Ayo vote dulu ya
Sebenarnya Anelies juga cemas untuk mengetahui reaksi Yang Mulya Serkan. Kemarin Anelies telah bersekongkol dengan Omar tanpa memberi tahu suaminya. Meski Omar telah bersumpah akan menjelaskan semuanya pada Yang Mulya Serkan, tapi sekarang Anelies tetap tidak tenang menunggu suaminya pulang.Begitu Omar menunjukkan video mereka, Yang Mulya Serkan juga langsung pergi menemui Tuan Hasyim belum mau bertemu Anelies sama sekali. Anelies belum tahu bagaimana reaksi suaminya. Mungkin saja Serkan akan marah karena Anelies kembali berbohong untuk bisa ikut keluar tengah malam bersama Omar. Anelies berbohong akan menyusui bayinya padahal dia menyelinap keluar dari istana Zubair.Sudah cukup malam ketika akhirnya Serkan pulang dari pemakaman. Hari itu juga Putri Kalifa di makamkan oleh Tuan Hasyim dengan cuma dibantu oleh Omar serta beberapa pengawal. Kematian Putri Kalifa benar-benar harus dirahasiakan, tidak perlu ada yang tahu. Keluarga bangsawan di masyarakat mereka sudah biasa tertutup, Putr
"Apa kau tidak bisa tinggal beberapa pekan lagi?" Pangeran Albany menghalangi langkah Jeny yang sedang mondar-mandir memasukkan pakaian ke dalam koper. "Aku harus ikut pulang bersama papaku." "Bagaimana denganku?" "Jangan berlagak rewel, aku bukan ibumu, urus saja dirimu sendiri!" Jeny adalah wanita paling galak yang tidak pernah mempan utuk Pangeran Albany goda. "Bagaimana dengan kita?" "Kesepakatan berakhir, semua rencanaku sudah gagal dan sia-sia!" Tobias tetap acuh pada Sarah yang sudah sangat baik dan perhatian. "Akan kubantu mencari ibumu!" Jeny berhenti sebentar untuk mendongak pada Pangeran Albany yang tinggi menjulang, tampan tapi sedang ribut dan menyebalkan. "Aku tetap harus pulang, aku tidak bisa tinggal bersama Ane di istana Zubair. Di sana aku tidak bisa memegang ponsel, tidak bisa mengambil foto, dan aku bisa gila!" "Kau bisa tinggal bersamaku." "Kau pikir siapa yang akan mengijinkanku tinggal dengan pemuda sepertimu?"Jeny makin ketus. "Apa aku harus menikah
BAB 48 TERPERANGKAP Entah siapa yang sebenarnya sedang memakan umpan. Begitu tahu ponselnya sedang diretas Pangeran Albany justru semakin pandai berkamuflase mengikuti permainan. Karena itu Jeny dan Anelies sama sekali tidak menaruh curiga jika pergerakan mereka sudah terbaca.Pangeran Albany tahu jika Anelies mengunakan Jeny sebagai umpan demi untuk membantu suaminya. Pangeran Albany juga satu-satunya orang yang sudah tahu jika Aneleis adalah putri keluarga Loghan. Tentu Pangeran Albany semakin tidak mau kalah dari Serkan atau pun Pangeran Sofyan yang selalu jadi anak emas di keluarganya.Selama ini Pangeran Albany selalu tersisih, tidak pernah diperhitungkan, karena itu dia sangat sadar untuk mencari sekutu. Ketika akhirnya Pangeran Albany juga tahu jika hidupnya telah sangat dipermainkan demi tujuan serakah keluarganya, maka keinginanya untuk menang jadi semakin tidak bisa dihentikan. Pangeran Albany bersumpah akan mengalahkan semua musuhnya tanpa pernah mereka sadari kapan dia mul
