Yulia lega karena sudah menyelesaikan administrasi untuk kepindahan sekolahnya, ia hanya perlu mempersiapkan keperluan untuk hari pertamanya bersekolah di sekolah barunya.
Teringat pria yang mengantarnya ke ruang Tata Usaha, Yulia memutuskan untuk mencarinya dengan kembali berkeliling sekolah.
"Dia ada dikelas mana ya?" ucapnya.
'Buughh!'
Yulia terjatuh, sementara seseorang sudah tersungkur. Mereka bertabrakan kemudian terjatuh bersama.
"EH LO KALO JALAN PAKE MATA DONG!" ucap seseorang yang sedang berusaha untuk berdiri.
"JALAN ITU PAKE KAKI, BUKAN PAKE MATA!" kata Yulia kesal saat ia dibentak oleh seseorang yang tak dikenalnya itu. Ia yang masih terduduk dilantai pun kemudian berusaha untuk berdiri sementara seseorang yang sudah berdiri tegap dihadapannya bersiap untuk memaki-maki dirinya.
"BELAGU BANGET LO!" kata orang itu.
"Siapa sih dia! ngatain gue belagu lagi, rese banget!" ucap Yulia dalam hati.
Setelah ia berhasil berdiri, ia segera berbalik badan untuk melihat wajah orang yang memaki-makinya, bersiap untuk memaki kembali.
"GAK USAH NGEGAS DONG!" ucap Yulia.
Namun ia terkejut kalau mendapati seseorang yang ada dihadapannya tidak asing baginya.
"LO!" kata keduanya serentak.
Mereka yang sama-sama mengenali satu sama lain pun hanya bisa terdiam seolah tidak percaya apa yang mereka lihat.
Tentu saja Yulia sangat terkejut ketika mendapati teman semasa kecilnya ini muncul dihadapannya. Adhiyaksa Pratama, ia masih ingat dengan nama lengkapnya juga dengan wajahnya
"Yaksa?"
"Yulia?"
Kenangan-kenangan semasa kecil mereka seketika muncul membuat keduanya merindukan hal-hal tersebut. Indahnya sebuah pertemanan sewaktu kecil tentu hal yang sangat sulit untuk dilupakan.
"Ngapain lo disini?" tanya Yulia kepada Yaksa.
"Harusnya gue nggak sih yang nanya itu ke lo, ngapain lo disini?" jawabnya.
"Dari dulu dia emang songong banget, nggak pernah berubah." Batin Yulia.
Yulia memang paham betul sifat Yaksa, mereka adalah teman masa kecil yang kemana-mana selalu bersama. Dahulu keluarga Yulia bertetangga dengan keluarga Yaksa, keluarga keduanya pun sangat dekat, hingga sebuah musibah menimpa keluarga Yulia, ayahnya meninggal dunia membuat keluarganya bangkrut sehingga rumahnya terpaksa harus dijual untuk membayar hutang-hutang ayahnya.
Tak disangka keduanya bertemu kembali setelah hampir 4 tahun berpisah, mereka bertemu di satu sekolah yang sama.
"Ya gue sekolah lah disini, terus lo ngapain?" Yulia menanyai Yaksa kembali.
"Lo nggak lihat gue pake seragam, ya gue sekolah lah disini pake nanya lagi, yakali gue mulung"
Teman masa kecilnya ini membuat Yulia semakin heran, sudah lama sekali mereka tidak bertemu namun sifatnya tetap tidak berubah. Bukannya senang, Yulia malah dibuat kesal dengan tingkah Yaksa.
...
Di sebuah ruangan gelap yang hanya dicahayai lampu tumbler berwarna ungu terlihat seorang gadis sedang memeluk seragam sekolah barunya dengan raut wajah bahagia, Yulia tentu sangat senang, esok adalah hari pertamanya disekolah baru. Semua perlengkapannya untuk bersekolah besok seperti tas, buku, alat tulis, seragam dan yang lainnya sudah dipersiapkan dengan baik.
