Home / All / Loving The wrong person / Jodoh pilihan papa

Share

Jodoh pilihan papa

Author: Senja
last update Last Updated: 2021-08-22 01:36:40

Waktu menunjukan pukul 09:00, Namun belum ada tanda-tanda Lyodra bangun. Padahal di meja makan sudah ada suara dentingan sendok beradu dengan garpu.

 "Mah Lyodra mana?" Tanya Maxime papanya Lyodra.

 "Masih tidur Pah. Tadi malam dia habis pulang larut malam."ujar Linda lesu.

 " Tanggepan Lyo gimana, soal perjodohannya dengan uztadz Reyhan?"

 "Feeling Mama dia ngak bakalan mau si Pah, tau sendiri Papa Lyo itu anaknya gimana." Tutur linda ke maxime.

 "Jadi, Mama belum kasih tau juga ke Lyodra?" Linda menggeleng.

 "Papa pikir aja dia anak kita satu-satunya pa. Masak papa tega jodohin anak kita tanpa  membicarakan kepadanya terlebih dahulu." Linda kesal dengan maxime yang terkesan tega dengan putrinya sendiri.Linda menyuap nasi kedalam mulutnya, ia masih berharap maxime mau membatalkan perjodohan lyodra dengan putra dari kawannya maxime.

 "Bukannya papa udah kasih tau mama jauh hari?" Nada bicara maxime memelan seperti menahan amarah.

 "Pa. Sebulan dua bulan itu masa perkenalan yang sangat singkat pa, Masak baru kenal udah disuruh nikah." Seloroh linda yang membuat Maxime meninggikan nada suaranya naik satu oktaf.

 "TAPI KEPUTUSAN PAPA SUDAH FINAL SEBULAN LAGI LYO AKAN MENIKAH DENGAN REYHAN." Ucapnya tegas.

 "APAA MENIKAH?? Tidak, lyo tidak mau titik!!" Gadis maxime mendengar semua percakapannya barusan dengan linda.

 "Nak, Mau ya papa kenalin sama anak sahabat papa. Dia anaknya baik good attitude dan dia juga berpendidikan." Bujuk maxime kepada lyodra.

 "Ngak! Lyo ngak mau titik!" Lyodra mencelos membuang muka.

  "Lyo ayolah! Ini demi masa depan kamu." Paksa maxime.

 "BIG NO!" Lyo meninggalkan Maxime begitu saja, sedangkan Linda masih melihat pemandangn didepan meja makan yang sama sekali tidak menarik baginya.

Gubbrak!!

Suara meja yang dipukul keras oleh Maxime, rahangnya kini mengeras, sekuat tenaga ia menahan amarahnya namun gagal, karena bukan kali ini saja lyodra tidak pernah nurut dengannya.

 

Lyodra berjalan menyusuri bibir kolam renang, seraya berjalan dengan kaki menendangi apa saja yang berada di depannya. Gadis itu sedikit ceroboh hampir saja ia terpeleset dan tercebur kedalam kolam renangnya.

 "LYODRA. KAMU HARUS MAU!" Tutur maxime Ia menghampiri putrinya.

 "Tapi Pah.." rengek lyodra.

 "Itu sudah menjadi keputusan Papa,  Demi masa depan kamu, kali ini saja papa minta kamu nurut sama perintah papa. Bisa?" Tutur maxime penuh dengan penekanan.Lyodra menatap nanar kearah siluet maxime yang perlahan menghilang.

Maxime usianya  sudah tak muda lagi, namun ia tetap gagah dan berkharisma. Layaknya HOT DADDY. Ia type ayah yang penyayang kepada keluarga, namun inilah caranya menyelamatkan masa depan putri satu satunya dengan cara menjodohkannya dengan reyhan, pria yang baik.

  "Hiks.. hiks!" Tangisnya memecah keheningan.

 "Papa jahat ma.." 

 "Papa sekarang jahat, papa tega bentak lyo mah." Rengeknya lagi.

 "Papa ngak bentak kamu sayang, tadi cuman agak keras aja pelafalannya." Sergah linda seraya menyembunyikan senyumnya.

 "Sudah ya sayang nurut aja apa kata Papa." Linda memeluk hangat putrinya.

