"Aku akan mencari tahu kenapa barang Emily bisa di tangan Megan." Harry mengambil bandul kalung itu dan memperhatikan seksama. Perlahan wajahnya menjadi sendu mengingat tentang Emily kecilnya. Harry merasakan tangan Kim meremas lengannya.
"Need want?" Wanita itu tidak menjawab, bibirnya gemetar sedang menahan air mata.
Harry mengambil tangan Kim dan menggenggamnya, ia tahu dari semua orang di dunia yang bersedih atas meninggalnya Emily dan Amber adalah Kim meski wanita itu tidak pernah mengeluh.
"Sayang, katakan sesuatu."
"Aku merindukan Emily." Ucap Kim tanpa sadar air matanya telah turun. "Naresh sudah menyelidiki kasus Emily tapi tidak ada yang dia dapat... sepertinya ada yang sengaja menutupi kematian Emily."
"Jangan menangis, sayang." Harry mengusap air mata Kim dengan lembut lalu mengecup kening wanita itu. "Kau harus bahagia, Kim."
Harry teringat akan perkataan Jimmy, dia pernah bilang bahwa Emily meninggal bukan karena kecelakaan di
"Harry!"Harry menghentikan langkahnya di lorong sekolah yang begitu sepi. Tidak ada orang yang berlalu lalang, dan sekarang sudah pukul tiga. Mata kuliahnya juga sudah selesai.Tatapan mata Harry tidak seperti dulu kepada Jelena, ia menatap wanita itu dingin. Ia tidak menyangka Jelena akan mengambil kesempatan dalam pertengkarannya dengan Kim. Kekasihnya merajuk karena Jelena memasukkan foto mereka ke akun Instagram wanita itu dengan caption mesra.Mungkin Jelena lupa status mereka hanya berteman. Dan foto itu diambil tanpa ia tahu.Dan satu lagi yang membuat Harry merasa harus menjauh dari Jelena, bahwa wanita itu masih menyukainya lebih dari teman. Ia tahu Jelena menyukainya tapi tidak menyangka pertemanan mereka tidak tulus. Jelena menginginkan posisi Kim di hatinya."Harry, kau marah padaku? Kau tidak membalas chat dan mengangkat teleponku. Jika ini masalah foto itu, aku sudah menghapusnya." Jelena menatap Harry sedih."Sepertinya ada y
Mobil mewah berhenti di depan bengkel Paman Vernon yang ada papan tulisan 'Bengkel Ekspress' Pukul 8 malam bengkel itu masih ramai dengan orang-orang dan mobil yang berjejer. Suara gelak tawa terdengar ricuh tanpa mereka sadar seorang wanita berjubah tebal turun dari mobil mewahnya.Asap lokomotif yang berasal dari mobil tak mengganggu mata abu-abunya untuk mencari seseorang."Siapa dia?" Kris lebih dulu menyadari kedatangan wanita itu. Para pemuda yang berdiri di bengkel itu tampak melihat wanita paruh baya itu dengan penuh minat."Sepertinya aku kenal." Ujar Martin."Harry..." suara wanita berumur empat puluh lima tahun itu memanggil pemuda yang berada di antara gerombolan itu."Bukankah itu ibunya Harry?" suara Martin di sebelah Thomas tampak kaget. Menurutnya Harry salah seorang manusia yang beruntung memiliki orangtua angkat kaya raya dan sekarang ibu kandungnya juga seperti dari golongan atas."Harry! Cepat kelu
Mr. N. ZaynMeksikoHarry terdiam membaca itu, ia ingat Leon mengambilnya dari daerah kumuh di Meksiko. Dan ternyata di sinilah orangtua kandungnya juga berasal."Apa ini?""Surat itu akan menjawab penasaranmu." Kata Natalie. "Tidakkah kau ingin tahu kenapa keluargamu hancur. Kau tidak ingin tahu penyebab ayahmu meninggal?" Natalie mengambil cangkir tehnya dengan tangan gemetaran, ia menghirup tehnya lalu mengelap mulutnya dengan tisu dari tasnya."Surat itu akan membuatmu mengerti tentang hubunganmu dengan Kim. Tentang penyebab kematian Ayahmu. Kau sekarang sudah besar dan bisa membalas kan dendam untuk ayahmu." Ucap Jimmy membuat Harry bangkit dari duduknya dengan amarah."KALIAN PASTI SEDANG MEMPERMAINKAN AKU DAN KIM!""APA KAU BILANG? IBUMU SUDAH DATANG DAN KAU MASIH KERAS KEPALA!" Jimmy balas berteriak. Kemarahannya seolah memenu
Jam kosong Kim sengaja mencari Harry ke kelasnya, namun pemuda itu tidak ada. Ia pun pergi ke kantin. Di sana tampak Kris dan Martin sedang duduk sambil mengobrol. Berbeda dengan Martin yang memasang wajah dingin, Kris tersenyum ramah melihat Kim.Dua wanita cantik duduk di sebelah mereka, Alice dan Mia. Kata Harry Mia anak fakultas ekonomi baru-baru ini menjalin hubungan dengan Kris. Wanita itu banyak memberikan perhatian saat Kris sakit."Hai, Kim." Sapa Kris. Kim tersenyum. "Kau mencari Harry?"Martin menarik nafas lalu membuangnya kasar. Senyum kecut terbit di wajahnya menoleh pada Kim. Ia tidak memberi kesempatan Kim menjawab pertanyaan Kris."Apa tidak bisa sehari saja kau tidak bergantung pada Harry?" decak Martin.Alice memeluk lengan Martin sambil melirik Kim sinis. Kedua orang itu terang-terangan memusuhi Kim. "Sayangnya kesadaran dirinya kurang, sayang."Kuping Kim mulai merah sekarang. Ia hampir ingin mengacak-a
