Sienna terlihat sangat cantik dengan gaun berwarna putih yang dia kenakan. Senyumnya tidak hilang sepanjang dia berjalan menuju pelaminam dengan digandeng oleh Lendra. Begitupun dengan Lendra, pria itu terlihat tampan dengan setelan berwarna hitam.Lagu milik Shane Filan mengiring perjalanan Sienna dan Lendra di jalan setapak menuju pelaminan. Sienna melambaikan tangannya saat geng kost cantik memanggilnya. Lendra hanya tersenyum melihat betapa hebohnya gadis-gadis itu memanggilnya dan Sienna."Kak Ara, Mas suami nengok sini dong!"Sienna melotot saat mendengar Hana memanggilnya dan Lendra. Mas suami? Yang benar saja, hanya dia yang boleh memanggil Lendra seperti itu."Woyy gila cakepnya suami kita Kak!" Itu suara Megan, Sienna terkekeh saat melihat Jeje menutup mulut Megan saat gadis itu berteriak, membuat tamu undangan menoleh kearah mereka. Dalam hati Sienna berucap sabar terus menerus, geng kostnya benar-benar rusuh.Keduanya berdiri di pelaminan setelah melewati carpet merah yan
Be Wise Reader guys :)"Mas mau banget ya sekarang?" tanya Sienna."Ya mau, tapi kalau Adek belum siap gak papa."Lendra tidak mau berbasa-basi, dia bukan seorang gadis yang meminta dengan malu-malu jika ingin. Dia pria dewasa yang sangat ingin melakukan ritual suami istri.Sudah lama dia menunggu momen seperti ini. Setelah mengetahui Thalia selingkuh, Lendra tidak pernah mau menyentuh istrinya. Dia merasa jijik dengan wanita itu. Membayangkan milik istrinya dimasuki dengan pria lain, membuat Lendra merasa jijik, bahkan hasratnya seolah hilang. Dia seperti tidak minat dengan perempuan.Tapi setelah bertemu Sienna, hasratnya kembali muncul, apa lagi saat Sienna menciumnya pertama kali. Lendra ingin sekali membawa tubuh indah kekasihnya ke atas ranjangnya, tapi otaknya masih waras untuk tidak merusak kekasihnya.***Lendra menarik rahang istrinya dengan lembut mencium bibir pink milik Sienna dengan lembut, Sienna menyambutnya dengan senang hati, baginya Lendra sudah cukup sabar untuk
"Mas Angga dan Ara diajak abang main, mas udah dikabarin bang Gian kan?" tanya Sienna.Tadi saat bangun tidur, Sienna mendapat pesan dari kakak laki-lakinya kalau kedua anak sambungnya itu dibawa oleh Gian bermain. Dia memberikan Sienna dan Lendra waktu bersama."Iyaa Sayang. Udah ngabarin kok."Hening tidak ada yang berbicara. Sienna bahkan masih fokus dengan makanannya.Lendra terkekeh menatap Sienna yang tidak berani menatapnya. Bahkan saat tadi bertanya saja, istrinya tidak berani menatapnya. Istri cantiknya itu masih malu karena malam pertama mereka. Sejak bangun tidur, Sienna malu menatap wajah Lendra, Lendra pikir Sienna marah tapi ternyata istrinya itu malu mengingat momen malam pertama mereka yang sangat menggairahkan.Mungkin istri cantiknya itu malu karena semalam dia cukup berani untuk ukuran seorang perawan. Mengingat betapa panasnya semalam, Lendra kembali menginginkan istrinya."Jangan lihatin terus."Sienna melirik dengan sebal suaminya yang tidak berhenti menggodanya.