Yulia saat ini berada dikelas 2 SMA yang artinya tahun depan ia akan berada dikelas 3 dan harus siap untuk fokus pada ujiannya. Yulia memang anak yang pandai, ia selalu berada mendapat peringkat 1 dikelasnya. Sangat beruntung ia bertemu orang baik yang membantunya untuk bersekolah disini. Keluarga Yulia tentu tidak mampu untuk menyekolahkan Yulia disekolah elite seperti SMA 101 ini, ada orang baik dibalik kepindahan Yulia dari sekolah lama ke sekolah barunya.
07:00
"Eh dia anak baru ya?"
"Kemarin yang SKSD sama Yaksa bukan sih?"
"Iya itu orangnya"
"Wah, gila sih dia, berani banget deketin flower boy sekolah"
"Lihat deh penampilannya, kucel begitu hahaha"
"Iyuh gak banget deh"
Santer terdengar sindiran beberapa murid perempuan kalau Yulia berjalan melewati koridor sekolah. Mereka membicarakan peristiwa saat Yulia bertabrakan dengan Yaksa kemarin. Ia tidak menyanyka bahwa hal seperti itu saja bisa membuat geger seisi sekolah.
Yulia berusaha untuk menutup telinganya rapat-rapat, ia tetap berjalan seperti biasa dengan tidak menghiraukan sindiran pedas dari orang-orang disekitarnya.
"Segitu famous-nya Yaksa disekolah ini, perkara tabrakan aja dijadiin hot news disini," ucap Yulia kalau sudah sampai didepan kelasnya.
...
12:00
'Kring..'
Bel istirahat berbunyi, murid-murid SMA 101 berhamburan keluar kelas entah itu pergi ke kantin untuk mengganjal perutnya yang lapar ataupun hanya sekedar duduk-duduk di taman sekolah untuk menikmati sejuknya angin sekaligus melepas penat usai 'dihajar' beberapa materi pelajaran yang membosankan. Sementara Yulia, ia tidak ke kantin maupun ke taman namun ia memutuskan untuk pergi ke Rooftop.
Tidak lain dan tidak bukan, tujuan Yulia pergi ke Rooftoo adalah mencari tempat ternyaman untuknya entah hanya sekedar untuk melepas penat usai pelajaran di jam istirahat, jam kosong maupun saat ada event sekolah, atau hanya sekedar untuk tidur dan menikmati waktu luangnya.
"Baru sehari disini aja udah dinyinyirin sana sini, apalagi untuk 1,5 kedepan, bisa nggak ya gue bertahan sampai lulus." Yulia menaiki tangga sembari mengingat kejadian-kejadian yang baru saja ia alami pagi tadi, mengingatnya saja membuat Yulia kesal dan sengaja menghentakkan kakinya dengan keras.
"Yaksa, lo udah buat gue jadi bahan nyinyiran anak-anak," Yulia mendengus kesal, "kalo sampai gue diperlakuin lagi kayak disekolah lama gue, awas aja, lo bakal habis sama gue." Sesampainya di Rooftop, Yulia masih saja merutuki Yaksa.
"Ehem, kamu kenapa?" tanya seseorang yang entah darimana tiba-tiba muncul disebelah Yulia.
"Buset, l-lo s-sejak kapan disini?" Efek dari terkejutnya, Yulia menjadi terbata-bata saat berbicara.
"Sejak...tadi!" ucapnya singkat.
"Lah, perasaan gue sendiri deh daritadi, muncul darimana tuh cowo, Jangan-jangan...," ucap Yulia dalam hati. Tentu saja hal-hal aneh terbesit dipikirannya kalau mendapati seorang pria yang tiba-tiba muncul disampingnya.
Ya, mencurigakan. Yulia mulai berspekulasi bahwa yang ada disampingnya bukanlah manusia, buktinya ia bisa muncul tiba-tiba tanpa Yulia sadari.
Yulia menatap wajah seseorang tersebut dengan tatapan tajam seolah menginterogasinya, namun seketika ia sadar bahwa wajah orang tersebut sangatlah familiar baginya. Ia seperti mengenali orang tersebut. Yulia pun mencoba mengingat-ingatnya, atensinya masih mengamati wajah orang yang saat ini berada dihadapannya.
"Kayaknya gue pernah lihat orang ini deh, tapi dimana ya, terus dia kok tiba-tiba muncul disebelah gue, fix dia pasti siluman serigala, atau vampire, atau jangan-jangan..jin! tapi kok...kakinya napak, ada bayangannya juga, hmm.." Batinnya.
