Rega perlahan mulai bangun dari posisinya, dia merasa ada yang aneh di wajah Aruna. Dia melihat wajah adik iparnya itu dengan seksama. Ada sedikit luka di sudut bibir. Pipinya juga memerah dan ada bekas tangan di sana. Terlihat sangat jelas.
“Apa aku menyakitinya semalam?” gumamnya pada dirinya sendiri merasa tidak yakin dan berusaha mengingat apakah dirinya melukai gadis itu semalam.
Rega terus memeriksa anggota tubuh Aruna yang lain. Perlahan menyingkap selimut dan melihat lengan gadis itu terlihat memerah dan sedikit memar. Rega merasa ngilu melihat bekas merah di lengan Aruna juga bibir gadis itu yang terlihat sedikit bengkak.
Rega tidak tahu itu karena apa. Tapi dia yakin bahwa dia tidak melakukan kekerasan apa lagi memberi pukulan terhadap gadis itu.
“Candra? Astaga bajingan itu!” Sambil kembali menutup tubuh Aruna menggunakan selimut, Rega mengutuk kelakuan adiknya dan dalam hati dia bersumpah akan memberikan hukuman pada Candra. Itu sudah pasti akan dia lakukan! Rega yakin Candra adalah pelakunya.
Rega mulai merasa bersalah atas apa yang telah dilakukannya kepada Aruna. Dia telah merenggut kehormatan adik iparnya sendiri.
Jelas masih dapat dia ingat bahwa Aruna adalah gadis yang terhormat. Rega yakin bahwa dirinya adalah pria pertama yang menjamah tubuh gadis malang itu.
Tapi kenapa? Kenapa Candra melakukan hal segila ini? Bukankah anak itu terlihat sangat bahagia saat melakukan pesta pernikahannya tadi?
Candra tidak menyentuh istrinya dan tidak melakukan hubungan suami istri layaknya pengantin baru pada umumnya di malam pertama. Mengingat dia menemukan Aruna dalam kondisi terikat, membuat Rega yakin bahwa Candra tidak hanya menyekap Aruna. Adik lelakinya itu pasti telah melakukan kekerasan terhadap adik iparnya itu.
Rega merasa harus memastikan semuanya saat Aruna bangun nanti. Meski dia tidak yakin akankah Aruna mau berbicara dengannya atau tidak setelah apa yang terjadi.
Rega merasa bingung, namun dia tetap yakin bahwa hal mengerikan yang terjadi pada Aruna adalah ulah adiknya.
Namun kembali mengingat bahwa Rega telah merebut kegadisan Aruna membuat pria yang baru saja patah hati itu tetap merasa bersalah dan ingin menghukum dirinya sendiri juga.
Dia benar – benar mengakui kesalahannya. Dia hanya bisa mengakui bahwa memang dirinya tidak berdaya melawan hawa nafsu saat melihat Aruna dalam keadaan tanpa busana. Apa lagi dirinya dalam keadaan mabuk.
Muncul niat Rega ingin membangunkan gadis malang itu dan ingin menyampaikan permintaan maaf atas apa yang dilakukannya. Namun melihat wajah yang tampak sangat kelelahan itu membuat dirinya mengurungkan niat.
“Aruna, maafkan aku,” ucapnya lirih. Kembali membaringkan tubuhnya di samping Aruna yang masih meringkuk dan terlihat gurat kesedihan di wajah ayu gadis muda itu.
“Aku berjanji akan bertanggung jawab atas apa yang telah aku lakukan. Aku juga akan menghukum Candra untuk membalaskan rasa sakitmu. Maafkan aku, Aruna.” Sambil membelai lembut wajah adik iparnya, Rega semakin yakin kalau dia akan bertanggung jawab atas Aruna.
Sungguh dia tidak akan peduli apa kata ayahnya yang mungkin akan murka.
Jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Rega masih terjaga dan terus menatap ke arah wajah adik iparnya. Hari yang sibuk sudah menanti dirinya namun pria itu memilih merapatkan tubuhnya dan memeluk hangat gadis yang semalam dia nikmati tubuhnya.
Rega saat ini merasa seperti seorang penjahat wanita. Dia benar – benar merasa bersalah atas apa yang tidak dapat dikendalikannya.
Namun saat ini dia berjanji, dia akan bertanggung jawab atas Aruna entah konsekuensi apa yang akan diterimanya nanti. Dia tidak peduli.
_
Sementara saat ini di apartemen milik Mesya Adita, kekasih Candra, Candra menghabiskan malam pengantinnya bersama wanita lain. Namun lelaki angkuh itu merasa apa yang saat ini dilakukannya adalah hal yang benar.
Dia tidak mencintai Aruna. Dia menikah karena ancaman kedua orangtuanya. Dia memutuskan untuk tetap bersama Mesya dan membiarkan Aruna mungkin akan mati kedinginan di unit apartemen kakaknya. Candra benar – benar tidak peduli tentang istrinya.
“Kamu yakin istrimu tidak akan mengadu kepada ayah atau ibumu?” tanya Mesya manja.
Keduanya masih dalam keadaan tanpa busana. Hanya saling menutupi tubuh mereka menggunakan selimut.
“Dia buka istriku, jangan mengatakan hal bodoh, Sayang. Aku tidak menyukainya,” sahut Candra membelai lembut wajah Mesya penuh dengan kasih sayang.
“Hmm, tetap saja secara hukum dia adalah istrimu yang sah. Dan sekarang aku justru yang menjadi … selingkuhan.”
“Sstt! Kamu tidak bolek berkata seperti itu. Kamu tetap menjadi wanita yang akan aku nikahi di masa depan. Aku berjanji. Dan berhentilah membicarakan gadis tidak tahu diri itu,” pungkasnya menutup bibir Mesya menggunakan satu jari miliknya.
“Aku percaya padamu, Sayang. Tapi ….”
Belum sempat Mesya melanjutkan kalimatnya, dering ponsel milik Candra menginterupsi kemesraan mereka.
“Tunggu sebentar,” ucap Candra seraya mencium kilat dahi wanita itu.
Meraih ponsel miliknya di atas nakas dan memeriksa siapa yang menghubungi dirinya di hari yang masih sangat pagi ini.
“Siapa?” tanya Mesya yang tiba – tiba penasaran karena melihat raut wajah kekasihnya yang tiba – tiba berubah menjadi muram saat melihat layar ponsel.
“Kak Rega, kamu diam dulu, ya?” jawab Candra sebelum mengangkat telepon dari kakaknya.
“Ehm, ada apa, Kak?” sambut Candra berusaha menormalkan nada bicaranya agar tidak terdengar gugup di telinga Rega.
“Apa kau mengganti password unit apartemenku?” tanya Rega di seberang sana.
Candra seketika menegang mendengar pertanyaan itu. Untuk apa Rega tiba – tiba datang ke sana? Candra mulai panik dan bingung harus menjawab apa.
Diam sejenak, Candra menyadari bahwa dia tidak pernah merubah password unit itu. Tapi kenapa Rega tidak bisa membukanya?
“Ah, iya! Kemarin sempat rusak dan aku belum sempat memanggil orang untuk memperbaikinya,” jawab Candra berbohong. Dia yakin Rega belum masuk ke dalam unit. Jadi dia asal saja menjawab dan mengiyakan pertanyaan Rega.
“Oh, begitu. Kau belum terbang ke Yunani?” selidik Rega berusaha ingin memprovokasi adiknya.
“Penerbanganku masih nanti sore. Aku masih bermalam di hotel.” Candra melanjutkan kebohongannya.
“Hmm, baiklah. Maaf mengganggu acaramu.” Rega langsung memutuskan panggilan itu secara sepihak. Sungguh dia tidak tahan mendengar adiknya yang sedang berbohong dan menganggap dirinya bodoh.
