Beranda / Semua / Loving The wrong person / Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

Share

Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

Penulis: Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-14 09:25:55

[InshaAllah dengan seijin Allah, aku menerimamu dan siap membimbingmu]

 Malam berganti pagi, Lyodra tak bergeming Ia kembali menggigit bibir bawahnya, berfikir ulang agar Reyhan mau berbesar hati membatalkan perjodohan ini. Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk bertemu dengannya secara FACE TO FACE tanpa perantara.

  [Share lok sekarang] send. 

  [Ada apa?]

Untung saja Reyhan masih sempat melihat ponselnya sebelum Ia pergi ke luar kota sekarang.

Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Lyodra meminta kepada Reyhan untuk bertemu. 

 [Gue mau ke rumah lo, mau ketemu lo, kita perlu bicara sekarang!] 

  [Ga usah, nanti kalau udah waktunya kamu bakalan ketemu aku terus.]

Lyodra mencebik kesal setelah membaca balasan dari pesannya. "Nyebelin emang, kepedean amat jadi cowok."

 [Mau ngobrol penting]

 [Plis, Lo sekarang dimana share lok buru!]

 [Buru share lok sekarang] 

Disaat Lyodra tengah membuka pintu mobilnya, tiba tiba suara Maxime terdengar cukup lantang dari dalam.

 "Lyo, tunggu.." Suara panggilan dari Maxime, disusul Linda yang berjalan dibelakangnya dengan mengimbangi langkah kaki Maxime yang lumayan cepat.

 "Pah, udah biarin." Ujar linda mendahului pembicaraan suaminya.

 "Mau kemana? Jam segini tumben udah rapih. Mau ketemu pacar kamu yang Playboy itu?" Cerca Maxime.

Pasalnya ini terlalu pagi bagi putrinya keluar rumah, bayangin biasanya jam delapan pagi Lyodra belum bangun. Lyodra menatap maxime dengan tatapan tidak suka. Gadis ayu itu merasa bahwa semakin kesini sifat papanya semakin berubah.

 "Ngak!" Jawab lyodra ketus. 

 "Terus kamu mau kemana?" 

 "Pah, nanyanya pelan bisa ngak. Kasihan putri kita jangan terlalu di kekang." Sela linda.

Ting! 

Forced

[Apartemen Bugenvil, Jalan pattimura Jakarta selatan]

Reyhan akhirnya mengirim lokasi apartmennya kepada Lyodra, terpaksa Ia harus menunda pemberangkatannya ke Jombang hari ini. Ia masih singgah di apartemennya.

 "Lyo mau ke apartemennya Rey." Ucap lyodra sembari menunjukan pesan dari Reyhan barusan.

Sedangkan Maxime menatap seolah menuntut penjelasan. Jelas papanya terasa bingung, pasalnya Putrinya itu selalu menolak untuk dijodohkan dengan Reyhan, Tapi saat ini Lyodra malah ingin bertemu dengan Reyhan. Dan di pesan tersebut alamatnya memang benar, apartemen yang disinggahi Reyhan. Lyodra bergegas pamit dengan mamanya sebelum papanya mengajukan pertanyaan yang menyebalkan lagi.

 "Skenario Tuhan memang indah, Ialah dzat yang membolak balikan hati manusia." Ujar Linda, usai melambaikan tangan kearah Lyodra. Ia bicara sendiri seolah tidak ada orang disebelahnya.

 **

 [Gue udah nyampe, lo dimana]  

Netranya menatap kesana kemari mencari keberadaan Pria yang dicarinya. Hampir lima belas menit Putri kesayangan Linda itu menunggu di parkiran, namun Reyhan belum kelihatan batang hidungnya yang mancung itu, Hihiihi.

Tiba tiba..

 "Udah nyampe?" Ucapnya dengan tampang tak bersalah. Lyodra melirik tajam kearah reyhan yang tiba tiba saja datang dan mulai masuk kedalam mobil Lyodra tanpa seijinnya.

 "Eh, yang nyuruh lo masuk siapa? Turun ngak?" Pria tampan jelmaan batu es itu masih dengan posisi yang sama , duduk diam di bagian kursi belakang dengan tatapan fokus ke layar handponenya.