Anelies juga langsung menemui Yang Mulya Serkan untuk menceritakan semuanya."Pangeran Albany sangat jahat, aku mendengar semua rencana keji di kepalanya! Dia akan menyakiti kita semua!""Dia tetap putra Pangeran Rasyid.""Dia monster!" tegas Anelies yang sudah tidak bisa menemukan istilah apa lagi untuk menggambarkan kekejian yang telah direncanakan oleh Pangeran Albany. "Tolong lakukan sesuatu Yang Mulya ..."Anelies rela memohon karena tahu jika Yang Mulya Serkan tidak akan bisa melakukan tindak kekerasan pada putra Pangeran Rasyid meskipun sudah nyata, anak laki-laki itu jahat hingga tidak lagi seperti manusia.*****Setelah hidup dalam kebohongan dan dimanfaatkan oleh orang-orang di sekitarnya, Pangeran Albany bersumpah untuk membalas mereka semua dengan setimpal."Masuklah!" Pangeran Albany sedang duduk di sofa mempersilahkan Putri Asifa yang datang seorang diri tanpa sepengetahuan Tuan Jalal."Lepas pakaianmu!""Saya sudah melakukan perintah Anda, Pangeran Albany, tolong jangan
Seseorang yang terdesak memang bisa berbuat nekat hingga di luar nalar, biasanya mereka baru akan panik serta menyesal setelahnya. Tapi tidak demikian dengan Pangeran Albany, dia tetap tenang setelah membidik kepala Pangeran Sofyan dan menyaksikan tubuhnya tertelungkup di lantai. Degup jantung serta helaan napasnya tetap tenang seolah tidak baru terjadi apa-apa. Sikap dingin bisa jauh lebih mengerikan dari pada raungan tangis penyesalan. Karena hanya psikopat yang masih bisa begitu tenang terkontrol setelah melakukan kekejian.Pangeran Albany melangkah mendekat kemudian membalik tubuh Pangeran Sofyan yang sedang tertelungkup di lantai mengunakan ujung kaki. Matanya masih terbuka dengan lobang kecil tepat di dahi yang terus merembaskan darah segar hingga menggenang. Pangeran Albany sedikit merunduk untuk balas menatap tubuh tidak bernyawa itu dengan lebih dekat."Ingat bagaimana kau pernah memanfaatkanku dengan sangat licik!" Pangeran Albany benar-benar sedang bicara pada Pangeran Sofy
Pangeran Albany menempelkan dahinya yang basah menetes-netes ke dahi Jeny agar bisa menghirup napasnya yang lembut dan hangat. Gadis itu benar-benar bujukan penuh dosa. Sebenarnya bisa saja jika Pangeran Albany ingin melecehkan Jeny seperti pada Putri Asifa, tapi ternyata Pangeran Albany malah mengatakan jika dia baru membunuh Pangeran Sofyan."Aku menembak kepalanya hanya dengan sebutir peluru!" Pangeran Albany mengucapkan nya seperti bisikan. "Seketika kesombongannya lenyap saat aku menyeret tubuhnya seperti bangkai!""Pangeran Albany, apa yang kau bicarakan?" Jeny masih berpikir jika pemuda itu cuma asal bicara, tidak serius."Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku dan benar-benar akan membalas mereka semua yang telah berkhianat!"Tiba-tiba dagu Jeny dicekal kencang agar menengadah untuk menatapnya."Karena itu sebaiknya dengarkan aku!"Jeny mulai merinding saat bibir bawahnya disapu dengan dingin."Jangan pernah berani mengkhianatiku!"Pangeran Albany terus bercerita siapa saja
Anelies benar-benar cemas menunggu kepulangan suaminya, dia sama sekali tidak bisa tenang dengan keputusan Serkan yang tetap ingin mendekati Pangeran Albany untuk berdamai. Anelies sedang duduk di samping Yang Mulya Seika, menggenggam tangannya dengan lembut untuk terus berusaha mengajaknya bicara dan mengungkapkan semua kecemasannya.Kemarin Anelies juga sudah bercerita jika ternyata Pangeran Albany adalah putra Pangeran Rasyid yang selama ini telah disembunyikan oleh keluarga Selir Kumaira untuk mereka manfaatkan."Hari ini Yang Mulya Serkan menemui putra Pangeran Rasyid, dia ingin membawanya pulang bersama kita. Aku sangat cemas Ibu. Aku takut Pangeran Albany tidak mau mendengarkan."Sangat wajar jika Anelies cemas, karena Serkan juga tidak pernah bercerita bagaimana dia akan menghadapai Pangeran Albany yang cerdas, licik, dan penuh kebencian."Doakan putramu Ibu." Anelies mengecup punggung tangan Yang Mulya Seika, memohon untuk keselamatan suaminya.Meskipun belum bisa balas meresp
