mereka. Maaf jika Aku tidak mampu mencukupi kebutuhan Rina selama ini.""Innalillah, turut berduka ya Mas, atas meninggalnya bapak. Tidak masalah Mas, suamiku bisa mencukupi kebutuhan kami, kok.""Iya Mia. Aku senang melihatmu sudah memiliki keluarga yang baru. Semoga kal

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • MENANTU AMBURADUL   IBU MENGABAIKAN PARA CUCUNYA

    MENANTU AMBURADUL 108"Tante, Khaity mau pipis." aku buru-buru menurunkan Khaity dari kasur, lalu mengantarkannya ke toilet. Sepertinya ia masih lesu.Mas Yusuf menggendong Sulthan agar berhenti menangis. Sebotol susu sudah kubuatkan untuknya.Daffa masih bingung celingukan di atas kasur. Mungkin sedang mikir, kenapa sepupunya pada di sini semua?"Minum Mommy." ucap Daffa. Sambil nglihatin Daddy-nya yang sedang menggendong Sulthan.Aku memberikannya segelas air putih hangat. Sungguh berat rasanya bebanku mengemong 3 anak sekaligus. Rasanya campur aduk, antara ngantuk, capek, juga lesu.Aku membuatkan sarapan Daffa juga Khaity bubur ayam. Kupindah ke mangkok-mangkok kecil untuk mereka berdua, lalu menakar masing-masing untuk Khaity juga Daffa.Mas Yusuf kubuatkan nasi goreng kesukaannya. Setelah sarapan, Aku dan Mas Yusuf gotong royong memandikan ketiganya. Mas Yusuf bagian memandikan, Aku yang mengganti pakaian mereka. Setelah rapi, Aku mengawasi mereka main. Mas Yusuf kusuruh untuk b

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27

Bab terbaru

  • MENANTU AMBURADUL   SELAMAT JALAN IBU (ENDING)

    MENANTU AMBURADUL 161 (ENDING)Setiap manusia selalu punya pilihan untuk selalu bersikap baik kepada sesama atau justru sebaliknya.___________Takdir hidup terkadang memang mengejutkan. Apalagi dengan terjadinya pendekatan dan rencana pernikahan antara Mimi dan Raihan. Semua orang bahkan diriku sendiri juga kaget. Apalagi mereka yang baru saja tinggal satu rumah dalam hitungan hari. Mimi dulu sempat ingin diadopsi sebagai anak oleh Ibu setelah kematian Mia, tapi rencana Ibu gagal karena tidak mendapatkan persetujuan dari anak-anak lelaki Ibu, kini Ia malah akan dijadikan istri oleh Raihan. Seseorang yang pernah menjadi menantu Ibu.Herannya si Mimi juga bersedia dengan permintaan Raihan yang ingin mempersuntingnya. Entah apapun itu motifnya yang jelas doa terbaik selalu untuk mereka berdua.Jika dengan menikah dengan Raihan membuat Mimi akan bersikap lebih penyayang kepada Fajarina dan Ibu, sungguh itu ide yang bagus. Karena selama ini Ibu sudah di rawat dengan Mimi dengan sepenuh ha

  • MENANTU AMBURADUL   KEJUTAN DI RUMAH RAIHAN

    MENANTU AMBURADUL 160Kulihat betapa senangnya Daffa diperhatikan oleh Mama dan Papa. Daffa juga sangat bahagia karena Mama dan Papa beberapa hari ini tinggal di rumah kami. Dua orang yang memang sejak Daffa kecil sangat dekat dengan Daffa.Dulu, si Sulungku justru malah sering kutinggalkan bersama kedua orang tuaku karena banyak hal. Itu sebabnya suatu waktu Mama pernah memarahiku karena hal tersebut. Karena kesibukanku di duniaku sendiri sehingga sering meninggalkan anakku di tempat Mama.Sering juga kutinggalkan Daffa karena ulah Ibu mertua. Atau masalah keluarga Mas Yusuf yang tak jarang menyita waktuku. Tentang almarhumah Mia, tentang Ibu, atau masalah lainnya.Dari sebab inilah Daffa menjadi lebih dekat dan intensitas kebersamaannya dengan Grandma dan Grandpanya sangat sering."Lagi pada asyik ngapain?" tanyaku pada Papa dan Daffa yang sedang bercengkerama di ruang Tv."Lagi jawab teka-teki silang nih Mom." jawab Daffa."Siapa yang menang?""Nggak ada yang menang, kami jawab b

