Candra menarik kasar Aruna yang terus meronta agar dia mau melepaskan cengkramannya. Bahkan gadis malang itu sesekali menjatuhkan tubuhnya ke lantai agar Candra semakin kuwalahan dan akhirnya mengalah atas dirinya.
Namun sepertinya itu percuma. Candra tidak berniat melepaskan gadis itu dan justru memperlakukannya semakin kasar.
“Lepaskan aku! Kau gila! Psyco! Aku tidak mau menjadi istrimu!” pekik Aruna terus berusaha berani meski saat ini tubuhnya sudah tidak berdaya melawan tenaga kuat suaminya. Lengannya benar – benar terasa sangat sakit.
“Diam!” teriak Candra lalu menghempaskan tubuh gadis ringkih itu ke atas ranjang. Candra yang sudah gelap mata karena tertutup api amarah tidak bisa lagi menggunakan akal sehat dan nuraninya. Candra benar – benar dikuasai setan malam ini.
Aruna semakin ketakutan. Terlihat jelas kilat menyeramkan dari manik gelap lelaki yang berstatus menjadi suaminya itu. Tubuhnya reflek bergerak mundur hingga pada akhirnya berakhir di ujung tepian ranjang dan Aruna tidak ada tempat lagi untuk menghindar.
Candra terlihat semakin buas dan menarik paksa gaun pesta berwarna putih itu hingga robek di beberapa bagian.
“Jangan! Jangan lakukan itu!” Aruna tampak sangat menyedihkan dengan penampilannya saat ini.
Gaunnya rusak, begitu juga dengan riasan di wajahnya yang sudah terhapus oleh air mata. Namun hal itu masih tidak membuat Candra berniat untuk menghentikan kejahatannya.
Candra semakin mendesak dan meringsek tubuh ringkih Aruna. Menarik gaun itu lagi di bagian dada hingga tubuh bagian atas gadis itu benar – benar terekspos dengan jelasnya.
Aruna semakin menjerit dan meraung merasa telah dilecehkan oleh suaminya sendiri. Ini sangat menyakitkan.
“Aku mohon jangan lakukan itu! Aku tidak mau!” jerit Aruna di sela tangis dan raungannya.
“Hei, jalang sialan! Kau pikir aku nafsu dengan tubuhmu yang murahan ini? Cuih! Tubuh kekasihku bahkan lebih indah dan menggairahkan dari milikmu yang kecil ini!” hinanya sambil terus merobek gaun pesta milik gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu hingga kain indah itu benar – benar terlepas dari tubuh pemilikinya.
Aruna menangis sejadi – jadinya. Gadis itu tidak menyangka hal terburuk dalam hidupnya adalah malam ini dan itu terjadi oleh perbuatan suaminya sendiri. Suami yang dipilihkan oleh ayah sendiri. Ini benar – benar menyakitkan.
“Tolong jangan lakukan itu! Apa salahku?!” Aruna terus meraung dan berusaha menutupi tubuhnya yang terbuka. Sungguh dia tidak ingin lelaki bejat ini melihat tubuh yang tak indah namun belum pernah terjamah itu. Aruna tidak akan pernah merelakannya untuk lelaki biadab ini.
Aruna kehabisan tenaga. Suaranya pun semakin menghilang dan hampir tidak terdengar lagi.
Candra tersenyum penuh kemenangan. Dia merasa telah menjadi pemenang malam ini. Tanpa dia sadari bahwa apa yang dilakukannya saat ini adalah hal yang paling memalukan bagi seorang pria dewasa yang mampu berpikir.
“Lihatlah tubuhmu yang benar – benar memuakkan ini. Bahkan kalau aku menjualnya, aku ragu apakah akan ada yang membelinya,” hina lelaki itu lagi sambil terus merangkak merayap di atas tubuh gadis menyedihkan itu.
Cuih!
Aruna meludah namun sayang sekali itu tidak mengenai si lelaki. Tubuhnya benar – benar tidak berdaya sampai dia tidak bisa melihat fokus ke arah lelaki yang saat ini sedang menyiksa tubuhnya.
“Kau! Kau benar – benar masih berani denganku?!” erang Candra semakin marah karena Aruna berniat meludah di wajahnya.
Sudut bibirnya berkedut.
Plak!
Menampar wajah ayu Aruna untuk keduakalinya. Namun alih – alih marah atau berteriak, gadis itu memilih diam dan hanya menangis. Bukan tanpa alasan. Tubuhnya benar – benar sudah kehabisan tenaga dan dia tidak bisa melarikan diri dari suaminya yang gila ini.
