"Aku tidak ingin kau hamil," ucap Jack yang mengeluarkan berapa tablet pil anti hamil dari saku jasanya.
Leila menatapi Jack dengan tatapan terkejutnya.
"Buka," perintah Jack yang menjambak rambut Leila dengan kuat.
Leila masih belum membuka mulutnya, Jack kehabisan sabaran. Langsung menampar wajah Leila dan menghentakan kembali rudalnya yang masih kokoh ke dalam inti Leila yang sudah memar.
"Sakit," pekik Leila. Bersamaan berapa pil anti hamil masuk ke dalam mulut Leila.
"Telan," perintah Jack yang masih kuat menghentakan inti Leila yang sudah memar dengan hentakan semakin kuat.
Leila menelan berapa pil obat dengan terbatuk-batuk.
"Ahhh," gumam Jack yang masih mengerang dan mengeluarkan di dalam untuk kesekian kalinya. yang entah kenapa terasa enak mengeluarkan semua penderitaanya di dalam liang Leila.
Tanpa keperdulia
Jack menyambut pelukan Cindy. dengan cara berusaha menenangkan Cindy yang sedang ketakutan di dalam pelukannya. "Aku takut Jack," lirih Cindy yang menagis di dalam pelukan Jack. "Jangan takut, ada aku di sini. tenanglah," ucap Jack yang menghibur Cindy untuk tiidak ketakutan lagi. Jack juga dapat merasakan betapa ketakutanya Cindy sampai tubuhnya gemetar seperti itu "Aku takut Jack, sangat takut. sepertinya seseorang mengawasi semua yang kita lakukan," rintih Cindy lirih dengan sikap palsunya. seolah-olah mencurigai Leila sebagai pelakunya. tapi ia belum berani mengatakan kepada Jack. Jack menghela nafas panjang, ia menutup kedua matanya sesat. sembari memikirkan apa yang di katakan oleh Cindy memang ada benarnya. Sepertinya, semua ini kerjaan seseorang untuk menciptakan ketakutan kepada Cindy. agar Cindy menjauhi dirinya atau sebaliknya. Jack sungguh ingin tahu apa
"Iya Mom, aku sungguh menyesal. aku tahu, aku telah menyakiti hati Leila tanpa sengaja. tolong jangan mengatakan kepada Leila apa yang terjadi aku dan Cindy," pinta Jack memohon dengan sandiwara palsunya. Maria memeluk Jack dengan penuh kasih Sayang. semarah dan kesal seperti apapun, jack adalah anaknya. anak yang ia lahirkan dan di besarkan, sehingga Maria masih mudahnya memaafkan sikap Jack yang sudah keterlaluan itu. "Mom tidak mengatakan kepada Leila. Mom mengizinkan Leila bekerja lagi dan kini ia sedang menjadi pemadu tur di jepang," jelas Maria yang masih mendukung usaha anaknya untuk bertobat dan keinginan menantunya untuk tetap berkerja. Jack tersentak kaget mendengar apa yang di katakan ibunya barusan. "Sialan, ternyata dia kabur pakai acara seperti ini. pantasan tidak ada di rumah," batin Jack yang memaki-maki istrinya dengan sumpah serapah dan sebagainya. "Lain kali, mom ti
Sesampai di rumah, Bi Ina menyambut kepulangan Jack dan Leila dengan wajah bahagia. "kopernya taruh di kamar aku!" perintah Jack pada Bi Ina. Bi Ina segera melakukan perintah Jack untuk menaruh koper Leila di dalam kamar Jack. Sedangkan Jack meminta Leila untuk ke dapur. Leila dengan gaya malas, tetap mengikuti Jack ke arah dapur. Di dapur, Jack menuangkan satu gelas air untuk Leila. Tiada angin dan awan, Leila melihat suaminya memberikan ia minuman dingin. tentu saja, sikap Jack yang seperti ini. membuat Leila curiga. pasalnya Jack tidak pernah melakukan hal seperti ini. "Jangan berpikiran macam-macam," ucap Jack yang meletakkan air dingin di atas meja. Leila masih tidak menyentuh gelas tersebut. matanya menatapi Jack dengan tatapan curiga. Jack yang tahu maksud Leila. langsung meminum air di dalam gelas untuk membuk
Maria yang mendengar laporan Bi Ina merasa lega dan sekaligus bersyukur kepada tuhan. ternyata putranya telah menunjukkan perubahan sikap kepada Leila untuk membuktikan keseriusannya. Di dalam mobil, Leila duduk diam. pandangan matanya menatapi ke keluar jendela dan sibuk dengan pikirannya saat ini. Sedangkan Jack, ia berapa kali melirik ke arah Leila yang membuang muka darinya dan hal ini, membuat Jack tidak senang terhadap perubahan sikap Leila yang mendadak seperti orang lain. "Kau mau makan di mana?" ucap Jack yang membuka pembicaraan di suasana hening. "Terserah," balas Leila singkat dan padat. Jawaban Leila benar-benar tidak membuat Jack senang. sebaliknya ia semakin emosi tinggi. hingga merem mendadak mobilnya di tengah jalan. "Sebenarnya apa maumu?" tanya Jack dengan nada marahnya. Leila memutar kepalanya, ia menatapi wajah Jack yang penuh k
