ayo jangan lupa VOTE aku sudah dobel up
"Apa kau tidak bisa tinggal beberapa pekan lagi?" Pangeran Albany menghalangi langkah Jeny yang sedang mondar-mandir memasukkan pakaian ke dalam koper. "Aku harus ikut pulang bersama papaku." "Bagaimana denganku?" "Jangan berlagak rewel, aku bukan ibumu, urus saja dirimu sendiri!" Jeny adalah wanita paling galak yang tidak pernah mempan utuk Pangeran Albany goda. "Bagaimana dengan kita?" "Kesepakatan berakhir, semua rencanaku sudah gagal dan sia-sia!" Tobias tetap acuh pada Sarah yang sudah sangat baik dan perhatian. "Akan kubantu mencari ibumu!" Jeny berhenti sebentar untuk mendongak pada Pangeran Albany yang tinggi menjulang, tampan tapi sedang ribut dan menyebalkan. "Aku tetap harus pulang, aku tidak bisa tinggal bersama Ane di istana Zubair. Di sana aku tidak bisa memegang ponsel, tidak bisa mengambil foto, dan aku bisa gila!" "Kau bisa tinggal bersamaku." "Kau pikir siapa yang akan mengijinkanku tinggal dengan pemuda sepertimu?"Jeny makin ketus. "Apa aku harus menikah
BAB 48 TERPERANGKAP Entah siapa yang sebenarnya sedang memakan umpan. Begitu tahu ponselnya sedang diretas Pangeran Albany justru semakin pandai berkamuflase mengikuti permainan. Karena itu Jeny dan Anelies sama sekali tidak menaruh curiga jika pergerakan mereka sudah terbaca.Pangeran Albany tahu jika Anelies mengunakan Jeny sebagai umpan demi untuk membantu suaminya. Pangeran Albany juga satu-satunya orang yang sudah tahu jika Aneleis adalah putri keluarga Loghan. Tentu Pangeran Albany semakin tidak mau kalah dari Serkan atau pun Pangeran Sofyan yang selalu jadi anak emas di keluarganya.Selama ini Pangeran Albany selalu tersisih, tidak pernah diperhitungkan, karena itu dia sangat sadar untuk mencari sekutu. Ketika akhirnya Pangeran Albany juga tahu jika hidupnya telah sangat dipermainkan demi tujuan serakah keluarganya, maka keinginanya untuk menang jadi semakin tidak bisa dihentikan. Pangeran Albany bersumpah akan mengalahkan semua musuhnya tanpa pernah mereka sadari kapan dia mul
Anelies juga langsung menemui Yang Mulya Serkan untuk menceritakan semuanya."Pangeran Albany sangat jahat, aku mendengar semua rencana keji di kepalanya! Dia akan menyakiti kita semua!""Dia tetap putra Pangeran Rasyid.""Dia monster!" tegas Anelies yang sudah tidak bisa menemukan istilah apa lagi untuk menggambarkan kekejian yang telah direncanakan oleh Pangeran Albany. "Tolong lakukan sesuatu Yang Mulya ..."Anelies rela memohon karena tahu jika Yang Mulya Serkan tidak akan bisa melakukan tindak kekerasan pada putra Pangeran Rasyid meskipun sudah nyata, anak laki-laki itu jahat hingga tidak lagi seperti manusia.*****Setelah hidup dalam kebohongan dan dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitarnya, Pangeran Albany bersumpah untuk membalas mereka semua dengan setimpal."Masuklah!" Pangeran Albany sedang duduk di sofa mempersilahkan Putri Asifa yang datang seorang diri tanpa sepengetahuan Tuan Jalal."Lepas pakaianmu!""Saya sudah melakukan perintah Anda, Pangeran Albany, tolong jangan