 "Lo tuli, ya?" Ucap Lyodra sarkas. 

Sejenak Reyhan menatapnya lewat spion yang berada diatas kepala Lyodra, cukup lama mata  elang itu menatapnya. Lyodra menunduk merasa bersalah, Akhirnya Reyhan turun lalu pergi begitu saja dari mobil Lyodra tanpa sepatah katapun.

 "Bullshit baperan!" Cicitnya usai reyhan pergi.

 "Gagal deh rencana gue buat ngomong baik baik sama reyhan, lagian ini mulut jahat banget, pake ngatain dia tuli." Ia berulang kali merutuki dirinya sendiri yang tidak bisa bersabar menghadapi sikap cueknya reyhan. Lyodra ngak bisa bayangin bakal nikah sama manusia jelmaan es.

**

 "Baru kali ini ada yang ngatain aku tuli." Reyhan berdiri diatas balkon apartemen kamarnya yang kebetulan viewnya menghadap kedepan. Ia memandang kearah mobil yang masih terparkir asal di sana, Ia tak habis pikir kenapa ia harus berhadapan dengan wanita sekasar Lyodra.

 "Sabar, Rey.. sabar.." Reyhan mencoba menetralisir perasaannya. Lalu ia membuka ponselnya yang dari tadi dibiarkan bergetar diatas nakas. Terdapat beberapa pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari gadis bernama Rissa.

 [Bang Rissa udah ada di Jakarta.] Begitu isi pesan dari Rissa.

 "Astaghfirullah al adzim.. Lupa mau jemput Rissa."

 **

Usaha Lyodra gagal berbicara dengan Reyhan, Karena dari pagi ia belum sarapan Ia putuskan pergi ke pasar tradisonal untuk beli bubur.

Bukan Lyodra tidak mampu beli bubur di restoran bintang lima atau sejenisnya, namun warung bubur gerobak milik mang Agus lah yang jadi primadonanya semasa kuliah. Rasanya yang khas menjadi cita rasa tersendiri bagi penikmat bubur ayam seperti Lyodra. Letaknya tepat di depan pasar tradisional yang sangat terkenal di kota ini.

 Disaat bersaman ada seorang gadis berkerudung merah jambu yang tengah gelisah mencari sesuatu didalam tasnya. Lyodra mengamatinya dari jauh seraya mengaduk aduk bubur ayam yang telah tersaji diatas mejanya, sudah jadi kebiasaannya ketika Lyodra memakan bubur pasti ia akan mengaduknya sampai benar benar halus.

Itu juga yang menjadi alesan Monica teman sebangkunya dulu selalu menolak untuk diajak makan bubur ayam bersama dengannya, Siapapun teman Lyodra ia pasti menolak untuk diajak makan bubur dengannya.

Padahal bagi penikmat bubur jalur diaduk seperti lyodra,  step inilah yang memudahkan mereka memakan tanpa harus mengunyah. Haha.

terdengar sangat aneh tapi begitulah adanya.

Selesai makan Lyodra menghampiri gadis berkrudung merah jambu itu. "Maaf apa ada masalah?" Tanyanya sopan.

Gadis itu terlihat sungkan untuk mengatakan yang sebenarnya. Lyodra kembali mengamatinya lagi, wajahnya seperti tidak asing baginya.

 "Mm. Tadi perasaan aku naruh dompet aku di tas, tapi--" Ucapnya tercekat.

 "Hilang ya dompetnya?" Tanya lyodra lagi. Gadis itu mengangguk. Lyodra menghampiri mang Agus kedepan, lalu membayar pesenannya dan pesenan sang gadis.

 "Berapa mang? Sama punya cewek disana." Tunjuknya ke bangku tengah.

 "Empat puluh ribu neng sama pesenannya, neng geulis itu kan?" Tunjuknya kearah sang gadis, memastikan. Lyodra mengangguk, lalu kembali menghampiri sang gadis yang menundukan kepala. 

 "Makasih ya kak" Ujar sang gadis. Manis memang senyumnya mirip seseorang, Lyodra masih menerka nerka.

 "Rumah Lo dimana?" 

 "Jombang kak." 

 "Jauh banget, terus kok bisa nyampe disini gimana ceritanya?" Cerca lyodra. 