"Tapi Ma, hiks, Lyo udah punya pasangan. Dan Lyo cinta mati sama dia." Ujarnya seraya beruraian air mata. Gadis cantik itu tidak mau mengecewakan david. Pasalnya Lyo juga sangat mencintai David, bahkan dalam benaknya sempat terbesit kalau David menginginkan sesuatu pada dirinya, Ia berjanji akan memenuhi semua keinginannya. Meskipun harus menentang ajaran agama.

 **

 "Lyo, sini sayang!" Panggil maxime. Lyo menatap raut wajah maxime, ragu.

 "I-iiya pah, ada apa?" Lyo manja, tapi dia juga penakut kalau sudah lihat muka maxime seperti tadi, merah padam.

 "Kenalkan, ini calon suamimu. Namanya reyhan, dia seorang uztad." Dengan ekspresi kaget, lyo langsung menelan salivanya Ia tak menyangka bakal dijodohin dengan seorang uztad , bahkan sekarang sosok itu sudah ada di hadapannya.

 "Maaf, tapi saya bukan uztad om." Sangkal rey.

 "Hahaha! Om becanda, siapa tau ucapan adalah doa. Oh iya kenalin ini putri om yang nanti bakal jadi calon istri kamu, lyodra kenalan dong." Tutur maxime seraya menyenggol lengan putrinya.

 "Halo gue lyodra! Tpycal cowok idaman gue ganteng, macho, mapan." Dengan terpaksa tangan lyo terulur mengajak jabat tangan, namun masih dengan ekspresi membuang muka. Lama tak ada balasan ternyata reyhan lebih memilih menangkupkan kedua tanggannya di dada. Lyodra dibuat kesal oleh pria asing didepannya ini.

 "Sok banget anjimm!" Sarkasnya ke reyhan.

 "Lyo!" Bentak maxime kepada gadisnya.

 "Maaf ya rey, Lyodra ini memang begitu. Tapi sebenarnya dia gadis yang sangat lembut dan baik hati." Tutur maxime, yang membuat lyo tambah kesal.

 "Ahklak gue ancurr, masih mau lo sama gue." Gumamnya pelan tapi masih terdengar oleh reyhan. Reyhan beristighfar seraya mengatur nafas.

 "Oh ya, gimana kabar ibumu, sehat?" Maxime duduk menyilang sambil menyeruput kopi buatan Linda tadi yang tinggal sedikit.

 "Alhamdulillah sehat, beliau juga menanyakan kabar Om. Katanya dalam waktu dekat ini beliau ingin bersilaturahim kemari dengan keluarga om maxime."

 "Boleh boleh silahkan, pintu rumah ini terbuka lebar untuk keluarga besarmu rey."

 "Lyo, papa mau kedalam dulu, Kamu ajakin ngobrol rey dulu, biar lebih akrab." Ujarnya sambil berlalu.

Hening beberapa saat.

 "Tadi kamu sempet spill cowok idaman kamu ke aku." Dengan masih menunduk reyhan membuka obrolan lebih dulu.

 "Ya!" Balas lyo jutek.

 "Apa kamu pernah pacaran?" Tanya rey ragu.

 "Pikir aja sendiri." Balasnya seraya membuang muka.

Suasana hening kembali, tak berapa lama Linda datang dengan membawakan dua cup starbuck coffe. Linda sempat melihat raut wajah putrinya yang terlihat jutek, namun kemudian menatap lekat reyhan.

 "Reyhan?" Panggil linda perlahan.

 "I--iya tante, Saya reyhan." Ucapnya sedikit grogi, pasalnya linda menatapnya dalam dalam.

 "Silahkan di minum, Tante masuk dulu." Linda pergi namun ia tak lupa memberikan senyum semangat kearah putrinya.

 "Vangke, gayanya sok jaim banget! Sok akrab banget padahal di depan gue kek patung, cuman diem aja, sekali ngajakin ngobrol. Pertanyaanya bikin gue sewot!" Batin lyodra kesal 

 "Gue cabut dulu ke belakang." Ucap lyo, tapi tak ada balasan apapun dari reyhan.

 "Bibit bibit kanebo kering!" Cicitnya.