“Kenapa kau diam saja, hah? Balas! Ayo balas aku!” tantang Candra dengan sombongnya. Lupa bahwa saat ini lawannya adalah seorang wanita.
Pria sejati tidak seharusnya melawan seorang wanita. Ini sangat memalukan.
Candra tidak bisa mengendalikan dirinya. Pikiran buruk terhadap kedua orang tuanya membuat Candra gelap mata dan pada akhirnya hanya bisa melampiaskan amarahnya kepada gadis yang tidak pernah melakukan kesalahan terhadap dirinya.
Candra beranjak dari posisinya yang mengungkung tubuh lemah Aruna.
Berdiri berkacak pinggang sambil terus melihat tubuh Aruna yang kehilangan pakaiannya. Gadis itu meringkuk menangisi nasibnya yang malang. Berharap seseorang akan datang dan menyelamatkan dirinya seperti yang pernah dilihatnya di layar film.
Namun sayangnya itu mungkin tidak akan pernah terjadi. Aruna menyadari akan hal itu dan saat ini dia memilih untuk terus berusaha menutupi tubuhnya yang mulai merasakan dingin karena Candra yang menyalakan pendingin ruangan dan membuat suhu ruangan itu benar – benar dingin.
Candra menyadari pergerakan Aruna yang akan menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Smirk jahat kembali muncul di wajah tampan putra bungsu keluarga Tanoto itu.
Candra kembali mendekat. Meraih gaun pesta yang sudah tidak berbentuk itu lalu kembali merobeknya hingga menciptakan beberapa helai tali yang entah untuk apa Aruna tidak tahu. Namun yang pasti kemungkinan hal buruk akan kembali terjadi pada dirinya.
“Kau benar – benar membuatku marah! Jangan harap kau bisa menikmati tidurmu malam ini!” gumamnya kemudian menarik paksa kaki Aruna yang meringkuk.
Mengikat kuat kedua kaki itu dengan susah payah karena Aruna tentu saja berusaha lepas dan terus meronta agar Candra mengurungkan niat jahatnya itu.
“Apa yang kau lakukan?! Lepaskan aku!” jerit Aruna mulai kembali terdengar setelah beberapa saat diam dan tenaganya mulai kembali.
“Diam! Diam, atau kau akan menjadi bangkai di apartemen ini?”
“Kau tahu? Unit ini tidak pernah digunakan oleh siapapun! Kalau kau terus membangkang, kau benar – benar akan mati sia – sia di sini!” lanjut Candra yang akhirnya berhasil mengikat kaki Aruna.
“Apa yang akan kau lakukan? Pulangkan saja aku! Aku mau pulang!”
“Cih! Kau pikir aku bodoh? Membiarkanmu pulang dan membuat masalah baru untukku? Jangan pernah bermimpi!” tandas Candra sambil meraih kedua tangan Aruna dan pada akhirnya mengikatnya juga.
Aruna tidak tahu lagi harus berbuat apa. Dia benar – benar tidak akan kuat melawan seorang pria dewasa dan pastinya lebih kuat seperti Candra. Ini adalah malam yang sangat burukbagi Aruna.
“Ah, akhirnya selesai. Huh! Lihatlah dirimu yang memalukan ini. Kau benar – benar terlihat seperti jalang,” hinanya lagi sambil membuka laci nakas di samping tempat tidur.
Ditemukannya sebuah sapu tangan berwarna hitam dan melipatnya hingga berubah bentuk menjadi panjang. Candra dengan sangat kasar mengikat wajah gadis itu tepat di bagian mulutnya. Tentu saja itu karena dia berpikir mungkin saja seseorang akan menyelamatkan Aruna andai ada orang yang mendengar gadis ini berteriak.
Aruna benar – benar terlihat sangat menyedihkan. Namun lelaki yang masih mengenakan kemeja pengantin itu tidak sedikit pun merasa kasihan. Justru muncul rasa puas di dalam hatinya.
Amarahnya terhadap Danu Tanoto malam ini benar – benar tersalurkan pada gadis malang itu.
Aruna terus berusaha meronta dan menggumam tidak jelas. Dia masih berharap Candra mau melepaskan dirinya. Ini benar – benar menyakiti tubuh juga harga dirinya. Bahkan air matanya tidak bisa berhenti mengalir.
“Kenapa? Apa yang ingin kau katakan? Sungguh aku tidak bisa mendengarmu bicara,” ucap Candra menertawakan Aruna yang sedang tersiksa karena ulahnya.