Seseorang yang terdesak memang bisa berbuat nekat hingga di luar nalar, biasanya mereka baru akan panik serta menyesal setelahnya. Tapi tidak demikian dengan Pangeran Albany, dia tetap tenang setelah membidik kepala Pangeran Sofyan dan menyaksikan tubuhnya tertelungkup di lantai. Degup jantung serta helaan napasnya tetap tenang seolah tidak baru terjadi apa-apa. Sikap dingin bisa jauh lebih mengerikan dari pada raungan tangis penyesalan. Karena hanya psikopat yang masih bisa begitu tenang terkontrol setelah melakukan kekejian.Pangeran Albany melangkah mendekat kemudian membalik tubuh Pangeran Sofyan yang sedang tertelungkup di lantai mengunakan ujung kaki. Matanya masih terbuka dengan lobang kecil tepat di dahi yang terus merembaskan darah segar hingga menggenang. Pangeran Albany sedikit merunduk untuk balas menatap tubuh tidak bernyawa itu dengan lebih dekat."Ingat bagaimana kau pernah memanfaatkanku dengan sangat licik!" Pangeran Albany benar-benar sedang bicara pada Pangeran Sofy
Pangeran Albany menempelkan dahinya yang basah menetes-netes ke dahi Jeny agar bisa menghirup napasnya yang lembut dan hangat. Gadis itu benar-benar bujukan penuh dosa. Sebenarnya bisa saja jika Pangeran Albany ingin melecehkan Jeny seperti pada Putri Asifa, tapi ternyata Pangeran Albany malah mengatakan jika dia baru membunuh Pangeran Sofyan."Aku menembak kepalanya hanya dengan sebutir peluru!" Pangeran Albany mengucapkan nya seperti bisikan. "Seketika kesombongannya lenyap saat aku menyeret tubuhnya seperti bangkai!""Pangeran Albany, apa yang kau bicarakan?" Jeny masih berpikir jika pemuda itu cuma asal bicara, tidak serius."Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku dan benar-benar akan membalas mereka semua yang telah berkhianat!"Tiba-tiba dagu Jeny dicekal kencang agar menengadah untuk menatapnya."Karena itu sebaiknya dengarkan aku!"Jeny mulai merinding saat bibir bawahnya disapu dengan dingin."Jangan pernah berani mengkhianatiku!"Pangeran Albany terus bercerita siapa saja
Anelies benar-benar cemas menunggu kepulangan suaminya, dia sama sekali tidak bisa tenang dengan keputusan Serkan yang tetap ingin mendekati Pangeran Albany untuk berdamai. Anelies sedang duduk di samping Yang Mulya Seika, menggenggam tangannya dengan lembut untuk terus berusaha mengajaknya bicara dan mengungkapkan semua kecemasannya.Kemarin Anelies juga sudah bercerita jika ternyata Pangeran Albany adalah putra Pangeran Rasyid yang selama ini telah disembunyikan oleh keluarga Selir Kumaira untuk mereka manfaatkan."Hari ini Yang Mulya Serkan menemui putra Pangeran Rasyid, dia ingin membawanya pulang bersama kita. Aku sangat cemas Ibu. Aku takut Pangeran Albany tidak mau mendengarkan."Sangat wajar jika Anelies cemas, karena Serkan juga tidak pernah bercerita bagaimana dia akan menghadapai Pangeran Albany yang cerdas, licik, dan penuh kebencian."Doakan putramu Ibu." Anelies mengecup punggung tangan Yang Mulya Seika, memohon untuk keselamatan suaminya.Meskipun belum bisa balas meresp
Anelies juga tidak memiliki firasat apa-apa mengenai tragedi yang akan kembali terjadi. Pagi hari yang cerah dengan kedua bayi montoknya yang baru kenyang menyusu. Anelies membawa kedua bayi kembarnya untuk bertemu Yang Mulya Seika. Sejak ingatan Yang Mulya seika kembali ini adalah kali pertama Anelies memperkenalkan kedua bayi kembarnya.Anelies sendiri yang menggendong Sofia dan Yang Mulya Serkan mengendong Hamdan. Serkan sendiri yang memperkenalkan anak-anaknya."Hamdan akan menjadi penerusku, penerus ayahku, penerus kakekku dan penerus semua pria hebat yang telah menjadi leluhur kita!" Serkan menggenggam tangan ibunya. "Bangunlah Ibu, agar kau bisa ikut bangga melihat mereka."Kali ini Serkan mencium punggung tangan ibunya dan diikuti oleh Anelies yang juga melakukan hal serupa."Putra Pangeran Rasyid juga telah bersama kita."Hari-hari Serkan sedang dilimpahi kebahagiaan, dia telah punya istri yang cantik, anak-anak yang sehat, dan seorang keponakan laki-laki yang telah kembali. S