"Seandainya jadi kau. Sudah lama aku menyelidiki siapa diriku." Ujar Juan pada Harry. Mereka sedang duduk di atas mobil menatap langit berwarna jingga."Aku pernah mencari tahu." Jawab Harry. "Setiap malam aku bermimpi buruk tentang kejadian-kejadian masa laluku. Sampai suatu hari mommy--- maksudku Ibu Kim." Ralat Harry. Ia tidak tahu harus merubah panggilan itu atau tetap memanggil mommy. Yang jelas Harry kecewa pada wanita yang telah membesarkannya itu."Sehari sebelum dia bunuh diri, dia memanggilku dan menitipkan pesan." Harry mengingat kembali malam saat Amber mabuk dan mengatakan 'Jaga baik-baik Kim, Harry. Jangan sakiti dia' dan ternyata ada sesuatu di balik ucapan itu."Apakah dia menceritakan juga tentang kelakuan buruk suaminya? Dia tahu kau dan Kim saling mencintai?" Juan semakin penasaran mendengar kisah Harry.Pria berambut coklat gelap itu mengangguk. "Dia tahu---dan dia melara
Pada dasarnya tujuan Leon Parker adalah membuat Harry di penjara agar tidak bertemu dengan Kim lagi. Namun mendengar pernyataan Harry membuat Leon ingin melenyapkan pemuda itu. Shit! Leon membanting bangku yang ia duduki. Membuat petugas di sebelahnya kaget."Tenang, Tuan.""Kau urus dia! Jangan sampai bedebah itu lolos!" Kata Leon geram. Bagaimana rasanya seorang ayah mendengar anaknya ditiduri pria yang paling ia benci. Ini mengingatkan Leon pada Hendrick Zayn.Leon mundar-mandir kehabisan akal. Banyak yang ia pikirkan untuk membuat Harry tetap di penjara.Setelah Leon bicara pada pengacaranya, Leon pergi mencari putrinya. Mungkin ingin mencari tahu kebenaran atas perkataan Harry kepada detektif itu. Tapi bukankah Kim telah memberitahunya tentang hubungan mereka? Tapi Leon tidak mengira hubungan mereka sejauh ini.Universitas tempat Kim menimba ilmu berada di tengah-tengah kota, dan Asramanya tidak terlalu jauh dari sana.
Kim sangat gugup memasuki area Yellostone. Entah mengapa perasaan ini datang tiba-tiba.Leon mengeluarkan kotak yang berisikan foto-foto dulu milik Amber Fawson ibunya. Namun yang menarik perhatian adalah pria yang bersama ibunya di foto itu."Itu adalah foto zaman ibumu di bangku SMA. Dia sangat cantik dan populer pada masa itu." Kata Leon melihat Kim yang sedang memperhatikan album foto itu. "Pria itu adalah pacarnya, Hendrick Eloise Zayn."Kelopak mata Kim terangkat melihat ayahnya. Rambutnya sudah beruban, tampak jelas kerutan di wajahnya. Ia pikir ayahnya adalah pria tampan yang beruntung bisa mendapatkan ibunya. Tapi melihat senyum bahagia yang terukir di wajah ibunya di foto itu. Pria itu adalah orang yang hebat bisa membuat ibunya tersenyum bahagia seperti itu."Tiga bulan setelah ibumu tamat kuliah, Daddy menikah dengan ibumu. Daddy pikir ibumu sangat bahagia dengan pernikahan kami. Dia sangat cantik. Setiap wanita di kota ini pasti
Kim mendengar kabar tentang Harry masuk ke kantor polisi, kemudian ia mendengar ibu Harry yang telah menyewa pengacara hebat untuk melepaskan Harry. Rasa khawatirnya telah berganti dengan kelegaan. Kim hanya bisa memendam kerinduannya.Di kampus Kim menghindar dari kumpulan Harry tempat biasa gerombolan pemuda itu berkumpul di kampus.Tapi, meski Harry melihat keberadaan Kim yang sedang berjalan tidak sengaja. Pria itu tampak tidak peduli padanya. Itu membuat Kim senang sekaligus sedih. Senang karena dengan begini mereka cepat untuk saling melupakan. Sedih karena tidak tahu alasan Harry menjauh darinya semenjak di area balapan itu. Apakah Harry tahu rahasia mereka?Yang membuat Kim kesal adalah saat Jelena dengan sengaja melingkarkan tangannya pada lengan Harry dan terus berada di sisi Harry kemana pun pria itu pergi. Tapi Kim tidak bisa berbuat apa-apa selain pasrah.Di kantin Kim duduk bersama Sandra, Lance, dan beberapa teman Lance termasuk