“Atau jangan – jangan kau memang ingin aku sentuh malam ini? Layaknya sepasang pengantin yang sesungguhnya?”
Aruna menggeleng kuat. Sungguh bukan itu yang dia inginkan.
“Benarkah? Bagaimana kalau aku melakukan ini? Apa kau akan menyukainya?”
Bersambung,
Setelah meninggalkan pesta pernikahan adiknya yang belum selesai, Rega Putra Tanoto memilih menerima ajakan Tomy untuk pergi ke sebuah bar.Ya, Rega baru saja patah hati lantaran kekasihnya yang dia gadang – gadang akan dia jadikan istri di tahun depan ternyata sudah main gila dengan pria lain.Gadis itu adalah Kanza Amelia, seorang model internasional yang sedang melakukan pemotretan di Paris. Rega yang sudah curiga akan sikap Kanza yang menurutnya berubah belakangan ini memutuskan untuk menyewa jasa detektif untuk mencari tahu apa saja kegiatan kekasihnya saat tidak berada di Kota Navega.Dan ternyata apa yang dia takutkan benar – benar terjadi. Detektif yang dia sewa akhirnya mendapati gadis itu sedang bermalam dengan seorang pria.Rega mendapatkan kabar itu baru kemarin sore, saat satu hari sebelum pesta pernikahan Candra dan Aruna digelar.Rega benar – benar tidak menyangka kekasih yang sudah dia manjakan selama tiga tahun belakangan ini justru menikam dirinya dari belakang.Rega
Di unit apartemen milik Rega, Candra menyiksa istrinya. Lelaki tanpa perasaan itu menyentuh dan melecehkan tubuh Aruna yang hanya tinggal mengenakan underwear saja.“Benarkah? Bagaimana kalau aku melakukan ini? Apa kau akan menyukainya?”Dengan kejam Candra menyentuh bagian – bagian sensitif tubuh Aruna. Gadis malang itu hanya bisa melenguh dan meraung merasakan dirinya sedang hancur malam ini di tangan suaminya sendiri.Candra tidak berniat menyalurkan hasratnya. Meski tidak dia memungkiri tubuh putri dari keluarga Prasetya itu sangat indah dan berhasil membangunkan sesuatu miliknya di dalam sana.Namun Candra yang merasa menjadi lelaki paling setia tidak akan pernah menghianati kekasihnya yang bernama Mesya Adita.Hanya saja Candra berhasil membuat Aruna bergetar malam ini. Lelaki itu sengaja memancing gairah yang ada di dalam tubuh gadis polos yang belum pernah tersentuh itu. Candra melakukannya dengan tujuan memberi hukuman terhadap gadis itu yang memutuskan menerima perjodohan me
Rega perlahan mulai bangun dari posisinya, dia merasa ada yang aneh di wajah Aruna. Dia melihat wajah adik iparnya itu dengan seksama. Ada sedikit luka di sudut bibir. Pipinya juga memerah dan ada bekas tangan di sana. Terlihat sangat jelas.“Apa aku menyakitinya semalam?” gumamnya pada dirinya sendiri merasa tidak yakin dan berusaha mengingat apakah dirinya melukai gadis itu semalam.Rega terus memeriksa anggota tubuh Aruna yang lain. Perlahan menyingkap selimut dan melihat lengan gadis itu terlihat memerah dan sedikit memar. Rega merasa ngilu melihat bekas merah di lengan Aruna juga bibir gadis itu yang terlihat sedikit bengkak.Rega tidak tahu itu karena apa. Tapi dia yakin bahwa dia tidak melakukan kekerasan apa lagi memberi pukulan terhadap gadis itu.“Candra? Astaga bajingan itu!” Sambil kembali menutup tubuh Aruna menggunakan selimut, Rega mengutuk kelakuan adiknya dan dalam hati dia bersumpah akan memberikan hukuman pada Candra. Itu sudah pasti akan dia lakukan! Rega yakin Can
Sampainya di kantor, Rega benar – benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bahkan meeting pagi pun hanya berlalu tanpa mendapatkan hasil apa – apa. Tomy menyadari akan perubahan sikap Rega yang tidak seperti biasanya. Pria dingin dengan karakter yang selalu profesional itu seperti sedang kehilangan jiwanya. Rega benar – benar terlihat seperti bukan Rega yang biasanya dia temui. “Pak Rega, apa ada masalah serius? Saya melihat Pak Rega bersikap tidak seperti biasanya,” tegur Tomy yang merasa tidak nyaman karena para eksekutif perusahaan bubar meninggalkan rapat dengan raut muka yang kecewa karena proyek besar yang akan digarap itu tidak lekas mendapatkan persetujuan dari sang CEO. “Ini gara – gara kau! Fuck!” bentak Rega sesaat setelah memastikan tidak ada lagi orang yang tertinggal dalam ruangan rapat itu. “Gara – gara saya? Bahkan saya tidak mengucap sepatah kata pun saat rapat tadi, Pak!” protes Tomy tidak terima karena dianggap biang masalah oleh Rega. “Sudahlah! Percuma saj
