Dibalik tampangnya yang tenang, jiwa Cinta mereog selayaknya pentas Reog Ponorogo. Andai sekarang ia tidak sedang menjaga image, bisa dipastikan ia akan melompat kesana-kemari. “Tasnya biar Mas yang bawain.” “Oh! Sekalian tuker posisi aja gimana, Mas? Lama-lama jobdesk aku, kamu juga deh yang ngerjain.”“Boleh.. Mas sudah biasa kok ngerjain kerjaan kamu.” Hwik!Cinta pun merasa senang dan tersindir dalam waktu yang bersamaan. Kalimat Adnan seolah menegaskan jika tanpa bertukar jabatan pun, lelaki itu sudah biasa mengerjakan pekerjaannya. Tapi memang benar sih! Ia kan hanya sekretaris abal-abal. Keberadaannya pun sekedar mengisi kursi dan meja kosong di depan ruang kerja Adnan. Masalah pekerjaan, yang penting ia sudah melakukan absen, lalu salary-nya akan aman. 'Wedew.. Kalau dipikir-pikir again, gue nggak ada gunanya ya jadi karyawan. Cuman beban perusahaan doang ternyata.’“Mikirin apa, heum?”“Nope..” Cinta menggelengkan kepala, menyerahkan shoulder bag-nya sebelum kembali mela
Palu telah diketuk bersama dengan jatuhnya keputusan tentang kapan diadakannya pernikahan Cinta dan Adnan. Kesepakatan itu pun jatuh pada hari dimana sang mempelai wanita dilahirkan ke dunia.Jika dihitung, hari yang Adnan nantikan itu akan tiba dalam waktu 5 bulan mendatang. Meski sempat mengajukan rasa keberatannya, suara Adnan nyatanya tidak didengar. Kali ini Adnan tak mempunyai pendukung karena sang mami membelot, menyeberang dari kubunya ke kubu sebelah.“Sabar, Nan. 5 bulan tuh termasuk cepet itungannya.” Pungkas kakak perempuan Adnan. Janda beranak satu itu diam-diam menertawakan ketidak-sabaran sang adik. ‘Dulu aja ditolak-tolak, sekarang maunya sat-set kayak besok tuh udah kiamat aja,’ cibirnya, membatin.Bukan tanpa alasan mengapa keberatan Adnan ditolak. Jika menuruti kata hati, mereka tentu ingin pernikahan diadakan secepat mungkin. Contohnya saja satu bulan ke depan, seperti keinginan si mempelai pria. Namun sebuah pernikahan tentu tak boleh dirancang secara asal-asalan,
Adnan tak ingin mengambil resiko dengan adanya kesalahpahaman. Ia akui dirinya bukan pria suci, tapi ia juga tidak sebodoh itu dengan menambahkan masalah baru ke dalam kerumitan hidupnya bersama Arabela, terlebih menghadirkan keturunan yang ia tahu jelas tak akan mungkin diterima oleh keluarganya.Ia sangat sadar jika kesalahan sebesar itu akan semakin membuat keduanya dibenci, terutama oleh sang mami yang jelas-jelas tak pernah mau memberikan lampu hijaunya. Maka dari itu, setiap kali keduanya memadu kasih, ia selalu memastikan keamanan hubungan mereka. Apalagi Adnan juga kerap menemani Arabela untuk melakukan pencegahan supaya tidak kebobolan.Untuk itu lah, Adnan pun menantang Arabela. Melemparkan kesediaan sang mantan kekasih guna melakukan pemeriksaan medis bersamanya, yang tentu saja berdampingkan para kuasa hukum miliknya— karena jujur saja, Adnan sama sekali tidak dapat mempercayai informasi yang Arabela sampaikan terkait kehamilannya, mengingat betapa tingginya mereka menjaga
Arabela ‘Pemeran Cinta Tapi Bohong,’ Terlibat Tindak Penipuan dengan Kehamilan Palsunya.Berhembusnya satu fakta dari mulut Adnan dan itu cukup untuk menenggelamkan karir yang Arabela rintis sejak bertahun-tahun lamanya.Usai berakhirnya sesi konferensi yang dilakukan keluarga inti Adnan, media kemudian menggemborkan perilaku kacangan Arabela. Hasilnya, banyak pihak yang akhirnya memutus kerjasamanya dengan si artis, termasuk diberhentikannya Arabela dari rumah produksi yang saat ini merekrutnya sebagai pemeran kejar tayang.Padahal Adnan belum mengungkap sisi lain yang disembunyikan mantan kekasihnya dari khalayak umum, tapi ini sudah lebih dari cukup untuk membuat Arabela jera sehingga perempuan itu akan berpikir ribuan kali untuk kembali mengusik hubungannya bersama Cinta.Selain memberi peringatan dengan mengincar pekerjaan utama Arabela, Adnan pun telah melayangkan somasi. Laki-laki itu meminta Arabela untuk melakukan permintaan maaf dimuka umum, lengkap bersama penandatanganan p