 "Oh ya kenalin saya, Reyna." Ulur tangan sang gadis yang bernama Reyna, Lyodra menjabat tangan Reyna antusias, karena merasa mendapat teman baru. Usianya selisih empat tahun lebih muda darinya, jelas saja Lyodra sangat senang. Andai kata lyodra punya adik, pasti seusianya sekarang.

 "Gue Lyo. Terus Lo kesini mau ketemu siapa?"

Ponsel milik Reyna berdering.

 "Maaf kak, Reyna angkat telpon dulu ya." Lyodra mengangguk cepat.

[Wa'alaikum salam..]

[Iya bang, Rissa share lok sekarang]

 "Barusan siapa? Rey, eh kalau panggil Rey jadinya kek nama cowok ya. Panggil Reyna aja deh."Cicit lyodra.

 "Santai kak, boleh panggil Rey kok. Tapi kalau dirumah panggil Rey. Yang noleh dua orang. Hihi." Jelas Reyna santai.

 "Kok bisa? Lo ada kembaran dirumah?" Tanya lyodra antusias.

 "Bukan kembaran, tapi abang aku dirumah namanya juga Rey." Lyodra mengangguk, namun dalam batinnya Ia menyangkut pautkan antara reyna dan reyhan, bisa jadi reyna ini adiknya reyhan. Ah entahlah jika benar dunia ini akan terasa sempit saja jadinya.

 

Bab terkait

  • Loving The wrong person   Story of Rara

    "Besok lagi kalau mau pulang duluan ngabarin, jangan ngilang gitu aja!" Cerca Rey ke Rissa. "Lah kan udah ngabarin, abang aja yang lupa. Kan dari tadi malam Rissa udah bilang mau nusul abang ke Jakarta, eh malah ngak di respon. Dikira Rissa becanda ya bang." Cicit Rissa tak merasa bersalah. Padahal Reyhan merasa khawatir, karena dari shubuh Margin telepon ngabari kalau Rissa ngak jadi pulang ke rumahnya, tapi justru Ia malah nyusul abangnya ke Jakarta. Reyhan menatap tajam kearah Rissa, buru buru gadis usia 17 tahun itu menunduk takut dan memainkan jemarinya. "Tau ngak, abang ini khawatir." Reyhan membuang nafasnya perlahan, lalu menyenderkan bahunya di kursi game kesayangannya. "Alafuu, (Maaf) Rissa janji ngak bakal ngulangin lagi." Rissa mendekatkan jari kelingkingnya ke Reyhan. Dengan cepat reyhan menghindar dan merasa geli dengan tingkah sang adik. "Abang ini lucu ya, sama jari kelingking kok

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14
  • Loving The wrong person   Lyodra pingsan!

    "Lyodra hari ini Papa ada meeting ke luar kota, Kamu gantiin Papa dulu ya." Tutur Maxime lembut kepada Lyodra, sebenarnya Maxime itu penyayang, tak jarang juga Ia menuruti keinginan putrinya yang telah beranjak dewasa itu. "Iya Pah." Balas lyodra patuh, sembari mengaduk aduk buburnya. "Oh ya Pa, Lyo mau tanya boleh?" Tanya lyodra antusias. "Iya, anak kesayangan mau tanya apa?" Maxime mengusap sudut bibirnya yang terkena selai strawberry. "Apakah Reyhan punya adik?" "Hahh!" Mang oden ternganga mendengar ucapan putri majikannya barusan. Bahkan sekelas mang Oden saja mengetahui perjodohan putri majikannya. "Mang oden udah datang?" Maxime melirik kearah mang Oden. "Iya Bos, Hehe.. Yaudah mamang mau langsung ke belakang dulu." Pamitnya segera, Mang oden salah satu pembantu dirumah keluarga Maxime. Sengaja Ia mempekerjakan karyawan yang pulang pergi, tidak menginap

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-18
  • Loving The wrong person   Membaik