Rega dengan perasaan yang sangat kacau mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Lalu lintas di Kota Navega di jam kerja seperti sekarang ini cukup sepi. Itu sedikit memudahkan Rega untuk segera sampai di apartemen miliknya.Sampainya di sana, Regan sangat terkejut saat mendapati unit itu seperti tidak ada tanda – tanda adanya seseorang di dalamnya.“Aruna! Kamu di mana?” seru Rega berjalan menuju dapur kemudian kembali ke ruang tengah dan berakhir masuk ke dalam kamar miliknya. Dadanya bergemuruh, pikiran buruk menguasai kepalanya.Dan … Rega tidak menemukan siapa pun di sana.“Astaga!” keluh lelaki itu hampir menangis saat menyadari saat ini gadis yang telah dia renggut kehormatannya itu telah meninggalkan unit apartemen itu.Di kamar itu terlihat sangat bersih seperti tidak pernah ada kekacauan sebelumnya. Gaun pengantin rusak semalam pun sudah lenyap entah kemana.Dengan sangat cepat, Rega merogoh ponselnya di saku celana. Mencari kontak Tomy dan meneleponnya.“Tom! Dia pergi
Tomy : “Bukankah kau harusnya bersyukur? Tujuan adik iparmu sama dengan pemikiranmu, haha. Aku pikir kalian mungkin berjodoh.”“Berjodoh? Biar ku ledakkan saja kepalamu itu!” dengus Rega kembali tersulut emosi lalu memutus panggilan secara sepihak.Ini semua gara – gara Tomy! Andai manusia satu ini tidak memberinya minuman dengan obat itu pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.Rega saat ini benar – benar kacau. Meski tujuan Negara Aruna adalah sama dengan niatnya, namun tetap saja ini bukan hal yang dia inginkan.Dia harus bertanggung jawab atas kejadian semalam. Entah dalam bentuk apa pertanggungjawaban itu namun yang jelas dia tidak akan membiarkan Aruna pergi dalam lukanya sendirian.Pria itu kembali ke kantor untuk menenangkan pikirannya. Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, setidaknya dia bisa memaki Tomy untuk melampiaskan kegilaannya.Dan benar saja. Saat dia masuk ke dalam ruangan, tidak lama kemudian pria sumber masalah itu menghampiri dirinya.“Apa aku bisa menghentikan
Gemerlap malam pesta di sebuah hotel bintang lima Kota Navega kini sudah ditinggalkan oleh si pemilik acara. Sepasang pengantin memilih segera meninggalkan tempat yang membuat sesak di dada mereka..Aruna Vega Prasetya adalah gadis yang menjadi mempelai wanita malam ini. Saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil bersama lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya.Lelaki bernama Candra Putra Tanoto itu tampak terus diam sepanjang perjalanan mereka yang entah akan menuju kemana, Aruna tidak tahu.Candra, putra dari pasangan Danu Tanoto dan Kartika itu benar – benar merasakan sesak di dalam dadanya setelah berpura – pura bahagia di malam yang sangat memuakkan. Dan saat ini, saat tidak ada orang lain di sekitarnya dia terus diam dan memasang raut muka yang mengerikan di hadapan istri yang baru saja dinikahinya itu.“Kita mau kemana?” tanya Aruna ragu dengan suaranya yang kecil. Dalam hatinya terasa ngeri melihat raut amarah di wajah Candra. Aruna tahu bahwa Candra tidak bersungguh – s