Ingin sekali Rega mengumpat dan memaki adiknya itu. Namun Rega tahu itu hanya akan menambah masalah. Karena dia yakin saat ini ayahnya pasti masih mengira bahwa Candra benar – benar sedang bersama istrinya.
Mengingat dirinya saat ini pun sedang berada di posisi yang sama bersalahnya, Rega memilih untuk diam dan menyembunyikan kegilaan ini untuk sementara. Dia juga merasa harus melindungi Aruna dari Candra dan harga diri gadis itu saat ini harus dia selamatkan lebih dulu.
Rega tidak mau Aruna menanggung malu karena apa yang telah dilakukannya semalam. Rega merasa saat ini Aruna sudah menjadi tanggungjawabnya.
Rega sudah rapi dengan setelan kerja. Melirik ke arah ranjang dan di sana Aruna benar – benar masih terlelap.
“Aruna, maafkan aku. Aku pergi bekerja dulu. Siang ini aku akan membawamu pergi,” bisiknya seraya mencium kening sang adik ipar.
Rega tertegun sejenak. Memikirkan kenapa dia harus mencium adik iparnya? Kenapa itu terjadi begitu saja?
Mengulum bibir, Rega memutuskan segera meninggalkan unit itu untuk urusan pekerjaan. Namun sebelumnya, Rega sudah menyiapkan sarapan juga pakaian ganti untuk Aruna. Sebagai seorang yang mempunyai kuasa, tidak sulit untuk menyuruh seseorang untuk melakukannya.
Rega juga menuliskan sebuah pesan dan sengaja dia tinggalkan di samping Aruna dan berharap gadis itu segera membacanya saat terbangun nanti.
“Tomy! Siapkan dua tiket ke Praha untukku dan seseorang. Aku akan megirimkan identitas untuk satu tiket lainnya.”
“Praha? Kau tidak ada kerja di sana. Untuk apa kau ….”
“Lakukan saja apa yang aku perintahkan atau ku jahit mulutmu!”
Bersambung,
Sampainya di kantor, Rega benar – benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bahkan meeting pagi pun hanya berlalu tanpa mendapatkan hasil apa – apa. Tomy menyadari akan perubahan sikap Rega yang tidak seperti biasanya. Pria dingin dengan karakter yang selalu profesional itu seperti sedang kehilangan jiwanya. Rega benar – benar terlihat seperti bukan Rega yang biasanya dia temui. “Pak Rega, apa ada masalah serius? Saya melihat Pak Rega bersikap tidak seperti biasanya,” tegur Tomy yang merasa tidak nyaman karena para eksekutif perusahaan bubar meninggalkan rapat dengan raut muka yang kecewa karena proyek besar yang akan digarap itu tidak lekas mendapatkan persetujuan dari sang CEO. “Ini gara – gara kau! Fuck!” bentak Rega sesaat setelah memastikan tidak ada lagi orang yang tertinggal dalam ruangan rapat itu. “Gara – gara saya? Bahkan saya tidak mengucap sepatah kata pun saat rapat tadi, Pak!” protes Tomy tidak terima karena dianggap biang masalah oleh Rega. “Sudahlah! Percuma saj
Rega dengan perasaan yang sangat kacau mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Lalu lintas di Kota Navega di jam kerja seperti sekarang ini cukup sepi. Itu sedikit memudahkan Rega untuk segera sampai di apartemen miliknya.Sampainya di sana, Regan sangat terkejut saat mendapati unit itu seperti tidak ada tanda – tanda adanya seseorang di dalamnya.“Aruna! Kamu di mana?” seru Rega berjalan menuju dapur kemudian kembali ke ruang tengah dan berakhir masuk ke dalam kamar miliknya. Dadanya bergemuruh, pikiran buruk menguasai kepalanya.Dan … Rega tidak menemukan siapa pun di sana.“Astaga!” keluh lelaki itu hampir menangis saat menyadari saat ini gadis yang telah dia renggut kehormatannya itu telah meninggalkan unit apartemen itu.Di kamar itu terlihat sangat bersih seperti tidak pernah ada kekacauan sebelumnya. Gaun pengantin rusak semalam pun sudah lenyap entah kemana.Dengan sangat cepat, Rega merogoh ponselnya di saku celana. Mencari kontak Tomy dan meneleponnya.“Tom! Dia pergi