  • MENANTU AMBURADUL   TAKJIL DARI MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 159Mas Rama, Mbak Rini, Khaity dan Mama Papa berpamitan untuk pulang. Berhubung acara buka bersama telah usai. Sebenarnya ingin tarawih berjamaah juga, tapi takutnya kemalaman.Ibu mengamankan diri di kamar, mungkin sedang menyelesaikan beberes barang-barang. Begitu juga Mimi, dia digaji untuk mengikuti kemanapun Ibu akan tinggal.Mungkin tidak lama lagi Mimi bisa bekerja dengan Ibu, karena umur dia sekarang sudah menunjukkan umur seorang wanita yang pantas untuk menikah. Kedua orang tuanya sudah sering mendesak Mimi untuk segera menikah. Tidak peduli bagaimana senangnya Mimi mencari uang.Mungkin kedua orang tua Mimi takut jika nanti Mimi menikah terlalu tua. Apalagi di kampung pasti banyak yang akan ikut berkomentar jika ada anak gadis salah satu warga yang menikah terlalu tua.Aku berpesan kepada Mimi untuk jangan lebih dulu bilang sama Ibu jika memang sudah mau resign dari pekerjaan ini. Karena tahu sendiri pasti Ibu akan merasa gelisah jika diberi tahu di awal.

  • MENANTU AMBURADUL   PERPISAHAN

    MENANTU AMBURADUL 158Tidak ada yang bisa merubah watak seseorang, kecuali dirinya sendiri yang ingin merubahnya.Betapa sulitnya menuruti semua kemauan Ibu. Dari hal sepele, sampai hal yang paling berat sekalipun. Dari waktu yang bersahabat atau waktu yang sedang tidak bersahabat. Jika si Ibu sudah berkehendak, maka keinginan itu harus terwujud."Ibu jadinya puasa atau enggak, Bu?""Mana kuat Ibu puasa, Ibu kan enggak sahur Nis. Ada-ada aja kamu.""Oooh, gegara menu sahur enggak sesuai keinginan Ibu, Ibu jadi mutusin buat nggak puasa ya.""Ngomong apa sih kamu ini." Elak Ibu. Mungkin si kanjeng ratu malu mau jujur."Ibu minta menu apa buat nanti sahur. Biar bisa puasa bareng kita.""Apa ya, nanti Ibu kasih tahu deh kalau sudah dapat menu yang Ibu pingin.""Sekarang saja Bu. Nggak usah nanti-nanti. Yang mau belanja dan yang masih jualan lauk mentah siapa kalau sudah sore. Ini bentar lagi juga orang sibuk nyari takjil. Bukan sayur mayur atau lauk mentah." cerocosku mendesak Ibu agar me

  • MENANTU AMBURADUL   PERMINTAAN IBU SAAT SAHUR PERTAMA

    MENANTU AMBURADUL 157"Marhaban ya Romadhon. Marhaban Syahrossiyam."Selamat menunaikan Ibadah puasa bagi yang menjalankan. Semoga kita semua diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dengan maksimal di bulan suci ini. Aamiin.____________"Nek, maafkan Rina. Nenek jangan marah." kata Rina di balik pintu kamar neneknya sambil ketok-ketok.Ibu mengunci pintu kamar beliau dari dalam, sehingga tidak ada seorangpun yang bisa masuk, termasuk Mimi."Pergi saja semua. Jangan perdulikan Nenek lagi.""Kami semua masih peduli kok sama Nenek.""Bohong. Buktinya kamu tidak mau tinggal sama Nenek. Kamu malah memilih tinggal bersama Ayahmu.""Nenek boleh ikut sama kami. Kata Ayah, kita akan tinggal bersama."Hening... tidak ada balasan dari dalam ruangan yang pastinya berantakan itu akibat ulah dari Ibu. Segala barang yang ada di dalam selalu dirusak saat Ibu marah. Itu sebabnya kami tidak banyak meletakkan barang-barang berbahan kaca yang mudah pecah. Salah satu alasannya ya karena itu. Tidak i

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MENGAMUK MENDENGAR KEPUTUSAN DARI CUCUNYA

    MENANTU AMBURADUL 156Kami masih di Supermarket langganan. Cuman beda posisi saja. Aku, Fateh, Rina, Daffa dan Mbak Karti sedang menunggu Ibu dan Mimi yang masih ada di dalam. Mas Yusuf entah menghilang kemana?Daffa awalnya membantu Neneknya mendorong troli belanjaan, tapi dia antarkan troli tersebut sampai kasir lalu pamit mencari Daddynya agar bisa membantunya membawakan belanjaan si nenek. Sudah Daffa cari kemana-mana, batang hidung Daddynya belum juga nongol, akhirnya Daffa menemukan keberadaan kami dan menunggu Mas Yusuf bersama kami di sini."Loh, kok kalian pada di sini? Ibu dimana?" tanya Mas Yusuf yang mendadak care dengan keberadaan ibunya."Helloooo kemana aja dari tadi Mas?" batinku mengomel.Entah dari mana asalnya Mas Yusuf tiba-tiba muncul begitu saja. Bilangnya sih dari toilet. Entah ngumpet atau ngapain dia sejak tadi di sana? Kami saja sudah duduk di sini sekitar 15 menit. Berarti Mas Yusuf berada di toilet hampir 45 menitan. Hahahaha mustahil sekali Mas. Alasan k