    "Sayang--" Peluk Linda erat begitu memasuki kamar putrinya. "Maaf ya jadi ngrepotin kalian." Ucap Maxime ramah. "Iya pak, ngak papa kok. Malahan kita seneng bisa jagain Lyodra." Balas Sintya. "Kalian boleh pulang sekarang, dan kalian berdua boleh ambil cuti hari ini." "Makasih pak." Ujar mereka bersamaan."Kita berdua pamit pulang." Timpal rara menunduk. "Mari, pak, Bu, Lyo." "Ra, Sin. Thank you ya, udah mau jagain gue." "Iya beb, lekas pulih ya." Titah Rara diangguki oleh Lyodra. Lalu keduanya pergi diantar oleh supir pribadi Maxime. "Mamah, Papah, kok bisa tau Rara pingsan? Padahal Lyo udah menyuruh mereka agar tidak merepotkan kalian." Ujarnya dengan suara sedikit lemah. "Bukan mereka, tapi Nata yang telepon Papah malam itu." Maxime men

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-14
  • Loving The wrong person   This is bucin

    Rara sedikit memicingkan matanya kala melihat Lyodra tengah membuka satu persatu kancing bajunya, kemudian menghampirinya. "Lo lagi ngapain? Yaelah, lama amat dari tadi gue tungguin Sat." "Hust! Diamlah."Lyodra berpose layaknya seperti model sexy di depan cermin toilet kamar mandi mall. "Lo lagi ngelayanin Dave? Dia minta Pap lagi sama Lo. Heran ya, udah tau si David tu brengseknya setengah mati, Lo masih aja ngelayanin Dia." Tutur rara. Namun Lyodra tetap tidak mengubris kata-kata Rara barusan, Lyodra justru berpose semakin panas. Dengan model baju sabrina yang memperlihatkan belahan dada yang rendah membuat pose biasa saja sedikit memperlihatkan dua aset beharga miliknya. "Minggir Sat. Gue mau foto sendirian di depan cermin, yang ada si David bukannya fokus ke Gue nanti malah fokus ke Elo lagi." Sarkas lyodra. "Iddih. gue j

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-20
  • Loving The wrong person   Jodoh pilihan papa

    Waktu menunjukan pukul 09:00, Namun belum ada tanda-tanda Lyodra bangun. Padahal di meja makan sudah ada suara dentingan sendok beradu dengan garpu. "Mah Lyodra mana?" Tanya Maxime papanya Lyodra. "Masih tidur Pah. Tadi malam dia habis pulang larut malam."ujar Linda lesu. " Tanggepan Lyo gimana, soal perjodohannya dengan uztadz Reyhan?" "Feeling Mama dia ngak bakalan mau si Pah, tau sendiri Papa Lyo itu anaknya gimana." Tutur linda ke maxime. "Jadi, Mama belum kasih tau juga ke Lyodra?" Linda menggeleng. "Papa pikir aja dia anak kita satu-satunya pa. Masak papa tega jodohin anak kita tanpa membicarakan kepadanya terlebih dahulu." Linda kesal dengan maxime yang terkesan tega dengan putrinya sendiri.Linda menyuap nasi kedalam mulutnya, ia masih berharap maxime mau membatalkan perjodohan lyodra dengan putra dari kawannya maxime. "Bukannya papa udah

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Loving The wrong person   Pertemuan kedua

    "Kita mau kemana nih?" Tanya rara. "Ke hatimuu." Jawab lyo dengan nada kocak. "Anying, receh lo beb." "Gue tanya lo laper ngak?" "Hehe, iya beb gue laper. Lo tau aja deh kalau perut gue lagi--" "Ck! Gue udah tau, buru pake sabuk pengamannya gue mau gas nih." "Emang ngak ada akhlak lo beb." Mobil yang dikendarai lyo hampir sampai di restauran, dengan kecepatan sedang keduanya masih bisa menikmati pemandangan kota di malam hari. "Astaga, lyo lihat itu si brengsek. Eh david maksudnya, hehe." Tunjuk rara ke sebrang jalan. Terlihat david tengah menuntun sepeda motor jenis sporty, Ia celingukan seperti menunggu seseorang. "Ck!" "Eh, eh, ngapain kok mobilnya putar arah?" Protes rara. "Brisik lo ra!" "Itu kan cowok gue, serah gue lah. Gue mau samperin dia." Timpal lyodra sewot. Ketika mobil yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Loving The wrong person   Lamaran ala tahu bulat