Mikail keluar dari taxi yang membawanya ke rumah megah itu setelah memastikan pria tadi pergi. Langkahnya terhenti saat menaiki tangga menuju pintu utama rumah. Di depan pintu wanita paruh baya menatapnya dalam diam.Senyum pria itu terbit, mencoba menyapa kepala asisten rumah tangga di rumah itu. Belum sempat sepatah katapun keluar dari mulutnya wanita itu masuk ke dalam rumah.Mikail mendengus sebal dengan respon wanita itu, sejak dia dan majikan wanita itu menikah, wanita paruh baya bernama Lana itu tidak pernah berbuat baik kepadanya.Padahal Mikail tidak pernah berbuat salah dengannya atau menyakiti wanita itu, tapi entah kenapa wanita itu tidak suka dengannya. Mikail menatap pintu bercat putih itu dalam diam. Sudah dua minggu dia tidak datang menemui pemilik kamar itu, entah sejauh mana perlembangan pemilik kamar itu. Pintu bercat putih itu terbuka sebelum Mikail membukanya. Mikail menatap bingung seorang asisten rumah tangga di rumah itu yang baru dia lihat. Sama seperti Mika
Alex memutar balik mobilnya setelah mendapatkan kabar dari satpam rumahnya kalau Mike pulang. Mike adalah adik iparnya yang sering kembali ke negara asalnya dengan alasan mengurus bisnis kuliner peninggalan keluarganya.Keluarga Sanchez tentu saja percaya dengan Mike karena sejak Jane memperkenalkan Mike kepada mereka, Mike merupakan pria yang sopan dan sabar dalam menghadapi Jane.Berjalannya waktu, satu kejadian membuat Mike jarang pulang karena mengurus bisnis keluarganya yang hampir gulung tikar. Kejadian itu bertepatan dengan musibah yang menimpa Jane hingga membuat Jane keguguran dan koma.Keluarga Sanchez yang melihat itu tentu saja merasa kasihan dengan Mike yang mendapat musibah secara bersamaan. Mereka memutuskan untuk merawat Jane dan Mike fokus dengan bisnisnya.Setengah tahun waktu yang Mike butuhkan untuk membuat bisnisnya kembali stabil tapi bulan-bulan berikutnya Mike sering kembali ke negara asalnya dengan alasan mengontrol bisnisnya.Keluarga Sanchez yang sejak awal
Keluarga kecil Lendra masuk ke dalam rumah mertuanya. Keempatnya langsung saja menuju ruang makan, di ruang makan Sofia dan asisten rumah tangganya sedang menata beberapa sayur dan lauk."Eyang!" panggilan Adhara membuat Sofia menghentikan kegiatannya, wanita paruh baya itu tersenyum senang melihat Adhara.Adhara dan Angga mencium punggung tangan Sofia diikuti oleh Sienna dan Lendra. Kedua anak itu berlari lebih dulu menuju Sofia, memeluk neneknya dengan bahagia."Ayok duduk, Eyang masak enak buat kalian."Sofia menyuruh kedua cucunya untuk duduk. Setelah memastikan keduanya duduk, Sofia menyuruh Sienna untuk ikut dengannya ke dapur. Sienna menatap Lendra dengan bingung, tapi dia tetap mengikuti langkah mamanya."Kenapa Ma?" tanya Sienna setelah mereka berada di dapur.Sofia memberikan satu cangkir teh kepada Sienna. Dengan bingung Sienna menerimanya. Hanya satu teh? Untuk siapa? Setelah mendengar perkataan Sofia, senyum Sienna terbit."Kasih suami kamu, bilang aja kamu yang buat."So
