Di depan rumah Lendra cukup ramai, ada tiga mobil disana, tapi mereka hanya memakai dua mobil saja. Satu mobil berisi keluarga Lendra, dan satu mobil berisi enam yang tersisa. Ada Savero, Kenzie, Belva, Erlangga, Hana dan Megan.Pevita dan Jeje tidak bisa ikut. Pevita diberi kabar kalau neneknya sakit, sedangkan Jeje, dia tidak bisa karena ada acara keluarga. Jeje tidak tahu kalau ada acara keluarga apa, karena seingatnya tidak ada acara keluarga pada waktu dekat ini, tapi mamanya tidak memberitahu, mamanya hanya menyuruhnya untuk pulang setelah UAS.Tersisa Hana dan Megan, keduanya tidak terhasut dengan rayuan Pevita untuk tidak mengikuti liburan yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari. Hana mengajak pacarnya yang tiga bulan ini dia kenalkan kepada teman-temannya, Erlangga."Ini gak ada yang mau masuk mobil Mas Lendra?" tanya Sienna, memastikan kembali apakah ada yang mau bersamanya.Berbicara tentang mobil milik Lendra, pria itu membelinya sebelum menikahi Sienna. Saat itu Satria t
"Om Kenzie nih."Megan memberikan satu gelas jus kepada Kenzie. Pria itu sedang sibuk memanggang bersama Erlangga, tapi Megan hanya memberikan jus kepada Kenzie. Erlangga urusan Hana, kalau dia juga memberikan Erlangga jus, temannya itu akan mengamuk seperti singa betina.Melihat gelagat Megan, Kenzie tahu kalau gadis itu menyukainya. Cara dia menatap Kenzie dengan pipi bersemu, siapa yang tidak berpikir kalau Megan menyukai Kenzie. Gadis itu terlalu jelas kalau ia menyukai Kenzie."Terimakasih." Kenzie menerima jus yang diberikan oleh Megan. Meneguknya sampai setengah, setelah itu memberikannya lagi kepada Megan. Gadis cantik itu tersenyum malu-malu menerima gelas Kenzie, dirinya merasa mereka seperti sepasang kekasih.Sedangkan di kursi yang tak jauh dari tempat pembakaran. Hana dan Sienna terkekeh melihat Megan yang terus berusaha mendekati Kenzie sejak mereka sampai siang tadi."Kita pulang kapan Kak?" tanya Hana. Keduanya tengah sibuk menata meja untuk mereka makan malam bersam
BE WISE READER! ADULT CONTENT!***Sienna hampir saja berteriak kalau saja dia tidak tahu siapa yang memeluknya tiba-tiba. Setelah menidurkan Adhara, Sienna meninggalkan Adhara sendiri di kamar khusus perempuan. Dia tidak tahu kalau ternyata suaminya menyusulnya, sehingga saat Lendra memeluknya, dia terkejut."Mas jangan suka ngagetin dong." Tubuh Sienna meremang saat Lendra mencium lehernya. Sienna tidak bodoh untuk mengetahui gelagat Lendra yang seperti ini. Suaminya pasti ingin mengajaknya bercinta. Satu bulan menikah, Sienna sudah cukup pandai mengetahui gelagat suaminya jika mengajaknya bercinta."Dingin Yang," bisik Lendra. Keduanya masih di depan kamar khusus perempuan."Terus? Mau pelukan?" tanya Sienna, biarkan dia mengulur waktu. Sedikit mengerjai suaminya sepertinya tidak masalah."Mau yang panas.""Apa? Mau cokelat panas? Aku buatin ya?" Sienna menahan tawanya. Mencoba melepaskan pelukan Lendra."Kurang panas Sayang." Lendra mengecup pipi Sienna, "mau kamu," bisiknya sera
Pagi ini setelah sarapan mereka berencana bermain game. Ide ini dicetuskan oleh Hana dan Megan. Sebelumnya Hana dan Erlangga membeli satu buah bola karet untuk game yang akan mereka mainkan.Hana dan Megan mulai membuat garis dengan tali dibantu oleh Erlangga dan Angga. Yang lain sedang membereskan bekas sarapan mereka, sehingga hanya mereka berempat yang menyiapkan permainan. Hana dan Megan sudah siap dengan baju renang mereka. Megan nampak cantik dan simple dengan baju renang one piece berwarna army. Sedangkan Hana mengenakan baju renang two piece berwarna navy.Erlangga mengajak Angga karena laki-laki itu akan menjadi wasit di permainan kali ini. Setelah membuat garis yang mana para pemain tidak boleh melewatinya, Megan memanggil yang lain untuk datang ke tepi pantai.Savero dan Belva berjalan bergandengan tangan. Belva nampak fresh dengan menggunakan swimwear dengan jenis long sleeved. Sedangkan Savero, pria itu memakai board short berwarna hitam tanpa atasan."Boleh pake bikini