    Senin sibuk, maxime hari ini ada jadwal keluar kota untuk launching kafe barunya. Otomatis kafe yang berada di Jakarta di ambil alih sementara oleh lyodra, namun sepertinya gadis maxime itu terlalu sibuk buat rebahan. Hingga ia tidak mengetahui akan ada kejutan menantinya. "Mah, papah pergi dulu. Jangan lupa nanti pas papah jemput mamah harus udah ready" bisik maxime, linda mengangguk lalu mencium takzim punggung telapak tangan maxime. "Hati-hati dijalan pah, dah." Ucap linda, seraya melambaikan tangan kearah mobil yang ditumpangi maxime beserta drivernya. **Notifikasi berbunyi dari layar ponsel lyodraRara Bawel : Hari ini gue sama sintya masuk pagi, lo datang kan? Dengan malas lyodra membaca pesan tersebut, lalu ia ingat hari ini lyo harus datang ke kafe menggantikan papanya. Kafe yang dimiliki keluarga lyodra cukup besar, mempunyai 20 karyawan terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun yang sangat l

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-22
  • Loving The wrong person   Antara amanah dan masa lalu.

    "Jadi gimana? Nak lyodra mau terima lamaran reyhan?" Ujar Margin basa basi. Sebenarnya margin tidak setuju reyhan melamar putri kesayangan maxime tersebut. Ia bahkan berharap kalau lyodra menolak lamaran reyhan putra sulungnya, pasalnya margin bakalan jodohin reyhan dengan putri dari temannya yang bernama wati. Sengaja ia datang dari Jombang untuk mampir kerumah wati yang berada di Jakarta. "Mmm---" Gumam lyodra wajahnya yang cantik alami berubah pucat pasi, ia sangat sangat gugup. Dihadapannya, reyhan menatap Lyodra seolah menanti jawaban pasti. "Maaf bu, lyo--" Maxime tersenyum manis kearah lyodra, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah seolah marah. Seolah menuntut janji oleh putrinya itu. Pasalnya pernah berjanji untuk kali ini saja menuruti kata kata papanya. "Lyo, mau menerima lamaran rey." Dengan mantap lyodra mengatakan itu di hadapan kedua belah keluarga, Margin yang kebetulan sedang meneguk air mineralnya&n

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-24

Bab terbaru

  • Loving The wrong person   Membaik

    "Sayang--" Peluk Linda erat begitu memasuki kamar putrinya. "Maaf ya jadi ngrepotin kalian." Ucap Maxime ramah. "Iya pak, ngak papa kok. Malahan kita seneng bisa jagain Lyodra." Balas Sintya. "Kalian boleh pulang sekarang, dan kalian berdua boleh ambil cuti hari ini." "Makasih pak." Ujar mereka bersamaan."Kita berdua pamit pulang." Timpal rara menunduk. "Mari, pak, Bu, Lyo." "Ra, Sin. Thank you ya, udah mau jagain gue." "Iya beb, lekas pulih ya." Titah Rara diangguki oleh Lyodra. Lalu keduanya pergi diantar oleh supir pribadi Maxime. "Mamah, Papah, kok bisa tau Rara pingsan? Padahal Lyo udah menyuruh mereka agar tidak merepotkan kalian." Ujarnya dengan suara sedikit lemah. "Bukan mereka, tapi Nata yang telepon Papah malam itu." Maxime men

  • Loving The wrong person   Lyodra pingsan!

    "Lyodra hari ini Papa ada meeting ke luar kota, Kamu gantiin Papa dulu ya." Tutur Maxime lembut kepada Lyodra, sebenarnya Maxime itu penyayang, tak jarang juga Ia menuruti keinginan putrinya yang telah beranjak dewasa itu. "Iya Pah." Balas lyodra patuh, sembari mengaduk aduk buburnya. "Oh ya Pa, Lyo mau tanya boleh?" Tanya lyodra antusias. "Iya, anak kesayangan mau tanya apa?" Maxime mengusap sudut bibirnya yang terkena selai strawberry. "Apakah Reyhan punya adik?" "Hahh!" Mang oden ternganga mendengar ucapan putri majikannya barusan. Bahkan sekelas mang Oden saja mengetahui perjodohan putri majikannya. "Mang oden udah datang?" Maxime melirik kearah mang Oden. "Iya Bos, Hehe.. Yaudah mamang mau langsung ke belakang dulu." Pamitnya segera, Mang oden salah satu pembantu dirumah keluarga Maxime. Sengaja Ia mempekerjakan karyawan yang pulang pergi, tidak menginap

