Share

Pecah Ketuban

Pengakuan Vanya masih saja mengiang di telinga Rangga. Bahkan itu sudah terjadi dua minggu yang lalu. Akan tetapi, meski telah diminta untuk melupakannya oleh guru muda itu, dan berharap pengakuannya tak sampai terbawa ke lingkup pekerjaan agar tak sampai terjadi kecanggungan, Rangga sama sekali tak bisa lupa. Mau itu dipaksa sekalipun.

Ini akhir pekan. Rangga bersiap untuk pulang kampung, mengantar Ara yang sudah hamil tua mudik ke rumah orang tuanya.

Ditepislah semua bayangan yang sebenarnya tak mau dia ingat lagi itu. Tentang Vanya dan pengakuannya. Lantas, dia menyetir mobilnya menuju rumah Ara.

Tiiid!

Wah, hampir saja Rangga oleng dan berpindah jalur. Alamat celaka kalau tak cepat-cepat sadar.

“Astagfirullah ...,” ucapnya.

Rangga memilih fokus meski sulit. Dan ini hal yang tidak bagus. Bagaimana kalau nanti dia melakukannya lagi ketika sedang bersama Ara?

“Tidak, jangan sampai itu terjadi. Dia sedang hamil besar, aku harus hati-hati.”

Rangga menghentikan sejenak kendaraan roda em
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status