Cindy menampakkan senyuman penuh kebahagian dan kelicikan di sudut bibirnya.
Dalam hati, Cindy sangat yakin. semua misinya pasti berhasil dan ia akan menjadi Nyonya Mikaela untuk mengantikan kedudukan Leila.
Selesai makan malam, Jack mengantar Cindy pulang ke villa. lalu ia memilih untuk pulang ke rumah untuk menghindari mata-mata yang di utus oleh ayahnya. yang entah mata-mata itu bersembunyi di arah mana yang sewaktu-waktu bisa mengambil bukti perselingkuhan dirinya dengan CIndy.
Sesampai di rumah, Jack melihat Leila tertidur di sofa tamu. ia tahu, Leila menunggunya pulang. tapi perasaan jengkel dan marah menguasai Jack. ia menarik baju Leila dengan kuat. hingga tubuh Leila jatuh ke lantai.
"Siapa yang memintamu menunggu aku pulang?" seru jack dengan wajah marahnya.
Leila yang terbangun karena terkejut, langsung berlari masuk ke dalam kamarnya. dalam kamar ia hanya bisa menagis pilu atas perlakuan sang suami yang tidak sayang padanya.
"Aku akan cek, apakah kamu sudah basah?" ucap Jack yang menyudahi setiap kecupan dan gigitan di atas dada Leila. Leila mengeleng-ngelengkan kepalanya. ia berusaha menolak setiap sentuhan yang di berikan oleh Jack. "Kau sudah basah," bisik Jack yang mengusap bibir inti tubuh Leila dengan jemari tengah, lalu memasukkan jari tengahnya untuk mengocok inti tubuh Leila.. Leila yang tidak bisa melakukan apapun, hanya bisa terengah-engah menahan setiap perasaan yang di timbulkan barusan dan kini harus menahan sensasi aneh di dalam intinya. ketika salah satu jemari Jack bermain di dalam inti tunuhnya. Jack merasa bahagia melihat Leila semakin derita. ia kembali memasukan puncak dada Leila ke dalam mulutnya dan mempermainkan dengan lidah. sedangkan satu tangannya mulai bergerak lembut di dalam inti tubuh Leila. "Hmmmphhhh..." jerit Leila dengan mulut tersumpal. saat gigi Jack mengigit keras puncak salah satu dadanya. Merasakan semburan hangat di
Sementara Jack tidak bergerak di lembah hangat Leila. ia terlalu syock akan rasa sakit yang menyerangnya malam ini. "Kau masih perawan?' ucap Jack yang masih terkaget. Wajah Leila sudah pucat pasih. ia tidak bisa menjawabnya. mulutnya masih tersumpal dengan celana dalam miliknya. "Bertahanlah," ucap Jack yang menatap Leila yang sungguh terisaksa dengan rasa sakit. Leila hanya bisa mengeleng-ngelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Jack mulai menarik rudalnya dan memasuki lagi. lalu bergerak pelahan-lahan di dalam lembah yang hangat yang sungguh sempit itu. Leila menatapi Jack dengan tatapan sendu, air matanya masih mengalir deras. Jack seperti merasakan deja vu. ia rasanya pernah melihat tatapan mata seperti ini. tapi ia lupa di mana, yang pasti bukan dari Cindy. "Aku membencimu," batin Leila, ketika melihat semuanya merasa gelap. Jack menghela nafas panjang, ketika mendapatkan pelepasanya. ia berbaring di sampi