Lyodra memilih masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur kesayangannya. Menatap langit langit kamar lalu membayangkan menikah di usia muda, apalagi menikah dengan cara dijodohkan sama sekali bukan cita-citanya. Lyo memeluk guling kesayangannya memejamkan mata lalu tertidur.

Lyodra terbangun kala suara ketukan terdengar di pintu kamarnya, Lyo memilih untuk mengabaikannya. Lalu seseorang masuk dengan raut keheranan.

 "Beb bangun dong."

 "Bangun! Bangun!" Rara memukul pantat lyo dengan boneka teddy bear disamping ranjangnya.

 "Lyo, bangun ih. Lihat udah jam berapa masak belum bangun juga." Ucap rara kesal, karena rara tidak berhasil membangunkan lyo.

 "Ih, apaan sih berisik banget!" Akhirnya putri kesayangan linda itu bangun juga.

 "Beb kamu tu jahat banget, ih." Ucap rara, namun justru tanggepan Lyo bikin emosi ia menguap, lalu melemparkan balik teddy bear kearah rara.

 "Lo dateng ke kamar gue, tanpa permisi  terus bangunin gue secara paksa. Terus jahat gue dimana? Yang ada lo tu ra, yang jahat." Balas lyo tak kalah sengit.

 "Hehe, bukan itu yang gue mau bilang. Ini soal calon suami lo."

 "Calon suami, David maksudnya?"

 "Bukaannn, ih. Reyhan, jodoh pilihan papa kamu. Tadi dia nungguin sampe lama lo, kata mamamu waktu om maxime pergi ada keperluan mendadak, kamu malah ninggalin dia, tidur."

 "Sumpah lyo, lo jahat banget."

 "Bodo amat! Suruh siapa ngarepin gue, terus tu manusia sekarang dimana?"

 "Ya ampun beb, kasar banget si." Cicit rara tak terima.

 "Sekarang reyhan udah pergi." Balas rara lesu.

 "Bagus deh kalau gitu."

 "Jadi lo udah tau tentang, eh siapa tadi nama bocil barusan?" Ejek lyo.

 "Reyhan. Bukan bocil lyo, itu umurannya udah matang tapi baby face gitu. Ih cute tau!"

 "Tadi lihat?"

 "Iya tadi gue lihat pas dia mau pulang."

 "btw jam berapa sekarang ra?

 "Jam 7 malam."

 "APAA? Jadi gue tidur lama banget ya tadi." Lyodra tak menyangka kenapa bisa se-kebo itu.

 "Baru sadar." Timpal rara.

 "Yaudah lo mandi dulu gih biar bersih, gue kedepan dulu soalnya gue mau ngomong sesuatu ma nyokap lo beb."

 "Ok!"

 Di taman samping rara sedang mememani linda menyiram beberapa tanaman kesayangannya seperti anggrek dan sejenis monstera pun ada, Keduanya terlihat akrab.

 "Pantes dicariin di depan ngak ada, ternyata disini. Lagi pada bicarain apa sih kok kayak seneng banget pada senyam senyum?" Tanya lyo curiga.

 "Ada deh." Balas linda dengan mengerlingkan mata kearah rara. 

 "Lo bersyukur banget lyo berada di keluarga ini, punya ibu yang penyabar dan sosok keluarga kecil yang sangat hangat. Aku bahkan tidak pernah ngerasain kek gini" Batin rara nelangsa.

 "Rara kok ngelamun si." Tegur linda yang membuat rara sedikit terkejut.

 "Kebiasaan tuh mah rara, kalau lagi di cafe juga dia kadang suka ngelamun mah. Udah dimarahin aja, kalau ngak dipecat aja sekalian mah." Canda lyo.

 "Eh jangan dong beb." Timpal rara khawatir. Lyodra tertawa bahagia.

 "Lyo, kenapa tadi kamu tinggalin reyhan didepan? Untung tadi papa kamu lagi keluar, kalau ngak pasti papa marah lagi." Nasehat linda pelan.

 "Maaf mah.." Gadis ayu itu menunduk merasa bersalah, tapi bohong. Nyatanya ia tertawa dalam hati, puas. Linda menggelengkan kepala tau betul sifat putrinya seperti apa.

