"Mom sudah tidur, aku tidak ingin membangunkannya. lagian ada Daddy yang masih marah kepada kita," jelas Jack jujur dengan situasi yang kini di hadapi.
"Maafkan aku, aku tidak tahu akan jadi seperti ini?" balas Cindy yang mengusap air matanya dengan punggung tangan. tidak lupa memperlihatkan sikap yang menjadi korban tertindas.
Kedua mata Jack menatapi keandaan Cindy. ia juga merasa bersalah dengan apa yang di alami oleh Cindy hari ini atas perbuatan ibunya yang juga keterlaluan barusan di acara.
"Semua ini bukan salahmu, untuk kebaikan. kita jangan bertemu dulu berapa hari. sampai situasi membaik dulu," jelas Jack dengan nada menyesal. walau tersiksa harus ia lakuan untuk mempertahankan hubungan dirinya dengan Cindy dari amukan sang ayah.
"Aku-," balas Cindy yang mencoba memahami dan mendukung keputusan Jack. dalam hati menyumpahi Maria segera mati. agar ia tidak perlu bercapek-capek bersikap mengalah seperti ini.
"Aku antar kamu pulang dulu,
"Hmmm, saran aku sih. kau berpisah saja sama Cindy dan memulai hidup baru dengan pilihan ibumu," saran Andre yang masih mempunyai niat lainnya untuk menguji kesetian Jack yang masih mencintai Cindy atau tidak. setelah mengetahui watak asli Cindy yang akan keluar dalam waktu dekat. "Itu tidak mungkin," tolak Jack tegas dengan mengebrek meja kerja Andre. Andre menatapi Jack yang mengebrek meja kerjanya dengan dua tangan. "Ya terserah dirimu, aku kan hanya memberikan nasehat kayak gitu. lebih baik kau pikir dulu gimana? coba tes Cindy, apa dia benar-benar mencintaimu atau hanya sekedar hartamu. lagian kan kau sudah kena depak dari keluarga Mikaela?" saran Andre yang ingin terbaik untuk Jack bagian ini. Jack menatapi Andre dengan tatapan penuh kemarahan atas apa yang di lakukan oleh ayahnya. "Jangan marah kepada aku, aku bukan bapakmu. jadi jangan pernah menyalahkan aku atas segala kesialan yang pernah kau hadapi. terutama kesialan yang super mena
Maria yang kesal bukan main dengan sikap Jack yang masih membela Cindy dengan cinta buta dan kini memasang wajah bodoh di hadapannya. "Kamu itu tahu apa tentang Cindy, kau hanya lelaki bodoh yang di butakan oleh cinta dan kamu Leila. kenapa kau membiarkan suamimu bersama wanita ular itu. pakai acara pakai batik cauple lagi. atau jangan-jangan kau tidak tahu suamimu bermain di belakang?" seru Maria emosi kepada Jack dan Leila. Leila melihat ke arah Jack. tetapi Jack mengalihkan pandangan matanya. "Jadi ketahuan oleh Mom, maka menyalahkan aku sebagai dalang apa yang terjadi semalam. dengan kata lain aku di curigai memberitahu Mom," batin Leila yang sudah bisa menangkap kesimpulan semalam. "Sudahlah Mom, mungkin semalam merupakan malam terakhir mereka bersama-sama. jadi couple terakhir kali. jadi sewajarnya kita maklumi," ucap Leila yang akhirnya bersuara, setelah sekian lama terdiam. Maria memutar kedua bola matanya dengan malas. ia
Memikirkan reaksi yang akan di tunjukkan oleh Cindy. Jack semakin ketakutan. ia takut apa yang di pikirkan oleh otaknya akan menjadi kenyataanseperti yang di katakan oleh Andre barusan. "Apa yang terjadi?" tanya Cindy dengan wajah herannya, tidak lupa mengusap wajah Jack yang tampan dengan jemari tangan. untuk mengoda nafsu Jack keluar dan ia bisa mendapatkan benih dari Jack. Jack menelan saliva dengan gugup. ia memutuskan akan mengatakan sesungguhnya. tapi suara di dalam tenggorokkan seakan susah di keluarkan bahkan mulutnya juga ikut terkunci mendadak. "Apa yang sebenarnya terjadi padamu, Jack. ayo jujur. siapa tahu aku bisa membantu," dusta Cindy yang ingin tahu apa yang terjadi pada Jack dengan sikap perhatianya yang di tunjukkan secara berlebih-lebihan. Jack menutup kedua matanya. ia berusaha mempersiapkan batinnya untuk mengatakan yang sesungguhnya dan melihat reaksi dari Cindy. jika mengetahui semuanya tidak seperti yang mereka rencanakan selam