Anelies juga tidak memiliki firasat apa-apa mengenai tragedi yang akan kembali terjadi. Pagi hari yang cerah dengan kedua bayi montoknya yang baru kenyang menyusu. Anelies membawa kedua bayi kembarnya untuk bertemu Yang Mulya Seika. Sejak ingatan Yang Mulya seika kembali ini adalah kali pertama Anelies memperkenalkan kedua bayi kembarnya.Anelies sendiri yang menggendong Sofia dan Yang Mulya Serkan mengendong Hamdan. Serkan sendiri yang memperkenalkan anak-anaknya."Hamdan akan menjadi penerusku, penerus ayahku, penerus kakekku dan penerus semua pria hebat yang telah menjadi leluhur kita!" Serkan menggenggam tangan ibunya. "Bangunlah Ibu, agar kau bisa ikut bangga melihat mereka."Kali ini Serkan mencium punggung tangan ibunya dan diikuti oleh Anelies yang juga melakukan hal serupa."Putra Pangeran Rasyid juga telah bersama kita."Hari-hari Serkan sedang dilimpahi kebahagiaan, dia telah punya istri yang cantik, anak-anak yang sehat, dan seorang keponakan laki-laki yang telah kembali. S
BAB 199 MENCULIK LANALana sedang duduk bermain ponsel barunya sambil menunggu Kai yang sedang sibuk menelpon. Tiba-tiba seekor Lycan menghampirinya."Ponselmu bagus.""Ya, ini baru!" Lana memamerkan sampul cantiknya. "Aku suka Daisy Duck!""Apa kau ingin bertemu Daisy Duck?" Theo membujuk Lana. "Hari ini ada pertunjukan di Disneyland!""Wao!" Mata Lana langsung berbinar. "Bagaimana aku bisa ke sana?""Aku punya dua tiket jika kau mau ikut?""Ya ... Ya... Aku mau!"Lana langsung bersemangat kemudian menoleh Kai yang masih fokus menelpon."Jangan sampai dia tahu!" Lana sendiri yang menyarankan untuk menyelinap kabur sembunyi-sembunyi.Walaupun dapat mencium aroma darah lycan di tubuh Theo, tapi Lana bisa merasakan jika pemuda itu lycan yang baik. Seandainya bukan Theo yang diberi tugas untuk menculik Lana pasti gadis nakal itu tidak akan mau ikut segampang itu.Lana terus berjalan mengekor di samping Theo yang menarik lengannya. Mereka pergi bertiga tapi Lana kurang suka dengan lycan
BAB 198 MASIH MENJADI MISTERIMia keluar dari ruang kuliah, pergi ke halaman parkir, tapi tidak melihat Zontus di manapun. Mia coba memeriksa pesan, ternyata Zontus juga belum kembali mengirim pesan. Setelah menunggu beberapa saat dan Zontus tidak juga muncul, akhirnya Mia pulang sendiri. Meski sudah sore tapi sinar matahari masih panas terik. Walaupun Mia bisa pulang ke apartemennya dengan berjalan kaki menyebrangi taman, tapi akhirnya Mia pilih mengunakan taksi. Mia enggan bertemu Lycan yang berkeliaran, karena sampai sekarang Mia masih belum terbiasa dengan aroma darah busuk.Tiba-tiba dalam perjalanan puang itu Mia teringat Theo, sudah lebih dari dua minggu mereka tidak pernah berkomunikasi. Theo juga tidak terlihat mengirim pesan atau mengirim status baru di media sosial miliknya. Dalam hati Mia cuma bisa berdoa semoga pemuda itu baik-baik saja, karena rasanya Mia juga belum bisa membatu Theo selama dia masih terus mual dan muntah cuma untuk sekedar berdekatan.Begitu sampai di