 "Oh ya emang rara suka mikirin apa, kok sampe ngelamun di tempat kerja?" Tanya linda penuh perhatian. Bagi linda rara sudah dianggap anak sendiri di keluarga ini 

 "Ngak kok tan, hehe." Rara tersenyum kikuk.

 "Yaudah kalau gitu, kita cabut yuk." Ajak lyo.

 "Kemana?"

 "Udah ikut aja." 

 "Mah lyo keluar dulu." Pamit lyodra.

 "Mari tan. Rara sekalian pamit pulang ya? Pamit rara, mencium punggung tangan linda.

 "Iya, baik baik dijalan." Linda menyudahi aktivitas menyiram tanamannya, lalu masuk kedalam rumah. Ia sempat kefikiran omongannya rara barusan, Ia merasa kasihan padanya. Pasalnya tadi rara sempat bilang kalau dirumah ia yang mengerjakan pekerjaan rumah sendiri sedangkan Ibunya mengurus ayah dan keempat adiknya.

Related chapters

  • Loving The wrong person   Pertemuan kedua

    "Kita mau kemana nih?" Tanya rara. "Ke hatimuu." Jawab lyo dengan nada kocak. "Anying, receh lo beb." "Gue tanya lo laper ngak?" "Hehe, iya beb gue laper. Lo tau aja deh kalau perut gue lagi--" "Ck! Gue udah tau, buru pake sabuk pengamannya gue mau gas nih." "Emang ngak ada akhlak lo beb." Mobil yang dikendarai lyo hampir sampai di restauran, dengan kecepatan sedang keduanya masih bisa menikmati pemandangan kota di malam hari. "Astaga, lyo lihat itu si brengsek. Eh david maksudnya, hehe." Tunjuk rara ke sebrang jalan. Terlihat david tengah menuntun sepeda motor jenis sporty, Ia celingukan seperti menunggu seseorang. "Ck!" "Eh, eh, ngapain kok mobilnya putar arah?" Protes rara. "Brisik lo ra!" "Itu kan cowok gue, serah gue lah. Gue mau samperin dia." Timpal lyodra sewot. Ketika mobil yang

    Last Updated : 2021-08-22
  • Loving The wrong person   Lamaran ala tahu bulat

    Senin sibuk, maxime hari ini ada jadwal keluar kota untuk launching kafe barunya. Otomatis kafe yang berada di Jakarta di ambil alih sementara oleh lyodra, namun sepertinya gadis maxime itu terlalu sibuk buat rebahan. Hingga ia tidak mengetahui akan ada kejutan menantinya. "Mah, papah pergi dulu. Jangan lupa nanti pas papah jemput mamah harus udah ready" bisik maxime, linda mengangguk lalu mencium takzim punggung telapak tangan maxime. "Hati-hati dijalan pah, dah." Ucap linda, seraya melambaikan tangan kearah mobil yang ditumpangi maxime beserta drivernya. **Notifikasi berbunyi dari layar ponsel lyodraRara Bawel : Hari ini gue sama sintya masuk pagi, lo datang kan? Dengan malas lyodra membaca pesan tersebut, lalu ia ingat hari ini lyo harus datang ke kafe menggantikan papanya. Kafe yang dimiliki keluarga lyodra cukup besar, mempunyai 20 karyawan terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun yang sangat l

    Last Updated : 2021-08-22
  • Loving The wrong person   Antara amanah dan masa lalu.

    "Jadi gimana? Nak lyodra mau terima lamaran reyhan?" Ujar Margin basa basi. Sebenarnya margin tidak setuju reyhan melamar putri kesayangan maxime tersebut. Ia bahkan berharap kalau lyodra menolak lamaran reyhan putra sulungnya, pasalnya margin bakalan jodohin reyhan dengan putri dari temannya yang bernama wati. Sengaja ia datang dari Jombang untuk mampir kerumah wati yang berada di Jakarta. "Mmm---" Gumam lyodra wajahnya yang cantik alami berubah pucat pasi, ia sangat sangat gugup. Dihadapannya, reyhan menatap Lyodra seolah menanti jawaban pasti. "Maaf bu, lyo--" Maxime tersenyum manis kearah lyodra, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah seolah marah. Seolah menuntut janji oleh putrinya itu. Pasalnya pernah berjanji untuk kali ini saja menuruti kata kata papanya. "Lyo, mau menerima lamaran rey." Dengan mantap lyodra mengatakan itu di hadapan kedua belah keluarga, Margin yang kebetulan sedang meneguk air mineralnya&n