Jack megeluarkan kartu atm hitam dari dompetnya secara tergesah-gesah. ia menyerahkan kepada kasir yang kini di hadapannya. sekaligus meminta kasir mempercepat prosesnya. Kasir yang merupakan seorang wanita, segera melakukan apa yang di minta oleh Jack. ia mengesekkan kartu hitam kepada mesin atm. Saat kartu hitam mulai di gesek, kasir melihat kartu tersebut tidak bisa di gunakan dengan tulisan di blokir. "Maaf Tuan, sepertinya kartu anda di blokir. apa punya kartu lain?" tanya kasir ramah kepada Jack yang berwajah panik melihat sekitarnya. "APA TERBLOKIR, JANGAN BERCANDA? MATAMU SUDAH RABUN APA. SAMPAI TIDAK BISA MEMBACANYA?" seru Cindy dengan suara kerasnya kepada kasir wanita. kasir wanita hanya tersenyum ramah dan mengatakan kartu atm hitam tidak dapat di proses pembayaran kali ini. Cindy yang tidak percaya, memaki-maki kasir dengan sebutan buta dan berapa kata kasar. "Sudah, jangan bertengkar!" perintah Jack kepada Cindy yan
Maria yang melihat Leila yang bersikap tenang, akhirnya memutuskan pergi makan sesuai keiginan Leila. *** Di pakiran mobil. Setelah Maria pergi, Jack melihat ke arah Cindy. "Aku yakin ini hanya untuk sementara waktu," ucap Cindy yang masih berusaha menyakinkan Jack dan tidak menerima kenyataan apa yang di katakan oleh ibu Jack barusan. mengenai Jack yang di depak dari KK, ahli waris dan segala kartu kredit sudah di bekukan atas perintah ayah Jack. Jack berusaha menerima kenyataan yang menimpahnya, walau ia sangat marah atas sikap ayahnya yang seenak hati. "Aku harap juga begitu," ucap Jack yang menghela nafas panjang dengan semangat lesu berjalan masuk ke dalam mobil. tidak lupa ia mengusap wajahnya secara kasar dengan kedua tangan di dalam posisi pengemudi. Cindy masih tidak percaya, ia yakin semua ini hanya besifat sementara. karena ia tahu kedua orang tua Jack tidak mempunyai anak lagi selain Jack. sehingga mereka berdua tid
Leila tidak berdaya, ia hanya bisa pastrah di perkosa oleh Jack di pagi hari dengan permainan yang menyiksa batin dan jiwanya. Bisa di katakan, kali ini permainan Jack lebih kasar dari sebelumnya, lebih tepat seperti menyiksa para wanita jalang yang melayani para pria gila dengan permainan extrim. "Ahhh..." desah Leila lirih dengan kedua mata menutup, ketika mendapatkan perlepasan kesekian kalinya yang sudah membuat perut bawahnya nyeri dengan hentakkan Jack yang masuk ke dalam rahimnya. Suara desahan dari Leila semakin membuat semangat Jack membara. "Ayo mendesah lebih merdu lagi!" perintah Jack semakin semangat mengempur tubuh Leila yang memberikan ia kepuasan sejak tadi. Leila masih menutup kedua matanya. ia mengigit bibir bawahnya. agar tidak mengeluarkan desahan yang memalukan. Jack yang geram dengan sikap memberontak Leila. melayangkan pukulan telapak tangan ke arah bokong Leila yang berisi. 'Plak plak' Dua
Cindy menampakan wajah sedih. ia sengaja mengajak Jack untuk masak bersama-sama dan juga memperlihatkan info perkerjaan yang akan ia tekuni kepada Jack ketika sudah sampai di Eropa. Jack menatapi layar ponsel Cindy dengan tatapan nanar. "Aku melakukan pekerjaan halal, bukan sebagai wanita jalang di klub malam. sesudah pulang kerja, aku pasti akan selalu di kamar untuk istirahat. seperti yang selama ini aku lakukan," jelas Cindy yang mengelus rahang kokoh Jack dengan gerakkan sensual. Cindy sengaja melakukan ini, semata-mata untuk menyakinkan Jack. kalau semua itu ia lakukan untuk mengejar cita-citanya dan tidak akan berselingkuh di belakang Jack. Sedangkan Jack, ia berpikir apakah harus kembali fokus untuk untuk mengejar kembali semua warisan yang seharusnya menjadi hak miliknya. bukan menjadi hak milik orang lain. "Jangan melepaskan semua warisan yang menjadi hakmu. jangan biarkan orang lain yang memencicipinya atas keringat mu," nasehat Cind
Jack menatapi Cindy dengan tatapan erat dan penuh kesedihan mendalam. untuk melakukan perpisahan ini. perpisahan yang menguras air matanya dan memberikan rasa sakit yang mendalam untuk hatinya. yang begitu mencintai Cindy dengan sepenuh hati dan jiwa. "Aku juga juga minta maaf," ucap Jack yang meraih tubuh Cindy ke dalam pelukan. Cindy membalas pelukan Jack. Keduanya henaing dalam waktu berapa menit. dengan saling mendengar detak jantung satu sama lain. Otak Cindy masih berpikir keras untuk memainkan sandiwara sedih seeprti apa lagi, setelah mengurai pelukkan Jack. "Aku tidak boleh ketahuan," batin Cindy yang jahat. "Jack," sahut Cindy yang mengurai pelukan Jack, kemudian mencium bibir Jack dengan pangutan. Ciuman Cindy di balas oleh Jack dengan ciuman yang semakin dalam untuk mengajak lidah Cindy untuk menari dengan lidahnya. "Hmppp," Cindy berpura-pura kehabisan nafas. ia memukul dada bidang Jack berapa kali.
