Cindy menampakan wajah sedih. ia sengaja mengajak Jack untuk masak bersama-sama dan juga memperlihatkan info perkerjaan yang akan ia tekuni kepada Jack ketika sudah sampai di Eropa.
Jack menatapi layar ponsel Cindy dengan tatapan nanar.
"Aku melakukan pekerjaan halal, bukan sebagai wanita jalang di klub malam. sesudah pulang kerja, aku pasti akan selalu di kamar untuk istirahat. seperti yang selama ini aku lakukan," jelas Cindy yang mengelus rahang kokoh Jack dengan gerakkan sensual.
Cindy sengaja melakukan ini, semata-mata untuk menyakinkan Jack. kalau semua itu ia lakukan untuk mengejar cita-citanya dan tidak akan berselingkuh di belakang Jack.
Sedangkan Jack, ia berpikir apakah harus kembali fokus untuk untuk mengejar kembali semua warisan yang seharusnya menjadi hak miliknya. bukan menjadi hak milik orang lain.
"Jangan melepaskan semua warisan yang menjadi hakmu. jangan biarkan orang lain yang memencicipinya atas keringat mu," nasehat Cind
Jack menatapi Cindy dengan tatapan erat dan penuh kesedihan mendalam. untuk melakukan perpisahan ini. perpisahan yang menguras air matanya dan memberikan rasa sakit yang mendalam untuk hatinya. yang begitu mencintai Cindy dengan sepenuh hati dan jiwa. "Aku juga juga minta maaf," ucap Jack yang meraih tubuh Cindy ke dalam pelukan. Cindy membalas pelukan Jack. Keduanya henaing dalam waktu berapa menit. dengan saling mendengar detak jantung satu sama lain. Otak Cindy masih berpikir keras untuk memainkan sandiwara sedih seeprti apa lagi, setelah mengurai pelukkan Jack. "Aku tidak boleh ketahuan," batin Cindy yang jahat. "Jack," sahut Cindy yang mengurai pelukan Jack, kemudian mencium bibir Jack dengan pangutan. Ciuman Cindy di balas oleh Jack dengan ciuman yang semakin dalam untuk mengajak lidah Cindy untuk menari dengan lidahnya. "Hmppp," Cindy berpura-pura kehabisan nafas. ia memukul dada bidang Jack berapa kali.
Sekian lama tidak mendengar suara dari jack lagi. Andre menatapi ponselnya yang sudah berlayar hitam. ia tersenyum mencibir, setelah mengaduhkan apa yang barusan ia peroleh dari hasil memata-matai Jack seharian di luar kepada Kyo Mikaela. "Pria bodoh, kapan akan tobatnya sih. bisa-bisa nyesal belakangan," gumam Andre dengan menyentuh rahangnya dan matanya melirik ke arah ponsel. Untuk memuluskan tipuannya, Andre segera menganti ponselnya dengan ponsel baru satunya lagi. agar Jack tidak curiga sama sekali dengan apa yang di lakukannya selama ini. yang merupakan mata-mata dari Kyo Mikaela. Di Indomaret. Jack yang sudah selesai makan, memilih pulang kerumah dengan emosi yang masih membara di dalam hati. "Wanita sepertimu, memang tidak pantas jadi istri. hanya tahu habiskan uang," pekik Jack dengan segala tuduhan yang ia layangkan kepada Leila Valentine yang merupakan istri sah. yang tidak pernah mencicipi uang Jack satu sen pun. tetapi Ja
"Kau benar, kenapa aku harus mencemaskan si jalang itu.ada apa dengan aku ini?" ucap Jack yang mendadak amesia dengan kelakuannya barusan. Andre mendecak kesal dengan sikap Jack yang memancing pertengkaran. "Aneh-aneh aja kau ini Jack. mendingan kau kerjakan semua tugas ini. karena akan di pakai buat rapat penting," balas Andre yang meletakan semua dokumen yang super penting di atas meja Jack. lalu pergi keluar dari dalam kantor Jack dengan menghela nafas panjang. Jack mengumpat kasar kesekian kalinya, walau ia masih mengerjakan tugas di atas meja dengan kepala sakit dan perut mual. "Sial," umpat Jack yang berlari ke dalam toilet untuk mengeluarkan semua isi perutnya. akibat rasa tidak nyaman yang menyerangnya selama berapa detik ini. "Kenapa aku harus menderita seperti ini," seru Jack kesekian kalinya dengan wajah penuh amarah. tidak lupa dengan sumpah serapahnya kepada Leila yang menyebabkan dirinya seperti ini. Setelah selesai munta