  • Loving The wrong person   Story of Rara

    "Besok lagi kalau mau pulang duluan ngabarin, jangan ngilang gitu aja!" Cerca Rey ke Rissa. "Lah kan udah ngabarin, abang aja yang lupa. Kan dari tadi malam Rissa udah bilang mau nusul abang ke Jakarta, eh malah ngak di respon. Dikira Rissa becanda ya bang." Cicit Rissa tak merasa bersalah. Padahal Reyhan merasa khawatir, karena dari shubuh Margin telepon ngabari kalau Rissa ngak jadi pulang ke rumahnya, tapi justru Ia malah nyusul abangnya ke Jakarta. Reyhan menatap tajam kearah Rissa, buru buru gadis usia 17 tahun itu menunduk takut dan memainkan jemarinya. "Tau ngak, abang ini khawatir." Reyhan membuang nafasnya perlahan, lalu menyenderkan bahunya di kursi game kesayangannya. "Alafuu, (Maaf) Rissa janji ngak bakal ngulangin lagi." Rissa mendekatkan jari kelingkingnya ke Reyhan. Dengan cepat reyhan menghindar dan merasa geli dengan tingkah sang adik. "Abang ini lucu ya, sama jari kelingking kok

  • Loving The wrong person   Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

    [InshaAllah dengan seijin Allah, aku menerimamu dan siap membimbingmu] Malam berganti pagi, Lyodra tak bergeming Ia kembali menggigit bibir bawahnya, berfikir ulang agar Reyhan mau berbesar hati membatalkan perjodohan ini. Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk bertemu dengannya secara FACE TO FACE tanpa perantara. [Share lok sekarang] send. [Ada apa?] Untung saja Reyhan masih sempat melihat ponselnya sebelum Ia pergi ke luar kota sekarang. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Lyodra meminta kepada Reyhan untuk bertemu. [Gue mau ke rumah lo, mau ketemu lo, kita perlu bicara sekarang!] [Ga usah, nanti kalau udah waktunya kamu bakalan ketemu aku terus.] Lyodra mencebik kesal setelah membaca balasan dari pesannya. "Nyebelin emang, kepedean amat jadi cowok." [Mau ngobrol penting] [Plis, Lo sekarang dimana share lok buru!]

  • Loving The wrong person   Forced

    Ting! Bunyi notifikasi dari handpone lyodra, Disitu tertulis nama "Forced" alias terpaksa, bukan tanpa alesan lyodra save nomer reyhan juga terpaksa dan takdir cintanya pun dipaksa oleh orang tuanya. Hiks! Sungguh ironis Forced. [Assalamualaikum..] [ Jika namamu yang tertulis di Lauhul mahfudz untuk diriku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan untuk diri kita, Tugasku mencari dirimu dan menyempurnakan separuh agamaku.] Deg! Jantung Lyodra berdegub kencang setelah membaca pesan dari reyhan. Belum pernah ada lelaki berkata seserius itu dengan lyodra, tak ada bandingannya dengan David yang selalu menghadiahinya janji palsu. Namun Lyodra terlanjur menyamakan semua cowok itu sama. [Jangan sok melangitkan rasa!] Balas lyodra. Reyhan mencerna balasan dari pesannya, sedikit menohok baginya, tapi Reyhan terus berusaha untuk bersabar menghadapi sikap lyodra yang sedikit kasar. Karena

  • Loving The wrong person   Antara amanah dan masa lalu.