Lendra menatap bingung Sienna yang selalu menghindar, istrinya itu mengabaikannya sejak sore. Lendra merasa tidak berbuat kesalahan hari ini, pagi tadi saat dia mau bertemu dengan Thalia, dia meminta izin kepada Sienna dan istrinya itu mengizinkannya.Bahkan saat makan malam, Sienna hanya mengobrol dengan Adhara. Permasalahan semalam dengan Angga belum selesai, putranya itu belum berbicara kepada Sienna, sehingga ada dua orang yang terdampak perang dingin.Lendra menatap Sienna yang masuk ke dalam kamar mereka. Sebelum berbicara kepada Sienna, dia akan berbicara dulu kepada Angga terkait permasalahan semalam. Melihat anak dan istrinya yang saling diam membuat Lendra tidak nyaman.Senyum Lendra terbit saat membuka pintu kamar Angga menampakan Angga yang sedang belajar dengan serius."Kenapa Pa?" tanya Angga saat mendapati papanya lah yang membuka pintu kamarnya."Lanjutin dulu belajarnya. Papa tunggu sampai Abang selesai."Angga memutar tubuhnya agar menghadap papanya yang duduk di ran
Mikail menatap Jane yang masih belum sadar. Ini sudah satu minggu sejak dia izin kepada Thalia kalau dia ada pekerjaan. Pekerjaan yang mana menemani istrinya.Jujur saja Mikail merasa lelah dengan aktivitasnya yang hanya menunggu Jane sadar dari komanya. Dia ingin Jane cepat sadar agar dia tidak perlu lagi bolak-balik Indonesia-Amerika.Bukan hanya itu, Mikail juga harus memutar otak bagaimana cara meminta izin kepada Thalia juga keluarga Jane saat meninggalkan mereka. Jika Thalia dia akan dengan mudah sibuk dengan pekerjaannya, jika keluarga Jane bagaimana dia memberikan alasan?Saat itu dia mudah meminta izin karena papa mertuanya tahu kalau bisnis kulinernya sedang diambang kebangkrutan tapi sekarang tidak, bisnisnya sudah stabil sehingga dia tidak bisa memberikan alasan bisnis lagi.Ponsel Mikail berdering pertanda ada panggilan dari seseorang. Pria itu mengangkatnya saat melihat nama kontak kekasihnya. Mikail melirik sekilas Jane sebelum mengangkat panggilan Thalia."Gimana Sayan
Sienna keluar dari kamar setelah memastikan Lendra tidur. Dia ingin mengisi air minum, air minum di kamarnya habis. Rumah sudah sepi karena anak-anaknya sudah tertidur. Langkah Sienna terhenti saat mendengar pintu rumah terbuka, tidak lama Angga masuk dengan sempoyongan."Bang, kamu mabuk?" tanya Sienna berjalan mendekati Angga."Enggak," jawabnya dengan cengengesan.Sienna menutup hidung saat mencium bau alkohol dan rokok saat berdiri dekat dengan Angga. "Kamu kenapa Bang? Kamu pusing karena thesis kamu? Bilang sama Bunda dan ayah. Bunda kan udah pernah bilang, jangan sentuh alkohol dan rokok, gak baik buat kesehatan kamu Bang.""Jangan ngatur terus lah, Angga udah besar. Mama aja gak pernah ngatur Angga," racaunya.Angga berjalan menaiki tangga, mengabaikan Sienna yang membeku mendengar perkataan Angga. Sejak menikah dengan Lendra, ini kali pertama Sienna merasa sakit hati dengan perkataan Angga."Bunda ngelakuin ini karena sayang sama kamu Bang."Setelah memastikan Angga berhasil
10 tahun kemudianSuasana di studio itu terlihat ramai. Terlihat dua anak laki-laki berbeda umur sedang berpose di depan kamera. Keduanya merupakan sepupu, Elzio dan Azka. Elzio merupakan anak kedua dari pasangan Lendra dan Sienna. Sedangkan Azka adalah putra pertama Savero dan Belva.Elzio terlihat tidak bersemangat karena teriakan para staf yang membicarkan kalau Elzio lucu dan menggemaskan. Anak laki-laki berumur enam tahun yang mewarisi ketampanan Lendra itu tidak suka dipuji lucu. Daripada dipuji lucu, Elzio lebih suka dipuji ganteng atau tampan.“El lucu, liat sini!"“Azka ganteng tangannya masukin ke kantong ya.”Meskipun wajahnya terlihat bete. Elzio berhasil menyelesaikan pemotretan pagi ini. Berbicara tentang pemotretan, ini kali pertama Elzio diminta oleh Megan untuk menjadi model pakaian anak-anak. Sedangkan Azka, ini tahun kedua dia menjadi model untuk produk Megan. Setelah kuliah dan memutuskan untuk menikah, Megan memilih bekerja sendiri tanpa terikat oleh orang lain. T