"Lo ngapain?" Menyadari bahwa ia sedang diamati, orang tersebut pun menjentikkan jarinya untuk membangunkan Yulia dari lamunannya.
Tatapan picing gadis berambut sebahu itu berubah menjadi lebar, ia langsung memundurkan tubunya saat seseorang yang dicurigainya tersadar bahwa ia sedang diamati.
"Eh, kayaknya gue pernah lihat lo deh," ucap Yulia sembari menopang dagunya seolah sedang berpikir.
"Lo kan yang kemarin...." Yulia mulai ingat bahwa seseorang yang berada dihadapannya adalah orang baik yang mengantarnya ke ruang Tata Usaha dan mengenalkan beberapa ruangan dan tempat yang ada disekolah ini saat pertama kali datang.
"Iya itu aku," jawabnya singkat.
"Wah, nggak nyangka ya kita ketemu lagi," ucap Yulia senang.
"Gue kemarin nyariin lo tapi nggak ketemu, lo kemana sih?" tanya Yulia.
"Hah? gue disini kok," jawabnya sembari tersenyum manis pada Yulia.
Yulia hampir meleleh saat melihat senyuman manis dari pria tampan baik hati yang sempat menjadi pahlawan untuknya. Ia masih speechless, terdiam memandangi wajah tampan itu.
"Hey." Lagi-lagi Yulia melamun kalau berhadapan dengan pria itu.
"Oh sorry, jadi lo disini?" Yulia mulai 'ngawur' saat berbicara.
"Iya, memangnya ada apa kamu mencariku?" tanyanya.
"Gue..." Saat itu Yulia memang sudah tidak ada urusan lagi dengannya, alhasil ia bingung ketika akan menjawab pertanyaan pria tampan baik hati ini.
"Hmm, nama lo siapa?" Terpaksa Yulia mencoba mengalihkan pembicaraan, kebetulan ia belum tahu nama pria itu
'Kring...' Istirahat telah usai, Yulia yang sedang menunggu jawaban dari pria tampan dihadapannya pun kecewa, ia langsung menuju kelas dan meninggalkan pria itu sendiri. Gadis itu sebenarnya ingin sekali tahu nama pria itu namun ia juga tidak ingin terlambat masuk ke kelas apalagi ini adalah hari pertamanya sekolah di sekolah baru. "Selamat siang anak-anak," ucap Johar, guru Matematika yang saat ini sedang mengajar di kelas XI MIPA-2. "Selamat siang pak..," kata murid-murid serentak. "Bapak absen dulu ya..," ucap Johar sembari membuka buku absennya. "Nadya Pramesti?" "Hadir!" "Angela Larasati?" "Hadir pak!" "Adriansyah Putra?" "Sakit pak!" sahut Reza, teman sebangku Adrian. "Reza Dewangga?" "Hadir!" "Dimas Juniantara?" "Ada pak?!" "Yulia Adhisti?" "Hadir!" "Yulia, kamu murid baru ya?" tanya Johar kepada Yulia.
"Ji, makasih ya," ucap Yulia tidak lupa untuk berterimakasih. "Iya sama-sama," kata Aji yang langsung berpamitan dengan Yulia. "Aku langsung balik ya." "Oh iya Ji, hati-hati," ucap Yulia sembari melambaikan tangannya ke Aji. .... 7:15 Yulia segera terbangun kala alarmnya berbunyi untuk yang ketiga kalinya sejak 15 menit yang lalu. Ia sangat malas bahkan untuk mematikan alarm saja ia menunggunya berdering 3 kali. Pagi ini ia merasa lelah padahal baru bangun tidur. Mungkin tubuh ini perlu olahraga, begitu pikirnya. Ingat hari ini weekend, ia memutuskan untuk jogging. Segera ia mengambil jaket yang tergantung dan seperti biasa memakai earphone bluetoothnya untuk mendengarkan lagu-lagu favoritnya kala sedang jogging. Saat Yulia sedang menikmati joggingnya, Tiba-tiba ia melihat seseorang yang di kenalnya. Yulia heran mengapa Yaksa ada di komplek ini, apakah ia sedang mengunjungi rumah saudaranya.