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack."Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya."Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang."Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut."Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya."ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris."Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
"Apakah ini perbuatan David?" ujar Cindy masih dengan wajah terkejut. "Ya, maka dari itu aku tidak bisa mengemudikan mobil. selalu memakai supir pribadi," balas Jack jujur. Cindy yang percaya, segera masuk ke dalam mobil dan bersamaan berapa pria lain juga masuk ke dalam. "Jack," pekik Cindy terkejut. Jack tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Cindy. "Aku juga terpaksa melakukan ini padamu, aku juga di ancam oleh David. jadi kalian berdua selesaikan dulu," ucap Jack yang berjalan masuk ke dalam kafe. Jim segera menjalankan mobilnya, Cindy yang di himpit oleh kedua pria di sisi kanan dan kiri. tidak bisa melakukan apapun. termasuk melawan, ia hanya melototi kedua matanya kepada supir yang menjalankan mobil. Jim mengemudikan mobilnya kembali ke villa yang di mana ada David di sana. "Aku tidak mau kembali ke sana," pekik Cindy yang masih mencoba melepaskan diri. Jim menulikan telinganya, ia masih mengemudik
David memukul kedua kaki palsunya yang tidak bisa di gerakkan dengan pukulan kuat sembari mengutuk Jack dan keluarga Mikaela. ia bersumpah akan membuat keluarga Mikaela membayar penderitanya di masa depan atas apa yang mereka lakukan padanya sampai bernasib tragis seperti ini.***Jim yang mendapatkan laporan, segera bergegas ke lapangan untuk membereskan Cindy.Dalam perlarian, Cindy masih berusaha meminta bantuan Jack. ia yakin Jack akan menyelamatkan dirinya dari kejaran David yang ingin membunuh dirinya saat ini."Jack tolong aku," lirih Cindy yang masih mengingat nomor ponsel Jack."Kau masih ingat dengan aku, setelah apa yang kau lakukan dulu?" tanya Jack yang membalas panggilan Cindy dengan santainya. Seolah-olah ia tidak marah pada Cindy sedikitpun."Maafkan aku Jack, semua salah David. ia yang merencanakan semua ini dan aku tidak berdaya sama sekali dengan ancamannya. tolong percayalah padaku," dusta Cindy dengan berlinang air mata
Miura Diamentri mengulum senyumannya dengan wajah tersipu malu."Dua tahun lalu, jika tidak salah. aku di lamar dadakan oleh Jim dan semuanya dia yang ngurus.," balas Miura Diamentri dengan wajah merah merona."Astaga, kenapa tidak kasih tahu aku?" pekik Lala yang kecewa dengan sikap Miura Diamentri."Iya, kok tidak kasih tahu kita sih. pakai rahasia-rahasiaan segala," timpal Leila yang juga ikutan kecewa dengan sikap Miura Diamentri.Miura Diamentri menampakkan wajah kesalnya kepada Leila dan Lala secara bersamaan."Kalian saja main rahasia-rahasian. masa aku tidak boleh. huh," ngeluh Miura Diamentri kesal.Lala dan Leila tertawa bersamaan. mereka berdua lupa akan apa yang mereka lakukan kepada Miura Diamentri yang saat itu merahasiakan kehamilan dari Miura."Kita impas deh," ucap Leila dengan tawanya"Kita impas sudah sekarang," timpal Lala yang ikutan ketawa."Ngomong aku belum melihat suamimu?" lanjut Lala yang kepo
"Oh ya, hampir saja aku lupa dengan tujuan kedatangan aku hari ini." Jack mulai bercerita dengan ide dan tujuan untuk menjebak Cindy keluar dari persembunyiannya. Andre langsung tidak setuju, karena ini sungguh berbahaya. Mengingat kegilaan yang pernah di lakukan oleh Jack terdahulu yang berakhir dengan kegagalan dan taruhan nyawa. "Dengar dulu sampai selesai," ucap Jack yang memotong pembicaraan Andre yang masih ngotot tidak mau setuju dengan rencananya. "Gimana aku bisa setuju dengan ide gilamu itu," seru Andre yang penuh kemarahan. Jack terkekeh renyah kembali, ia pun kembali menjelaskan secara detail semua rencananya dari awal hingga akhir.