Lendra bersama Sienna mengantar Adhara bertemu dengan Thalia. Sesuai kesepakatan mereka satu minggu yang lalu kalau Adhara akan bersama dengan Thalia beberapa hari karena Thalia ingin mengajak putrinya itu berlibur.Sebenarnya ada yang menganggu pikiran Lendra kenapa Thalia tidak mengajak Angga, kenapa hanya mengajak Adhara saja, karena harusnya Angga juga diajak, bukankah keduanya sama-sama anak Thalia?Thalia tersenyum senang saat melihat Lendra dan Adhara tapi tidak lama senyum wanita itu pudar saat melihat Sienna berjalan di belakang Lendra dan Adhara. Moodnya memburuk melihat istri dari mantan suaminya itu."Sudah menunggu lama?" tanya Lendra setelah berhasil mendudukkan bokongnya di kursi kosong di hadapan Thalia."Enggak Mas, baru aja sampai," sahut Thalia tidak lupa dengan senyum manisnya."Kamu tidak mengajak Angga?" tanya Lendra, pertanyaan itu sudah ingin dia tanyakan kepada Thalia sejak kemarin."Enggak Mas, aku mau menghabiskan waktu berdua dengan Ara aja."Lendra hanya m
Siang ini Thalia dan Mikail berencana mengajak Adhara kesebuah festival food di kota itu. Adhara dengan semangat memakai baju yang dibelikan oleh sang bunda. Baju berwarna mint itu terlihat sangat cocok dipakai oleh Adhara.Dengan bersemangat Adhara turun menuruni tangga, menemui Thalia yang sudah menunggunya bersama Mikail. Mikail tersenyum memperhatikan Adhara yang terlihat menggemaskan dengan pita di kepalanya."Ma, bagus gak baju aku?" tanya Adhara dengan semangat.Thalia menatap penampilan Adhara yang terlihat sangat cantik. Siapa yang mengajarkan putrinya berpakaian rapi dan cantik seperti ini? Thalia tidak pernah mengajarkan Adhara berpakaian rapi dan modis, apa lagi berdandan seperti sekarang.Adhara masih terlalu kecil untuk berpakaian rapi dan cantik. Thalia tidak suka jika Adhara tidak berpakaian sesuai umurnya. "Siapa yang mengajarkan kamu berpakaian seperti ini?" Bukannya menjawab pertanyaan Adhara, Thalia balik bertanya kepada putrinya."Bunda, bunda yang beliin baju ak
"Masih lama ya?" tanya Sienna.Lendra mengabaikan pertanyaan Sienna. Sejak tadi perkataan yang keluar dari mulut Sienna tidak butuh jawaban. Dia tahu cara itu adalah salah satu cara agar Lendra tidak fokus dengan zoomnya karena Lendra akan menatapnya jika menjawab perkataan istrinya.Tapi meskipun tidak menjawab, Sienna berhasil membuat Lendra tidak fokus dengan meetingnya karena permainan tangan sang istri di paha dan perutnya.Lendra ingin menolak saat Sienna menjauhkan tangannya yang tengah bermain di kedua gundukan kembarnya. Tapi tidak lama Lendra menutup mulutnya dengan tangan kanannya saat merasakan kulitnya bertemu langsung dengan dada Sienna yang tidak terhalang apapun.Dia pikir Sienna tidak mau disentuh olehnya, tapi ternyata istrinya itu justru ingin disentuh secara langsung tanpa penghalang apapun. Lagi-lagi Lendra kagum dengan pikiran sang istri.Kepala Lendra terasa mau pecah karena gairah yang tidak bisa dia salurkan. Dia tidak menyangka kalau istrinya bisa berbuat sej
Sienna mengusap perutnya yang terasa sakit. Perutnya seperti masuk angin. Sejak kemarin, setelah malam panjang mereka, Sienna merasa sakit perut, rasanya sangat tidak nyaman. Sudah dibaluri minyak angin tapi tidak berefek. Dan Lendra kemarin mengusap perutnya, dan usapan Lendra terasa sangat nyaman.Entah kekuatan apa yang suaminya miliki, usapan Lendra di perutnya jauh lebih nyaman untuknya daripada usapannya sendiri.Pandangan Sienna tidak lepas dari pintu kamarnya. Wanita itu masih menunggu suaminya yang sedang menemui pak RT. Sudah tiga puluh menit, belum ada tanda-tanda suaminya kembali dari menemui pak RT.Sienna tidak tahu ada apa gerangan pak RT menemui suaminya karena seingat Sienna, suaminya itu sudah membayar kas bulanan, karena biasanya pak RT datang untuk menagih para warga yang sulit membayar kas.Suara pintu terbuka membuat senyum Sienna terbit. Sienna melambaikan tangannya kepada Lendra, memberi isyarat kepada Lendra untuk mendekat kepadanya."Kenapa Sayang?" tanya Len