Leila mengangguk pelan. matanya tiba-tiba terasa panas. mendengar ketulusan Maria untuknya. "Iya Ma, Leila akan cerita sama Mama jika ada masalah sama Jack. sekarang belum ada masalah sama sekali," dusta Leila yang masih menyembunyikan semua yang ia alami. termasuk peristiwa mengerikan semalam. "Benar kah?" tanya Maria yang masih saja curiga dengan apa yang di katakan oleh Leila seperti sedang berdusta. Leila tersenyum pahit dengan menyeka butir-butiran air mata yang berjatuhan dari kedua matanya yang sudah terasa perih. "Janji ya Lei, soalnya Mama dan Papa tuh kepikiran terus tentang kalian berdua di sini. takut-takut Jack akan bertindak semena-mena padamu, mengingay ia tidak menganggap mu sebagai istrinya. hanya menganggap dirimu sebagai orang luat" ujar Maria yang menarik tissu di dalam kotak untuk menyeka air mata menantu kesayangannya yang semakin jatuh dengan derasnya. Leila terdiam, ingin rasanya ia menceritakan kejadian semalam tentang
Melihat wajah Jack yang semakin hitam dan memilih diam. Leila semakin tersiksa. ia menutup kedua matanya sesat. nafasnya memburu karena sedih bercampur dengan kemarahan atas tuduhan Jack yang tidak masuk akal sama sekali. "Ceraikan aku sekarang? biar kau bisa kembali dengan wanita jalangmu dan aku bebas bisa bersama dengan siapa saja," pekik Leila yang semakin frutrasi yang lelah menghadapi sikap Jack yang tiada baik dan lembut. Ucapan Leila semakin memancing kemarahan Jack. "Ceraikan aku sekarang," ucap Leila kembali dengan suara yang lebih lirih. Kedua mata Jack menatapi Leila dengan tajam. lalu ia kembali menyamar dagu Leila. kali ini Jack mencengkeramnya lebih kuat dan menyakitkan. "Jangan memancing emosi aku, wanita sialan. apa kau ingin tahu hukuman untuk orang yang telah melawan aku?" ucap Jack dengan rahang mengertak. Leila menelan saliva dengan kasar. ia mengepalkan kedua tangannya untuk terlihat tegar dan kuat di depa
Ternyata kelegaan Leila hanya sesat. karena itu merupakan jebakan dari jack untuk memberikan ketakutan yang luar biasa kepada Leila. Melihat Jack kembali ke dalam kamar dengan senyuman miring di sertai dengan tawa yang melihat wajah Leila semakin ketakutan. seperti melihat hantu. "Jack," seru Leila kaget, kenapa Jack bisa kembali lagi ke dalam kamar. padahal jelas-jelas mengatakan akan keluar dengan berlari tergesah-gesah barusan. "Tertipu, kau kira aku benaran keluar dari rumah ini. semua hanya trik, Leila. trik untuk membuatmu bernafas lega dengan apa yang terjadi barusan dan sekarang kita akan memulainya permainan kita kemmabli. "Aku akan memberikan kepuasan batin untukmu yang haus akan sentuhan para pria?' cibir Jack yang semakin mendekati Leila. lalu mendorong tubuh Leila hinga terlentang di atas ranjang. "Waktunya bermain," seru Jack yang mengenggam pakaian dalam di area bawah tubuh Leila dengan genggaman kuat. Leila yang ketakut
"Aku tidak ingin kau hamil," ucap Jack yang mengeluarkan berapa tablet pil anti hamil dari saku jasanya. Leila menatapi Jack dengan tatapan terkejutnya. "Buka," perintah Jack yang menjambak rambut Leila dengan kuat. Leila masih belum membuka mulutnya, Jack kehabisan sabaran. Langsung menampar wajah Leila dan menghentakan kembali rudalnya yang masih kokoh ke dalam inti Leila yang sudah memar. "Sakit," pekik Leila. Bersamaan berapa pil anti hamil masuk ke dalam mulut Leila. "Telan," perintah Jack yang masih kuat menghentakan inti Leila yang sudah memar dengan hentakan semakin kuat. Leila menelan berapa pil obat dengan terbatuk-batuk. "Ahhh," gumam Jack yang masih mengerang dan mengeluarkan di dalam untuk kesekian kalinya. yang entah kenapa terasa enak mengeluarkan semua penderitaanya di dalam liang Leila. Tanpa keperdulia