  • MENANTU AMBURADUL   NASIB KURANG BAIK IBU MERTUA

    MENANTU AMBURADUL 155Suara huru-hara orang yang hendak beraktivitas mulai terdengar di luar. Sang embun mulai menampakkan diri, pertanda bahwa pagi ini masih begitu dingin. Kembali kututup pintu rumah, lalu menikmati pekerjaan pagi yang setiap hari kujalani.Mbak Karti sudah memulai pekerjaan rumah lebih dulu, ia tampak serius sedang bergelut dengan cucian dan mesin. Sementara Aku sedang menyiapkan bumbu dan bahan makanan untuk kukupas dan potong-potong.Mas Yusuf dan Fateh masih terlelap tidur. Tadi mereka asyik bercanda dari sebelum subuh, namun akhirnya keduanya tertidur kembali setelah Mas Yusuf melakukan sholat subuh.Daffa dan Fajarina juga kebetulan sedang ada di rumah. Mereka sedang menikmati liburan di rumah menjelang ramadhan dari pesantren. Tidak lama sih, sekitar satu minggu. Itupun sudah membuat mereka berdua merasa senang, karena bisa pulang ke rumah dan berkumpul bersama keluarga. Khaity juga pulang."Boleh Rina bantu, Tante?" sapa seseorang dari belakangku."Eh Rina,

  • MENANTU AMBURADUL   IBU BERHALUSINASI ATAU TAUBAT?

    MENANTU AMBURADUL 154Kudengar bel rumah berbunyi, sepertinya ada seseorang yang datang. Aku berdiri dari posisi awalku yang sedang duduk di samping Fateh untuk menitipkan sementara Fateh, kepada Mbak Karti. Dengan sedikit rasa penasaran Akupun membuka pintu depan."Assalamu'alaikum Mbak Nisa. Saya rindu sekali dengan Mbak Nisa." sapa seorang dokter perempuan cantik di hadapanku. Ia Aisyah, istri dari Ilyas.Kami saling berpelukan. Sudah lama sekali sepertinya kami tidak berjumpa."Alhamdulillah Baik. Tahu rumahku dari Mana, Syah?""Minta sama Mbak Rini. Hehehehe nggak papa kan Mbak? Maaf sudah lancang.""Nggak papa dong. Malahan seneng ada yang datang ke sini jengukin diriku.""Hehehehe Mbak Nisa bisa saja."Setelah bertahun-tahun tidak bertemu, rupanya Aku sedikit pangling padanya. Kini Aisyah tampak lebih subur, sepertinya benar yang dibilang oleh Fajarina, Aisyah terlihat seperti sedang berbadan dua. Wajahnya masih saja cantik, bahkan lebih cantik sekarang dengan aura keibuannya ya

  • MENANTU AMBURADUL   IBU MALU DINASEHATI CUCU

    MENANTU AMBURADUL 153Sudah sekitar 45 menit kami menunggu mobil yang dinaiki oleh Ibu singgah di sini. Kami semua seperti orang hilang di sebuah Pom Bensin ini. Bukan seperti lagi, kami ibarat keluarga yang terdampar tanpa kepastian.Ibu tak kunjung ada kabar. Selain cemas, kami juga sempat berfikiran buruk tentang mereka bertiga yang kebetulan di supiri oleh orang sewaan yang kurang begitu kami kenal. Takutnya mereka bertiga kenapa-napa. Misalnya diculik gitu. Tapi ribet juga sih kalau yang diculik Ibu. Bakalan susah ngerawatnya. Belum lagi pas kena omel si Ibu, bisa-bisa nyerah penculiknya. Angkat tangan beserta kaki. Hahahahaa.Selang berapa lama, Mas Yusuf dan Mas Rama akhirnya berhasil menghubungi si driver lewat sambungan telfon. Saat ditanya oleh Mas Rama kebetulan si driver baru sampai rumah lagi. Tadinya masih di jalan dan susah ambil ponsel di sakunya, makanya tidak kunjung diangkat.Ternyata Ibu melupakan sesuatu, tas beliau ketinggalan di ruang tamu lengkap beserta pons

DMCA.com Protection Status