Tomy : “Bukankah kau harusnya bersyukur? Tujuan adik iparmu sama dengan pemikiranmu, haha. Aku pikir kalian mungkin berjodoh.”“Berjodoh? Biar ku ledakkan saja kepalamu itu!” dengus Rega kembali tersulut emosi lalu memutus panggilan secara sepihak.Ini semua gara – gara Tomy! Andai manusia satu ini tidak memberinya minuman dengan obat itu pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.Rega saat ini benar – benar kacau. Meski tujuan Negara Aruna adalah sama dengan niatnya, namun tetap saja ini bukan hal yang dia inginkan.Dia harus bertanggung jawab atas kejadian semalam. Entah dalam bentuk apa pertanggungjawaban itu namun yang jelas dia tidak akan membiarkan Aruna pergi dalam lukanya sendirian.Pria itu kembali ke kantor untuk menenangkan pikirannya. Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, setidaknya dia bisa memaki Tomy untuk melampiaskan kegilaannya.Dan benar saja. Saat dia masuk ke dalam ruangan, tidak lama kemudian pria sumber masalah itu menghampiri dirinya.“Apa aku bisa menghentikan
Rega dengan perasaan yang sangat kacau mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Lalu lintas di Kota Navega di jam kerja seperti sekarang ini cukup sepi. Itu sedikit memudahkan Rega untuk segera sampai di apartemen miliknya.Sampainya di sana, Regan sangat terkejut saat mendapati unit itu seperti tidak ada tanda – tanda adanya seseorang di dalamnya.“Aruna! Kamu di mana?” seru Rega berjalan menuju dapur kemudian kembali ke ruang tengah dan berakhir masuk ke dalam kamar miliknya. Dadanya bergemuruh, pikiran buruk menguasai kepalanya.Dan … Rega tidak menemukan siapa pun di sana.“Astaga!” keluh lelaki itu hampir menangis saat menyadari saat ini gadis yang telah dia renggut kehormatannya itu telah meninggalkan unit apartemen itu.Di kamar itu terlihat sangat bersih seperti tidak pernah ada kekacauan sebelumnya. Gaun pengantin rusak semalam pun sudah lenyap entah kemana.Dengan sangat cepat, Rega merogoh ponselnya di saku celana. Mencari kontak Tomy dan meneleponnya.“Tom! Dia pergi
Sampainya di kantor, Rega benar – benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bahkan meeting pagi pun hanya berlalu tanpa mendapatkan hasil apa – apa. Tomy menyadari akan perubahan sikap Rega yang tidak seperti biasanya. Pria dingin dengan karakter yang selalu profesional itu seperti sedang kehilangan jiwanya. Rega benar – benar terlihat seperti bukan Rega yang biasanya dia temui. “Pak Rega, apa ada masalah serius? Saya melihat Pak Rega bersikap tidak seperti biasanya,” tegur Tomy yang merasa tidak nyaman karena para eksekutif perusahaan bubar meninggalkan rapat dengan raut muka yang kecewa karena proyek besar yang akan digarap itu tidak lekas mendapatkan persetujuan dari sang CEO. “Ini gara – gara kau! Fuck!” bentak Rega sesaat setelah memastikan tidak ada lagi orang yang tertinggal dalam ruangan rapat itu. “Gara – gara saya? Bahkan saya tidak mengucap sepatah kata pun saat rapat tadi, Pak!” protes Tomy tidak terima karena dianggap biang masalah oleh Rega. “Sudahlah! Percuma saj
Rega perlahan mulai bangun dari posisinya, dia merasa ada yang aneh di wajah Aruna. Dia melihat wajah adik iparnya itu dengan seksama. Ada sedikit luka di sudut bibir. Pipinya juga memerah dan ada bekas tangan di sana. Terlihat sangat jelas.“Apa aku menyakitinya semalam?” gumamnya pada dirinya sendiri merasa tidak yakin dan berusaha mengingat apakah dirinya melukai gadis itu semalam.Rega terus memeriksa anggota tubuh Aruna yang lain. Perlahan menyingkap selimut dan melihat lengan gadis itu terlihat memerah dan sedikit memar. Rega merasa ngilu melihat bekas merah di lengan Aruna juga bibir gadis itu yang terlihat sedikit bengkak.Rega tidak tahu itu karena apa. Tapi dia yakin bahwa dia tidak melakukan kekerasan apa lagi memberi pukulan terhadap gadis itu.“Candra? Astaga bajingan itu!” Sambil kembali menutup tubuh Aruna menggunakan selimut, Rega mengutuk kelakuan adiknya dan dalam hati dia bersumpah akan memberikan hukuman pada Candra. Itu sudah pasti akan dia lakukan! Rega yakin Can