Jack menyambut pelukan Cindy. dengan cara berusaha menenangkan Cindy yang sedang ketakutan di dalam pelukannya. "Aku takut Jack," lirih Cindy yang menagis di dalam pelukan Jack. "Jangan takut, ada aku di sini. tenanglah," ucap Jack yang menghibur Cindy untuk tiidak ketakutan lagi. Jack juga dapat merasakan betapa ketakutanya Cindy sampai tubuhnya gemetar seperti itu "Aku takut Jack, sangat takut. sepertinya seseorang mengawasi semua yang kita lakukan," rintih Cindy lirih dengan sikap palsunya. seolah-olah mencurigai Leila sebagai pelakunya. tapi ia belum berani mengatakan kepada Jack. Jack menghela nafas panjang, ia menutup kedua matanya sesat. sembari memikirkan apa yang di katakan oleh Cindy memang ada benarnya. Sepertinya, semua ini kerjaan seseorang untuk menciptakan ketakutan kepada Cindy. agar Cindy menjauhi dirinya atau sebaliknya. Jack sungguh ingin tahu apa
"Iya Mom, aku sungguh menyesal. aku tahu, aku telah menyakiti hati Leila tanpa sengaja. tolong jangan mengatakan kepada Leila apa yang terjadi aku dan Cindy," pinta Jack memohon dengan sandiwara palsunya. Maria memeluk Jack dengan penuh kasih Sayang. semarah dan kesal seperti apapun, jack adalah anaknya. anak yang ia lahirkan dan di besarkan, sehingga Maria masih mudahnya memaafkan sikap Jack yang sudah keterlaluan itu. "Mom tidak mengatakan kepada Leila. Mom mengizinkan Leila bekerja lagi dan kini ia sedang menjadi pemadu tur di jepang," jelas Maria yang masih mendukung usaha anaknya untuk bertobat dan keinginan menantunya untuk tetap berkerja. Jack tersentak kaget mendengar apa yang di katakan ibunya barusan. "Sialan, ternyata dia kabur pakai acara seperti ini. pantasan tidak ada di rumah," batin Jack yang memaki-maki istrinya dengan sumpah serapah dan sebagainya. "Lain kali, mom ti
"Aku harus minta maaf padanya," batin Alponso yang membulatkan tekatnya untuk menemui Miura Diamentri yang kini sedang belanja bersama Lala di salah satu mall. sebenarnya Alponso ingin juga menemui Leila di kediaman keluarga Mikaela. tetapi ia tidak berani pergi kesana, karena penjagaan yang luar biasa ketat sekali.Tidak ingin berlama-lama, Alponso segera pergi ke mall yang di kasih tahu oleh Lala.Kehadiran Alponso di sambut biasa saja oleh Miura Diamentri yang kini sudah tidak ada rasa lagi kepada Alponso."Kita cari tempat duduk," tawar Lala yang tidak ingin situasi tegang antara Miura Diamentri dengan Alponso.Keduanya langsung setuju dengan ide Lala.Ketiganya memasuki salah satu kafe yang menyediahkan makanan siap saji. Miura Diamentri hanya mengoder soda dan kentang goreng."Kenapa makannya sedikit?" tanya Alponso yang mengkritik makanan yang di oder oleh Miura Diamentri.Miura Diamentri yang sadar diri dengan berat tubu
Senruhan Miura Diamentri membangunkan Jim yang sedang tertidur lelap."Ura,"ujar Jim yang terbangun dari mimpi buruknya."Ya," balas Miura Diamentri dengan senyuman lembutnya. yang berusaha menyembunyikan wajah lelahnya dari Jim.Jim yang seperti anak kecil, memeluk Miura Diamentri dengan tangisan meraung-ranung. karena ia sungguh cemas dengan keandaan Miura Diamentri selama berhari-hari tidak sadarkan diri."Di mana anak kita?" tanya Miura Diamentri yang ingin melihat anaknya."Ada di rumah, Lala dan Leila yang merawat Loki. aku di sini menjagamu," balas Jim jujur."Aku ingin melihat anak kita," ucap Miura Diametri yang tidak sabaran."Aku akan memberitaukan kepada Leila dan Lala," balas Jim yang berusaha menghibur Miura Diamentri untuk tidak cemas atau berpikiran negatif.Mendengar apa yang di katakan oleh Jim, hati Miura mulai tenang. ia sempat berpikir bayinya sudah meninggal saat di lahirkan."Aku sudah berapa hari