    Last Updated : 2021-08-24
  • Loving The wrong person   Forced

    Ting! Bunyi notifikasi dari handpone lyodra, Disitu tertulis nama "Forced" alias terpaksa, bukan tanpa alesan lyodra save nomer reyhan juga terpaksa dan takdir cintanya pun dipaksa oleh orang tuanya. Hiks! Sungguh ironis Forced. [Assalamualaikum..] [ Jika namamu yang tertulis di Lauhul mahfudz untuk diriku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan untuk diri kita, Tugasku mencari dirimu dan menyempurnakan separuh agamaku.] Deg! Jantung Lyodra berdegub kencang setelah membaca pesan dari reyhan. Belum pernah ada lelaki berkata seserius itu dengan lyodra, tak ada bandingannya dengan David yang selalu menghadiahinya janji palsu. Namun Lyodra terlanjur menyamakan semua cowok itu sama. [Jangan sok melangitkan rasa!] Balas lyodra. Reyhan mencerna balasan dari pesannya, sedikit menohok baginya, tapi Reyhan terus berusaha untuk bersabar menghadapi sikap lyodra yang sedikit kasar. Karena

    Last Updated : 2021-08-26
  • Loving The wrong person   Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

    [InshaAllah dengan seijin Allah, aku menerimamu dan siap membimbingmu] Malam berganti pagi, Lyodra tak bergeming Ia kembali menggigit bibir bawahnya, berfikir ulang agar Reyhan mau berbesar hati membatalkan perjodohan ini. Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk bertemu dengannya secara FACE TO FACE tanpa perantara. [Share lok sekarang] send. [Ada apa?] Untung saja Reyhan masih sempat melihat ponselnya sebelum Ia pergi ke luar kota sekarang. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Lyodra meminta kepada Reyhan untuk bertemu. [Gue mau ke rumah lo, mau ketemu lo, kita perlu bicara sekarang!] [Ga usah, nanti kalau udah waktunya kamu bakalan ketemu aku terus.] Lyodra mencebik kesal setelah membaca balasan dari pesannya. "Nyebelin emang, kepedean amat jadi cowok." [Mau ngobrol penting] [Plis, Lo sekarang dimana share lok buru!]

    Last Updated : 2021-10-14
  • Loving The wrong person   Story of Rara

    "Besok lagi kalau mau pulang duluan ngabarin, jangan ngilang gitu aja!" Cerca Rey ke Rissa. "Lah kan udah ngabarin, abang aja yang lupa. Kan dari tadi malam Rissa udah bilang mau nusul abang ke Jakarta, eh malah ngak di respon. Dikira Rissa becanda ya bang." Cicit Rissa tak merasa bersalah. Padahal Reyhan merasa khawatir, karena dari shubuh Margin telepon ngabari kalau Rissa ngak jadi pulang ke rumahnya, tapi justru Ia malah nyusul abangnya ke Jakarta. Reyhan menatap tajam kearah Rissa, buru buru gadis usia 17 tahun itu menunduk takut dan memainkan jemarinya. "Tau ngak, abang ini khawatir." Reyhan membuang nafasnya perlahan, lalu menyenderkan bahunya di kursi game kesayangannya. "Alafuu, (Maaf) Rissa janji ngak bakal ngulangin lagi." Rissa mendekatkan jari kelingkingnya ke Reyhan. Dengan cepat reyhan menghindar dan merasa geli dengan tingkah sang adik. "Abang ini lucu ya, sama jari kelingking kok

    Last Updated : 2021-10-14
  • Loving The wrong person   Lyodra pingsan!