Di unit apartemen milik Rega, Candra menyiksa istrinya. Lelaki tanpa perasaan itu menyentuh dan melecehkan tubuh Aruna yang hanya tinggal mengenakan underwear saja.“Benarkah? Bagaimana kalau aku melakukan ini? Apa kau akan menyukainya?”Dengan kejam Candra menyentuh bagian – bagian sensitif tubuh Aruna. Gadis malang itu hanya bisa melenguh dan meraung merasakan dirinya sedang hancur malam ini di tangan suaminya sendiri.Candra tidak berniat menyalurkan hasratnya. Meski tidak dia memungkiri tubuh putri dari keluarga Prasetya itu sangat indah dan berhasil membangunkan sesuatu miliknya di dalam sana.Namun Candra yang merasa menjadi lelaki paling setia tidak akan pernah menghianati kekasihnya yang bernama Mesya Adita.Hanya saja Candra berhasil membuat Aruna bergetar malam ini. Lelaki itu sengaja memancing gairah yang ada di dalam tubuh gadis polos yang belum pernah tersentuh itu. Candra melakukannya dengan tujuan memberi hukuman terhadap gadis itu yang memutuskan menerima perjodohan me
Setelah meninggalkan pesta pernikahan adiknya yang belum selesai, Rega Putra Tanoto memilih menerima ajakan Tomy untuk pergi ke sebuah bar.Ya, Rega baru saja patah hati lantaran kekasihnya yang dia gadang – gadang akan dia jadikan istri di tahun depan ternyata sudah main gila dengan pria lain.Gadis itu adalah Kanza Amelia, seorang model internasional yang sedang melakukan pemotretan di Paris. Rega yang sudah curiga akan sikap Kanza yang menurutnya berubah belakangan ini memutuskan untuk menyewa jasa detektif untuk mencari tahu apa saja kegiatan kekasihnya saat tidak berada di Kota Navega.Dan ternyata apa yang dia takutkan benar – benar terjadi. Detektif yang dia sewa akhirnya mendapati gadis itu sedang bermalam dengan seorang pria.Rega mendapatkan kabar itu baru kemarin sore, saat satu hari sebelum pesta pernikahan Candra dan Aruna digelar.Rega benar – benar tidak menyangka kekasih yang sudah dia manjakan selama tiga tahun belakangan ini justru menikam dirinya dari belakang.Rega
Candra menarik kasar Aruna yang terus meronta agar dia mau melepaskan cengkramannya. Bahkan gadis malang itu sesekali menjatuhkan tubuhnya ke lantai agar Candra semakin kuwalahan dan akhirnya mengalah atas dirinya.Namun sepertinya itu percuma. Candra tidak berniat melepaskan gadis itu dan justru memperlakukannya semakin kasar.“Lepaskan aku! Kau gila! Psyco! Aku tidak mau menjadi istrimu!” pekik Aruna terus berusaha berani meski saat ini tubuhnya sudah tidak berdaya melawan tenaga kuat suaminya. Lengannya benar – benar terasa sangat sakit.“Diam!” teriak Candra lalu menghempaskan tubuh gadis ringkih itu ke atas ranjang. Candra yang sudah gelap mata karena tertutup api amarah tidak bisa lagi menggunakan akal sehat dan nuraninya. Candra benar – benar dikuasai setan malam ini.Aruna semakin ketakutan. Terlihat jelas kilat menyeramkan dari manik gelap lelaki yang berstatus menjadi suaminya itu. Tubuhnya reflek bergerak mundur hingga pada akhirnya berakhir di ujung tepian ranjang dan Arun
Gemerlap malam pesta di sebuah hotel bintang lima Kota Navega kini sudah ditinggalkan oleh si pemilik acara. Sepasang pengantin memilih segera meninggalkan tempat yang membuat sesak di dada mereka..Aruna Vega Prasetya adalah gadis yang menjadi mempelai wanita malam ini. Saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil bersama lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya.Lelaki bernama Candra Putra Tanoto itu tampak terus diam sepanjang perjalanan mereka yang entah akan menuju kemana, Aruna tidak tahu.Candra, putra dari pasangan Danu Tanoto dan Kartika itu benar – benar merasakan sesak di dalam dadanya setelah berpura – pura bahagia di malam yang sangat memuakkan. Dan saat ini, saat tidak ada orang lain di sekitarnya dia terus diam dan memasang raut muka yang mengerikan di hadapan istri yang baru saja dinikahinya itu.“Kita mau kemana?” tanya Aruna ragu dengan suaranya yang kecil. Dalam hatinya terasa ngeri melihat raut amarah di wajah Candra. Aruna tahu bahwa Candra tidak bersungguh – s