Tomy : “Bukankah kau harusnya bersyukur? Tujuan adik iparmu sama dengan pemikiranmu, haha. Aku pikir kalian mungkin berjodoh.”“Berjodoh? Biar ku ledakkan saja kepalamu itu!” dengus Rega kembali tersulut emosi lalu memutus panggilan secara sepihak.Ini semua gara – gara Tomy! Andai manusia satu ini tidak memberinya minuman dengan obat itu pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.Rega saat ini benar – benar kacau. Meski tujuan Negara Aruna adalah sama dengan niatnya, namun tetap saja ini bukan hal yang dia inginkan.Dia harus bertanggung jawab atas kejadian semalam. Entah dalam bentuk apa pertanggungjawaban itu namun yang jelas dia tidak akan membiarkan Aruna pergi dalam lukanya sendirian.Pria itu kembali ke kantor untuk menenangkan pikirannya. Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, setidaknya dia bisa memaki Tomy untuk melampiaskan kegilaannya.Dan benar saja. Saat dia masuk ke dalam ruangan, tidak lama kemudian pria sumber masalah itu menghampiri dirinya.“Apa aku bisa menghentikan
Gemerlap malam pesta di sebuah hotel bintang lima Kota Navega kini sudah ditinggalkan oleh si pemilik acara. Sepasang pengantin memilih segera meninggalkan tempat yang membuat sesak di dada mereka..Aruna Vega Prasetya adalah gadis yang menjadi mempelai wanita malam ini. Saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil bersama lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya.Lelaki bernama Candra Putra Tanoto itu tampak terus diam sepanjang perjalanan mereka yang entah akan menuju kemana, Aruna tidak tahu.Candra, putra dari pasangan Danu Tanoto dan Kartika itu benar – benar merasakan sesak di dalam dadanya setelah berpura – pura bahagia di malam yang sangat memuakkan. Dan saat ini, saat tidak ada orang lain di sekitarnya dia terus diam dan memasang raut muka yang mengerikan di hadapan istri yang baru saja dinikahinya itu.“Kita mau kemana?” tanya Aruna ragu dengan suaranya yang kecil. Dalam hatinya terasa ngeri melihat raut amarah di wajah Candra. Aruna tahu bahwa Candra tidak bersungguh – s
Candra menarik kasar Aruna yang terus meronta agar dia mau melepaskan cengkramannya. Bahkan gadis malang itu sesekali menjatuhkan tubuhnya ke lantai agar Candra semakin kuwalahan dan akhirnya mengalah atas dirinya.Namun sepertinya itu percuma. Candra tidak berniat melepaskan gadis itu dan justru memperlakukannya semakin kasar.“Lepaskan aku! Kau gila! Psyco! Aku tidak mau menjadi istrimu!” pekik Aruna terus berusaha berani meski saat ini tubuhnya sudah tidak berdaya melawan tenaga kuat suaminya. Lengannya benar – benar terasa sangat sakit.“Diam!” teriak Candra lalu menghempaskan tubuh gadis ringkih itu ke atas ranjang. Candra yang sudah gelap mata karena tertutup api amarah tidak bisa lagi menggunakan akal sehat dan nuraninya. Candra benar – benar dikuasai setan malam ini.Aruna semakin ketakutan. Terlihat jelas kilat menyeramkan dari manik gelap lelaki yang berstatus menjadi suaminya itu. Tubuhnya reflek bergerak mundur hingga pada akhirnya berakhir di ujung tepian ranjang dan Arun
