Siang ini Thalia dan Mikail berencana mengajak Adhara kesebuah festival food di kota itu. Adhara dengan semangat memakai baju yang dibelikan oleh sang bunda. Baju berwarna mint itu terlihat sangat cocok dipakai oleh Adhara.Dengan bersemangat Adhara turun menuruni tangga, menemui Thalia yang sudah menunggunya bersama Mikail. Mikail tersenyum memperhatikan Adhara yang terlihat menggemaskan dengan pita di kepalanya."Ma, bagus gak baju aku?" tanya Adhara dengan semangat.Thalia menatap penampilan Adhara yang terlihat sangat cantik. Siapa yang mengajarkan putrinya berpakaian rapi dan cantik seperti ini? Thalia tidak pernah mengajarkan Adhara berpakaian rapi dan modis, apa lagi berdandan seperti sekarang.Adhara masih terlalu kecil untuk berpakaian rapi dan cantik. Thalia tidak suka jika Adhara tidak berpakaian sesuai umurnya. "Siapa yang mengajarkan kamu berpakaian seperti ini?" Bukannya menjawab pertanyaan Adhara, Thalia balik bertanya kepada putrinya."Bunda, bunda yang beliin baju ak
"Masih lama ya?" tanya Sienna.Lendra mengabaikan pertanyaan Sienna. Sejak tadi perkataan yang keluar dari mulut Sienna tidak butuh jawaban. Dia tahu cara itu adalah salah satu cara agar Lendra tidak fokus dengan zoomnya karena Lendra akan menatapnya jika menjawab perkataan istrinya.Tapi meskipun tidak menjawab, Sienna berhasil membuat Lendra tidak fokus dengan meetingnya karena permainan tangan sang istri di paha dan perutnya.Lendra ingin menolak saat Sienna menjauhkan tangannya yang tengah bermain di kedua gundukan kembarnya. Tapi tidak lama Lendra menutup mulutnya dengan tangan kanannya saat merasakan kulitnya bertemu langsung dengan dada Sienna yang tidak terhalang apapun.Dia pikir Sienna tidak mau disentuh olehnya, tapi ternyata istrinya itu justru ingin disentuh secara langsung tanpa penghalang apapun. Lagi-lagi Lendra kagum dengan pikiran sang istri.Kepala Lendra terasa mau pecah karena gairah yang tidak bisa dia salurkan. Dia tidak menyangka kalau istrinya bisa berbuat sej
Sienna mengusap perutnya yang terasa sakit. Perutnya seperti masuk angin. Sejak kemarin, setelah malam panjang mereka, Sienna merasa sakit perut, rasanya sangat tidak nyaman. Sudah dibaluri minyak angin tapi tidak berefek. Dan Lendra kemarin mengusap perutnya, dan usapan Lendra terasa sangat nyaman.Entah kekuatan apa yang suaminya miliki, usapan Lendra di perutnya jauh lebih nyaman untuknya daripada usapannya sendiri.Pandangan Sienna tidak lepas dari pintu kamarnya. Wanita itu masih menunggu suaminya yang sedang menemui pak RT. Sudah tiga puluh menit, belum ada tanda-tanda suaminya kembali dari menemui pak RT.Sienna tidak tahu ada apa gerangan pak RT menemui suaminya karena seingat Sienna, suaminya itu sudah membayar kas bulanan, karena biasanya pak RT datang untuk menagih para warga yang sulit membayar kas.Suara pintu terbuka membuat senyum Sienna terbit. Sienna melambaikan tangannya kepada Lendra, memberi isyarat kepada Lendra untuk mendekat kepadanya."Kenapa Sayang?" tanya Len
Sienna menatap lima tespek yang dibelikan oleh mamanya. Satu jam setelah Sienna mengabarkan keluhannya kepada sang mama, mamanya mengutus asisten pribadinya mengantarkan lima tespek yang berbeda kepada Sienna. Mulanya Sienna ragu untuk menggunakan tespek yang dibelikan oleh sang mama. Sienna khawatir hasilnya tidak sesuai ekspektasinya dan mamanya. Sejak awal Sienna dan Lendra tidak mematokkan kapan mereka akan mempunyai momongan. Mereka menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Jika dikasih cepat, mereka akan bersyukur tapi jika tidak dikasih dalam waktu dekat mereka juga akan menerimanya.Tapi Sienna tidak munafik kalau perkataan mamanya membuatnya berharap kalau dia benar-benar hamil. Dia ingin merasakan memiliki anak dari rahimnya sendiri. Angga dan Adhara memang anaknya sekarang, tapi Sienna ingin merasakan seperti wanita diluar sana berjuang untuk mengeluarkan buah hati yang selama sembilan bulan berada di dalam perutnya.Sienna mencelupkan kelima tespek itu ke dalam gelas yang beris