Sienna menatap kota New York dari balkon kamarnya. Kalau boleh jujur Sienna lebih menyukai negaranya daripada negara adidaya dimana dia tinggal saat ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus menemani Lendra.Bukan karena dia tidak percaya Lendra, tapi dia yang tidak bisa jauh dengan suaminya. Kehamilannya membuatnya ingin terus dekat dengan Lendra. Sehingga daripada tersiksa, Sienna lebih memilih pindah.Sienna tersenyum saat merasakan seseorang menyelimuti tubuhnya, kemudian disusul oleh pelukan hangat. Wangi parfum suaminya menusuk indra penciumnya, membuat Sienna merasa tenang."Dingin Sayang, ngapain di luar?" tanya Lendra."Seneng aja liat kota New York dari sini."Hening. Keduanya diam, menikmati hangat dari pelukan mereka dan menikmati kerlap-kerlip lampu kota. Lendra menunduk, meletakkan dagunya di pundak sang istri. Menghirup aroma Sienna yang memabukkan."Savero jadi bulan madu di sini?" tanya Lendra."Enggak, Belva mau ke Swiss. Katanya New York terlalu biasa." Sienna terkeke
Sienna menunggu Lendra di sebrang perusahaan dimana suaminya itu bekerja. Sienna menunggu di sebuah kafe yang mana waktu itu Joshua juga menunggu Lendra. Semalam suaminya itu mengatakan kalau akan mengajak Sienna ke toko kue yang mana pemiliknya adalah adik dari bosnya.Mendengar makanan yang akan mereka, Sienna tentu saja setuju. Semua tentang makanan membuatnya excited. Keduanya sempat sedikit berdebat terkait waktunya.Lendra ingin setelah pulang kerja saja dan bersama-sama dari apartemennya menuju toko tersebut, tapi Sienna tidak setuju. Dia memilih mereka bertemu di kafe yang berada di sebrang perusahaan dimana Lendra bekerja.Bukan tanpa alasan Sienna memutuskan seperti itu, wanita itu tidak mau membuat suaminya lelah karena harus bolak-balik. Lagipula Sienna merasa baik-baik saja harus berjalan menuju tempat kerja Lendra.Selagi menunggu Lendra, Sienna memesan strawberry latte dan potato wedges. Syukurlah kafe sedang tidak ramai sehingga pesanan Sienna cepat dikerjakan.Tidak be
Lendra merenggangkan otot-ototnya yang terasa menegang karena duduk di depan komputer terlalu lama. Dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya yang membuatnya terpaksa tinggal jauh dari anak-anaknya.Lendra melihat jam tangan yang melingkar di pergelangannya. Sekarang sudah waktunya pulang. Dia mulai mematikan komputer dan laptopnya, juga membereskan mejanya."Pak pulang duluan ya!"Lendra mengiyakan saat anggota timnya satu demi satu berpamitan kepadanya. Setelah mejanya terlihat rapi seperti biasa, ia beranjak dari duduknya membawa ponsel dan tas kerjanya meninggalkan ruangannya.Ponsel Lendra berdering pertanda ada pesan masuk. Dia menaiki lift terlebih dahulu sebelum memutuskan membaca pesan.[Pak Lendra toko roti saya akan buka mulai besok terima kasih atas design logonya. saya ada kupon khusus untuk bapak berlaku mulai besok sampai waktu yang tertera. Saya tunggu kunjungannya pak.]Lendra tersenyum tipis melihat pesan yang dikirim oleh Jane beserta foto toko kue milik wanita itu.