Setelah meninggalkan pesta pernikahan adiknya yang belum selesai, Rega Putra Tanoto memilih menerima ajakan Tomy untuk pergi ke sebuah bar.Ya, Rega baru saja patah hati lantaran kekasihnya yang dia gadang – gadang akan dia jadikan istri di tahun depan ternyata sudah main gila dengan pria lain.Gadis itu adalah Kanza Amelia, seorang model internasional yang sedang melakukan pemotretan di Paris. Rega yang sudah curiga akan sikap Kanza yang menurutnya berubah belakangan ini memutuskan untuk menyewa jasa detektif untuk mencari tahu apa saja kegiatan kekasihnya saat tidak berada di Kota Navega.Dan ternyata apa yang dia takutkan benar – benar terjadi. Detektif yang dia sewa akhirnya mendapati gadis itu sedang bermalam dengan seorang pria.Rega mendapatkan kabar itu baru kemarin sore, saat satu hari sebelum pesta pernikahan Candra dan Aruna digelar.Rega benar – benar tidak menyangka kekasih yang sudah dia manjakan selama tiga tahun belakangan ini justru menikam dirinya dari belakang.Rega
Di unit apartemen milik Rega, Candra menyiksa istrinya. Lelaki tanpa perasaan itu menyentuh dan melecehkan tubuh Aruna yang hanya tinggal mengenakan underwear saja.“Benarkah? Bagaimana kalau aku melakukan ini? Apa kau akan menyukainya?”Dengan kejam Candra menyentuh bagian – bagian sensitif tubuh Aruna. Gadis malang itu hanya bisa melenguh dan meraung merasakan dirinya sedang hancur malam ini di tangan suaminya sendiri.Candra tidak berniat menyalurkan hasratnya. Meski tidak dia memungkiri tubuh putri dari keluarga Prasetya itu sangat indah dan berhasil membangunkan sesuatu miliknya di dalam sana.Namun Candra yang merasa menjadi lelaki paling setia tidak akan pernah menghianati kekasihnya yang bernama Mesya Adita.Hanya saja Candra berhasil membuat Aruna bergetar malam ini. Lelaki itu sengaja memancing gairah yang ada di dalam tubuh gadis polos yang belum pernah tersentuh itu. Candra melakukannya dengan tujuan memberi hukuman terhadap gadis itu yang memutuskan menerima perjodohan me
Tomy : “Bukankah kau harusnya bersyukur? Tujuan adik iparmu sama dengan pemikiranmu, haha. Aku pikir kalian mungkin berjodoh.”“Berjodoh? Biar ku ledakkan saja kepalamu itu!” dengus Rega kembali tersulut emosi lalu memutus panggilan secara sepihak.Ini semua gara – gara Tomy! Andai manusia satu ini tidak memberinya minuman dengan obat itu pasti kejadiannya tidak akan seperti ini.Rega saat ini benar – benar kacau. Meski tujuan Negara Aruna adalah sama dengan niatnya, namun tetap saja ini bukan hal yang dia inginkan.Dia harus bertanggung jawab atas kejadian semalam. Entah dalam bentuk apa pertanggungjawaban itu namun yang jelas dia tidak akan membiarkan Aruna pergi dalam lukanya sendirian.Pria itu kembali ke kantor untuk menenangkan pikirannya. Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, setidaknya dia bisa memaki Tomy untuk melampiaskan kegilaannya.Dan benar saja. Saat dia masuk ke dalam ruangan, tidak lama kemudian pria sumber masalah itu menghampiri dirinya.“Apa aku bisa menghentikan