Tepat di tengah tragedi yang menimpa Anelies, singa betina di istana zubair melahirkan bayi singa laki-laki. Ternyata memang akan selalu ada hikmah di balik bencana serta duka bagi mereka yang mau tetap bersyukur, sabar, dan belajar."Namanya Bagheera, dia akan menjadi milik putraku Hamdan."Anelies bukan hanya telah menjadi ratu yang hebat dia juga akan menjadi ibu yang tangguh untuk melindungi anak-anaknya. Hamdan adalah pangeran kecil yang kelak akan melanjutkan tahta ayahnya, anak laki-laki yang penuh berkah dan doa kemuliaan dari semua orang yang mencintainya."Bagaimana dengan penyihir wanita itu?" Omar menanyakan pendapat ratunya mengenai Callia. "Dia sudah pulih.""Bawa dia menemuiku!""Baik, Yang Mulya." Omar mematuhi semua perintah Anelies yang sekarang mengambil alih peran suaminya.Omar membawa Callia ke hadapan Anelies dan wanita paruh baya itu langsung bersujud padanya."Terima kasih Yang Mulya.""Berdirilah!" Anelies tetap merasa terlalu muda untuk dihormati seperti itu.
BAB 55 PERTARUNGAN Beruntung para tentara relawan sudah cukup waspada, setiap malam mereka sengaja hanya menyalakan lilin di dalam tenda kemudian tidur di balik barisan bukit kecil di seberang sungai. "Brengsek!" Kemal mengumpat keras. "Mereka benar-benar datang!" Ketika serangan udara datang menghujani seluruh camp dengan berbagai peluru misil, para tentara relawan cuma menyaksikan gemuruh ledakan itu dari lereng bukit. Kilat api terlihat berkobar dari jejak ledakan menggelegar. Asap pekat bercampur pasir gurun membumbung ke langit gelap. Benar-benar gempuran yang brutal, kemal dan yang lain yakin mereka tidak mungkin akan selamat bila masih berada di camp. Sehebat apapun bala tentara musuh dan persenjataan mereka. Pertolongan dari langit tetap bisa tiba-tiba datang untuk mereka yang diberi keberuntungan. Kemal dan seluruh kawannya selamat tanpa ada yang terluka. ******* Putri Sofia sedang duduk seorang diri di sofa balkon kamarnya, langit malam mulai ditumbuhi percikan bi
BAB 54 MENYERANG KAWAN SENDIRIKelopak mata Dokter Faiza perlahan terbuka sayup, kepalanya terasa berat, dan napasnya masih tersengal sesak oleh sisa endapan asap. Dokter Faiza pingsan akibat terjebak di tengah tenda yang sedang terbakar, dia menghisap terlalu banyak asap karbon. Tapi beruntung wanita cantik berhati malaikat itu masih selamat dari tragedi mengerikan.Kondisi Dokter Faiza masih sedikit linglung, ranjang empuk di bawah tubuhnya terasa asing, bau antiseptik di sekelilingnya menusuk sangat keras. Setelah mengerjap pelan, Dokter Faiza baru sadar bila dirinya telah berada di kamar rumah sakit. Tangan kiri Dokter Faiza dipasangi infus, dia juga mendengar suara langkah kaki dari luar dan tidak lama kemudian pintu terbuka."Anda sudah sadar?" Seorang perawat wanita menghampiri Dokter Faiza."Apa yang terjadi?" Dokter Faiza benar-benar bingung dengan kondisinya."Anda pingsan karena menghirup terlalu banyak asap kebakaran." Perawat wanita menjelaskan."Bagaimana dengan camp rel