"Pagi ibu...," sapa Yulia kepada ibundanya tercinta. "Pagi.. itu, ibu buatin nasi goreng spesial buat sarapan kamu," ujar Rena. "Wah, ayo bu, kita sarapan bareng," ajak Yulia dengan semangat. "Ibu sudah sarapan tadi kok nak," ucap Rena dengan nada lembutnya. Gadis yang sedang menyantap nasi goreng spesial kini tersenyum sembari menatap ibunya dengan tatapan lembut, ia sangat bersyukur memiliki ibu seperti Rena. Ia sangat menyanyangi orang yang telah melahirkan dan merawatnya itu begitupula sebaliknya. Yulia sedih mengingat ibunya harus banting tulang menjadi single parent untuknya, "andai bapak masih ada." Begitulah yang ada di pikiran Yulia. "Bu, Yulia berangkat dulu ya." Setelah selesai dengan sarapannya, Yulia kemudian berpamitan sebelum berangkat sekolah. Gadis itu langsung mengambil tas yang ia taruh di samping kanannya, tidak lupa mencium tangan ibunya terlebih dahulu. Yulia berja
'Kring' “Ji, udah bel masuk tuh, gue masuk dulu ya?” ucap Yulia ketika mendengar bel masuk telah berbunyi, “Lo nggak mau masuk?” tambahnya ketika melihat Aji masih terdiam mematung. “Nggak, kamu duluan aja,” jawab Aji. “Nggak papa kan ji? Maaf ya, gue pergi dulu,” kata Yulia yang seolah merasa tidak enak meninggalkan Aji sendiri. Belum sempat berbalik badan, tiba-tiba Yulia dikejutkan oleh seseorang yang menariknya dari belakang. “Udah bel, ayok masuk!” “Ih lepasin! Yaksa! Lepas! Malu dilihatin sama anak-anak disini.” Gadis itu meronta-ronta saat tangannya digenggam erat oleh Yaksa, ia merasa kesakitan karena Yaksa menarik tangannya dengan kencang. Hal itu tentu menarik atensi anak-anak SMA 101. Setelah puas, Yaksa akhirnya melepaskan genggaman tangannya.“Lo mau bolos jam pelajaran? Bisa-bisanya lo pacaran disekolah. Lo nggak denger bel masuk bunyi? Apalagi ini jamnya pak Arga yang killernya minta ampun
“YURI, BANGUN NAK! SUDAH SIANG, NANTI KAMU TERLAMBAT.”Mendengar itu, Yulia sontak terbangun.“IYA BU.” Ia langsung melihat jam dan benar saja, jam menunjukkan pukul 06:30.“GUE TERLAMBAT!” teriak Yulia.Gadis yang masih mengenakan piyama itu pun langsung menuju kamar mandi dan bersiap untuk mandi, ia tidak menyangka bahwa tidurnya pulas hingga ia terlambat.“Yulia berangkat dulu ya bu, udah telat nih,” pamit Yulia dengan terburu-buru.“Iya, tapi sarapan dulu ya, ini ibu udah bikinin kamu susu sama nasi goreng,” ucap Rena sembari menyiapkannya dimeja makan.“Nggak usah bu, Yulia udah telat banget soalnya,” kata Yulia langsung pergi tanpa menyentuh makanan yang sudah dibuat oleh ibunya.“Yasudah, hati-hati ya nak,” ucap Rena.“IYA BU, ASSALAMUALAIKUM”“WAALAIKUMSALAM”…“Aduh… gue telat banget n
"Oh.. ini SMA 101 yang terkenal dengan ke-elite-annya seantero Jakarta." Yulia sontak kaget ketika kakinya melangkah ke area sekolah barunya, maklum saja ia tidak pernah bersekolah di sekolah elite seperti SMA 101 ini. Mata Yulia tak bosan-bosannya memandangi bangunan megah yang ada dihadapannya. Dengan rasa penasaran, ia memutuskan untuk masuk lebih dalam ke area sekolah tersebut. "Rasanya seperti mimpi, gue bakal sekolah disini." Batin Yulia. "Permisi dek, ada yang bisa saya bantu?" Langkah Yulia terhenti ketika ia mendengar suara seseorang yang sepertinya mengarah kepadanya. Yulia menengok kebelakang mendapati seorang setengah baya menghadap ke arahnya. Yulia pun menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah satpam sekolah. "Pagi pak, saya Yulia, ingin mendaftar menjadi murid baru disini." Yulia menyampaikan maksudnya kepada satpam itu. "Oh begitu, yasudah masuk saja dek." Satpam itu pun mempersilahkan Yulia untuk