"Tidak perlu Syock, Jim orangnya baik dan romantis banget. hanya saja expresi wajahnya itu menyevalkan. dulu pertama kali melihatnya saja pegen aku cakar dengan kedua tangan ini," timpal Miura Diamentri yang ingat masa lalu.Jack terkekeh renyah, ia mendudukkan Leo dan Rosa di atas pahanya."Benci jadi cintakan," balas Jack yang mengoda Miur Diamentri yang di balas dengan tatapan marah oleh Miura Diamentri dengan wajah kesalnya.Acara makan bersama-sama di mulai dengan canda tawa di taman belakang rumah keluarga Mikaela.Kyo Mikaela dan Maria Mikaela yang pulang dari acara melihat ke arah belakang rumah. keduanya tersenyum bahagia. karena rumah yang sebesar ini akhirnya di huni oleh para anak-anak kandung dan angkat.***Menjelang kelahiran Miura Diamentri, Jim memutuskan libur sehari. ia ingin menjaga istrinya di dalam ruangan bersalin.Di luar ruangan, sudah berkumpul satu keluarga besar yang merupakan keluarga Mikaela yang sedari w
Sepanjang perjalanan ke rumah keluarga Mikaela. Andre masih saja kepo dengan istri dari Jim. ia sungguh penasaran sekali."Jangan penasaran melulu, tidak baik buat jantung. lagian kau pasti kenal siapa istrinya," balas Jack yang masih duduk dengan santainya di dalam mobil.Mobil yang di kemudikan oleh Jim memasuki pakiran mobil di keluarga Mikaela. Andre keluar duluan. baru di susul oleh Jack."Tuan," saut Jim yang hendak membantu Jack untuk berjalan."Aku baik-baik saja, tidak perlu cemas. Jangan memanjakan aku!" perintah Jack kepada Jim."Baik," balas Jim yang melepaskan tangannya dari Jack."Jim, ini punyamu.""Oh iya," balas Jim yang mengambil salah satu kantong kresek dari tangan Jack. lalu menekan bel tanda bunyi.Bodyguard yang di dalam ruangan segera membuka pintu dan mempersilahkan ketiga pria masuk ke dalam."Daddy," sahut Leo yang berlari ke arah Jack."Daddy sudah pulang, mana Mom?" tanya Jack yang ber
Andre masuk ke dalam mobil dengan perasaan masih tidak tenang, lalu di susul oleh Jack."Jim, kita langsung pulang ke rumah atau kau ingin mampir ke suatu tempat lagi?" tanya Jack yang melihat jam di pergelangan tangannya."Tuan, apa anda tahu di mana tempat jual soto dan rujak?" tanya Jim yang tanpa menoleh ke arah belakang."Ya, kau mau makan di sana?" tanya Jack yang kaget, karena selama ini ia tidak pernah melihat Jim memakan jenis makanan tersebut."Tidak, istri mau makan. jadi saya harus beli untuknya," balas Jim yang mulai menjalankan mobilnya."ikuti saja gps ini," ucap Jack yang menyerahkan ponselnya kepada Jim.Jim segera menerima ponsel Jack dan menatapi gerakan Gps sembari menyetir mobil mewah.Andre menatapi Jack dengan tatapan kaget, karena ia baru tahu Jim bisa bahasa Indonesia. karena semalam Jim memperkenalkan diri dengan bahasa Inggris."Jim bisa mengunakan berapa bahasa," balas Jack dengan menahan tawa. ia ti
