Share

[28] Kalau Bisa Bareng, Kenapa Harus Sendiri?

“You look beautiful in that dress.”

“Thanks, Oppa.” Jawab Cinta dengan wajah merona.

Menyaksikan reaksi malu-malu sang istri, Adnan pun mengeluarkan dehemannya. Ia melirik tajam pria yang berhasil membuat istri cantiknya tersipu, seolah menegaskan jika hanya dirinya yang boleh melukis semburat kemerahan itu diwajah istrinya.

‘She is mine!’ begitulah kiranya arti dari tatapan tajam yang Adnan layangkan bila diterjemahkan.

Mengetahui kecemburuan sahabatnya, Nathan pun tak dapat menahan pingkalnya. Pria itu tertawa dengan bahu-bahu yang bergetar. “Come on, Bro! You married her an hour ago,” ucap Nathan disela-sela usahanya dalam meredam tawa.

“Be careful, Love.” Timpal Nathan membuat sepasang mata mendelik hingga ia harus menjelaskan maksud panggilan mesranya, yang sepertinya akan menjadi sebab dimulainya pertumpahan darah antara dirinya dengan Adnan.

“Her name is Cinta, right? Gue nggak buat salah dong, Nan?” cengir Nathan, yang sejujurnya memang sedang menggoda sahabat baiknya itu.

Nat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status