Jack menerimanya dengan wajah kusut. pasalnya helm gojek mengeluarkan aroma sangat bau ampet dan bercampur dengan segala bau antah berantah yang entah dari mana. yang kembali memicu asam lambung di dalam perut jack untuk naik lagi. "Sial, bau bangkai apa ini?" batin Jack yang mengumpat. ketika memakai helm bau itu ke dalam kepalanya. Sebenarnya Jack mau mengumpat terang-terangan. tapi takut di viralkan oleh orang lain. sehingga hanya bisa mengumpat dalam hati dengan menahan aroma bau di atas kepala di tambah panas polusi yang hampir membuatnya mati sesak nafas sepanjang perjalanan ke arah kantor perusahan Mikaela yang berjarak berapa menter. yang entah kenapa bagi Jack terasa berjuta-juta meter. setelah menghirup polusi di jalan dan terik matahari menyengat tubuh. di tambah berapa asap kendaraan yang hitam yang berterbangan ke arahnya. Bisa di bilang, ini pertama kalinya bagi Jack untuk naik gojek di jalan raya menuju ke perusahan dengan segala polusi udara,
Jack menghela nafas kasar. "Aku mau pinjam baju, baju aku sudah super bau. kau paham tidak?" jelas Jack dengan emosi mendidih kepada Andre yang memasang wajah bodoh dan tidak paham dengan apa yang ia ucapkan sedari tadi. Andre hanya terkekeh renyah menangkapi kemarahan Jack yang sedang berapi-api meletus. seperti gunung yang meletuskan lahar panasnya. "Mana ada baju, aku kan wakil CEO bukan CEO pemilik perusahan seperti ayahmu. dengan kata lain, aku ini adalah kuli ayahmu dan seharusnya kau pinjam sama ayahmu. bukan dengan aku yang tidak punya apa-apa di dalam ruangan ini," balas Andre dengan nada mengusir halus. yang di tangkapi oleh Jack dengan memutar kedua bola mata dengan malas. Andre hanya memasang wajah senyuman kepada Jack yang duduk di hadapannya. Jack menghela nafas dengan kasar. lalu berjalan ke arah kursi di hadapan Andre dan duduk di sana. dengan menyilangkan kedua kaki di meja kerja Andre. "Aku sudah kesana dan tua
Jack hanya diam membisu tanpa bisa melakukan apapun. setelah melihat ponsel dan sim card di bakal oleh ayahnya. Maria yang sekian lama diam, akhirnya bersuara. untuk menghindari pertengkaran ayah dan anak. "Apa yang di katakan oleh ayahmu benar, lebih baik pakai ponsel baru dan lupakan wanita itu." Jack yang mulai geram, langsung keluar dari rumah tanpa kata-kata. karena percuma berdebat dengan kedua orangnya. yang ada, ia yang harus mengalah lagi dan lagi demi kesenangan kedua orang tuanya. Sesampai di kantor, Jack meminta Andre untuk meminjamkan ponsel untuknya. Seperti biasa, Andre selalu memasang wajah bodoh di depan Jack. karena ia memang tidak tahu apa yang terjadi lagi dengan Andre pagi ini. "Ponsel apa, yang ini tidak bisa. kan rahasia," balas Andre terkejut. "Ponsel apa kek, yang buntut juga tidak apa. aku butuh ponsel," ucap Jack gusar dengan mengusap wajahnya secara kasar di pagi hari. Andre menaikkan sebelah
Jack langsung memakan semua masakan Leila tanpa banyak berkomentar, selesai makan. ia langsung pergi begitu saja tanpa berkata-kata. maupun mengeluarkan kata terima kasih atau memuji masakan Leila yang selesai di santap. Leila menatapi kepergian Jack dengan tatapan nanar. "Ternyata hanya ilusi," gumam Leila di sela nafas panjangnya. Leila memlilih mencuci piring bekas makan dirinya dan Jack dengan perasaan sedih, marah dan benci menjadi satu di dalam hati. Bagi Leila, ia sangat sesak untuk tinggal di rumah ini bersama dengan Jack yang berwatak kasar dan tidak masih menganggap dirinya sebagai wanita perebut posisi Cindy. Di dalam kamar, Jack yang selesai mandi. melirik ponsel yang di pinjam dari Andre untuk melihat ada pesan masuk atau tidak. terutama pesan dari Cindy yang sudah ia tunggu-tunggu sedari tadi pagi sampai malam. Ketika melihat isinya masih sama seperti semalam, Jack menghela nafas panjang dan mulai timbul keraguan be
Jack langsung berdiri dari tempat duduknya dan menawarkan bantuan untuk Leila. Leila menatapi Jack dengan tatapan kaget dan tidak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Jack sedari tadi dengan perhatian yang menurut Leila sungguh aneh dan tidak seperti di buat-buat. Jack membantu Leila untuk memperbaiki sepatu yang lepas lemnya. Sedangkan Leila masih menatapi apa yang di lakukan oleh Jack dengan tatapan rumit. "Selesai," ucap Jack yang menyerahkan sepatu kepada Leila. Leila masih diam dan menatapi apa yang di lakukan Jack barusan. Perubahan sikap Jack yang seputaran bumi membuat Leila terkejut. pasalnya ia tahu suaminya selalu bersikap kejam padanya. tidak pernah bersikap lembut seperti ini. "Kenapa mematung," tanya Jack yang melihat Leila yang mematung sejak tadi. Pertanyaan dari Jack berhasil membuyarkan lamunan Leila yang sedari tadi dengan banyak pertanyaan. "Tidak apa-apa," balas Leila dengan w