BAB 197 DARAH MURNI RAJA NEGERI UTARA.Latuza benar-benar tidak bisa menyentuh Gerald, darah murni di tubuh pemuda itu terlalu kuat. Sepertinya Latuza memang tidak akan bisa mengunakan pengaruh sihirnya, dia harus bisa membujuk Gerald. Latuza kembali mebangunkan Gerald.Begitu Gerald kembali membuka mata dia melihat Latuza sedang duduk menunggu di samping ranjang dengan wijud sangat cantik."Apa yang kau ingnkan?" Gerald yang bertanya."Aku menginginkanmu!" Latuza mendekat.Gerald reflek menjauh karena aroma Latuza yang anyir membuat mual. Semula Gerald juga tidak manyangka aroma Latuza bakal sebusuk ini. Semakin ular betina itu berganti kulit dan kenyang dengan mangsa, maka aromanya akan semakin busuk bagi indra penciuman yang peka seperti Gerald."Akan kuberikan segalanya asal kau mau menjadi lelakiku.""Kau memangsa para penyihir!" Gerald juga langsung menatap Latuza dan terus menjaga jarak waspada karena Gerald benar-benar tidak suka."Jangan takut padaku, aku tidak akan menyakiti
BAB 196 TERTANGKAPTidak ada yang tahu jika Gerald telah tertangkap oleh Latuza. Walaupun Latuza tidak bisa menyentuh tubuh Gerald, tapi ular wanita licik itu pasti akan terus mencari akal untuk bisa menguasai keturunan dari raja negeri Utara."Oh, Tuhan!" Emillie tidak sengaja menjatuhkan gelas kristal yang akan dia berikan pada Anelies. Selain bertugas menjaga Anelies dari incaran para Lycan, Emillie juga harus memastikan semua makan Anelies terhindar dari sihir wanita ular."Kenapa denganmu?" Anelies buru-buru menghampiri adiknya."Tiba-tiba aku memcemaskan Gerald.". Emillie masih berdiri syok dengan dada berdebar."Dia akan pulang!" Anelies menenangkan Emillie."Aku melihatnya kembali." Anelies juga sangat yakin."Semoga Gerald kembali seperti yang kita semua inginkan." Jantung Emillie masih berdebar tapi dia juga harus selalu ingat jika mereka semua memang sedang berjuang.Mereka semua telah membagi tugas masing-masing untuk bisa berhasil. Yang Mulya Serka bertugas membujuk apara
195 DARAH MURNI DARI UTARAWalaupun tersembunyi ditengah kerumunan para penyihir, Latuza tetap langsung mengenali darah murni yang mengalir di tubuh Gerald."Siapa namamu?""Gerald!"Tapi nama Gerald benar-benar asing untuk latuza. Selama ini Latuza memang tidak pernah tahu jika raja negeri Utara masih memiliki keturunan yang lain, pemuda berdarah murni yang juga memiliki wajah rupawan seperti leluhurnya.Diam-diam Latuza tersenyum dan langsung menoleh pada para lycan untuk memberi perintah. "Bawa di ke istanaku!"Tiga pria bercincin hitam menghampiri Gerald, salah satunya adalah Theo."Ikut dengan kami!"Gerald berjalan patuh mengikuti perintah mereka. Gerald dipisahkan dengan para penyihir untuk dibawa ke istana Latuza.Theo terus ikut mengantar Gerald tapi mereka tidak saling berkomunikasi sama-sekali. Sebenarnya ini juga kali pertama Theo melihat istana Latuza. Selain simbol tiga bintang bersusun, di pintu gerbang istana Latuza juga terdapat simbol ular yang melilit tongkat.Ula
BAB 194 MENYELINAPDiam-diam Theo juga memantau keluarga Jhony. Sudah beberapa hari Theo memperhatikan aktifitas putri Jhony. Julie bekerja di dua tempat, biasanya Julie akan berangkap pagi untuk bekerja di sebuah restoran kecil sampai sore, gadis itu cuma istirahat sebenatar kemudian pergi lagi untuk bekerja malam sebagai kasir minimarket dua puluh empat jam.Bekerja malam memang kondisinya lebih sepi, tidak terlalu banyak pelanggan yang harus dilayani, tapi tetap memerlukan ketahanan fisik karena harus begadang sampai hampir pagi. Theo melihat putri Jhony sudah bekerja sangat keras untuk gaji yang tidak seberapa. Theo juga baru tahu jika bibi Julie sedang dirawat di rumah sakit, karena itu Julie harus bekerja keras sendiri untuk menyewa tempat tinggal, membayar semua tagihan dan membiayai perawatan bibinya yang tidak memiliki asuransi.Theo melihat Julie keluar untuk pekerjaan malam, gadis itu pergi mengendarai mobil sedan tuanya yang bercat kusam. Begitu Julie pergi, Theo langsung