BAB 53 SERANGAN TIBA-TIBA Kurang lebih lima belas mil dari perbatasan kota yang dijaga ketat oleh pasukan tentara musuh, tenda relawan medis berjejer di dekat hilir sungai. Tenda-tenda tersebut sengaja di pindahkan ke dekat tepian sungai agar diam-diam bisa mempermudah penyelundupan para tawanan untuk mendapat pertolongan.Setelah lebih dari enam bulan para tim relawan dikirim ke medan pertempuran, sepertinya mereka cuma semakin tersingkir jauh dari kota yang telah di duduki oleh pihak musuh. Pihak musuh menerbitkan larangan keras bagi siapapun untuk memasuki kota. Penduduk sipil yang masih terjebak di tengah kota sebagian menjadi sandera dan sebagian besar dalam kondisi memprihatinkan, terutama wanita dan anak-anak.Setiap hari gelap para relawan militer akan menyelinap melalui jalur sungai untuk membawa korban terluka dan membebaskan sandera. Kamp para tentara relawan juga terletak tidak jauh dari tenda tim medis agar memudahkan akses bagi mereka untuk saling membantu dan berbagi
BAB 52 HARUS PATUHPutri Sofia yang baru kembali dari asik berlibur langsung dibuat terkejut melihat Hamna sudah menunggunya di Istana Zubair."Apa yang kau lakukan di sini?""Pangeran Al-Waleed mengirim saya untuk menjaga Anda, Putri Sofia.""Mustahil!" Putri Sofia tidak percaya. "Pangeran Al-Waleed telah mengembalikan mu!""Silahkan Anda bicara sendiri dengan Pangeran Al-Waleed."Saat itu juga Putri Sofia menghubungi Pangeran Al-Waleed melalui telepon. Setelah tiga kali nada sambung, Pangeran Al-Waleed langsung menyambut dengan ucapan salam keselamatan dengan nada lembut."Kenapa Hamna ada di Istana Zubair?" Putri Sofia yang sedang terburu emosi langsung menerjang dengan pertanyaan lantang tanpa membalas ucapan salam."Aku yang mengutusnya untuk menjagamu." Pangeran Al-Waleed masih berusaha tenang dengan sikap dewasa."Aku sudah punya Zahra, aku tidak butuh pengawal lagi." Sofia menolak. "Aku tidak suka dengan pengawal yang Anda kirim!""Suka atau tidak suka, kau tetap harus dija
BAB 51 PERTEMPURAN AKAN KEMBALI DIMULAI "Ternyata Putri Sofia pergi berlibur dengan Pangeran Yusuf." Abdul langsung melapor pada Pangeran Al-Waleed. "Darimana kau mendapat informasi itu?" Pangeran Al-Waleed melempar tatapan tajam pada pengawalnya. "Pangeran kecil itu yang baru bercerita." Abdul dan Pangeran Al-Waleed memperhatikan Pangeran Habibi yang masih duduk sendirian. "Tidak mungkin anak-anak akan berbohong" Abdul melanjutkan. "Dia juga memberitahu jika Putri Sofia menyimpan banyak foto Pangeran Yusuf." Telinga Pangeran Al-Waleed semakin terbakar, rongga dadanya bergemuruh hebat dengan rasa panas. "Kembali kirim Hamna untuk mengawasi Putri Sofia!" ****** Terlepas dari hati Putri Sofia yang masih bimbang dan perasaan Pangeran Yusuf yang belum bisa terbalas, mereka tetap harus menjadi saudara yang saling menyayangi. "Apapun yang bakal terjadi aku tidak ingin hal tersebut merubah hubungan kita." Yusuf menggenggam tangan Putri Sofia. "Ya?" Putri Sofia mengangguk
BAB 50 SOFIA & YUSUFSetelah berpisah di savana dengan perasaan cemas, Pangeran Yusuf benar-benar tidak bisa berhenti memikirkan Putri Sofia, apa lagi setelah itu Putri Sofia juga tidak turun untuk makan malam. Pangeran Yusuf sangat takut telah bertindak ceroboh.Dalam pikiran Yusuf, Putri Sofia tetap gadis muda yang masih sangat polos, belum pernah tersentuh oleh laki-laki. Seharusnya Yusuf tidak tergesa-gesa. Sekarang Yusuf merasa sangat bodoh karena tidak dapat menahan diri."Dimana Sofia?" Emillie yang bertanya dimeja makan."Sepertinya dia kelelahan setelah berkuda." Mara yang menjawab. "Zahra sudah mengantar makan malam Sofia ke kamar."Meski tahu penyebabnya, Pangeran Yusuf tidak berani ikut bicara.Sampai larut tengah malam Yusuf melihat kamar Putri Sofia masih terang benderang, tapi Yusuf tidak berani mengusik. Sekedar mengirim pesan pun Pangeran Yusuf tidak berani.Sepanjang malam itu sebenarnya Putri Sofia dan Pangeran Yusuf sedang sama-sama tidak bisa tidur. Sampai lewat