Rega dengan perasaan yang sangat kacau mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Lalu lintas di Kota Navega di jam kerja seperti sekarang ini cukup sepi. Itu sedikit memudahkan Rega untuk segera sampai di apartemen miliknya.Sampainya di sana, Regan sangat terkejut saat mendapati unit itu seperti tidak ada tanda – tanda adanya seseorang di dalamnya.“Aruna! Kamu di mana?” seru Rega berjalan menuju dapur kemudian kembali ke ruang tengah dan berakhir masuk ke dalam kamar miliknya. Dadanya bergemuruh, pikiran buruk menguasai kepalanya.Dan … Rega tidak menemukan siapa pun di sana.“Astaga!” keluh lelaki itu hampir menangis saat menyadari saat ini gadis yang telah dia renggut kehormatannya itu telah meninggalkan unit apartemen itu.Di kamar itu terlihat sangat bersih seperti tidak pernah ada kekacauan sebelumnya. Gaun pengantin rusak semalam pun sudah lenyap entah kemana.Dengan sangat cepat, Rega merogoh ponselnya di saku celana. Mencari kontak Tomy dan meneleponnya.“Tom! Dia pergi
Sampainya di kantor, Rega benar – benar tidak bisa fokus dengan pekerjaannya. Bahkan meeting pagi pun hanya berlalu tanpa mendapatkan hasil apa – apa. Tomy menyadari akan perubahan sikap Rega yang tidak seperti biasanya. Pria dingin dengan karakter yang selalu profesional itu seperti sedang kehilangan jiwanya. Rega benar – benar terlihat seperti bukan Rega yang biasanya dia temui. “Pak Rega, apa ada masalah serius? Saya melihat Pak Rega bersikap tidak seperti biasanya,” tegur Tomy yang merasa tidak nyaman karena para eksekutif perusahaan bubar meninggalkan rapat dengan raut muka yang kecewa karena proyek besar yang akan digarap itu tidak lekas mendapatkan persetujuan dari sang CEO. “Ini gara – gara kau! Fuck!” bentak Rega sesaat setelah memastikan tidak ada lagi orang yang tertinggal dalam ruangan rapat itu. “Gara – gara saya? Bahkan saya tidak mengucap sepatah kata pun saat rapat tadi, Pak!” protes Tomy tidak terima karena dianggap biang masalah oleh Rega. “Sudahlah! Percuma saj
Rega perlahan mulai bangun dari posisinya, dia merasa ada yang aneh di wajah Aruna. Dia melihat wajah adik iparnya itu dengan seksama. Ada sedikit luka di sudut bibir. Pipinya juga memerah dan ada bekas tangan di sana. Terlihat sangat jelas.“Apa aku menyakitinya semalam?” gumamnya pada dirinya sendiri merasa tidak yakin dan berusaha mengingat apakah dirinya melukai gadis itu semalam.Rega terus memeriksa anggota tubuh Aruna yang lain. Perlahan menyingkap selimut dan melihat lengan gadis itu terlihat memerah dan sedikit memar. Rega merasa ngilu melihat bekas merah di lengan Aruna juga bibir gadis itu yang terlihat sedikit bengkak.Rega tidak tahu itu karena apa. Tapi dia yakin bahwa dia tidak melakukan kekerasan apa lagi memberi pukulan terhadap gadis itu.“Candra? Astaga bajingan itu!” Sambil kembali menutup tubuh Aruna menggunakan selimut, Rega mengutuk kelakuan adiknya dan dalam hati dia bersumpah akan memberikan hukuman pada Candra. Itu sudah pasti akan dia lakukan! Rega yakin Can
Di unit apartemen milik Rega, Candra menyiksa istrinya. Lelaki tanpa perasaan itu menyentuh dan melecehkan tubuh Aruna yang hanya tinggal mengenakan underwear saja.“Benarkah? Bagaimana kalau aku melakukan ini? Apa kau akan menyukainya?”Dengan kejam Candra menyentuh bagian – bagian sensitif tubuh Aruna. Gadis malang itu hanya bisa melenguh dan meraung merasakan dirinya sedang hancur malam ini di tangan suaminya sendiri.Candra tidak berniat menyalurkan hasratnya. Meski tidak dia memungkiri tubuh putri dari keluarga Prasetya itu sangat indah dan berhasil membangunkan sesuatu miliknya di dalam sana.Namun Candra yang merasa menjadi lelaki paling setia tidak akan pernah menghianati kekasihnya yang bernama Mesya Adita.Hanya saja Candra berhasil membuat Aruna bergetar malam ini. Lelaki itu sengaja memancing gairah yang ada di dalam tubuh gadis polos yang belum pernah tersentuh itu. Candra melakukannya dengan tujuan memberi hukuman terhadap gadis itu yang memutuskan menerima perjodohan me