BAB 193 BUKAN SIHIRSetelah Kai dan Mia pergi, Henry langsung bicara pada Livie."Teman Mia sangat aneh, aku curiga mentalnya tidak sehat!""Kulihat Tom sangat baik!" Livie malah membela Zontus. "Dia tidak minum alkohol, sangat disiplin menjaga Mia yang ceroboh dan kelihatannya Tom bukan tipe pemuda yang suka membual atau memamerkan kekayaan keluarganya!""Kenapa tidak sekalian kau sebutkan dia sangat tampan, sampai membuat para wanita tidak sadar dengan potensi psikopatnya!""Jangan berlebihan!" Livie menegur kecurigaan Henry."Akui saja, kau juga membela pemuda itu karena dia sangat tampan!"Livie langsung berhenti untuk menatap Henry."Sepertinya kau dan Kai hanya sedang cemburu!""Pemuda itu cuma ingin menguasai Mia, kenapa kau tidak bisa melihatnya!"******Mia pulang berdua dengan zontus, Lana tidak ikut mereka lagi karena Lana akan menginap di tempat Kai selama tiga malam. Seharusnya cukup melegakan bagi Mia, dia tidak harus mengurus keponakan nakal selama tiga hari. Tapi men
BAN 192 BERTEMU KAIWalaupun sudah duduk di dalam mobil Zontus, Mia tetap tidak bisa tenang. Jantung Mia terus berdebar-debar karena Zontus akan ikut bertemu dengan keluarganya, apa lagi di tempat Livie nanti juga akan ada Kai beserta istrinya."Mia apa kau tidak lupa membawakan baju gantiku?" Lana mengingatkan Mia. "Aku akan menginap di tempat Kai!""Ya, sudah ada di dalam tasmu!"Mia masih tegang karena memikirkan Zontus yang akan bertemu Kai. Selama mereka masuk ke dalam mobil, Zontus sama sekali belum bicara. Mustahil jika Mia tidak cemas, Mia takut Zontus membuat keluarganya celaka. Zontus bisa melenyapkan apapun cuma dengan menjentikkan jari jika sedikit saja merasa terusik atau marah.Begitu Zontus menghentikan mobilnya di area basement, Lana langsung buru-buru keluar paling dulu. Lana menenteng ransel kecil merah muda miliknya yang berisi pakaian ganti untuk menginap di tempat tinggal Kai."Ingat kau sudah berjanji untuk tidak menyakiti keluargaku!" Mia menoleh Zontus yang m
BAB 191 MEMANGSA PENYIHIRSekumpulan penyihir pria dan wanita yang telah berhasil ditangkap oleh para lycan dimasukkan ke sel bawah tanah. Sebuah sel khusus yang telah diberi perisai sihir lebih hebat dari Latuza.Seorang pria bungkuk yang baru dilempar masuk ke dalam sel coba menggunakan kemampuan sihirnya untuk mematahkan jeruji sel, tapi begitu tangan pria itu menyentuh jeruji besi, tiba-tiba tangannya terbakar dan menjerit."Aaaaaaaaaaa....!"Tangan penyihir bungkuk bukan cuma terbakar, tubuhnya juga terpental. Penyihir yang lain cuma menyaksikan tidak ada yang berani menolong atau membantu."Kau tidak akan bisa kabur!" Kata salah seorang penyihir wanita yang sudah hampir tiga hari berada di dalam sel. "Aku sudah melihat orang-orang keras kepala sepertimu sejak kemarin!""Untuk apa kita dikumpulkan seperti ini?" Penyihir bungkuk bertanya pada wanita di sampingnya."Aku tidak tahu!" Wanita berambut putih salju itu tidak berbohong. "Aku sedang bekerja di restoran ketika mereka dat