    "Lyodra hari ini Papa ada meeting ke luar kota, Kamu gantiin Papa dulu ya." Tutur Maxime lembut kepada Lyodra, sebenarnya Maxime itu penyayang, tak jarang juga Ia menuruti keinginan putrinya yang telah beranjak dewasa itu. "Iya Pah." Balas lyodra patuh, sembari mengaduk aduk buburnya. "Oh ya Pa, Lyo mau tanya boleh?" Tanya lyodra antusias. "Iya, anak kesayangan mau tanya apa?" Maxime mengusap sudut bibirnya yang terkena selai strawberry. "Apakah Reyhan punya adik?" "Hahh!" Mang oden ternganga mendengar ucapan putri majikannya barusan. Bahkan sekelas mang Oden saja mengetahui perjodohan putri majikannya. "Mang oden udah datang?" Maxime melirik kearah mang Oden. "Iya Bos, Hehe.. Yaudah mamang mau langsung ke belakang dulu." Pamitnya segera, Mang oden salah satu pembantu dirumah keluarga Maxime. Sengaja Ia mempekerjakan karyawan yang pulang pergi, tidak menginap

    Last Updated : 2021-10-18
  • Loving The wrong person   Membaik

    "Sayang--" Peluk Linda erat begitu memasuki kamar putrinya. "Maaf ya jadi ngrepotin kalian." Ucap Maxime ramah. "Iya pak, ngak papa kok. Malahan kita seneng bisa jagain Lyodra." Balas Sintya. "Kalian boleh pulang sekarang, dan kalian berdua boleh ambil cuti hari ini." "Makasih pak." Ujar mereka bersamaan."Kita berdua pamit pulang." Timpal rara menunduk. "Mari, pak, Bu, Lyo." "Ra, Sin. Thank you ya, udah mau jagain gue." "Iya beb, lekas pulih ya." Titah Rara diangguki oleh Lyodra. Lalu keduanya pergi diantar oleh supir pribadi Maxime. "Mamah, Papah, kok bisa tau Rara pingsan? Padahal Lyo udah menyuruh mereka agar tidak merepotkan kalian." Ujarnya dengan suara sedikit lemah. "Bukan mereka, tapi Nata yang telepon Papah malam itu." Maxime men

    Last Updated : 2021-11-14

Latest chapter

  • Loving The wrong person   Membaik

    "Sayang--" Peluk Linda erat begitu memasuki kamar putrinya. "Maaf ya jadi ngrepotin kalian." Ucap Maxime ramah. "Iya pak, ngak papa kok. Malahan kita seneng bisa jagain Lyodra." Balas Sintya. "Kalian boleh pulang sekarang, dan kalian berdua boleh ambil cuti hari ini." "Makasih pak." Ujar mereka bersamaan."Kita berdua pamit pulang." Timpal rara menunduk. "Mari, pak, Bu, Lyo." "Ra, Sin. Thank you ya, udah mau jagain gue." "Iya beb, lekas pulih ya." Titah Rara diangguki oleh Lyodra. Lalu keduanya pergi diantar oleh supir pribadi Maxime. "Mamah, Papah, kok bisa tau Rara pingsan? Padahal Lyo udah menyuruh mereka agar tidak merepotkan kalian." Ujarnya dengan suara sedikit lemah. "Bukan mereka, tapi Nata yang telepon Papah malam itu." Maxime men

  • Loving The wrong person   Lyodra pingsan!

    "Lyodra hari ini Papa ada meeting ke luar kota, Kamu gantiin Papa dulu ya." Tutur Maxime lembut kepada Lyodra, sebenarnya Maxime itu penyayang, tak jarang juga Ia menuruti keinginan putrinya yang telah beranjak dewasa itu. "Iya Pah." Balas lyodra patuh, sembari mengaduk aduk buburnya. "Oh ya Pa, Lyo mau tanya boleh?" Tanya lyodra antusias. "Iya, anak kesayangan mau tanya apa?" Maxime mengusap sudut bibirnya yang terkena selai strawberry. "Apakah Reyhan punya adik?" "Hahh!" Mang oden ternganga mendengar ucapan putri majikannya barusan. Bahkan sekelas mang Oden saja mengetahui perjodohan putri majikannya. "Mang oden udah datang?" Maxime melirik kearah mang Oden. "Iya Bos, Hehe.. Yaudah mamang mau langsung ke belakang dulu." Pamitnya segera, Mang oden salah satu pembantu dirumah keluarga Maxime. Sengaja Ia mempekerjakan karyawan yang pulang pergi, tidak menginap