    "Jadi gimana? Nak lyodra mau terima lamaran reyhan?" Ujar Margin basa basi. Sebenarnya margin tidak setuju reyhan melamar putri kesayangan maxime tersebut. Ia bahkan berharap kalau lyodra menolak lamaran reyhan putra sulungnya, pasalnya margin bakalan jodohin reyhan dengan putri dari temannya yang bernama wati. Sengaja ia datang dari Jombang untuk mampir kerumah wati yang berada di Jakarta. "Mmm---" Gumam lyodra wajahnya yang cantik alami berubah pucat pasi, ia sangat sangat gugup. Dihadapannya, reyhan menatap Lyodra seolah menanti jawaban pasti. "Maaf bu, lyo--" Maxime tersenyum manis kearah lyodra, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah seolah marah. Seolah menuntut janji oleh putrinya itu. Pasalnya pernah berjanji untuk kali ini saja menuruti kata kata papanya. "Lyo, mau menerima lamaran rey." Dengan mantap lyodra mengatakan itu di hadapan kedua belah keluarga, Margin yang kebetulan sedang meneguk air mineralnya&n

  • Loving The wrong person   Lamaran ala tahu bulat

    Senin sibuk, maxime hari ini ada jadwal keluar kota untuk launching kafe barunya. Otomatis kafe yang berada di Jakarta di ambil alih sementara oleh lyodra, namun sepertinya gadis maxime itu terlalu sibuk buat rebahan. Hingga ia tidak mengetahui akan ada kejutan menantinya. "Mah, papah pergi dulu. Jangan lupa nanti pas papah jemput mamah harus udah ready" bisik maxime, linda mengangguk lalu mencium takzim punggung telapak tangan maxime. "Hati-hati dijalan pah, dah." Ucap linda, seraya melambaikan tangan kearah mobil yang ditumpangi maxime beserta drivernya. **Notifikasi berbunyi dari layar ponsel lyodraRara Bawel : Hari ini gue sama sintya masuk pagi, lo datang kan? Dengan malas lyodra membaca pesan tersebut, lalu ia ingat hari ini lyo harus datang ke kafe menggantikan papanya. Kafe yang dimiliki keluarga lyodra cukup besar, mempunyai 20 karyawan terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun yang sangat l

  • Loving The wrong person   Pertemuan kedua

    "Kita mau kemana nih?" Tanya rara. "Ke hatimuu." Jawab lyo dengan nada kocak. "Anying, receh lo beb." "Gue tanya lo laper ngak?" "Hehe, iya beb gue laper. Lo tau aja deh kalau perut gue lagi--" "Ck! Gue udah tau, buru pake sabuk pengamannya gue mau gas nih." "Emang ngak ada akhlak lo beb." Mobil yang dikendarai lyo hampir sampai di restauran, dengan kecepatan sedang keduanya masih bisa menikmati pemandangan kota di malam hari. "Astaga, lyo lihat itu si brengsek. Eh david maksudnya, hehe." Tunjuk rara ke sebrang jalan. Terlihat david tengah menuntun sepeda motor jenis sporty, Ia celingukan seperti menunggu seseorang. "Ck!" "Eh, eh, ngapain kok mobilnya putar arah?" Protes rara. "Brisik lo ra!" "Itu kan cowok gue, serah gue lah. Gue mau samperin dia." Timpal lyodra sewot. Ketika mobil yang

  • Loving The wrong person   Jodoh pilihan papa

    Waktu menunjukan pukul 09:00, Namun belum ada tanda-tanda Lyodra bangun. Padahal di meja makan sudah ada suara dentingan sendok beradu dengan garpu. "Mah Lyodra mana?" Tanya Maxime papanya Lyodra. "Masih tidur Pah. Tadi malam dia habis pulang larut malam."ujar Linda lesu. " Tanggepan Lyo gimana, soal perjodohannya dengan uztadz Reyhan?" "Feeling Mama dia ngak bakalan mau si Pah, tau sendiri Papa Lyo itu anaknya gimana." Tutur linda ke maxime. "Jadi, Mama belum kasih tau juga ke Lyodra?" Linda menggeleng. "Papa pikir aja dia anak kita satu-satunya pa. Masak papa tega jodohin anak kita tanpa membicarakan kepadanya terlebih dahulu." Linda kesal dengan maxime yang terkesan tega dengan putrinya sendiri.Linda menyuap nasi kedalam mulutnya, ia masih berharap maxime mau membatalkan perjodohan lyodra dengan putra dari kawannya maxime. "Bukannya papa udah

DMCA.com Protection Status