"Apakah ini perbuatan David?" ujar Cindy masih dengan wajah terkejut. "Ya, maka dari itu aku tidak bisa mengemudikan mobil. selalu memakai supir pribadi," balas Jack jujur. Cindy yang percaya, segera masuk ke dalam mobil dan bersamaan berapa pria lain juga masuk ke dalam. "Jack," pekik Cindy terkejut. Jack tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Cindy. "Aku juga terpaksa melakukan ini padamu, aku juga di ancam oleh David. jadi kalian berdua selesaikan dulu," ucap Jack yang berjalan masuk ke dalam kafe. Jim segera menjalankan mobilnya, Cindy yang di himpit oleh kedua pria di sisi kanan dan kiri. tidak bisa melakukan apapun. termasuk melawan, ia hanya melototi kedua matanya kepada supir yang menjalankan mobil. Jim mengemudikan mobilnya kembali ke villa yang di mana ada David di sana. "Aku tidak mau kembali ke sana," pekik Cindy yang masih mencoba melepaskan diri. Jim menulikan telinganya, ia masih mengemudik
David memukul kedua kaki palsunya yang tidak bisa di gerakkan dengan pukulan kuat sembari mengutuk Jack dan keluarga Mikaela. ia bersumpah akan membuat keluarga Mikaela membayar penderitanya di masa depan atas apa yang mereka lakukan padanya sampai bernasib tragis seperti ini.***Jim yang mendapatkan laporan, segera bergegas ke lapangan untuk membereskan Cindy.Dalam perlarian, Cindy masih berusaha meminta bantuan Jack. ia yakin Jack akan menyelamatkan dirinya dari kejaran David yang ingin membunuh dirinya saat ini."Jack tolong aku," lirih Cindy yang masih mengingat nomor ponsel Jack."Kau masih ingat dengan aku, setelah apa yang kau lakukan dulu?" tanya Jack yang membalas panggilan Cindy dengan santainya. Seolah-olah ia tidak marah pada Cindy sedikitpun."Maafkan aku Jack, semua salah David. ia yang merencanakan semua ini dan aku tidak berdaya sama sekali dengan ancamannya. tolong percayalah padaku," dusta Cindy dengan berlinang air mata
Miura Diamentri mengulum senyumannya dengan wajah tersipu malu."Dua tahun lalu, jika tidak salah. aku di lamar dadakan oleh Jim dan semuanya dia yang ngurus.," balas Miura Diamentri dengan wajah merah merona."Astaga, kenapa tidak kasih tahu aku?" pekik Lala yang kecewa dengan sikap Miura Diamentri."Iya, kok tidak kasih tahu kita sih. pakai rahasia-rahasiaan segala," timpal Leila yang juga ikutan kecewa dengan sikap Miura Diamentri.Miura Diamentri menampakkan wajah kesalnya kepada Leila dan Lala secara bersamaan."Kalian saja main rahasia-rahasian. masa aku tidak boleh. huh," ngeluh Miura Diamentri kesal.Lala dan Leila tertawa bersamaan. mereka berdua lupa akan apa yang mereka lakukan kepada Miura Diamentri yang saat itu merahasiakan kehamilan dari Miura."Kita impas deh," ucap Leila dengan tawanya"Kita impas sudah sekarang," timpal Lala yang ikutan ketawa."Ngomong aku belum melihat suamimu?" lanjut Lala yang kepo
"Oh ya, hampir saja aku lupa dengan tujuan kedatangan aku hari ini." Jack mulai bercerita dengan ide dan tujuan untuk menjebak Cindy keluar dari persembunyiannya. Andre langsung tidak setuju, karena ini sungguh berbahaya. Mengingat kegilaan yang pernah di lakukan oleh Jack terdahulu yang berakhir dengan kegagalan dan taruhan nyawa. "Dengar dulu sampai selesai," ucap Jack yang memotong pembicaraan Andre yang masih ngotot tidak mau setuju dengan rencananya. "Gimana aku bisa setuju dengan ide gilamu itu," seru Andre yang penuh kemarahan. Jack terkekeh renyah kembali, ia pun kembali menjelaskan secara detail semua rencananya dari awal hingga akhir.