Setelah meninggalkan pesta pernikahan adiknya yang belum selesai, Rega Putra Tanoto memilih menerima ajakan Tomy untuk pergi ke sebuah bar.Ya, Rega baru saja patah hati lantaran kekasihnya yang dia gadang – gadang akan dia jadikan istri di tahun depan ternyata sudah main gila dengan pria lain.Gadis itu adalah Kanza Amelia, seorang model internasional yang sedang melakukan pemotretan di Paris. Rega yang sudah curiga akan sikap Kanza yang menurutnya berubah belakangan ini memutuskan untuk menyewa jasa detektif untuk mencari tahu apa saja kegiatan kekasihnya saat tidak berada di Kota Navega.Dan ternyata apa yang dia takutkan benar – benar terjadi. Detektif yang dia sewa akhirnya mendapati gadis itu sedang bermalam dengan seorang pria.Rega mendapatkan kabar itu baru kemarin sore, saat satu hari sebelum pesta pernikahan Candra dan Aruna digelar.Rega benar – benar tidak menyangka kekasih yang sudah dia manjakan selama tiga tahun belakangan ini justru menikam dirinya dari belakang.Rega
Candra menarik kasar Aruna yang terus meronta agar dia mau melepaskan cengkramannya. Bahkan gadis malang itu sesekali menjatuhkan tubuhnya ke lantai agar Candra semakin kuwalahan dan akhirnya mengalah atas dirinya.Namun sepertinya itu percuma. Candra tidak berniat melepaskan gadis itu dan justru memperlakukannya semakin kasar.“Lepaskan aku! Kau gila! Psyco! Aku tidak mau menjadi istrimu!” pekik Aruna terus berusaha berani meski saat ini tubuhnya sudah tidak berdaya melawan tenaga kuat suaminya. Lengannya benar – benar terasa sangat sakit.“Diam!” teriak Candra lalu menghempaskan tubuh gadis ringkih itu ke atas ranjang. Candra yang sudah gelap mata karena tertutup api amarah tidak bisa lagi menggunakan akal sehat dan nuraninya. Candra benar – benar dikuasai setan malam ini.Aruna semakin ketakutan. Terlihat jelas kilat menyeramkan dari manik gelap lelaki yang berstatus menjadi suaminya itu. Tubuhnya reflek bergerak mundur hingga pada akhirnya berakhir di ujung tepian ranjang dan Arun
Gemerlap malam pesta di sebuah hotel bintang lima Kota Navega kini sudah ditinggalkan oleh si pemilik acara. Sepasang pengantin memilih segera meninggalkan tempat yang membuat sesak di dada mereka..Aruna Vega Prasetya adalah gadis yang menjadi mempelai wanita malam ini. Saat ini dirinya sedang berada di dalam mobil bersama lelaki yang baru saja sah menjadi suaminya.Lelaki bernama Candra Putra Tanoto itu tampak terus diam sepanjang perjalanan mereka yang entah akan menuju kemana, Aruna tidak tahu.Candra, putra dari pasangan Danu Tanoto dan Kartika itu benar – benar merasakan sesak di dalam dadanya setelah berpura – pura bahagia di malam yang sangat memuakkan. Dan saat ini, saat tidak ada orang lain di sekitarnya dia terus diam dan memasang raut muka yang mengerikan di hadapan istri yang baru saja dinikahinya itu.“Kita mau kemana?” tanya Aruna ragu dengan suaranya yang kecil. Dalam hatinya terasa ngeri melihat raut amarah di wajah Candra. Aruna tahu bahwa Candra tidak bersungguh – s