"Mas Angga dan Ara diajak abang main, mas udah dikabarin bang Gian kan?" tanya Sienna.Tadi saat bangun tidur, Sienna mendapat pesan dari kakak laki-lakinya kalau kedua anak sambungnya itu dibawa oleh Gian bermain. Dia memberikan Sienna dan Lendra waktu bersama."Iyaa Sayang. Udah ngabarin kok."Hening tidak ada yang berbicara. Sienna bahkan masih fokus dengan makanannya.Lendra terkekeh menatap Sienna yang tidak berani menatapnya. Bahkan saat tadi bertanya saja, istrinya tidak berani menatapnya. Istri cantiknya itu masih malu karena malam pertama mereka. Sejak bangun tidur, Sienna malu menatap wajah Lendra, Lendra pikir Sienna marah tapi ternyata istrinya itu malu mengingat momen malam pertama mereka yang sangat menggairahkan.Mungkin istri cantiknya itu malu karena semalam dia cukup berani untuk ukuran seorang perawan. Mengingat betapa panasnya semalam, Lendra kembali menginginkan istrinya."Jangan lihatin terus."Sienna melirik dengan sebal suaminya yang tidak berhenti menggodanya.
Mikail keluar dari taxi yang membawanya ke rumah megah itu setelah memastikan pria tadi pergi. Langkahnya terhenti saat menaiki tangga menuju pintu utama rumah. Di depan pintu wanita paruh baya menatapnya dalam diam.Senyum pria itu terbit, mencoba menyapa kepala asisten rumah tangga di rumah itu. Belum sempat sepatah katapun keluar dari mulutnya wanita itu masuk ke dalam rumah.Mikail mendengus sebal dengan respon wanita itu, sejak dia dan majikan wanita itu menikah, wanita paruh baya bernama Lana itu tidak pernah berbuat baik kepadanya.Padahal Mikail tidak pernah berbuat salah dengannya atau menyakiti wanita itu, tapi entah kenapa wanita itu tidak suka dengannya. Mikail menatap pintu bercat putih itu dalam diam. Sudah dua minggu dia tidak datang menemui pemilik kamar itu, entah sejauh mana perlembangan pemilik kamar itu. Pintu bercat putih itu terbuka sebelum Mikail membukanya. Mikail menatap bingung seorang asisten rumah tangga di rumah itu yang baru dia lihat. Sama seperti Mika
Alex memutar balik mobilnya setelah mendapatkan kabar dari satpam rumahnya kalau Mike pulang. Mike adalah adik iparnya yang sering kembali ke negara asalnya dengan alasan mengurus bisnis kuliner peninggalan keluarganya.Keluarga Sanchez tentu saja percaya dengan Mike karena sejak Jane memperkenalkan Mike kepada mereka, Mike merupakan pria yang sopan dan sabar dalam menghadapi Jane.Berjalannya waktu, satu kejadian membuat Mike jarang pulang karena mengurus bisnis keluarganya yang hampir gulung tikar. Kejadian itu bertepatan dengan musibah yang menimpa Jane hingga membuat Jane keguguran dan koma.Keluarga Sanchez yang melihat itu tentu saja merasa kasihan dengan Mike yang mendapat musibah secara bersamaan. Mereka memutuskan untuk merawat Jane dan Mike fokus dengan bisnisnya.Setengah tahun waktu yang Mike butuhkan untuk membuat bisnisnya kembali stabil tapi bulan-bulan berikutnya Mike sering kembali ke negara asalnya dengan alasan mengontrol bisnisnya.Keluarga Sanchez yang sejak awal
Keluarga kecil Lendra masuk ke dalam rumah mertuanya. Keempatnya langsung saja menuju ruang makan, di ruang makan Sofia dan asisten rumah tangganya sedang menata beberapa sayur dan lauk."Eyang!" panggilan Adhara membuat Sofia menghentikan kegiatannya, wanita paruh baya itu tersenyum senang melihat Adhara.Adhara dan Angga mencium punggung tangan Sofia diikuti oleh Sienna dan Lendra. Kedua anak itu berlari lebih dulu menuju Sofia, memeluk neneknya dengan bahagia."Ayok duduk, Eyang masak enak buat kalian."Sofia menyuruh kedua cucunya untuk duduk. Setelah memastikan keduanya duduk, Sofia menyuruh Sienna untuk ikut dengannya ke dapur. Sienna menatap Lendra dengan bingung, tapi dia tetap mengikuti langkah mamanya."Kenapa Ma?" tanya Sienna setelah mereka berada di dapur.Sofia memberikan satu cangkir teh kepada Sienna. Dengan bingung Sienna menerimanya. Hanya satu teh? Untuk siapa? Setelah mendengar perkataan Sofia, senyum Sienna terbit."Kasih suami kamu, bilang aja kamu yang buat."So