  • Loving The wrong person   Story of Rara

    "Besok lagi kalau mau pulang duluan ngabarin, jangan ngilang gitu aja!" Cerca Rey ke Rissa. "Lah kan udah ngabarin, abang aja yang lupa. Kan dari tadi malam Rissa udah bilang mau nusul abang ke Jakarta, eh malah ngak di respon. Dikira Rissa becanda ya bang." Cicit Rissa tak merasa bersalah. Padahal Reyhan merasa khawatir, karena dari shubuh Margin telepon ngabari kalau Rissa ngak jadi pulang ke rumahnya, tapi justru Ia malah nyusul abangnya ke Jakarta. Reyhan menatap tajam kearah Rissa, buru buru gadis usia 17 tahun itu menunduk takut dan memainkan jemarinya. "Tau ngak, abang ini khawatir." Reyhan membuang nafasnya perlahan, lalu menyenderkan bahunya di kursi game kesayangannya. "Alafuu, (Maaf) Rissa janji ngak bakal ngulangin lagi." Rissa mendekatkan jari kelingkingnya ke Reyhan. Dengan cepat reyhan menghindar dan merasa geli dengan tingkah sang adik. "Abang ini lucu ya, sama jari kelingking kok

  • Loving The wrong person   Reyhan yang baperan atau Lyodra yang kasar

    [InshaAllah dengan seijin Allah, aku menerimamu dan siap membimbingmu] Malam berganti pagi, Lyodra tak bergeming Ia kembali menggigit bibir bawahnya, berfikir ulang agar Reyhan mau berbesar hati membatalkan perjodohan ini. Akhirnya hari ini ia memutuskan untuk bertemu dengannya secara FACE TO FACE tanpa perantara. [Share lok sekarang] send. [Ada apa?] Untung saja Reyhan masih sempat melihat ponselnya sebelum Ia pergi ke luar kota sekarang. Dengan mengumpulkan segenap keberaniannya Lyodra meminta kepada Reyhan untuk bertemu. [Gue mau ke rumah lo, mau ketemu lo, kita perlu bicara sekarang!] [Ga usah, nanti kalau udah waktunya kamu bakalan ketemu aku terus.] Lyodra mencebik kesal setelah membaca balasan dari pesannya. "Nyebelin emang, kepedean amat jadi cowok." [Mau ngobrol penting] [Plis, Lo sekarang dimana share lok buru!]

  • Loving The wrong person   Forced

    Ting! Bunyi notifikasi dari handpone lyodra, Disitu tertulis nama "Forced" alias terpaksa, bukan tanpa alesan lyodra save nomer reyhan juga terpaksa dan takdir cintanya pun dipaksa oleh orang tuanya. Hiks! Sungguh ironis Forced. [Assalamualaikum..] [ Jika namamu yang tertulis di Lauhul mahfudz untuk diriku, niscaya rasa cinta itu akan Allah tanamkan untuk diri kita, Tugasku mencari dirimu dan menyempurnakan separuh agamaku.] Deg! Jantung Lyodra berdegub kencang setelah membaca pesan dari reyhan. Belum pernah ada lelaki berkata seserius itu dengan lyodra, tak ada bandingannya dengan David yang selalu menghadiahinya janji palsu. Namun Lyodra terlanjur menyamakan semua cowok itu sama. [Jangan sok melangitkan rasa!] Balas lyodra. Reyhan mencerna balasan dari pesannya, sedikit menohok baginya, tapi Reyhan terus berusaha untuk bersabar menghadapi sikap lyodra yang sedikit kasar. Karena

  • Loving The wrong person   Antara amanah dan masa lalu.

