Leila tidak berdaya, ia hanya bisa pastrah di perkosa oleh Jack di pagi hari dengan permainan yang menyiksa batin dan jiwanya.
Bisa di katakan, kali ini permainan Jack lebih kasar dari sebelumnya, lebih tepat seperti menyiksa para wanita jalang yang melayani para pria gila dengan permainan extrim.
"Ahhh..." desah Leila lirih dengan kedua mata menutup, ketika mendapatkan perlepasan kesekian kalinya yang sudah membuat perut bawahnya nyeri dengan hentakkan Jack yang masuk ke dalam rahimnya.
Suara desahan dari Leila semakin membuat semangat Jack membara.
"Ayo mendesah lebih merdu lagi!" perintah Jack semakin semangat mengempur tubuh Leila yang memberikan ia kepuasan sejak tadi.
Leila masih menutup kedua matanya. ia mengigit bibir bawahnya. agar tidak mengeluarkan desahan yang memalukan.
Jack yang geram dengan sikap memberontak Leila. melayangkan pukulan telapak tangan ke arah bokong Leila yang berisi.
'Plak plak'
Dua
Cindy menampakan wajah sedih. ia sengaja mengajak Jack untuk masak bersama-sama dan juga memperlihatkan info perkerjaan yang akan ia tekuni kepada Jack ketika sudah sampai di Eropa. Jack menatapi layar ponsel Cindy dengan tatapan nanar. "Aku melakukan pekerjaan halal, bukan sebagai wanita jalang di klub malam. sesudah pulang kerja, aku pasti akan selalu di kamar untuk istirahat. seperti yang selama ini aku lakukan," jelas Cindy yang mengelus rahang kokoh Jack dengan gerakkan sensual. Cindy sengaja melakukan ini, semata-mata untuk menyakinkan Jack. kalau semua itu ia lakukan untuk mengejar cita-citanya dan tidak akan berselingkuh di belakang Jack. Sedangkan Jack, ia berpikir apakah harus kembali fokus untuk untuk mengejar kembali semua warisan yang seharusnya menjadi hak miliknya. bukan menjadi hak milik orang lain. "Jangan melepaskan semua warisan yang menjadi hakmu. jangan biarkan orang lain yang memencicipinya atas keringat mu," nasehat Cind
Jack menatapi Cindy dengan tatapan erat dan penuh kesedihan mendalam. untuk melakukan perpisahan ini. perpisahan yang menguras air matanya dan memberikan rasa sakit yang mendalam untuk hatinya. yang begitu mencintai Cindy dengan sepenuh hati dan jiwa. "Aku juga juga minta maaf," ucap Jack yang meraih tubuh Cindy ke dalam pelukan. Cindy membalas pelukan Jack. Keduanya henaing dalam waktu berapa menit. dengan saling mendengar detak jantung satu sama lain. Otak Cindy masih berpikir keras untuk memainkan sandiwara sedih seeprti apa lagi, setelah mengurai pelukkan Jack. "Aku tidak boleh ketahuan," batin Cindy yang jahat. "Jack," sahut Cindy yang mengurai pelukan Jack, kemudian mencium bibir Jack dengan pangutan. Ciuman Cindy di balas oleh Jack dengan ciuman yang semakin dalam untuk mengajak lidah Cindy untuk menari dengan lidahnya. "Hmppp," Cindy berpura-pura kehabisan nafas. ia memukul dada bidang Jack berapa kali.
Sekian lama tidak mendengar suara dari jack lagi. Andre menatapi ponselnya yang sudah berlayar hitam. ia tersenyum mencibir, setelah mengaduhkan apa yang barusan ia peroleh dari hasil memata-matai Jack seharian di luar kepada Kyo Mikaela. "Pria bodoh, kapan akan tobatnya sih. bisa-bisa nyesal belakangan," gumam Andre dengan menyentuh rahangnya dan matanya melirik ke arah ponsel. Untuk memuluskan tipuannya, Andre segera menganti ponselnya dengan ponsel baru satunya lagi. agar Jack tidak curiga sama sekali dengan apa yang di lakukannya selama ini. yang merupakan mata-mata dari Kyo Mikaela. Di Indomaret. Jack yang sudah selesai makan, memilih pulang kerumah dengan emosi yang masih membara di dalam hati. "Wanita sepertimu, memang tidak pantas jadi istri. hanya tahu habiskan uang," pekik Jack dengan segala tuduhan yang ia layangkan kepada Leila Valentine yang merupakan istri sah. yang tidak pernah mencicipi uang Jack satu sen pun. tetapi Ja
"Kau benar, kenapa aku harus mencemaskan si jalang itu.ada apa dengan aku ini?" ucap Jack yang mendadak amesia dengan kelakuannya barusan. Andre mendecak kesal dengan sikap Jack yang memancing pertengkaran. "Aneh-aneh aja kau ini Jack. mendingan kau kerjakan semua tugas ini. karena akan di pakai buat rapat penting," balas Andre yang meletakan semua dokumen yang super penting di atas meja Jack. lalu pergi keluar dari dalam kantor Jack dengan menghela nafas panjang. Jack mengumpat kasar kesekian kalinya, walau ia masih mengerjakan tugas di atas meja dengan kepala sakit dan perut mual. "Sial," umpat Jack yang berlari ke dalam toilet untuk mengeluarkan semua isi perutnya. akibat rasa tidak nyaman yang menyerangnya selama berapa detik ini. "Kenapa aku harus menderita seperti ini," seru Jack kesekian kalinya dengan wajah penuh amarah. tidak lupa dengan sumpah serapahnya kepada Leila yang menyebabkan dirinya seperti ini. Setelah selesai munta