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack."Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya."Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang."Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut."Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya."ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris."Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
"Apakah ini perbuatan David?" ujar Cindy masih dengan wajah terkejut. "Ya, maka dari itu aku tidak bisa mengemudikan mobil. selalu memakai supir pribadi," balas Jack jujur. Cindy yang percaya, segera masuk ke dalam mobil dan bersamaan berapa pria lain juga masuk ke dalam. "Jack," pekik Cindy terkejut. Jack tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Cindy. "Aku juga terpaksa melakukan ini padamu, aku juga di ancam oleh David. jadi kalian berdua selesaikan dulu," ucap Jack yang berjalan masuk ke dalam kafe. Jim segera menjalankan mobilnya, Cindy yang di himpit oleh kedua pria di sisi kanan dan kiri. tidak bisa melakukan apapun. termasuk melawan, ia hanya melototi kedua matanya kepada supir yang menjalankan mobil. Jim mengemudikan mobilnya kembali ke villa yang di mana ada David di sana. "Aku tidak mau kembali ke sana," pekik Cindy yang masih mencoba melepaskan diri. Jim menulikan telinganya, ia masih mengemudik
David memukul kedua kaki palsunya yang tidak bisa di gerakkan dengan pukulan kuat sembari mengutuk Jack dan keluarga Mikaela. ia bersumpah akan membuat keluarga Mikaela membayar penderitanya di masa depan atas apa yang mereka lakukan padanya sampai bernasib tragis seperti ini.***Jim yang mendapatkan laporan, segera bergegas ke lapangan untuk membereskan Cindy.Dalam perlarian, Cindy masih berusaha meminta bantuan Jack. ia yakin Jack akan menyelamatkan dirinya dari kejaran David yang ingin membunuh dirinya saat ini."Jack tolong aku," lirih Cindy yang masih mengingat nomor ponsel Jack."Kau masih ingat dengan aku, setelah apa yang kau lakukan dulu?" tanya Jack yang membalas panggilan Cindy dengan santainya. Seolah-olah ia tidak marah pada Cindy sedikitpun."Maafkan aku Jack, semua salah David. ia yang merencanakan semua ini dan aku tidak berdaya sama sekali dengan ancamannya. tolong percayalah padaku," dusta Cindy dengan berlinang air mata
Miura Diamentri mengulum senyumannya dengan wajah tersipu malu."Dua tahun lalu, jika tidak salah. aku di lamar dadakan oleh Jim dan semuanya dia yang ngurus.," balas Miura Diamentri dengan wajah merah merona."Astaga, kenapa tidak kasih tahu aku?" pekik Lala yang kecewa dengan sikap Miura Diamentri."Iya, kok tidak kasih tahu kita sih. pakai rahasia-rahasiaan segala," timpal Leila yang juga ikutan kecewa dengan sikap Miura Diamentri.Miura Diamentri menampakkan wajah kesalnya kepada Leila dan Lala secara bersamaan."Kalian saja main rahasia-rahasian. masa aku tidak boleh. huh," ngeluh Miura Diamentri kesal.Lala dan Leila tertawa bersamaan. mereka berdua lupa akan apa yang mereka lakukan kepada Miura Diamentri yang saat itu merahasiakan kehamilan dari Miura."Kita impas deh," ucap Leila dengan tawanya"Kita impas sudah sekarang," timpal Lala yang ikutan ketawa."Ngomong aku belum melihat suamimu?" lanjut Lala yang kepo
"Oh ya, hampir saja aku lupa dengan tujuan kedatangan aku hari ini." Jack mulai bercerita dengan ide dan tujuan untuk menjebak Cindy keluar dari persembunyiannya. Andre langsung tidak setuju, karena ini sungguh berbahaya. Mengingat kegilaan yang pernah di lakukan oleh Jack terdahulu yang berakhir dengan kegagalan dan taruhan nyawa. "Dengar dulu sampai selesai," ucap Jack yang memotong pembicaraan Andre yang masih ngotot tidak mau setuju dengan rencananya. "Gimana aku bisa setuju dengan ide gilamu itu," seru Andre yang penuh kemarahan. Jack terkekeh renyah kembali, ia pun kembali menjelaskan secara detail semua rencananya dari awal hingga akhir.