    "Jadi gimana? Nak lyodra mau terima lamaran reyhan?" Ujar Margin basa basi. Sebenarnya margin tidak setuju reyhan melamar putri kesayangan maxime tersebut. Ia bahkan berharap kalau lyodra menolak lamaran reyhan putra sulungnya, pasalnya margin bakalan jodohin reyhan dengan putri dari temannya yang bernama wati. Sengaja ia datang dari Jombang untuk mampir kerumah wati yang berada di Jakarta. "Mmm---" Gumam lyodra wajahnya yang cantik alami berubah pucat pasi, ia sangat sangat gugup. Dihadapannya, reyhan menatap Lyodra seolah menanti jawaban pasti. "Maaf bu, lyo--" Maxime tersenyum manis kearah lyodra, namun sedetik kemudian ekspresinya berubah seolah marah. Seolah menuntut janji oleh putrinya itu. Pasalnya pernah berjanji untuk kali ini saja menuruti kata kata papanya. "Lyo, mau menerima lamaran rey." Dengan mantap lyodra mengatakan itu di hadapan kedua belah keluarga, Margin yang kebetulan sedang meneguk air mineralnya&n

  • Loving The wrong person   Lamaran ala tahu bulat

    Senin sibuk, maxime hari ini ada jadwal keluar kota untuk launching kafe barunya. Otomatis kafe yang berada di Jakarta di ambil alih sementara oleh lyodra, namun sepertinya gadis maxime itu terlalu sibuk buat rebahan. Hingga ia tidak mengetahui akan ada kejutan menantinya. "Mah, papah pergi dulu. Jangan lupa nanti pas papah jemput mamah harus udah ready" bisik maxime, linda mengangguk lalu mencium takzim punggung telapak tangan maxime. "Hati-hati dijalan pah, dah." Ucap linda, seraya melambaikan tangan kearah mobil yang ditumpangi maxime beserta drivernya. **Notifikasi berbunyi dari layar ponsel lyodraRara Bawel : Hari ini gue sama sintya masuk pagi, lo datang kan? Dengan malas lyodra membaca pesan tersebut, lalu ia ingat hari ini lyo harus datang ke kafe menggantikan papanya. Kafe yang dimiliki keluarga lyodra cukup besar, mempunyai 20 karyawan terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun yang sangat l

  • Loving The wrong person   Pertemuan kedua

    "Kita mau kemana nih?" Tanya rara. "Ke hatimuu." Jawab lyo dengan nada kocak. "Anying, receh lo beb." "Gue tanya lo laper ngak?" "Hehe, iya beb gue laper. Lo tau aja deh kalau perut gue lagi--" "Ck! Gue udah tau, buru pake sabuk pengamannya gue mau gas nih." "Emang ngak ada akhlak lo beb." Mobil yang dikendarai lyo hampir sampai di restauran, dengan kecepatan sedang keduanya masih bisa menikmati pemandangan kota di malam hari. "Astaga, lyo lihat itu si brengsek. Eh david maksudnya, hehe." Tunjuk rara ke sebrang jalan. Terlihat david tengah menuntun sepeda motor jenis sporty, Ia celingukan seperti menunggu seseorang. "Ck!" "Eh, eh, ngapain kok mobilnya putar arah?" Protes rara. "Brisik lo ra!" "Itu kan cowok gue, serah gue lah. Gue mau samperin dia." Timpal lyodra sewot. Ketika mobil yang

  • Loving The wrong person   Jodoh pilihan papa

    Waktu menunjukan pukul 09:00, Namun belum ada tanda-tanda Lyodra bangun. Padahal di meja makan sudah ada suara dentingan sendok beradu dengan garpu. "Mah Lyodra mana?" Tanya Maxime papanya Lyodra. "Masih tidur Pah. Tadi malam dia habis pulang larut malam."ujar Linda lesu. " Tanggepan Lyo gimana, soal perjodohannya dengan uztadz Reyhan?" "Feeling Mama dia ngak bakalan mau si Pah, tau sendiri Papa Lyo itu anaknya gimana." Tutur linda ke maxime. "Jadi, Mama belum kasih tau juga ke Lyodra?" Linda menggeleng. "Papa pikir aja dia anak kita satu-satunya pa. Masak papa tega jodohin anak kita tanpa membicarakan kepadanya terlebih dahulu." Linda kesal dengan maxime yang terkesan tega dengan putrinya sendiri.Linda menyuap nasi kedalam mulutnya, ia masih berharap maxime mau membatalkan perjodohan lyodra dengan putra dari kawannya maxime. "Bukannya papa udah

DMCA.com Protection Status