Hari yang Adnan tunggu-tunggu pun akhirnya tiba. Setelah melewati serangkaian persiapan yang teramat panjang, penantiannya dalam meminang Cinta pun akan segera terbayarkan dengan satu tarikan napas.Sungguh, Adnan benar-benar tak sabar untuk mengikat Cinta ke dalam sebuah pernikahan. Semalam pun ia terus terjaga tanpa sempat memejamkan mata. Rasa meletup-letup dihatinya membuatnya jantungnya berpacu sangat cepat, terlebih kala dirinya menyaksikan betapa cantiknya Cinta saat gadis itu digiring keluar oleh kedua orang tuanya.Ah, jangan tanya bagaimana bentuk jantung Adnan sekarang. Jantung pria itu mungkin membutuhkan pertolongan pihak medis akibat cara kerjanya yang tidak beraturan. “Cantik banget mantu Mami, Nan. Cuman pake kebaya gitu aja, semua bride di dunia, kalah sama pesonanya dia.”Adnan mengangguk berulang kali. Ia membenarkan penilaian sang mami. Tanpa melebih-lebihkan kecantikan pengantinnya, dimata Adnan sekarang, Cinta merupakan perempuan paling cantik yang tak mempunyai
“You look beautiful in that dress.”“Thanks, Oppa.” Jawab Cinta dengan wajah merona.Menyaksikan reaksi malu-malu sang istri, Adnan pun mengeluarkan dehemannya. Ia melirik tajam pria yang berhasil membuat istri cantiknya tersipu, seolah menegaskan jika hanya dirinya yang boleh melukis semburat kemerahan itu diwajah istrinya.‘She is mine!’ begitulah kiranya arti dari tatapan tajam yang Adnan layangkan bila diterjemahkan.Mengetahui kecemburuan sahabatnya, Nathan pun tak dapat menahan pingkalnya. Pria itu tertawa dengan bahu-bahu yang bergetar. “Come on, Bro! You married her an hour ago,” ucap Nathan disela-sela usahanya dalam meredam tawa.“Be careful, Love.” Timpal Nathan membuat sepasang mata mendelik hingga ia harus menjelaskan maksud panggilan mesranya, yang sepertinya akan menjadi sebab dimulainya pertumpahan darah antara dirinya dengan Adnan.“Her name is Cinta, right? Gue nggak buat salah dong, Nan?” cengir Nathan, yang sejujurnya memang sedang menggoda sahabat baiknya itu.Nat
Adnan menipiskan bibirnya dengan lipatan yang terkulum ke dalam. Pria itu memandang nanar pintu kamar mandi, memberengut, lalu melayangkan pukulan tanpa mengenai daun pintu.Sial! Ia gagal!Tepat setelah bathtub terisi lengkap bersama bath bomb yang perlahan-lahan mulai mencair, sang istri yang sedari tadi sibuk membersihkan sisa-sisa make upnya pun tersadar akan niat liciknya. Perempuan itu lantas mengamuk, mengatai dirinya cabul dan berakhir menendang dirinya keluar dari tempat yang dirinya pikir dapat menjadi arena panas pertama mereka.“Cin, Mas beneran nggak boleh ikut?” tanya Adnan, memelas. Pria itu memasang tampang menyedihkan meski tahu ekspresinya itu tak mungkin dapat dilihat oleh sang istri.Yah, totalitas saja dulu. Siapa tahu saja Cinta bisa merasakan kengenesannya dan berbaik hati membukakan pintu untuknya.Sayangnya tidak ada sahutan dari dalam. Telinga yang sengaja Adnan buka lebar-lebar hanya menangkap riak air yang tumpah, mengindikasikan jika Cinta sudah memulai ak
Adnan berjalan gontai dibelakang Cinta. Sesekali pria itu menutup asal lubang mulutnya yang terus saja terbuka dengan sendirinya. Berkat tak tidur semalaman, rasa kantuk pun kini menyerangnya. Alhasil, ia terus saja menguap meski sudah bermandikan air dingin.“Widih! Mentang-mentang penganten baru, sengaja banget keluar dalam keadaan berantakan gitu.” Diah— Mami Adnan pun menggoda sang putra yang tampak tak mempunyai daya.Selama berpuluh-puluh tahun menjadi mami Adnan, Diah tak pernah melihat putranya seberantakan ini. Adnan adalah pribadi yang menyukai kerapian. Pria itu selalu tampil memukau dalam setiap kesempatan. Jadi ketika putranya tampak begitu kelam hingga dapat disebut acak-acakkan, Diah pun merasa jika sang putra pasti sengaja melakukannya.“Pengen banget ya semua orang tau kalau kamu udah wellow-wellow, Nan?”“Mi,” Samuel menggenyol lengan sang istri dengan ujung sikunya. Pria paruh baya itu melirik cucu perempuannya yang seketika saja menghentikan kesibukannya dalam meng