Sienna mengerjapkan matanya beberapa kali. Dia merasa asing dengan tempat ini, langit-langit ini bukanlah kamarnya di rumah orangtuanya ataupun kamarnya bersama Lendra.Kekehan terbit saat sadar kalau dia bukan di negaranya. Tapi di apartemen Lendra yang berada di luar negeri. Sienna membalikkan tubuhnya agar menghadap suaminya yang memeluknya dari belakang.Tangan Sienna terulur, menyentuh hidung Lendra yang terlihat tinggi, Sienna menurunkan jarinya hingga menyentuh bibir tipis Lendra yang entah sudah berapa kali dia cicipi."Mas.."Sienna menyentuh tenggorokannya saat merasakan tenggorokannya kering. Dengan terpaksa Sienna menyudahi aktivitasnya mengagumi ketampanan Lendra yang sedang tertidur.Sienna menatap tampilannya yang berantakan. Dia hanya mengenakan dalamannya, tadi saat sudah hampir terlelap, dia merasa sangat gerah sehingga dia membuang bajunya begitu saja. "Kok mas Lendra gak pake baju juga?" tanyanya saat melihat kemeja Lendra berada di bawah tempat tidurnya.Dengan s
Megan berlari keluar kelas saat dosen killer bernama Alka itu sudah keluar dari kelasnya. Jeje yang melihat Megan buru-buru keluar tidak sempat menahan temannya itu. Megan berlari seperti sedang di kejar oleh rentenir.Hari ini Megan ada janji menemani Kenzie mencari kado untuk keponakannya yang berhasil dalam ujian hariannya. Cukup aneh rasanya memberi hadiah untuk hasil ujian hariannya, karena biasanya orang yang mendapat hadiah karena mendapat juara 1 di kelasnya.Akan tetapi pemikiran itu sirna karena keponakan Kenzie yang satu ini cukup nakal, sehingga sulit untuknya belajar. Oleh karena itu Kenzie inisiatif memberikan hadiah agar keponakannya itu mau belajar.Megan membenarkan rambutnya saat melihat mobil Kenzie terparkir di depan gedung prodinya. Dia berjalan dengan sedikit cepat agar tidak membuat Kenzie kesal karena menunggunya terlalu lama."Om nunggu lama ya?" tanya Megan setelah berhasil masuk ke dalam mobil Kenzie."Lumayan, tapi gak papa. Kamu baru selesai kan?" Kenzie m
Sienna menggerutu sepanjang perjalanan menuju rumahnya bersama Lendra. Bagaimana tidak menggerutu, Belva baru saja memberitahunya kalau dia dan Savero akan bertunangan.Dan parahnya sahabatnya itu baru memberitahunya beberapa jam sebelum pertunangan mereka terlaksana. Ya pertunangan mereka akan dilaksanakan nanti malam. Dan Belva baru memberitahunya pagi ini.Lendra dan Adhara yang berada di satu mobil yang sama dengan Sienna hanya bisa bungkam. Keduanya tidak berani berkomentar, takut membuat suasana hati bumil itu menjadi semakin buruk."Abang gak nganggep aku adek lagi ya?" tanya Sienna.Sienna tengah menelpon Savero. Tanpa mengucapkan salam pembuka, wanita itu langsung saja mengucapkan pertanyaan yang membuat Savero bingung disebrang sana."Kamu kenapa Dek?" tanya Savero di sebrang sana.Sienna melirik Lendra yang tengah fokus menyetir dan Adhara yang tertidur karena lelah belajar seharian ini. Wanita itu mendengus sebal dengan pertanyaan Savero."Abang mau tunangan tapi gak ngasi
Sienna berjalan menuju gazebo yang berada di taman belakang dengan membawa kue yang tadi dia beli sebelum sampai ke ruamahnya.Sienna memainkan ponselnya selagi menunggu Lendra yang tengah mengambil laptop Sienna. Sienna ingin sekali menonton di gazebo bersama Lendra, sehingga dia meminta suaminya untuk mengambil laptopnya di kamar Adhara selagi dia mengganti baju dan menyiapkan kue untuk mereka.Dua hari yang lalu Sienna dan Adhara menonton melalui laptop. Keduanya menonton film disney. Itu sebabnya laptop Sienna bisa berada di kamar putrinya.Sienna memperhatikan Lendra yang tengah berjalan dengan membawa laptop di tangan kirinya. Pandangan Sienna tidak lepas dari Lendra. Entah kenapa Lendra terlihat semakin tampan dengan kaos hitam dan celana boxer yang menggantung di pinggangnya.Melihat Sienna yang hanya diam menatapnya dengan senyum di bibirnya membuat Lendra mengernyit bingung. Ada apa dengan istri cantiknya itu?Lendra meletakkan laptopnya terlebih dahulu di atas meja sebelum