Lendra menatap bingung Sienna yang selalu menghindar, istrinya itu mengabaikannya sejak sore. Lendra merasa tidak berbuat kesalahan hari ini, pagi tadi saat dia mau bertemu dengan Thalia, dia meminta izin kepada Sienna dan istrinya itu mengizinkannya.Bahkan saat makan malam, Sienna hanya mengobrol dengan Adhara. Permasalahan semalam dengan Angga belum selesai, putranya itu belum berbicara kepada Sienna, sehingga ada dua orang yang terdampak perang dingin.Lendra menatap Sienna yang masuk ke dalam kamar mereka. Sebelum berbicara kepada Sienna, dia akan berbicara dulu kepada Angga terkait permasalahan semalam. Melihat anak dan istrinya yang saling diam membuat Lendra tidak nyaman.Senyum Lendra terbit saat membuka pintu kamar Angga menampakan Angga yang sedang belajar dengan serius."Kenapa Pa?" tanya Angga saat mendapati papanya lah yang membuka pintu kamarnya."Lanjutin dulu belajarnya. Papa tunggu sampai Abang selesai."Angga memutar tubuhnya agar menghadap papanya yang duduk di ran
Mikail menatap Jane yang masih belum sadar. Ini sudah satu minggu sejak dia izin kepada Thalia kalau dia ada pekerjaan. Pekerjaan yang mana menemani istrinya.Jujur saja Mikail merasa lelah dengan aktivitasnya yang hanya menunggu Jane sadar dari komanya. Dia ingin Jane cepat sadar agar dia tidak perlu lagi bolak-balik Indonesia-Amerika.Bukan hanya itu, Mikail juga harus memutar otak bagaimana cara meminta izin kepada Thalia juga keluarga Jane saat meninggalkan mereka. Jika Thalia dia akan dengan mudah sibuk dengan pekerjaannya, jika keluarga Jane bagaimana dia memberikan alasan?Saat itu dia mudah meminta izin karena papa mertuanya tahu kalau bisnis kulinernya sedang diambang kebangkrutan tapi sekarang tidak, bisnisnya sudah stabil sehingga dia tidak bisa memberikan alasan bisnis lagi.Ponsel Mikail berdering pertanda ada panggilan dari seseorang. Pria itu mengangkatnya saat melihat nama kontak kekasihnya. Mikail melirik sekilas Jane sebelum mengangkat panggilan Thalia."Gimana Sayan
Di depan rumah Lendra cukup ramai, ada tiga mobil disana, tapi mereka hanya memakai dua mobil saja. Satu mobil berisi keluarga Lendra, dan satu mobil berisi enam yang tersisa. Ada Savero, Kenzie, Belva, Erlangga, Hana dan Megan.Pevita dan Jeje tidak bisa ikut. Pevita diberi kabar kalau neneknya sakit, sedangkan Jeje, dia tidak bisa karena ada acara keluarga. Jeje tidak tahu kalau ada acara keluarga apa, karena seingatnya tidak ada acara keluarga pada waktu dekat ini, tapi mamanya tidak memberitahu, mamanya hanya menyuruhnya untuk pulang setelah UAS.Tersisa Hana dan Megan, keduanya tidak terhasut dengan rayuan Pevita untuk tidak mengikuti liburan yang telah mereka siapkan jauh-jauh hari. Hana mengajak pacarnya yang tiga bulan ini dia kenalkan kepada teman-temannya, Erlangga."Ini gak ada yang mau masuk mobil Mas Lendra?" tanya Sienna, memastikan kembali apakah ada yang mau bersamanya.Berbicara tentang mobil milik Lendra, pria itu membelinya sebelum menikahi Sienna. Saat itu Satria t
"Om Kenzie nih."Megan memberikan satu gelas jus kepada Kenzie. Pria itu sedang sibuk memanggang bersama Erlangga, tapi Megan hanya memberikan jus kepada Kenzie. Erlangga urusan Hana, kalau dia juga memberikan Erlangga jus, temannya itu akan mengamuk seperti singa betina.Melihat gelagat Megan, Kenzie tahu kalau gadis itu menyukainya. Cara dia menatap Kenzie dengan pipi bersemu, siapa yang tidak berpikir kalau Megan menyukai Kenzie. Gadis itu terlalu jelas kalau ia menyukai Kenzie."Terimakasih." Kenzie menerima jus yang diberikan oleh Megan. Meneguknya sampai setengah, setelah itu memberikannya lagi kepada Megan. Gadis cantik itu tersenyum malu-malu menerima gelas Kenzie, dirinya merasa mereka seperti sepasang kekasih.Sedangkan di kursi yang tak jauh dari tempat pembakaran. Hana dan Sienna terkekeh melihat Megan yang terus berusaha mendekati Kenzie sejak mereka sampai siang tadi."Kita pulang kapan Kak?" tanya Hana. Keduanya tengah sibuk menata meja untuk mereka makan malam bersam