“YURI, BANGUN NAK! SUDAH SIANG, NANTI KAMU TERLAMBAT.”Mendengar itu, Yulia sontak terbangun.“IYA BU.” Ia langsung melihat jam dan benar saja, jam menunjukkan pukul 06:30.“GUE TERLAMBAT!” teriak Yulia.Gadis yang masih mengenakan piyama itu pun langsung menuju kamar mandi dan bersiap untuk mandi, ia tidak menyangka bahwa tidurnya pulas hingga ia terlambat.“Yulia berangkat dulu ya bu, udah telat nih,” pamit Yulia dengan terburu-buru.“Iya, tapi sarapan dulu ya, ini ibu udah bikinin kamu susu sama nasi goreng,” ucap Rena sembari menyiapkannya dimeja makan.“Nggak usah bu, Yulia udah telat banget soalnya,” kata Yulia langsung pergi tanpa menyentuh makanan yang sudah dibuat oleh ibunya.“Yasudah, hati-hati ya nak,” ucap Rena.“IYA BU, ASSALAMUALAIKUM”“WAALAIKUMSALAM”…“Aduh… gue telat banget n
'Kring' “Ji, udah bel masuk tuh, gue masuk dulu ya?” ucap Yulia ketika mendengar bel masuk telah berbunyi, “Lo nggak mau masuk?” tambahnya ketika melihat Aji masih terdiam mematung. “Nggak, kamu duluan aja,” jawab Aji. “Nggak papa kan ji? Maaf ya, gue pergi dulu,” kata Yulia yang seolah merasa tidak enak meninggalkan Aji sendiri. Belum sempat berbalik badan, tiba-tiba Yulia dikejutkan oleh seseorang yang menariknya dari belakang. “Udah bel, ayok masuk!” “Ih lepasin! Yaksa! Lepas! Malu dilihatin sama anak-anak disini.” Gadis itu meronta-ronta saat tangannya digenggam erat oleh Yaksa, ia merasa kesakitan karena Yaksa menarik tangannya dengan kencang. Hal itu tentu menarik atensi anak-anak SMA 101. Setelah puas, Yaksa akhirnya melepaskan genggaman tangannya.“Lo mau bolos jam pelajaran? Bisa-bisanya lo pacaran disekolah. Lo nggak denger bel masuk bunyi? Apalagi ini jamnya pak Arga yang killernya minta ampun
"Pagi ibu...," sapa Yulia kepada ibundanya tercinta. "Pagi.. itu, ibu buatin nasi goreng spesial buat sarapan kamu," ujar Rena. "Wah, ayo bu, kita sarapan bareng," ajak Yulia dengan semangat. "Ibu sudah sarapan tadi kok nak," ucap Rena dengan nada lembutnya. Gadis yang sedang menyantap nasi goreng spesial kini tersenyum sembari menatap ibunya dengan tatapan lembut, ia sangat bersyukur memiliki ibu seperti Rena. Ia sangat menyanyangi orang yang telah melahirkan dan merawatnya itu begitupula sebaliknya. Yulia sedih mengingat ibunya harus banting tulang menjadi single parent untuknya, "andai bapak masih ada." Begitulah yang ada di pikiran Yulia. "Bu, Yulia berangkat dulu ya." Setelah selesai dengan sarapannya, Yulia kemudian berpamitan sebelum berangkat sekolah. Gadis itu langsung mengambil tas yang ia taruh di samping kanannya, tidak lupa mencium tangan ibunya terlebih dahulu. Yulia berja
"Ji, makasih ya," ucap Yulia tidak lupa untuk berterimakasih. "Iya sama-sama," kata Aji yang langsung berpamitan dengan Yulia. "Aku langsung balik ya." "Oh iya Ji, hati-hati," ucap Yulia sembari melambaikan tangannya ke Aji. .... 7:15 Yulia segera terbangun kala alarmnya berbunyi untuk yang ketiga kalinya sejak 15 menit yang lalu. Ia sangat malas bahkan untuk mematikan alarm saja ia menunggunya berdering 3 kali. Pagi ini ia merasa lelah padahal baru bangun tidur. Mungkin tubuh ini perlu olahraga, begitu pikirnya. Ingat hari ini weekend, ia memutuskan untuk jogging. Segera ia mengambil jaket yang tergantung dan seperti biasa memakai earphone bluetoothnya untuk mendengarkan lagu-lagu favoritnya kala sedang jogging. Saat Yulia sedang menikmati joggingnya, Tiba-tiba ia melihat seseorang yang di kenalnya. Yulia heran mengapa Yaksa ada di komplek ini, apakah ia sedang mengunjungi rumah saudaranya.