Pikiran dan perasaan Lendra yang berkecamuk membuat pria itu tidak tenang. Takut terjadi sesuatu yang tidak dia inginkan menimpa putrinya. Meskipun ada Thalia, Lendra ragu mantan istrinya itu bisa menjaga Adhara. Lendra sudah berusaha membuat pikiran dan hatinya tenang kalau Angga hanya salah menangkap. Tapi percuma, dia tidak bisa mengabaikan perasaan Angga terhadap Mikail yang mana pria itu selalu menatap Adhara dengan tatapan tidak biasa.Karena perasaan berkecamuk itu membuat Lendra dan Sienna pergi menuju rumah keluarga Sienna sore hari. Menanyakan sesuatu tentang Mikail kepada mama mertuanya, yang ternyata sudah mencari tahu tentang Mikail lebih dulu.Setelah makan malam, Sienna, Lendra dan Sofia duduk di ruang keluarga. Savero dan papa Sienna sedang keluar kota untuk urusan bisnis. Niat Sienna hanya sampai malam, setelah itu mereka pulang setelah mendapatkam informasi tapi ternyata tidak bisa, karena mamanya menyuruhnya untuk menginap.Sofia memberikan tabnya kepada Sienna set
Lendra membawa mobilnya masuk ke dalam perkarangan rumahnya dulu bersama Thalia setelah satpam membuka pagarnya. Ada yang berubah dari rumah itu. Bukan rumahnya lebih tepatnya pekerjanya. Pekerja di rumah itu berbeda dari yang dulu saat Lendra dan Thalia masih bersama.Satpam menyuruh Lendra untuk langsung masuk ke dalam rumah karena asisten rumah tangga yang sedang pergi ke pasar. Lendra turun menuju pintu utama. Meskipun sudah diizinkan masuk, Lendra tetap mengetuk pintu.Tidak ada jawaban. Lendra mencoba menelpon Thalia. Dering ketiga Thalia menjawab dan menyuruh Lendra untuk masuk. Lendra menoleh ke mobilnya yang terparkir di halaman rumah itu sebelum dengan perlahan dia mendorong pintu bercat cokelat itu.Tidak ada yang berubah dari rumah itu. Masih sama, hanya foto keluarga kecil dan pernikahan mereka yang sudah dilepas. Lendra mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tamu, memainkan ponselnya selagi menunggu pemilik rumah turun."Mas maaf ya lama, aku bangun tidur terus baru bangunin
Sejak papa mertuanya menelponnya kalau Jane sudah sadarkan diri, jantung Mikail berdegup dengan kencang. Alih-alih senang mendengar istrinya sadar dari komanya, Mikail justru merasa takut dan khawatir.Mengingat dosa yang dia perbuat kepada istrinya, Mikail takut istrinya memberitahu kepada papa mertuanya apa yang sebenarnya terjadi. Mikail belum siap melihat kemarahan Mr. Sanchez.Jane merupakan putri satu-satunya dari pasangan James Sanchez dan Selena Sanchez. James sangat menyayangi putrinya, dia akan menuruti semua keinginan putrinya meskipun dia tidak ingin.Seperti pernikahan Mikail dan Jane, keluarga Jane tidak setuju karena banyaknya perbedaan tapi dengan bujukan Jane membuat James setuju. Pria paruh baya itu tidak bisa menolak putrinya.Mikail tidak bisa membayangkan bagaimana jika James menarik saham di bisnis keluarganya. Mikail belum siap jika harus kehilangan kemewahan yang dia nikmati selama beberapa tahun ini berkat menikahi Jane.Sekarang pria itu berada di dalam mobil
Lendra keluar dari mobil untuk menjemput Sienna dan Adhara seperti biasanya. Kebiasaan itu sudah terjadi sejak dua bulan yang lalu, tepatnya setelah pernikahan mereka. Senyum Lendra terbit saat beberapa teman Adhara menyapanya dengan semangat dan senyum menggemaskan."Papanya Ara!" Lendra tidak segan melambaikan tangannya saat teman-teman putrinya melambaikan tangan kepadanya. Beberapa wali siswa juga pamit pulang duluan dan Lendra hanya mengiyakan saja. Lendra berjalan mendekati Sienna yang berjalan dibantu oleh Belva, disisi yang lain Adhara membawa tas Sienna. Lendra tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya dengan apa yang dia lihat.Seingatnya saat tadi pagi dia mengantarkan Sienna ke sekolah, istrinya itu baik-baik saja. Wajahnya memang jutek karena marah kepadanya, tapi tidak pucat, wajahnya masih memiliki warna."Sayang kenapa?" tanya Lendra. Dia mengambil alih tubuh Sienna yang dipapah oleh Belva. Sienna menggeleng, dia merasa sangat lemas, sehingga dia tidak mampu hanya m