BAB 49 PUTRI SOFIA BERLIBURPutri Sofia mengirim pesan kepada Pangeran Al-Waleed bahwa dirinya tidak bisa datang ke Istana Tamir.[Maaf Pangeran Al-Waleed, saya tidak bisa hadir ke pesta ulangtahun Anda karena mendadak harus menjenguk kakekku]Kakek berarti keluarga dari ibu Putri Sofia. Pangeran Al-Waleed tidak banyak bertanya karena selama ini Yang Mulya Serkan diketahui sangat privat merahasiakan keluarga istrinya.[Semoga kakek Anda diberi kesehatan dan selalu dilimpahi keberkahan, Putri Sofia]Pangeran Al-Waleed membalas pesan dari Putri Sofia dengan sebuah doa seperti adab pria terhormat. Pangeran Alwaleed berpikir kakek putri Sofia pasti sudah jompo dan sakit sakitan.*********"Jared apa kau bisa diam sebentar saja!" Mara berteriak pada suaminya yang sudah kembali berada di atas punggung kuda."Aku hanya ingin mengajak anak-anak berkeliling di perbukitan."Jared mengajak Pangeran Yusuf, Putri Sofia, Pangeran Rasyid, dan tentunya Lana yang tidak mau ketingalan sebagai pasukan h
BAB 48 PILIHAN PUTRI SOFIAEmillie dan Gerald datang berkunjung ke Istana Zubair karena kebetulan mereka sedang berada di timur. Gerald bertemu dengan Yang Mulya Serkan untuk membicarakan masalah pertempuran yang semakin memanas. Sementara itu Emillie pergi menemui Anelies karena tidak mau ikut campur urusan laki-laki.Emillie bukan cuma terkejut karena melihat tingkah Pangeran Al-Waleed yang mengirim begitu banyak kotak kado merah muda, Emilie juga terkejut mendengar putri Sofia demam tinggi karena tekanan stress."Aku bukan cuma takut Sofia jatuh sakit, aku paling takut bila dia kembali nekat kabur." Anelies mengungkapkan kerisauannya pada Emillie. "Aku hanya menginginkan kebahagian untuk Sofia, tapi Yang Mulya Serkan dan seluruh negeri ini pasti juga menginginkan putri kami bersama pria yang setara dengannya."Artinya Sofia tetap tidak bisa bersama sembarangan laki-laki, pernikahannya tetap harus di atur oleh keluarga kerajaan. "Sepertinya Putri Sofia cuma perlu berlibur." Emil
BAB 47 MENJADI GILAFaaz diseret ke sebuah ruangan berdinding biru terang, terdapat banyak sekat kaca tembus pandang dengan berbagai mesin canggih digital. Laboratorium kota telah dikuasai pihak musuh dan mereka alih fungsikan sebagai tempat penyiksaan manusia paling keji.Suara teriakan keras terdengar dari ujung lorong kaca. Suara seorang pria yang terus meraung tersiksa dengan pedih, sesekali juga terdengar suara lecutan disusul tangis memohon ampun. Faaz berusaha menutup rapat telinganya dan tahu dirinya bakal segera bernasib serupa."Ayo cepat seret dia ke mari!"Kaki Faaz kesulitan berjalan tegak karena lututnya juga telah bertubi-tubi mendapat pukulan keras."Beruntung kami tidak akan memotong kaki dan lenganmu!"Faaz masih berani menatap tajam untuk menunjukkan sikap tanpa gentar."Beraninya kau menantangku!"Faaz kembali mendapat pukulan keras hingga sisi rahangnya berderak."Sebentar lagi seluruh kesombongan di kepalamu akan lenyap!"Faaz didorong ke kursi metal, kaki, tang