Jack menerimanya dengan wajah kusut. pasalnya helm gojek mengeluarkan aroma sangat bau ampet dan bercampur dengan segala bau antah berantah yang entah dari mana. yang kembali memicu asam lambung di dalam perut jack untuk naik lagi. "Sial, bau bangkai apa ini?" batin Jack yang mengumpat. ketika memakai helm bau itu ke dalam kepalanya. Sebenarnya Jack mau mengumpat terang-terangan. tapi takut di viralkan oleh orang lain. sehingga hanya bisa mengumpat dalam hati dengan menahan aroma bau di atas kepala di tambah panas polusi yang hampir membuatnya mati sesak nafas sepanjang perjalanan ke arah kantor perusahan Mikaela yang berjarak berapa menter. yang entah kenapa bagi Jack terasa berjuta-juta meter. setelah menghirup polusi di jalan dan terik matahari menyengat tubuh. di tambah berapa asap kendaraan yang hitam yang berterbangan ke arahnya. Bisa di bilang, ini pertama kalinya bagi Jack untuk naik gojek di jalan raya menuju ke perusahan dengan segala polusi udara,
Jack menghela nafas kasar. "Aku mau pinjam baju, baju aku sudah super bau. kau paham tidak?" jelas Jack dengan emosi mendidih kepada Andre yang memasang wajah bodoh dan tidak paham dengan apa yang ia ucapkan sedari tadi. Andre hanya terkekeh renyah menangkapi kemarahan Jack yang sedang berapi-api meletus. seperti gunung yang meletuskan lahar panasnya. "Mana ada baju, aku kan wakil CEO bukan CEO pemilik perusahan seperti ayahmu. dengan kata lain, aku ini adalah kuli ayahmu dan seharusnya kau pinjam sama ayahmu. bukan dengan aku yang tidak punya apa-apa di dalam ruangan ini," balas Andre dengan nada mengusir halus. yang di tangkapi oleh Jack dengan memutar kedua bola mata dengan malas. Andre hanya memasang wajah senyuman kepada Jack yang duduk di hadapannya. Jack menghela nafas dengan kasar. lalu berjalan ke arah kursi di hadapan Andre dan duduk di sana. dengan menyilangkan kedua kaki di meja kerja Andre. "Aku sudah kesana dan tua
Jack hanya diam membisu tanpa bisa melakukan apapun. setelah melihat ponsel dan sim card di bakal oleh ayahnya. Maria yang sekian lama diam, akhirnya bersuara. untuk menghindari pertengkaran ayah dan anak. "Apa yang di katakan oleh ayahmu benar, lebih baik pakai ponsel baru dan lupakan wanita itu." Jack yang mulai geram, langsung keluar dari rumah tanpa kata-kata. karena percuma berdebat dengan kedua orangnya. yang ada, ia yang harus mengalah lagi dan lagi demi kesenangan kedua orang tuanya. Sesampai di kantor, Jack meminta Andre untuk meminjamkan ponsel untuknya. Seperti biasa, Andre selalu memasang wajah bodoh di depan Jack. karena ia memang tidak tahu apa yang terjadi lagi dengan Andre pagi ini. "Ponsel apa, yang ini tidak bisa. kan rahasia," balas Andre terkejut. "Ponsel apa kek, yang buntut juga tidak apa. aku butuh ponsel," ucap Jack gusar dengan mengusap wajahnya secara kasar di pagi hari. Andre menaikkan sebelah
Jack langsung memakan semua masakan Leila tanpa banyak berkomentar, selesai makan. ia langsung pergi begitu saja tanpa berkata-kata. maupun mengeluarkan kata terima kasih atau memuji masakan Leila yang selesai di santap. Leila menatapi kepergian Jack dengan tatapan nanar. "Ternyata hanya ilusi," gumam Leila di sela nafas panjangnya. Leila memlilih mencuci piring bekas makan dirinya dan Jack dengan perasaan sedih, marah dan benci menjadi satu di dalam hati. Bagi Leila, ia sangat sesak untuk tinggal di rumah ini bersama dengan Jack yang berwatak kasar dan tidak masih menganggap dirinya sebagai wanita perebut posisi Cindy. Di dalam kamar, Jack yang selesai mandi. melirik ponsel yang di pinjam dari Andre untuk melihat ada pesan masuk atau tidak. terutama pesan dari Cindy yang sudah ia tunggu-tunggu sedari tadi pagi sampai malam. Ketika melihat isinya masih sama seperti semalam, Jack menghela nafas panjang dan mulai timbul keraguan be