'Kring...' Istirahat telah usai, Yulia yang sedang menunggu jawaban dari pria tampan dihadapannya pun kecewa, ia langsung menuju kelas dan meninggalkan pria itu sendiri. Gadis itu sebenarnya ingin sekali tahu nama pria itu namun ia juga tidak ingin terlambat masuk ke kelas apalagi ini adalah hari pertamanya sekolah di sekolah baru. "Selamat siang anak-anak," ucap Johar, guru Matematika yang saat ini sedang mengajar di kelas XI MIPA-2. "Selamat siang pak..," kata murid-murid serentak. "Bapak absen dulu ya..," ucap Johar sembari membuka buku absennya. "Nadya Pramesti?" "Hadir!" "Angela Larasati?" "Hadir pak!" "Adriansyah Putra?" "Sakit pak!" sahut Reza, teman sebangku Adrian. "Reza Dewangga?" "Hadir!" "Dimas Juniantara?" "Ada pak?!" "Yulia Adhisti?" "Hadir!" "Yulia, kamu murid baru ya?" tanya Johar kepada Yulia.
Yulia lega karena sudah menyelesaikan administrasi untuk kepindahan sekolahnya, ia hanya perlu mempersiapkan keperluan untuk hari pertamanya bersekolah di sekolah barunya. Teringat pria yang mengantarnya ke ruang Tata Usaha, Yulia memutuskan untuk mencarinya dengan kembali berkeliling sekolah. "Dia ada dikelas mana ya?" ucapnya. 'Buughh!' Yulia terjatuh, sementara seseorang sudah tersungkur. Mereka bertabrakan kemudian terjatuh bersama. "EH LO KALO JALAN PAKE MATA DONG!" ucap seseorang yang sedang berusaha untuk berdiri. "JALAN ITU PAKE KAKI, BUKAN PAKE MATA!" kata Yulia kesal saat ia dibentak oleh seseorang yang tak dikenalnya itu. Ia yang masih terduduk dilantai pun kemudian berusaha untuk berdiri sementara seseorang yang sudah berdiri tegap dihadapannya bersiap untuk memaki-maki dirinya. "BELAGU BANGET LO!" kata orang itu. "Siapa sih dia! ngatain gue belagu lagi, rese banget!
"Oh.. ini SMA 101 yang terkenal dengan ke-elite-annya seantero Jakarta." Yulia sontak kaget ketika kakinya melangkah ke area sekolah barunya, maklum saja ia tidak pernah bersekolah di sekolah elite seperti SMA 101 ini. Mata Yulia tak bosan-bosannya memandangi bangunan megah yang ada dihadapannya. Dengan rasa penasaran, ia memutuskan untuk masuk lebih dalam ke area sekolah tersebut. "Rasanya seperti mimpi, gue bakal sekolah disini." Batin Yulia. "Permisi dek, ada yang bisa saya bantu?" Langkah Yulia terhenti ketika ia mendengar suara seseorang yang sepertinya mengarah kepadanya. Yulia menengok kebelakang mendapati seorang setengah baya menghadap ke arahnya. Yulia pun menghampiri orang tersebut yang ternyata adalah satpam sekolah. "Pagi pak, saya Yulia, ingin mendaftar menjadi murid baru disini." Yulia menyampaikan maksudnya kepada satpam itu. "Oh begitu, yasudah masuk saja dek." Satpam itu pun mempersilahkan Yulia untuk