Jack tersenyum penuh arti melihat kesakitan Leila dan menarik miliknya secara pelahan untuk memberikan sensi nikmat kepada Leila. "Jangan lagi," pinta Leila memohon saat tubuhnya di balikkan. Dari belakang, posisi Jack membelakangi Leila. langsung menarik pinggul Leila, agar Leila menumpuhkan tangan dan lututnya di sofa. "Aku tahu kau menikmatinya," cemoh Jack yang meremas bokong padat dan mencari inti tubuh Leila yang barusan ia masuki. Leila hanya bisa mengigit bibir bawahnya dengan keras. karena merasakan milik Jack mengesek ke arah intinya. bahkan menampar intinya dengan rudal panas dan padat itu. "Kau memang jalang berkualitas, pantas saja banyak pria menginginkan mu. kenapa kau tidak minta uang saja sama mereka," cibir Jack yang memasukan miliknya ke inti tubuh Leila dengan sekali hentakkan kuat. yang membuat Leila memekik dengan suara kuat. "Jack... ahhh sakit, jangan seperti ini. ini sungguh menyakitkan," protes Leila yan
Mata Maria melihat kemeja batik Jack lalu melihat gaun yang di kenakan oleh Cindy. "Jadi seperti ini kelakuanmu saat di luar? dan kau wanita murahan, berapa kali harus aku katakan. dia sudah beristri dan apa ini hobbymu merusak rumah tangga orang lain? berapa uang yang sudah kau peras dari Jack?" pekik Maria dengan suara besar yang membuat semua mata melihat ke arah Cindy. "Mom cukup?" ucap Jack. Maria menatapi Jack dengan tatapan marah dan Cindy menagis pilu sembari menundukan kepalanya. "Jadi karena wanita ini, kau membentak Mama di depan umum?" ucap Maria pelan tetapi mengandung makna kebencian mendalam. "Bukan begitu Mom," elak Jack. "Dia bahkan membuat kau menjadi anak durhaka, kau masih membelanya?" pekik Maria dengan berlinang air mata di hadapan para tamu yang hadir. berapa orang mulai merekam secara diam-diam apa yang terjadi antara Jack dengan seorang wanita bernama Maria Mikaela di acara amal yang di datangi oleh ban
"Mom sudah tidur, aku tidak ingin membangunkannya. lagian ada Daddy yang masih marah kepada kita," jelas Jack jujur dengan situasi yang kini di hadapi. "Maafkan aku, aku tidak tahu akan jadi seperti ini?" balas Cindy yang mengusap air matanya dengan punggung tangan. tidak lupa memperlihatkan sikap yang menjadi korban tertindas. Kedua mata Jack menatapi keandaan Cindy. ia juga merasa bersalah dengan apa yang di alami oleh Cindy hari ini atas perbuatan ibunya yang juga keterlaluan barusan di acara. "Semua ini bukan salahmu, untuk kebaikan. kita jangan bertemu dulu berapa hari. sampai situasi membaik dulu," jelas Jack dengan nada menyesal. walau tersiksa harus ia lakuan untuk mempertahankan hubungan dirinya dengan Cindy dari amukan sang ayah. "Aku-," balas Cindy yang mencoba memahami dan mendukung keputusan Jack. dalam hati menyumpahi Maria segera mati. agar ia tidak perlu bercapek-capek bersikap mengalah seperti ini. "Aku antar kamu pulang dulu,
"Hmmm, saran aku sih. kau berpisah saja sama Cindy dan memulai hidup baru dengan pilihan ibumu," saran Andre yang masih mempunyai niat lainnya untuk menguji kesetian Jack yang masih mencintai Cindy atau tidak. setelah mengetahui watak asli Cindy yang akan keluar dalam waktu dekat. "Itu tidak mungkin," tolak Jack tegas dengan mengebrek meja kerja Andre. Andre menatapi Jack yang mengebrek meja kerjanya dengan dua tangan. "Ya terserah dirimu, aku kan hanya memberikan nasehat kayak gitu. lebih baik kau pikir dulu gimana? coba tes Cindy, apa dia benar-benar mencintaimu atau hanya sekedar hartamu. lagian kan kau sudah kena depak dari keluarga Mikaela?" saran Andre yang ingin terbaik untuk Jack bagian ini. Jack menatapi Andre dengan tatapan penuh kemarahan atas apa yang di lakukan oleh ayahnya. "Jangan marah kepada aku, aku bukan bapakmu. jadi jangan pernah menyalahkan aku atas segala kesialan yang pernah kau hadapi. terutama kesialan yang super mena